BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

Aditya Indra Kusuma, Armanto Witjaksono Universitas Bina Nusantara, Jakarta

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

Daftar Pertanyaan Wawancara

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

P.T. VICTORIA INSURANCE DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

PT Victoria Insurance Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB III METODE PENELITIAN

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

PT VICTORIA INSURANCE

Pedoman Tugas Akhir AKL2

Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah)

Reksa Dana AXA MaestroObligasi Plus

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

LAPORAN ARUS KAS PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 2 (revisi 2009) 22 Desember 2009

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

1 L a p o r a n T a h u n a n

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanITahun 2018 (dalam jutaan rupiah) Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanIV Tahun 2017 (dalam jutaan rupiah) Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanIIITahun 2017

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

Catatan 31 Maret Maret 2010

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

PT VICTORIA INSURANCE LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan...

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71 /POJK.05/2016 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

PT GARUDA METALINDO Tbk

) ( ASET INVESTASI

Rin cian , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau Bank

30 Juni 31 Desember

Rin cia n , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

PT VICTORIA INSURANCE Tbk

BAB IV PEMBAHASAN. dalam pengembangan solusi inovatif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dan

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

, , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

AKTUARIS DALAM SEKTOR JASA KEUANGAN. Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank 1A Otoritas Jasa Keuangan

Rin cian , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

IAS 7 Laporan Arus Kas

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank. yang berkaitan dengan penyajian instrumen keuangan:

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2013/ Triwulan IV Tahun 2013 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2014/ Triwulan I Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 Juni 2014/ Triwulan II Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA


Transkripsi:

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian 4.1.1 Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum Pada subbab ini penulis akan membahas mengenai bagaimana suatu perusahaan asuransi kerugian menjalankan kegiatan bisnisnya. Hal ini sangat penting untuk dipahami oleh pengguna laporan keuangan agar diperoleh gambaran secara menyeluruh bagaimana perusahaan asuransi kerugian mencapai tujuannya dalam memperoleh laba dari premi yang diterima dan pembayaran klaim terhadap nasabah. Asuransi memberikan perlindungan ekonomi dari risiko yang teridentifikasi terjadi atau ditemukan dalam periode tertentu. Asuransi merupakan produk unik yang biaya akhirnya seringkali tidak diketahui sampai lama setelah masa pertanggungan, sedangkan pembayaran pendapatan premi oleh pemegang polis diterima sebelum atau selama masa pertanggungan. Dalam proses bisnisnya perusahaan asuransi harus dapat memahami secara baik dan benar mengenai konsep risiko yang mungkin timbul dari akibat pertanggungan yang diambil dari suatu nilai benda baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Pemahaman dari konsep risiko ini harus dipisahkan dengan peril dan hazard karena memiliki pengertian yang berbeda. Peril adalah sebab kemungkinan rugi (terjadi adanya risiko) sedangkan hazard adalah sebuah keadaan yang membuat atau terjadinya kesempatan adanya risiko, untuk itu pengukuran risiko bagi perusahaan asuransi sangat sulit karena tidak dapat diduga. Disinilah tugas dari perusahaan asuransi menjamin tingkat assurance atau kepastian dalam menanggung risiko tertanggung melalui hukum kontrak asuransi yang 41

disepakati antara tertanggung dengan penanggung risiko yaitu perusahaan asuransi itu sendiri. Dalam asuransi kerugian terdapat konsep yang harus dipahami dengan benar agar tidak terjadi salah pengertian dangan asuransi jiwa. Konsep umum dari asuransi kerugian berfokus pada pertanggungan harta benda individu, kecelakaan, dan sebagian pertanggungan kesehatan dan hubungan bisnis yang lain yang sifatnya bukan asuransi jiwa. Produk yang ditawarkan oleh asuransi kerugian juga berbeda dengan asuransi jiwa yang umumnya terdiri dari asuransi kepemilikan terhadap suatu benda, asuransi pribadi, dan asuransi pertanggungan ke pihak ketiga. Dalam memasarkan produknya perusahaan asuransi kerugian dapat melakukannya dengan beberapa cara yaitu melakukan penjualan melalui agen, penjualan melalui broker, dan penjualan secara langsung kepada para konsumen yang sudah mengetahui secara langsung perusahaan asuransi tersebut. Setelah nasabah atau tertanggung mau untuk mengasuransikan risiko yang dimilikinya maka proses selanjutnya adalah perhitungan premi yang dilakukan oleh bagian aktuaria. Dalam perhitungan premi ini disesuaikan dengan tingkat risiko dari barang dan jasa yang diasuransikan. Penentuan tarif oleh aktuaria juga berbeda antara satu produk dengan produk yang lainnya sesuai dengan kelas dan kekhususan produk. Setelah aktuaria menghitung tingkat premi yang harus ditanggung oleh nasabah atau tertanggung maka akan diterbitkan polis yang berisikan aturan hukum yang harus diperhatikan dengan baik oleh nasabah dan dipahami untuk kemudian ditandatangani. Dari penerbitan polis ini merupakan penghasilan premi bruto yang dianggap sebagai hasil penjualan atau jumlah produksi oleh perusahaan asuransi. Penghasilan atau penerimaan premi tersebut oleh perusahaan asuransi akan dikelola ke dalam bentuk investasi baik melalui deposito wajib (statutory deposits) 42

maupun deposit umum yang disesuaikan dengan kebijakan perusahaan asuransi dalam menempatkan hasil keuangannya. Kebijakan dalam pengelolaan hasil keuangan ini dilaksanakan karena perusahaan asuransi kerugian merupakan lembaga perbankan non-bank yang harus mematuhi peraturan yang berlaku dalam hal memenuhi likuiditas dalam membayar kewajibannya dalam menanggung risiko tidak terduga yang dipertanggungkan dari nasabah. Dalam menanggung risiko dari nasabah, perusahaan asuransi dapat menahan dan membagi risiko tersebut. Sebagian risiko tersebut dapat dialihkan atau dibagikan kepada perusahaan atau pihak lain, dalam hal ini berarti perusahaan asuransi melakukan reasuransi terhadap risiko yang ditanggungnya. Hal ini dilakukan oleh perusahaan asuransi karena perusahaan asuransi menyadari kekuatannya dalam hal menanggung risiko atau tingkat retensi yang dapat ditanggungnya. Jika sebagian dari risiko telah direasuransikan maka sebagian lagi akan ditahan atau ditanggung oleh perusahaan asuransi tersebut. Kriteria dari risiko yang ditahan ini disesuaikan dengan kemampuan perusahaan asuransi dalam memperhitungkan tingkat retensi. Dalam perusahaan asuransi, bagian risiko yang ditahan ini merupakan penghasilan sesungguhnya (Net Premium Earned) dari perusahaan asuransi kerugian yang bersangkutan. Jika suatu ketika risiko yang diasuransikan oleh nasabah terjadi maka nasabah tersebut akan melakukan klaim terhadap perusahaan asuransi. Untuk merespon dari klaim yang dilakukan oleh nasabah maka setiap perusahaan asuransi kerugian memiliki departemen klaim yang khusus untuk menangani masalah klaim atas risiko harta benda atau kekayaan nasabah. Baik atau tidaknya perusahaan asuransi dapat dilihat dalam penanganan klaim yang menjadi acuan bagi nasabah atau calon nasabah. Perusahaan asuransi harus membayar tuntutan klaim sesuai 43

