BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menciptakan keunggulan bersaing untuk mempertahankan produknya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB 1 PENDAHULUAN. Shampoo merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat akibat perubahan teknologi, ekonomi, dan kondisi situasi

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin lama terasa semakin ketat dalam memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan kemajuan teknologi meningkatkan daya kreativitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis semakin pesat. Perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat. Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas Pelanggan shampo merek

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia. Begitu pula yang dialami oleh pelaku bisnis. Dalam dunia bisnis,

1. PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia perdagangan di Indonesia sangat ketat, karena seluruh

BAB I PENDAHULUAN. dan bersaing agar produknya menjadi unggulan. Banyak cara yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga penampilan merupakan hal yang sangat penting bagi wanita hal ini

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. untuk menarik masyarakat agar menggunakan produk tersebut. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sejenis yang beredar di pasaran. Karena itu arti sebuah merek (brand) menjadi sangat

I. PENDAHULUAN. Setiap wanita menganggap rambut sebagai mahkotanya, karena itu rambut

I. PENDAHULUAN. kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penjualan produk yang beraneka macam tersebut dan pelayanan

KATA PENGANTAR PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KESETIAAN. memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industri pada saat ini semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan suatu bangsa mengindikasikan telah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. baik barang maupun jasa yang ditawarkan dalam berbagai merek. Persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan dalam mempengaruhi publik untuk memilih produk. Banyak

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas promosi menjadi sangat penting dilakukan melalui periklanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

LOYALITAS PELANGGAN SHAMPOO LIFEBOUY DI CAREFOUR RUNGKUT SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Intinya adalah promosi merupakan kegiatan yang dapat. produk yang dihasikan perusahaan (Kotler dan Keller, 2009).

I. PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dewasa ini telah memasuki era globalisasi dan perdagangan

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen.

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin kompetensi yang mereka miliki. Agar dapat memenangkan persaingan,

BAB I PENDAHULUAN. Adanya sebuah peluang maka tidak akan terlepas dari adanya persaingan,

ANALISIS PENGETAHUAN MEREK INDUK DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP SIKAP BRAND EXTENSION PADA MINAT BELI SHAMPOO DOVE DI GADING INDAH SWALAYAN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas (customer knowledge) membuat perusahaan-perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun

KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan pasar, semua pelaku bisnis

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pergantian merek dalam satu produk yang mempunyai spesifikasi manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah Brand (merek). Merek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. tetapi juga mencakup pengharapan konsumen, dan hal ini berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 menurut situs, (

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan internasional merupakan faktor utama keberhasilan atau

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh citra merek terhadap Niat Beli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memahami perilaku kualitas. Pemasaran adalah proses sosial dimana. bentuk oleh kultur serta kepribadian individu.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengembangan merek perusahaan yang kuat. Namun semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah banyak merubah dan meninggalkan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan-perubahan besar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. (Sumber: diakses pada 16 Maret 2013)

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki daya tarik tersendiri untuk memasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. model bintang iklan untuk mengiklankan produknya. Celebrity Endorser adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam. yaitu salah satunya melalui persaingan merek.

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun pasar global. Walaupun konsumen tetap ada namun daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share).

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Pada era kompetitif ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era Globalisasi memiliki dampak pada kondisi persaingan yang semakin ketat antara perusahaan, sehingga persaingan antara perusahaan membuat setiap perusahaan menciptakan keunggulan bersaing untuk mempertahankan produknya di pasaran. Salah satu cara untuk menciptakan keunggulan bersaing adalah dengan membangun citra merek. Peranan merek bukan lagi sekedar sebagai nama ataupun sebagai pembeda dengan produk-produk pesaing, tetapi sudah menjadi faktor penentu untuk dapat menjadi unggul di bidang industri tersebut. Sebuah merek digunakan sebagai identitas dan simbol bagi konsumen untuk menggambarkan perbedaan dengan merek pesaing dalam kategori produk yang sama. Konsumen mengambil keputusan akan merek mana yang akan dibeli juga melihat dari sisi pencitraan merek. Merek suatu produk merupakan ciri dan karakteristik suatu barang atau jasa yang berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih produk yang akan digunakan. Pertumbuhan citra merek yang baik bagi konsumen sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alternatif pilihan produk, dengan harapan kebutuhan dan keinginan konsumen dapat terpenuhi jika hal ini terjadi, maka akan membuat