dengan yang dipertanggungkan secara pantas dan fair. Dalam perusahaan asuransi, klaim ini merupakan pusat biaya yang sesungguhnya (cost center) sedangkan biaya yang lain hanya merupakan biaya operasional rutin. Besaran klaim tersebut harus diperhitungkan dengan baik oleh perusahaan asuransi kerugian karena besaran jumlah angka klaim tersebut menentukan dalam memperhitungkan tingkat laba perusahaan asuransi kerugian. Berikut ini merupakan gambaran penyederhanaan kegiatan proses bisnis dari perusahaan asuransi kerugian. Gambar 4.1 Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum Menjual Produk Asuransi Menentukan Premi Menerbitkan Polis Membayar Klaim Laba 4.1.2 Proses Bisnis PT Asuransi Multi Artha Guna Perusahaan Asuransi Multi Artha Guna mempunyai komitmen bahwa dalam menjalankan proses bisnisnya sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Asuransi Multi Artha Guna menjalankan tata kelola perusahaan yang baik berkaitan dengan pengelolaan bisnis yang sehat dan beretika dalam usahanya untuk memenuhi Peraturan Menteri Keuangan No. 152/PMK.010/2012 tentang Tata Kelola Perusahaan yang Baik bagi Perusahaan Peransuransian. 44

Dalam meningkatkan dan memperkuat pertumbuhan dari perusahaan, maka perusahaan sangat berhati-hati dalam melakukan pengelolaan risiko agar perusahaan dapat berkembang dengan sehat dan mendapatkan hasil usaha yang baik. Prosedur kerja standar Asuransi Multi Artha Guna ditentukan bahwa sebelum sebuah risiko asuransi diterima maka harus dipastikan bahwa risiko tersebut telah terproteksi secara penuh, sehingga tidak membahayakan perusahaan bila terjadi klaim. Dalam hal ini harus terus menerus diperiksa apakah terjadi akumulasi risiko pada suatu tempat yang melebihi kapasitas dari kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko tersebut. Untuk itu perusahaan selalu memonitor seluruh risiko yang ditanggung oleh perusahaan agar risiko yang ditanggung memiliki profil risiko yang baik dan dijaga keseimbangannya untuk memberikan hasil underwriting yang maksimal. Perlindungan risiko yang ada, perusahaan mendapat dukungan dari proteksi perusahaan-perusahaan reasuransi nasional maupun internasional yang memiliki reputasi baik dan sesuai standar peringkat yang diisyaratkan. Penanganan klaim juga menjadi focus dari perusahaan. Untuk menangani klaim dari nasabah maka perusahaan menggunakan jasa pihak ketiga yang disebut dengan loss adjuster. Loss adjuster bertugas untuk melakukan survey atas klaim yang terjadi, mencari penyebab terjadinya klaim, menaksir kerugian yang ditanggung oleh perusahaan dan merekomendasikan jumlah ganti rugi. Selain itu perusahaan dapat secara cepat memberikan persetujuan klaim secara online. Pembayaran klaim tersebut yang telah disepakati jumlahnya akan dibayar dalam jangka waktu paling lambat tiga puluh hari, sesuai peraturan pemerintah yang berlaku. Untuk menjamin dana pembayaran klaim maka Asuransi MAG selalu mengatur penempatan dananya pada instrumen investasi yang likuid yang dapat dicairkan sewaktu waktu. Asuransi MAG menempatkan sebagian besar dananya 45

pada instrumen investasi yang berupa deposito dan obligasi yang memiliki risiko minimal, sebagian lainnya ditempatkan dalam bentuk reksadana, saham, penyertaan langsung maupun investasi dalam bentuk pembelian gedung kantor. Secara bertahap investasi-investasi dari Asuransi MAG yang kurang produktif akan ditukar dengan instrument investasi yang memberikan imbal hasil investasi yang lebih baik dengan memperhitungkan factor risiko seminimal mungkin sehingga akan berdampak pada perbaikan tingkat solvabilitas perusahaan. Asuransi MAG juga mematuhi peraturan pemerintah dalam memenuhi tingkat solvabilitas yang sering disebut dengan tingkat Risk Based Capital (RBC) seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.06/2005. Untuk menjaga tingkat solvabilitas tersebut, perusahaan menerapkan beberapa kebijakan antara lain memperbaiki struktur aktiva perusahaan, memonitor dengan ketat kewajiban dalam setiap jenis mata uang (currency mismatch), menerapkan pelatihan terhadap bagian underwriting untuk menyeleksi risiko guna meminimalkan terjadinya klaim, mempertahankan kualitas dari reasuradur, dan meningkatan efektivitas dari penagihan premi asuransi. Selain itu perusahaan juga berusaha menjaga likuiditasnya dengan memelihara pengelolaan piutang premi, karena itu perusahaan menentukan kebijakan bahwa minimal umur piutang premi maksimal 60 hari. Dalam menjaga likuiditas, manajemen perusahaan juga memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional perusahaan dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas, manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi atas arus kas dan arus kas aktual termasuk jadwal jatuh tempo hutang dan terus menerus melakukan pemantauan atas hasil koleksi premi agar didapat sumber pendanaan yang maksimal. 46

4.2 Analisis penyajian dan pengungkapan laporan keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna sesuai dengan PSAK 62 (2012) dan PSAK 28 (2012) Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2012. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tahun berjalan atau tahun sebelumnya: PSAK 62, Kontrak Asuransi Standar ini mengatur pelaporan keuangan kontrak asuransi oleh setiap entitas yang menerbitkan kontrak asuransi, mensyaratkan, pengembagan terbatas akuntansi asuradur untuk kontrak asuransi dan pengungkapan yang mengidentifikasikan dan menjelaskan jumlah dalam laporan keuangan asuradur yang timbul dari kontrak asuransi dan membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan dari kontrak asuransi. Standar ini diterapkan secara retrospektif sejak tanggal 1 Januari 2012. Dampak dari penerapan standar ini dijelaskan pada tabel 4.7 PSAK 28 (revisi 2012), Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian Standar revisi ini diterbitkan untuk melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi, untuk entitas yang menerbitkan kontrak asuransi kerugian yang masuk dalam ruang lingkup PSAK 62. Standar ini diterapkan sejak tanggal 1 Januari 2012. Dampak dari penerapan standar ini dijelaskan dalam tabel 4.7 47

4.2.1 Analisis penyajian dan komponen laporan keuangan yang diterbitkan oleh PT Asuransi Multi Artha Guna Pada subbab ini penulis akan membahas mengenai penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan Asuransi Multi Artha Guna. Dalam melakukan proses bisnisnya, perusahaan asuransi kerugian harus mendokumentasikan dan melaporkannya dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan ini digunakan oleh para stakeholder untuk menganalisis sesuai dengan kepentingan masing masing pihak. Nasabah dari perusahaan asuransi kerugian juga harus mengerti laporan keuangan perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut likuid dalam membayar klaim kepada nasabah. Penyajian laporan keuangan ini disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan. Untuk mempermudah administrasi akuntansi keuangan, khususnya dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan asuransi kerugian maka dibuatlah sistem pengkodean dan klasifikasi akun yang disebut dengan KODASI. KODASI ini disusun berdasarkan dan berpedoman kepada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Nomor 28 dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Nomor 36, serta Pedoman Akuntansi Asuransi Indonesia (PAKASI) baik untuk asuransi kerugian maupun asuransi jiwa. Kode Akun Asuransi Kerugian Indonesia (KODASI) disusun secara sistematis dengan menyediakan sembilan karakter yaitu (1) aktiva, (2) rekening antar kantor, (3) kewajiban, (4) utang, (5) ekuitas, (6) pendapatan, (7) beban asuransi, (8) beban pemasaran, (9) beban umum dan administrasi. Akun-akun tersebut dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan perusahaan asuransi kerugian tanpa merubah dan menggangu sistematika yang telah ditetapkan. 48

Selain itu bagi perusahaan asuransi kerugian yang mencatatkan diri di bursa efek (go public), perusahaan tersebut harus berhubungan dengan regulator seperti badan pengawas pasar modal dalam menyajikan laporan keuangannya. Badan pengawas pasar modal di Indonesia (Bapepam-LK) atau sekarang bernama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan peraturan tentang bentuk dan susunan pengumuman laporan keuangan perusahaan asuransi dan reasuransi. Peraturan yang diterbitkan adalah Peraturan Ketua Bapepam-LK Nomor PER-03/BL/2012 tanggal 10 April 2012 tentang Bentuk dan Susunan Pengumuman Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi. Latar belakang dari penerbitan peraturan tersebut antara lain perlunya transparansi (keterbukaan informasi) yang lebih baik mengenai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan asuransi dan reasuransi. Peraturan Ketua Bapepam-LK tersebut mencakup bentuk dan susunan pengumuman untuk perusahaan asuransi kerugian dan perusahaan reasuransi dengan prinsip konvensional, perusahaan asuransi kerugian dan perusahaan reasuransi dengan prinsip konvensional yang memiliki unit usaha asuransi dengan prinsip syariah; juga untuk perusahaan asuransi jiwa dengan prinsip konvensional, perusahaan asuransi jiwa dengan prinsip konvensional yang memiliki unit usaha asuransi dengan prinsip syariah, perusahaan asuransi Jiwa dengan prinsip konvensional yang memasarkan produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi. Dasar dari penyajian laporan keuangan Asuransi MAG pada tahun 2012 adalah dasar akrual kecuali untuk laporan arus kas. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp) yang merupakan mata uang fungsional perusahaan. Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun 49

berdasarkan pengukuran lain yang diuraikan menurut kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut. 1. Laporan Posisi Keuangan Dalam PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan mensyaratkan penyajian minimum dalam laporan posisi keuangan. Asuradur dapat menyimpulkan bahwa, untuk memenuhi persyaratan tersebut,perlu untuk menyajikan secara terpisah dalam laporan posisi keuangan jumlah berikut yang timbul dari kontrak asuransi: (a) liabilitas dalam kontrak asuransi dan kontrak reasuransi yang diterbitkan; (b) aset dalam kontrak asuransi dan kontrak reasuransi yang diterbitkan; (c) aset dalam reasuransi yang diserahkan. Dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi paragraf 14 (d) (i), aset ini tidak saling hapus terhadap liabilitas asuransi terkait. Komponen-komponen dalam laporan posisi keuangan Asuransi Multi Artha Guna dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu kelompok aset serta kelompok liabilitas dan ekuitas. 1. Aset Tabel 4.1 Komponen Laporan Posisi Keuangan Asuransi MAG (a) Kas dan bank (b) Investasi Kas dan bank ini terdiri dari kas, bank, dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya Investasi dari Asuransi MAG terdiri dari deposito berjangka, efek yang diperdagangkan, efek tersedia untuk dijual dan penyertaan dalam bentuk saham. 50

(c) Piutang premi (d)piutang reasuransi (e) Aset reasuransi (f) Aset tetap (g) Aset lain-lain Akun ini merupakan tagihan premi kepada tertanggung, agen, dan broker dari Asuransi Multi Artha Guna. Piutang ini diperoleh dari reasuradur dalam negeri maupun dari luar negeri. Jangka waktu rata-rata pitang reasuransi adalah 60 hari Aset reasuransi termasuk saldo yang yang akan ditagih ke pihak reasuransi atas terjadinya beban klaim. Aset reasuransi dari Asuransi MAG terdiri dari bagian reasuransi atas premi yang belum merupakan pendapatan dan bagian reasuransi atas estimasi liabilitas klaim. Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam persediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Aset tetap yang dimiliki Asuransi MAG antara lain tanah, bangunan, kendaraan bermotor,serta perlengkapan dan peralatan kantor. Aset lain-lain ini diperoleh dari akumulasi dana program asuransi yang merupakan pendanaan perusahaan melalui PT Panin Life, piutang bunga deposito dan obligasi, piutang hasil penjualan barang-barang sisa klaim, dan uang jaminan. (h) Aset pajak tangguhan Merupakan jumlah pajak terpulihkan pada periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan yang boleh dikurangkan dan sisa kerugian yang belum dikompensasikan 2. Liabilitas (a) Utang klaim Utang klaim adalah utang yang timbul sehubungan dengan adanya persetujuan atas klaim yang diajukan oleh tertanggung yang belum dibayar oleh perusahaan. Utang klaim diakui dan dicatat pada saat klaim disetujui untuk dibayar. Jangka waktu utang kalim antara 30-50 hari. (b) Utang reasuransi (c) Utang pajak Utang reasuransi merupakan utang premi untuk kontrak reasuransi dan diakui sebagai beban pada saat jatuh tempo. Merupakan pajak yang masih harus dibayar oleh Asuransi MAG 51