2 konsumen loyal terhadap merek tersebut. Aaker (1991:139) mengatakan bahwa citra merek terdiri dari tiga komponen yaitu Product Attributs (atribut produk) yang merupakan hal-hal yang berkaitan dengan merek itu sendiri seperti kemasan, isi produk, harga, rasa dan lain-lain; Consumer Benefits (manfaat yang dirasakan konsumen) yang merupakan kegunaan produk dari merek tersebut; dan Brand Personality (kepribadian merek) yang merupakan asosiasi kepribadian sebuah merek apabila merek tersebut seorang manusia. Yu et.al (2013) dalam penelitiannya yang mengevaluasi citra merek yang dikembangkan oleh Keller (1993). Konsep citra merek menurut Keller (1993) terdiri atas : fungsional, simbolik, dan pengalaman. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa citra merek berpengaruh positif terhadap niat beli. Di sisi lain, Lin (2013) dalam penelitian tentang pengaruh citra merek pada niat pembelian di industri ketring di Taiwan dengan memakai fungsi, simbolisme, dan pengalaman di citra merek dan mengukur niat beli dengan cara merekomendasikam ke teman untuk membeli, mempertimbangkan untuk membeli dan dalam kemungkinan membeli dan korelasi antara variabel demografis. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa citra merek berpengaruh positif pada niat beli dan akan merekomendasikan ke teman. Sehingga dalam mengukur citra merek peneliti mengunakan penelitian Sondoh et.al (2007). Keller (1993) dalam penelitian Sondoh et. al (2007 ; 87) menjelaskan bahwa citra merek dapat diukur melalui manfaat merek yaitu manfaat

3 pengalaman, simbolik, sosial, fungsional dan meningkatkan penampilan, yang awalnya berasal dari karya Park et. al (1986) dan dalam mengukur niat beli peneliti mengunakan penelitian Gogoi (2013). Menurut Ghosh (1990) dalam penelitian Gogoi (2013 ; 76) menyatakan bahwa niat beli adalah penggunaan alat yang efektif dalam memprediksi proses pembelian. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen harus memilih sebuah merek dan kualitas produk dalam melakukan pembeliannya, merek yang sudah dikenal serta kualitas produk yang baik memudahkan konsumen mengambil keputusannya. Merek mempunyai sifat khas, dan sifat khas inilah yang membedakan produk yang satu berbeda dengan produk yang lainnya, walaupun sejenis. Berbagai upaya dilakukan perusahaan dalam rangka mempertahankan citra merek yang mereka miliki di antaranya inovasi teknologi keunggulan yang dimiliki produk tersebut, penetapan harga yang bersaing dan promosi yang tepat sasaran. Semakin baik citra merek produk yang dijual maka akan berdampak pada keputusan pembelian oleh konsumen. Konsumen memandang citra merek sebagai bagian yang terpenting dari suatu produk, karena citra merek mencerminkan tentang suatu produk, dengan kata lain citra merek merupakan salah satu unsur penting yang dapat mendorong konsumen untuk membeli produk. Semakin baik citra merek yang melekat pada produk maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli produk tersebut. Citra

4 pengguna produk tersebut juga akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Apabila menggunakan produk yang memiliki citra baik otomatis akan menggambarkan seperti apa gaya hidup dan status sosial dalam hidup bermasyarakat. Penentuan merek dapat mendongkrak penjualan produk lewat pembelian konsumen. Konsumen saat ini sangatlah kritis dalam memilih suatu produk, sampai pada keputusan untuk membeli produk tersebut. Saat ini penawaran dari industri manufaktur dan jasa sangatlah beragam, salah satu penawaran dari industri manufaktur adalah industri perawatan tubuh salah satunya seperti produk shampo yang sekarang ini mengalami perkembangan yang pesat. Banyaknya alternatif pilihan merek produk shampo membuat konsumen dapat dengan leluasa memilih produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemain pasar yang khususnya shampo sangat banyak sekali dibandingkan dengan merek yang lain bahkan dari sisi manfaat produk, pasar produk shampo masih dapat dimaksimalkan artinya selain untuk pencuci rambut, shampo tersebut dapat digunakan untuk perawatan kulit kepala dan rambut. Persaingan bisnis shampo sejak tahun 2001 menujukan persaingan yang sengit terutama pada dua perusahaan besar yaitu Procter and Gamble (P and G) dan Unilever. Wati (2009;3) Mengungkapkan bahwa Procter and Gamble (P and G) memasarkan produk shampo merek Pantene, Rejoice,dan Head and Shoulder. Sementara itu Unilever sendiri memasarkan produk shampo merek Sunsilk, Lifebouy, dan Clear, Dove, Tresemme. Bisnis ini terlihat bahwa setiap perusahaan berusaha merebut pangsa