(d) Utang lain-lain Utang lain-lain merupakan utang kepada pihak berelasi yaitu kepada PT Bank Pan Indonesia Tbk berupa selisih lebih antara premi asuransi kendaraan bermotor yang dibayarkan oleh pelanggan dengan jumlah aktual premi asuransi kendaraan bermotor yang diterbitkan oleh perusahaan. (e) Utang komisi Merupakan utang komisi terhadap pialang asuransi lain sehubungan dengan penutupan pertanggungan (f) Biaya yang masih harus dibayar Rincian dari biaya yang masih harus dibayar terdiri dari bonus karyawan, pendidikan,pemasaran,jasa professional dan lainnya. (g) Utang sewa pembiayaan (h) Liabilitas asuransi (i) Liabilitas pajak tangguhan Utang sewa pembiayaan ini berasal dari sewa pembiayaan kendaraan bermotor dengan pihak berelasi. Liabilitas asuransi diukur sebesar jumlah estimasi berdasarkan perhitungan teknis asuransi. Liabilitas asuransi terdiri dari estimasi liabilitas klaim, liabilitas manfaat polis masa depan, dan premi yang belum merupakan pendapatan Merupakan pajak penghasilan yang terutang untuk periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer kena pajak (j) Liabilitas imbalan pasca kerja Asuransi MAG memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan. Penentuan liabilitas imbalan kerja tergantung pada asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. 3. Ekuitas Ekuitas dari Asuransi Mag terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor dan komponen ekuitas lainnya. 2. Laporan laba rugi komprehensif PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan membuat daftar pos minimum yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif. PSAK 1 juga mensyaratkan 52

penyajian atas pos tambahan ketika diperlukan untuk menyajikan kinerja keuangan secara wajar. Asuradur dapat menyimpulkan bahwa untuk memenuhi persyaratan tersebut, asuradur perlu menyajikan jumlah berikut dalam laporan laba rugi komprehensif: (a) pendapatan dari kontrak asuransi yang diterbitkan (tanpa pengurangan untuk reasuransi yang dimiliki) (b) pendapatan dari kontrak reasuradur (c) beban atas klaim dan manfaat pemegang polis (tanpa dikurangi untuk reasuransi yang dimiliki) (d) beban yang timbul dari reasuransi yang dimiliki Komponen-komponen dalam laporan laba rugi komprehensif Asuransi Multi Artha Guna dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu kelompok pendapatan serta kelompok beban. Tabel 4.2 Komponen Laporan Laba Rugi Komprehensif Asuransi MAG 1. Pendapatan (a) Pendapatan premi (b) Hasil investasi Pendapatan premi ini diperoleh dari kontrak asuransi dan reasuransi jangka pendek yang diakui sebagai pendapatan selama periode kontrak berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Hasil investasi ini diperoleh dari bunga deposito berjangka dan obligasi yang diakui dengan metode suku bunga efektif. (c) Penghasilan lain-lain bersih Penghasilan lain-lain ini diperoleh Asuransi MAG dari hasil administrasi polis, keuntungan kurs mata uang asing jasa giro dan lainnya. 2. Beban (a) Beban klaim Beban klaim meliputi klaim disetujui, 53

klaim dalam proses penyelesaian termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dan beban penyelesaian klaim yang diakui saat timbulnya liabilitas untuk memenuhi klaim. Sedangkan untuk klaim reasuransi diakui dan dicatat sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama. (b) Beban komisi neto (c) Beban usaha Beban komisi merupakan komisi yang diberikan kepada pialang asuransi lain sehubungan dengan penutupan pertanggungan. Beban usaha dan beban lain-lain diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan. Laporan keuangan dari Asuransi MAG telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku yaitu PSAK 1 yang mengatur penyajian laporan keuangan antara lain tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, dan memberikan informasi komparatif sesuai dengan kepatuhan terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 62 dan 28. 4.2.2 Analisa Penyajian Laporan Keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna Sebelum dan Sesudah Penerapan PSAK 62 dan 28 Pada tahun 2012, Asuransi MAG menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 62 tentang Kontrak Asuransi dan PSAK 28 (2012) tentang Akuntansi Asuransi Kerugian. PSAK 62 diterapkan secara retrospektif, oleh karena itu Perusahaan harus menyajikan kembali laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif tahun 2011. 54

Berikut ini adalah perbandingan penyajian laporan keuangan dari Asuransi Multi Artha Guna pada tahun 2011 sebelum dan sesudah melakukan penyajian kembali (restatement) terhadap penerapan PSAK 62 (2012) dan PSAK 28 (2012) Tabel 4.3 Perbandingan Laporan Posisi Keuangan Sebelum dan Sesudah Penyajian Kembali Laporan Posisi Keuangan 2011(dalam ribuan rupiah) Sesudah Penyajian Kembali Sebelum Penyajian Kembali ASET Kas dan Bank Kas 84.624 84.624 Bank 9.517.405 9.517.405 Investasi Deposito Berjangka 727.159.500 727.159.500 Efek diperdagangkan 18.630.872 18.630.872 Efek tersedia untuk dijual 196.421.504 196.421.504 Penyertaan dalam bentuk saham 63.656.365 Piutang premi 7.174.584 7.174.584 Piutang reasuransi 357.994 357.994 Piutang pegawai 34.324 34.324 Aset pajak tangguhan 9.483.094 7.337.757 Aset reasuransi 26.559.623 - Aset tetap 10.658.417 10.658.417 Aset lain-lain 10.901.478 10.901.477 Penyertaan dalam bentuk saham 63.656.365 Jumlah Aset 1.080.639.784 1.051.934.823 LIABILITAS Utang klaim 270.834 270.834 Estimasi klaim retensi sendiri - 51.545.260 Premi yang belum merupakan pendapatan - 137.174.527 Utang reasuransi 5.922.057 5.922.057 Utang komisi 4.164.091 4.164.091 Utang pajak 9.058.374 9.058.374 Utang lain-lain 2.9516.948 2.9516.948 Utang sewa pembiayaan 274.275 274.275 Biaya yang masih harus dibayar 14.321.413 14.321.413 Pendapatan premi ditangguhkan - 143.127.114 Liabilitas asuransi 358.406.524-55