5 pasar dengan melakukan strategi iklan besar-besaran terutama melalui layar kaca televisi, sehingga diantara merek shampo saling bersaing dengan ketat di pasar. Hal ini terlihat pada perolehan pangsa pasar pada masing-masing merek produk shampo pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Data pangsa pasar Shampo di Bandar Lampung No Nama produk Pangsa Pasar 1 Pantene 18% 2 Lifebouy 17% 3 Sunsilk 15% 4 Clear 14% 5 Dove 12% 6 Rejoice 9% 7 Hair and Soulders 7% 8 Emeron 5% 9 Metal, Herbal Essences, Loreal, dan lain-lain 3% Sumber : Distributor Unilever PT Bintang Indo di Bandar Lampung, Desember tahun 2014 Data Pangsa Pasar Shampo di Bandar Lampung Hair & Soulders 7% Rejoice 9% Emeron 5% Dan lain-lain 3% Pantene 18% Dove 12% Lifebouy 17% Clear 14% Sunsilk 15% Gambar 1.1 Diagram Data Pangsa Pasar Shampo di Bandar Lampung, tahun 2014 Sumber : Distributor Unilever PT Bintang Indo di Bandar Lampung, Desember tahun 2014 Tabel 1.1 menujukkan bahwa data pangsa pasar produk Shampo yang tertinggi adalah Pantane sebagai pemimpin pasar, sementara itu Dove berada di posisi

6 kelima sebesar 12% jauh dari persentase pemimpin pasar. Posisis kelima ini seharusnya dapat berada pada peringkat lebih tinggi yang dapat menyebabkan persaingan. Harapan pada posisi yang lebih tinggi ini terjadi sebagai akibat penetapan strategi positioning pada shampo Dove dengan perawatan rambut untuk rambut rusak. Hasil survei Top Brand Index Tahun 2012, 2013, 2014 oleh lembaga Frontier Consulting Grup untuk shampo menujukan bahwa Dove berada pada posisi kelima pada tahun 2014 dan keenam pada tahun 2012 dan 2013 seperti pada berikut ini: Tabel 1.2 Top Brand Index Kategori Perawatan Pribadi Produk Shampo tahun 2012, 2013, 2014 No Merek Tahun Nama 2012 2013 2014 Perusahaan 1 Pantene 29,2% (TOP) 27,3% (TOP) 25,1% (TOP) P and G 2 Sunsilk 20,5% (TOP) 18,5% 16,5% Unilever 3 Clear 20,3% 23,1% (TOP) 22,5% (TOP) Unilever 4 Lifebouy 11,7% 11,4% 10,9% Unilever 5 Rejoice 6,1% 5,0% 4,8% P and G 6 Dove 5,5% 5,5% 6,1% Unilever 7 Zinc 2,3% 3,7% 4,6% P and G 8 Emeron 1,2% 1,9% 0 Lion Wings 9 Head and Shoulders 0 0 2,5% P and G 10 Dan lain-lain 3,2% 3,6% 7% Sumber : http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-index-2012, http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-index-2013, http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top_brand_index_2014, 7-1- 2014 pukul 15.35 wib. Tabel 1.2 menujukan index shampo Dove berada di urutan keenam pada tahun 2012, 2013 dan kelima pada tahun 2014 yang merupakan tingkat rendah di antara produk-produk dari Unilever seperti Sunsilk, Lifebouy, Clear dapat dilihat juga pada tahun 2013 presentase sama seperti tahun 2012 tidak adanya penikatan dalam presentase yaitu tetap 5,5% dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan

7 0,6% dari tahun 2013 namun angka presentase itu sangat kecil. PT Unilever masuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1993 yang mempunyai peran penting di Indonesia dan merupakan salah satu perusahaan besar dalam bisnis. Shampo Dove selama ini sudah dikenal kategori health care. Berikut ini adalah daftar varian shampo serta manfaatnya. Tabel 1.3 Data Daftar Varian shampo merek Dove dan Manfaatnya. No Varian Shampo Dove Manfaat 1 Dove Daily Shine Kelembutan dan bersinar (normal hair) 2 Dove Nourishing Oil Care Mengatasi rambut kering (dried hair) 3 Dove Dandruff Care Menghilangkan ketombe (dandruff care) 4 Dove Hair Fall Treatment Rambut kuat tidak rontok (hair falls) 5 Dove Intense Care Untuk rambut rusak dan sangat membutuhkan nutrisi yang tepat Sumber : Distributor Unilever PT Bintang Indo Global di Bandar Lampung, tahun 2015 Tabel 1.3 Dove mempunyai 5 varian shampo, diantaranya untuk rambut bermasalah seperti rambut rontok, rambut kering, rambut rusak (bercabang), rambut berketombe dan ada juga untuk rambut normal agar lebih lembut dan bersinar. Kemasan dari shampo Dove bentuk botol dan saset, pada kemasan botol memiliki berat Netto 320ml dan 160ml dan untuk kemasan saset memiliki berat Netto 10ml. Penurunan penjualan shampo merek Dove terjadi pada salah satu Distributor Unilever PT. Bintang Indo Global di jalan Tembesu, Campang Raya Bandar Lampung berikut ini adalah data penjualan Distributor selama tiga tahun terakhir antara tahun 2012, 2013dan 2014. Tabel 1.4 Data Penjualan Shampo Dove di Bandar Lampung Tahun Kwartal Data Penjualan Perkembangan 1Jan 31April 2012 I Rp. 11.318.398 1Mei 31Agus 2012 II Rp. 11.127.139-1,69% 1Sep 31Des 2012 III Rp. 8.958.098-19,50%