Liabilitas imbalan pasca kerja 20.154.908 20.154.908 Jumlah Liabilitas 442.089.424 415.529.801 EKUITAS Modal saham 287.328.976 287.328.976 Tambahan modal disetor 67.800.285 67.800.285 Komponen ekuitas lainnya (986.510) (3.131.848) Saldo laba ditentukan penggunaannya 18.000.000 18.000.000 belum ditentukan penggunaannya 266.407.609 266.407.609 Jumlah Ekuitas 638.550.360 636.405.022 Dari penyajian kembali Laporan Posisi Keuangan Asuransi MAG tahun 2011 terhadap penyesuaian PSAK 62 dan 28 dapat dilihat terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari adanya beberapa akun yang muncul dan hilang dari sisi aset dan liabilitas. Dari sisi aset dan liabilitas terdapat akun yang muncul berupa aset reasuransi dan liabilitas asuransi. Munculnya akun ini disebabkan karena Asuransi MAG harus menyajikan jumlah dari aset dan liabilitas yang diperoleh dari kontrak reasuransi. Sedangkan untuk akun estimasi klaim retensi sendiri, premi yang belum merupakan pendapatan dan pendapatan premi ditangguhkan sesudah penyajian dihilangkan dan dimasukkan ke dalam bagian dari perhitungan liabilitas asuransi, dimana liabilitas asuransi dihitung dari penjumlahan estimasi liabilitas klaim, liabilitas polis masa depan dan premi yang belum merupakan pendapatan. Sedangkan untuk akun seperti penyertaan dalam bentuk saham dan komponen ekuitas lainnya bukan merupakan dampak penyajian dari penerapan PSAK 62 dan PSAK 28. 56

Tabel 4.4 Perbandingan Laporan Laba Rugi Komprehensif Sebelum dan Sesudah Penyajian Kembali Laporan Laba Rugi Komprehensif 2011 (dalam ribuan rupiah) Sesudah penyajian kembali Sebelum penyajian kembali PENDAPATAN Premi bruto 377.299.508 377.299.508 Potongan premi (58.872.812) Premi reasuransi (34.362.945) (34.362.945) Premi neto 284.063.751 Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan (32.218.839) Perubahan bruto liabilitas premi (34.655.884) Bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas premi 2.437.045 Pendapatan premi asuransi neto 251.844.912 310.717.724 Hasil investasi 54.297.562 Penghasilan lain-lain bersih 2.375.761 Jumlah Pendapatan 308.518.235 310.717.724 BEBAN Klaim bruto 128.742.104 128.742.104 Klaim reasuransi (6.130.816) (6.130.816) Perubahan bruto liabilitas asuransi 17.497.510 Bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas asuransi (1.876.984) Kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri 15.620.526 Beban klaim neto 138.231.814 138.231.814 Beban komisi neto 5.804.110 64.676.922 Beban usaha 55.087.598 Jumlah Beban 199.123.522 202.908.736 Hasil underwriting 107.808.988 Hasil investasi 54.297.562 Beban usaha (55.087.598) Laba usaha 107.018.952 Penghasilan lain-lain bersih 2.375.761 Laba Sebelum Pajak 109.394.713 109.394.713 Beban pajak (13.928.550) (13.928.550) 57

Laba Bersih 95.466.163 95.466.163 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Kenaikan (penurunan) nilai wajar efek yang tersedia untuk dijual (7.359.135) Laba (rugi) belum direalisasi atas penurunan nilai efek-efek setelah dikurangi realisasi laba/rugi (3.679.567) Beban (manfaat) pajak penghasilan sehubungan dengan pendapatan komprehensif lain (1.839.784) Jumlah Pendapatan Komprehensif Lain (5.519.351) (7.359.135) LABA KOMPREHENSIF 89.946.812 88.107.028 Dari penyajian kembali pada Laporan Laba Rugi Komprehensif dari Asuransi MAG tahun 2011 terlihat perbedaan perhitungan dalam mendapatkan jumlah pendapatan dan jumlah beban. Penyajian laporan laba rugi sebelum penyajian kembali menggunakan bentuk multiple step sedangkan sesudah penyajian kembali menggunakan single step. Selain itu terdapat akun-akun yang hilang pada sisi pendapatan dan beban akibat dari penyesuaian penerapan PSAK 62 dan PSAK 28. Akun akun yang hilang pada sisi pendapatan dan beban yaitu kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan dan kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri. Akun kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan adalah selisih antara premi yang belum merupakan pendapatan periode berjalan dan periode lalu, akun ini dihilangkan dan muncul akun perubahan bruto liabilitas premi dan bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas premi pada sisi pendapatan. Sedangkan untuk akun kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri adalah estimasi kerugian yang menjadi retensi sendiri dari klaim yang masih dalam proses penyelesaian pada tanggal pelaporan termasuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan, akun ini kemudian dihilangkan dan dimunculkan dengan akun 58

perubahan bruto liabilitas asuransi dan bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas asuransi pada sisi beban. Akun-akun yang muncul tersebut disebabkan karena Asuransi MAG harus memisahkan jumlah yang muncul dari pendapatan dan beban antara asuransi dan reasuransi yang diterbitkan Dalam pendapatan komprehensif lainnya juga muncul akun baru yaitu laba (rugi) belum direalisasi atas penurunan nilai efek-efek setelah dikurangi realisasi laba/rugi dan beban (manfaat) pajak penghasilan sehubungan dengan pendapatan komprehensif lain. Akun-akun ini dapat memberikan informasi berguna mengenai risiko yang dihadapi selama periode berjalan. Munculnya akun-akun baru dalam pendapatan komprehensif ini bukanlah dampak dari penerapan PSAK 62 dan PSAK 28. Penyajian kembali pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi yang telah dilakukan oleh PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk telah disajikan sesuai ketentuan PSAK 62 dan 28 sehingga penyajian tersebut dapat memberikan informasi mengenai transaksi yang timbul dari kontrak asuransi maupun kontrak reasuransi yang dilakukan oleh perusahaan. 4.2.3 Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna Sesuai Dengan PSAK 62 (2012) Dan PSAK 28 (2012) Dalam subbab ini penulis akan membahas mengenai pengungkapan yang harus dilakukan oleh Asuransi Multi Artha Guna dalam mematuhi PSAK 62: Kontrak Asuransi dan PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian. Seperti yang tertera pada PSAK 62: Kontrak Asuransi paragraf 35-39 menjelaskan hal-hal yang mengatur mengenai pengungkapan yang harus dilakukan oleh asuradur dalam laporan keuangannya. Sebagaimana dijelaskan dalam PSAK 62 paragraf 35 dan 37, tujuan pengungkapan ini adalah: 59

(a) mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah yang timbul dari kontrak asuransi dalam laporan keuangan asuradur; (b) memungkinkan pengguna laporan keuangan mengevaluasi sifat dan luas risiko yang timbul dari kontrak asuransi. Sesuai dengan pedoman diatas maka Asuransi MAG harus: 1. Menjelaskan jumlah yang timbul dari kontrak asuransi dalam laporan keuangan Untuk menjelaskan pengungkapan mengenai jumlah yang timbul dari kontrak asuransi, Asuransi MAG mengungkapkan kebijakan akuntansi untuk kontrak asuransi, asset, liabilitas, pendapatan dan beban terkait. Dalam membuat pengungkapan tentang kebijakan akuntansi kontrak asuransi, perusahaan dapat mengungkapkan perlakuan atas, misalnya beberapa atau hal berikut jika dapat diterapkan: Tabel 4.5 Pengungkapan Kebijakan Kontrak Asuransi Kebijakan Ada Tidak Keterangan pada catatan atas laporan keuangan a) Premi Catatan 3u, 23 b) Biaya atau beban lain yang dibebankan kepada pemegang polis c) Biaya Akuisisi d) Klaim yang terjadi dan tes kecukupan liabilitas Catatan 3w, 24 dan 18 e) Tujuan dari metode yang digunakan Catatan 3s, 18 untuk menyesuaikan liabilitas asuransi 60

atas risiko ketidakpastian, sifat model, dan sumber informasi yang digunakan dalam model f) opsi dan jaminan melekat g) Fitur partisipasi yang tidak mengikat dan fitur lain yang mengijinkan pemegang polis untuk berbagi dalam kinerja investasi h) nilai sisa, subrogasi, atau nilai Catatan 32 pemulihan lain dari pihak ketiga i) Reasuransi yang dimiliki Catatan 3m dan 34 j) Gabungan tanggungan, koasuransi dan perjanjian dana jaminan k) Kontrak asuransi yang diperoleh Catatan 33 dalam kombinasi bisnis dan pengalihan portofolio, dan perlakuan atas asset takberwujud terkait Dari Tabel 4.5 diatas dijelaskan bahwa PT Asuransi Multi Artha Guna telah melakukan pengungkapan seperti kebijakan premi, klaim yang terjadi, tes kecukupan liabilitas, kebijakan dari kontrak asuransi dan reasuransi hal ini sesuai dengan PSAK 62 paragraf 35 dan 36. Pengungkapan tersebut dapat dilihat dalam laporan keuangan perusahaan di bagian catatan atas laporan keuangan, misalnya pengungkapan mengenai kebijakan premi dapat dilihat dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan nomor 3u dan 23, dalam catatan tersebut diungkapkan mengenai 61

kebijakan premi dan jumlah yang diperoleh dari transaksi asuransi. Selain itu PT Asuransi Multi Artha Guna tidak mengungkapkan hal hal seperti opsi dan jaminan melekat karena dalam PSAK 62 hal tersebut diungkapkan bagi perusahaan yang mempunyai transaksi kontrak asuransi jiwa. Selain kebijakan akuntansi mengenai kontrak asuransi, Asuradur harus mengungkapkan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diakui yang timbul dari kontrak asuransi. Hal ini sudah diungkapkan oleh Asuransi MAG dalam penyajian laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan juga menjelaskan proses yang digunakan dalam menentukan asumsi yang memiliki dampak terbesar terhadap pengukuran aset, liabilitas, pendapatan, beban yang timbul dari kontrak asuransi. 2. Mengevaluasi sifat dan luas risiko yang timbul dalam kontrak asuransi Berdasarkan PSAK 62 paragraf 37, asuradur harus mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan mengevaluasi sifat dan luas risiko yang timbul dari kontrak asuransi. Pengungkapan tentang sifat dan luas risiko yang timbul dari kontrak asuransi didasarkan pada dua fondasi : (a) Adanya keseimbangan antara pengungkapan kuantitatif dan kualitatif, dapat membuat pengguna laporan keuangan memahami sifat paparan risiko dan pengaruh potensialnya. (b) Pengungkapan harus konsisten dengan bagaimana manajemen memandang aktivitas dan risikonya serta tujuan, kebijakan, dan proses yang digunakan manajemen dalam mengelola risiko tersebut. Pendekatan ini: 62

(i) untuk menghasilkan informasi yang memiliki nilai produktif daripada informasi bardasarkan asumsi dan metode yang tidak digunakan manajemen, misalnya dalam mempertimbangkan kemampuan asuradur bereaksi terhadap situasi yang kurang menguntungkan (ii) untuk lebih efektif dalam mengadaptasi perubahan berkelanjutan dalam pengukuran risiko dan manajemen teknik dan pengembangan dalam lingkungan eksternal sepanjang waktu. Untuk mematuhi PSAK 62 paragraf 37, maka asuradur mengungkapkan 1. Sesuai dengan paragraph 38 (c): tujuan, kebijakan,dan proses dalam pengelolaan risiko yang timbul dari kontrak asuransi dan metode yang digunakan untuk mengelola risiko tersebut. Asuransi MAG memiliki dua kebijakan dalam hal memitigasi risiko yang muncul dari kontrak asuransi yaitu strategi underwriting dan strategi reasuransi. Strategi underwriting perusahaan adalah untuk mencari keberagaman untuk memastikan portofolio yang seimbang sehingga perusahaan dapat menetapkan batas, ukuran, kelas bisnis dan industri untuk memastikan pemilihan risiko yang tepat dalam portofolio bisnis yang akan ditanggung. Sedangkan strategi reasuransi perusahaan adalah dengan mereasuransikan sebagian risiko yang ditanggung untuk mengendalikan eksposur dari kerugian dan melindungi sumber daya modal. 2. PSAK 62 paragraf 38 (b): Informasi tentang risiko asuransi (baik sebelum dan sesudah mitigasi risiko oleh reasuransi), termasuk informasi tetang: a. sensitivitas risiko asuransi 63