8 Tabel 1.4 Data Penjualan Shampo Dove di Bandar Lampung (Lanjutan) Tahun Kwartal Data Penjualan Perkembangan 1Jan 31April 2013 I Rp. 12.689.562 41,65% 1Mei 31Agus 2013 II Rp. 11.134.357-12,25% 1Sep 31Des 2013 III Rp. 9.987.297-10,30% 1Jan 31April 2014 I Rp. 9.179.260-8,09% 1Mei 31Agus 2014 II Rp. 8.931.879-2,70% 1Sep 31Des 2014 III Rp. 12.837021 43,72% jumlah - Rp. 96.163.011 30,84% Rata-rata - Rp. 32.054.337 10,28% Sumber : Distributor Unilever PT Bintang Indo Global di Bandar Lampung, tahun 2012,2013 dan 2014 14.000.000 12.000.000 10.000.000 8.000.000 Data Penjualan Shampo Dove Distributor Unilever PT Bintang Indo Global 6.000.000 4.000.000 fluktuasi 2.000.000 0 Gambar 1.2 Diagram Data penjualan Shampo Dove Distributor Unilever PT. Bintang Indo Global di Bandar Lampung Sumber : Tabel 1.4 Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pada salah satu dari distibutor Unilever yaitu PT Bintang Indo Global terjadi kenaikan jumlah transaksi penjualan pada tahun 2012 ke 2013 sebesar Rp. 1.407.581 namun di tahun 2014 terjadi penurunan jumlah transaksi sebesar Rp. 2.712.313 dari tahun 2013. Persoalannya saat ini adalah peningkatan persentase transaksi pembelian tersebut kecil, bahkan pada tahun 2014 terjadi penurunan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya padahal tahun 2013. Hal ini terjadi dikarenakan volume promosi penjualan yang tidak

9 begitu gencar, disamping persaingan antar pengusaha semakin meningkat sehingga terjadi penurunan yang cukup signifikan. Penurunan ini salah satunya diakibatkan oleh pencitraan merek yang terbangun, citra merek shampo Dove belum menujukan pengaruh yang lebih sehingga tidak membangkitkan kesan yang lebih menarik bagi konsumen. Kepemilikan citra merek yang kuat merupakan suatu keharusan bagi setiap perusahaan, karena citra merek merupakan aset perusahaan yang sangat berharga. Citra merek yang kuat dapat mengembangkan citra perusahaan dengan membawa nama perusahaan. Dalam penelitian Lin (2013;747), Hsueh dan Lee (2008) mengungkapkan bahwa citra merek memiliki efek positif pada niat beli, oleh karna itu penelitin ini mengangkat judul Pengaruh Citra Merek pada Niat Beli Shampo Dove di Bandar Lampung 1.2 Rumusan Masalah Data pangsa pasar shampo Dove sebesar 12% jauh dari presentase pemimpin pasar. Data ini sejalan dengan peringkat Top Brand Index pada Top Brand Award (tabel 1.2), yang kemudian data penjualan juga menunjukan fluktuasi dan cenderung menurun (gambar 1.1) penurunan ini diduga sebagai akibat citra merek produk Dove belum kuat. Dilain pihak hasil riset oleh Hsueh dan Lee (2008) dalam penelitian Lin (2013; 747) menunjukkan bahwa citra merek memberikan efek positif pada niat beli, oleh karena itu perumusan masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah Apakah Citra Merek berpengaruh pada Niat Beli produk Shampo Dove di Bandar Lampung

10 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh citra merek pada niat beli produk Shampo Dove di Bandar Lampung. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk : 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengetahui variabel variabel mana yang belum sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga perusahaan akan mudah untuk melakukan pengembangan produk. 2. Bagi Peneliti Menambah dan memperluas pengetahuan serta pengalaman peneliti dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan khususnya yang berhubungan dengan pengaruh citra merek terhadap niat beli. 3. Bagi peneliti selajutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca dan dapat memberikan informasi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan bidang pemasaran.