Berikut adalah tabel analisis sensitivitas risiko Asuransi MAG: Tabel 4.6 Pengungkapan sensitivitas risiko Asuransi MAG 31 Desember 2012 Dampak pada laba sebelum pajak Rasio kerugian (ribuan rupiah) Liabilitas manfaat polis masa depan Keuntungan Jangka panjang -0.50% 0.50% -7.089 7.089 Jangka pendek -0.50% 0.50% -5.250 5.250 Liabilitas klaim IBNR -0.50% 0.50% -4.342 4.342 Analisis sensitivitas perusahaan dilakukan pada pendapatan komprehensif berdasarkan perubahan asumsi yang dapat mempengaruhi tingkat liabilitas. Dari analisis diatas diperoleh asumsi hasil yang dapat merugikan (-0.50%) dan menguntungkan (0.50%) sehingga dapat berdampak pada laba perusahaan sebelum pajak. b. konsentrasi risiko asuransi, termasuk penjelasan bagaimana manajemen menentukan konsentrasi dan penjelasan dari kesamaan karakteristik yang menandakan masing-masing konsentrasi. Konsentrasi risiko asuransi yang dihadapi oleh Asuransi MAG adalah tingkat konsentrasi risiko yang mungkin terjadi pada suatu kejadian atau serangkaian kejadian yang bisa berdampak signifikan pada liabilitas perusahaan. Konsentrasi tersebut dapat timbul dari kontrak asuransi tunggal atau sejumlah kecil kontrak terkait dan akumulasi risiko dalam sejumlah kelas individu atau kontrak tranche. Selain itu konsentrasi risiko ini dapat muncul di peristiwa yang keparahannya tinggi dan frekuensi rendah seperti bencana alam. 64

c. Perkembangan klaim ( klaim aktual dibandingkan dengan estimasi sebelumnya) Asuransi MAG belum mengungkapkan mengenai perkembangan klaim, hal ini didasarkan pada ketentuan transisi di PSAK 62 paragraf 43 yang menyebutkan bahwa entitas tidak perlu mengungkapkan informasi mengenai perkembangan klaim yang terjadi lebih awal dari lima tahun sebelum akhir tahun buku pertama penerapan PSAK 62. 3. PSAK 62 paragraf 38 (c): Informasi tentang risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar yang diisyaratkan Asuransi MAG telah mengungkapkan informasi yang berkenaan dengan risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. Risiko kredit perusahaan melekat pada piutang premi dan piutang reasuransi. Dalam mengelola risiko kredit tersebut perusahaan bertransaksi dengan counterparty yang mempunyai panduan ketat atas batas-batas dan syarat yang kuat agar counterparty dapat memenuhi kewajibannya. Dalam hal menangani risiko likuiditas perusahaan terus menerus memonitor arus kas dan mencocokkan profil jatuh tempo dan liabilitas keuangan. Perusahaan membatasi risiko kekurangan likuiditas akibat ketidakcocokan dalam waktu pembayaran klaim dengan penerimaan dan pemulihan klaim dengan menegosiasikan klausul kebutuhan kas dalam kontrak reasuransi dan mengusahakan percepatan pelunasan untuk klaim dengan nilai besar. Risiko pasar yang dihadapi oleh Asuransi MAG adalah menganai perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga. Risiko yang timbul dari perubahan nilai tukar mata uang diminimalkan dengan menjaga 65

cadangan dalam mata uang asing sebesar liabilitas perusahaan dalam mata uang tersebut. Dalam mengelola risiko perubahan tingkat bunga, perusahaan mendiversifikasi portofolio investasi dan melaksanakan analisa sensitivitas terhadap suku bunga dan harga pasar. 4. PSAK 62 paragraf 38 (d): Informasi tentang dampak risiko pasar yang timbul dari derivatif melekat yang terkandung dalam kontrak asuransi utama jika asuradur tidak diisyaratkan untuk mengukur derivatif melekat pada nilai wajar. Asuransi MAG tidak mengungkapkan risiko dalam erivative melekat karena perusahaan tidak diisyratkan untuk mengungkapkan hal tersebut. Pengungkapan ini dikhususkan untuk asuradur dalam asuransi jiwa. Untuk pengungkapan pada PSAK 28 paragraf 20: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian, Asuransi MAG harus mengungkapkan kebijakan akuntansi mengenai hal-hal sebagai berikut: (a) pengakuan pendapatan premi dan penentuan premi yang belum merupakan pendapatan Asuransi MAG mengakui pendapatan premi kontrak asuransi jangka pendek berdasarkan jumlah proteksi yang diberikan dan diakui sebagai pendapatan selama periode risiko jika periode polis berbeda dengan periode risiko. Sedangkan pendapatan premi selain kontrak asuransi jangka pendek diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo. Untuk premi dari polis bersama diakui sebesar proporsi premi perusahaan. Berikut ini adalah jurnal terkait dengan pengakuan pendapatan premi yaitu: 66

Kas/Bank Pendapatan premi xxx xxx Penentuan premi yang belum merupakan pendapatan sejak 1 Januari 2012 dihitung secara individual dari setiap pertanggungan dan ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan selama periode risiko dengan menggunakan metode harian. Sedangkan sebelum 1 Januari 2012, premi yang belum merupakan pendapatan dihitung secara agregatif dengan menggunakan persentase yaitu 40% dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan lebih dari 1 bulan dan 10% untuk polis dengan masa pertanggungan kurang dari 1 bulan. (b) pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim Klaim diakui sebagai beban pada saat timbulnya liabilitas untuk memenuhi klaim. Bagian klaim reasuransi diakui dan dicatat sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan periode pengakuan beban klaim. Hak subrogasi (mencegah tertanggung untuk memperoleh keuntungan dari suatu kejadian kerugian) diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realiasasi. Berikut ini adalah jurnal terkait pada saat pengakuan beban klaim yaitu: Beban klaim xxx Kas/Bank xxx Jumlah klaim dalam proses penyelesaian termasuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan, diakui sebagai estimasi liabilitas klaim yang diukur berdasarkan perhitungan teknis asuransi. 67

Penentuan perubahan estimasi liabilitas klaim, sebagai akibat dari proses penelaahan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya perubahan. Secara keseluruhan PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk telah melakukan pengungkapan yang diisyaratkan dalam PSAK 62 dan PSAK 28. Ada beberapa ketentuan pengungkapan dalam PSAK 62 yang tidak bisa diungkapkan oleh perusahaan seperti komponen deposit, opsi dan jaminan melekat karena hal tersebut diperuntukkan bagi perusahaan asuransi jiwa dan bukan bagi asuransi kerugian. Dalam kontrak asuransi jiwa terdapat komponen deposit, opsi dan jaminan melekat yang harus diungkapkan oleh asuransi jiwa sesuai ketentuan PSAK 62. 4.3 Analisis Dampak Penerapan PSAK 62 dan PSAK 28 Dalam penerapan standar akuntansi yang baru ini tentu saja mempunyai konsekuensi atau dampak terhadap perusahaan asuransi termasuk Asuransi MAG. Berikut ini adalah dampak dari penerapan PSAK 62 dan PSAK 28 (2012) bagi Asuransi MAG. Dampak dari penerapan standar ini dijelaskan dalam tabel sebagai berikut: 68 Tabel 4.7 Dampak Penerapan PSAK 62 dan PSAK 28 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah) Sebelum penyajian kembali Sesudah penyajian kembali Dampak Perubahan Aset Aset reasuransi 26.559.623 - Aset pajak tangguhan 9.483.094 5.488.726 Liabilitas Persentase (%) Jumlah Aset 1.080.639.784 1.051.934.823 2.73

Liabilitas asuransi 358.406.524 - Estimasi klaim retensi sendiri - 51.545.260 Premi yang belum merupakan pendapatan - 137.174.527 Pendapatan premi ditangguhkan - 143.127.114 Jumlah Liabilitas 442.089.424 415.529.801 6.39 Laba Rugi Komprehensif Perubahan bruto liabilitas premi 34.655.884 - Bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas premi (2.437.045) - Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan - 32.218.839 Perubahan bruto liabilitas asuransi 17.497.510 - Bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas asuransi (1.876.984) - Kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri - 15.620.526 Beban komisi neto (5.804.110) (64.676.922) Laba (rugi) belum direalisasi atas penurunan nilai efek-efek setelah dikurangi realisasi laba/rugi (3.679.567) - Kenaikan (penurunan) nilai wajar efek yang tersedia untuk dijual - (7.359.135) Beban (manfaat) pajak penghasilan sehubungan dengan pendapatan komprehensif lain (1.839.784) - Jumlah Pendapatan 308.518.235 310.717.724-0.71 Jumlah Beban 199.123.522 202.908.736-1.87 Jumlah Laba Kompehensif 89.946.812 88.107.028 2.09 Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa terdapat dampak dari penerapan PSAK 62 dan PSAK 28(2012). Dampak tersebut dapat dilihat pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif Asuransi MAG setelah melakukan penyajian kembali. Pada laporan posisi keuangan terjadi kenaikan pada jumlah aset dan jumlah liabilitas. Jumlah aset naik 2.73% dari Rp 1.051.934.823.000 menjadi Rp 1.080.639.784.000. Kenaikan ini disebabkan oleh munculnya aset reasuransi sebesar Rp 26.559.623.000 dan naiknya aset pajak tangguhan sebesar Rp 3.994.368.000. Aset reasuransi tersebut terdiri dari bagian reasuransi atas premi yang belum 69

merupakan pendapatan sebesar Rp 13.745.178.000 dan bagian reasuransi atas estimasi liabilitas klaim sebesar Rp 12.814.445.000. Sedangkan untuk jumlah dari liabilitas mengalami kenaikan sebesar 6.39% dari Rp 415.529.801.000 menjadi Rp 442.089.424.000. Kenaikan liabilitas ini dipengaruhi oleh perbedaan perhitungan liabilitas asuransi sebesar Rp 26.559.623.000 yang dihitung dari estimasi liabilitas klaim, liabilitas manfaat polis masa depan, dan premi yang belum merupakan pendapatan. Kenaikan dari aset dan liabiltas dari PT Multi Artha Guna Tbk merupakan dampak dari penerapan PSAK 62 paragraf 35 yang mewajibkan perusahaan asuransi untuk mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah aset dan liabilitas yang timbul dari kontrak asuransi dalam laporan posisi keuangan. Pada laporan posisi keuangan dapat dilihat bahwa dampak dari penerapan ini membuat pendapatan dan beban dari asuransi MAG menurun. Pendapatan dari Asuransi MAG menurun sebesar 0.71% atau Rp 2.199.489.000 dari yang semula Rp 310.717.724.000 menjadi Rp 308.518.235.000. Penurunan pendapatan ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah pendapatan premi neto yang disebabkan juga karena munculnya potongan premi sebesar Rp 58.872.812.000 (lihat tabel 4.4). Dampak lain bagi pendapatan ini adalah adanya perubahan bruto liabilitas premi sebesar Rp 34.655.884.000 dan bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas premi sebesar Rp 2.437.045.000. Untuk jumlah beban dari Asuransi MAG juga mengalami penurunan sebesar 1.87% dari Rp 202.908.736.000 menjadi Rp 199.123.522.000. Penurunan jumlah beban ini disebabkan berkurangnya beban komisi neto dari Rp 64.676.922.000 menjadi Rp 5.804.110.000. Dari beban tersebut ada perubahan bruto liabilitas asuransi sebesar Rp 17.497.510.000 dan bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas asuransi sebesar Rp 1.876.984.000. Penurunan dari pendapatan dan beban dari PT Multi Artha Guna Tbk merupakan 70

dampak dari penerapan PSAK 62 paragraf 35 yang mewajibkan perusahaan asuransi untuk mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah pendapatan dan beban yang timbul dari kontrak asuransi dalam laporan laba rugi komprehensif. Laba komprehensif dari Asuransi MAG juga mengalami kenaikan sebesar 2.09% dari Rp 88.107.028.000 menjadi Rp 89.946.812.000. Kenaikan laba komprehensif ini dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan komprehensif lain dari laba (rugi) belum direalisasi atas penurunan nilai efek-efek setelah dikurangi realisasi laba/rugi sebesar Rp 3.679.567.000 dan beban (manfaat) pajak penghasilan sehubungan dengan pendapatan komprehensif lain Rp 1.839.784.000. Kenaikan dari pendapatan komprehensif ini bukanlah dampak langsung dari penerapan PSAK 62 dan PSAK 28. Selain dampak yang telah dijelaskan diatas, penerapan PSAK 62 dan PSAK 28 membuat laporan keuangan dari perusahaan lebih transparan sehingga laporan keuangan tersebut dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari proses transaksi asuransi (relevance) dan dapat lebih dipercaya (reliable) oleh para stakeholder dalam mengambil keputusan karena telah sesuai dengan standar internasional yang berlaku. 71