ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING CONTRACT FORWARD UNTUK MENGURANGI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan

ANALISIS PERBANDINGAN HEDGING, SWAPS CONTRACT DENGAN FORWARD CONTRACT UNTUK MEMINIMALISASI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR

Judul : Analisis Forward Contract Hedging dan Open Position dalam Menghadapi Eksposur Valuta Asing (Studi pada CV Bali Cipta Sarana)

Oleh: Sujana, Saefudin Zuhdi dan Purwitayani. Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi seperti saat ini, hampir semua komponen tidak dapat

ANALISIS FORWARD CONTRACT HEDGING DAN OPEN POSITION DALAM MENGHADAPI EKSPOSUR VALUTA ASING. Ni Putu Era Larasati 1 A.

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya setiap Negara mempunyai ragam khas sumber daya, dapat dilihat

PENGGUNAAN FORWARD CONTRACT HEDGING UNTUK MENURUNKAN RISIKO EKSPOSUR TRANSAKSI (Studi Pada Pt. Unilever Indonesia, Tbk)

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10)

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni dan risiko

BAB II URAIAN TEORTIS

BAB I PENDAHULUAN. zaman saat ini yang dipengaruhi oleh globalisasi telah. membuat interaksi antar negara semakin meningkat dalam perdagangan

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING. PDF created with pdffactory Pro trial version

Manajemen Keuangan Internasional

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

II. LANDASAN TEORI. Perbedaan keunggulan masing-masing negara dalam bidang tertentu diharapkan

Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum. UTANG NEGARA i : PEMERINTAH BUKA HEDGING ii UTANG VALUTA ASING (VALAS) Nasional.kontan.co.

BAB 11 FOREX EXPOSURE (FE) Dapat diartikan sebagai suatu resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan sebagai akibat perubahan atau fluktuasi kurs valas.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V TEKNIK MENGELOLA ASSET VALUTA ASING

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 9 /PBI/2014 TENTANG

TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR

ANALISIS FORWARD CONTRACT HEDGING DAN OPEN POSITION DALAM MENGHADAPI EKSPOSUR VALUTA ASING (STUDI PADA PT XYZ )

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing

BAB I PENDAHULUAN. berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008:45). Mata uang tiap negara

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisa serta

FOREIGN CURRENCIES TRANSLATIONS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN Universitas Dian Nuswantoro

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Agus Sartono (2001 : 6) adalah : Sedangkan menurut Sutrisno (2005 : 3) Manajemen keuangan adalah :

ANALISIS KEBIJAKAN HEDGING (LINDUNG NILAI) SEBAGAI STRATEGI MANAJEMEN RESIKO HUTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH

PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING KONTRAK OPSI SAHAM UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO KERUGIAN AKIBAT FLUKTUASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

Antisipasi Rencana Pembayaran Hutang Dagang Melalui Pengukuran Translation Exposure dengan Metode Current Rate dan Penggunaan Forward Contract Hedging

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatnya hubungan perdagangan antar negara. Proses globalisasi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Dari tahun 1876 sampai 1913, tingkat kurs ditentukan oleh standar emas

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING

Akuntansi Instrumen Derivatif Tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Oleh: Ida Farida

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan akses informasi yang sudah mendunia. Perdagangan

1. LPEI wajib mengelola dan memelihara posisi devisa neto (PDN) secara keseluruhan maupun neraca paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari Modal.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Nilai tukar tetap, antara 1970 sampai dengan Nilai tukar mata uang mengambang, antara 1978 sampai dengan 1997.

Analisa Perbandingan Penggunaan Open Position, Forward Contract Dan Money Market Hedging

BAB I PENDAHULUAN. pelaku binis mengenai currency (mata uang) yang akan dipakai dalam kontrak

Bab 10 Pasar Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. RM Satwika Putra Jiwandhana dan Nyoman Triartyati (2016)

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN HEDGING ANTARA FORWARD CONTRACT DENGAN CURRENCY SWAP UNTUK MEMINIMASI RISIKO FOREIGN EXCHANGE

BAB I PENDAHULUAN. melakukan bisnis internasional. Bisnis internasional merupakan transaksi

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

Manajemen Kas EXIM (termasuk Pembiayaan EXIM/Trade Finance)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha - usaha

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar

METODE PENELITIAN. untuk menganalisis perbedaan yang ada dari ketiga teknik hedging dan open

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI SILABUS. FRM/FISE/ September 2009

tetap yang disetujui selama jangka waktu yang disepakati dalam jangka waktu maksimum 1 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. lindung nilai atau biasa dikenal dengan sebutan hedging menjadi topik hangat

BAB I PENDAHULUAN. valuta asing (Foreign Currency Transactions) terjadi apabila suatu perusahaan

Materi 7 MANAJEMEN EKSPOSUR TRANSAKSI.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi tidak akan pernah terlepas dari aktivitas investasi. Berbagai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang

STIE DEWANTARA Pasar Uang & Valas

Prosiding Manajemen ISSN:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org)

BAB 1 PENDAHULUAN. maka meningkatkan juga aktivitas perdagangan international. Beberapa aktivitas

Manajemen Kas EXIM (termasuk Pembiayaan EXIM/Trade Finance)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 14 / PBI / 2005 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK

ABSTRACT. Keywords: Hedging, forward contract, money market, open position, export, account receivable. viii. Universitas Kristen Maranatha

untuk menukarkan atau memperjual-belikan valuta asing, bahkan perbankan mendorong terjadinya hubungan perekonomian perdagangan internasional

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 13 / / DPNP tanggal 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian global telah mengakibatkan kegiatan bisnis

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masa arus globalisasi pada masa masa ini yang ditandain

Transkripsi:

ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING CONTRACT FORWARD UNTUK MENGURANGI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR Jevi Enggawati Moch. Dzulkirom A.R Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRAK Berkaitan dengan transaksi bisnis internasional, perusahaan dipastikan menggunakan mata uang asing sebagai instrummen moneter dalam pembayaran maupun penerimaan. Transaksi bisnis baik penjualan maupun pembelian, umumnya dilakukan secara kredit, artinya penerimaan hasil penjualan ekspor maupun pembayaran atas impor a.k.a terjadi di masa mendatang. Transaksi transaksi tersebut dinyatakan dalam mata uang asing yang akan selalu berfluktuasi, maka manajemen dihadapkan pada masalah kemungkinan kerugian transaksi karena fluktuasi nilai tukar, maka diperlukan lindung nilai yang salah satu instrumennya adalah forward. Hedging contract forward merupakan suatu perjanjian antara kedua belah pihak yaitu eksportir dan importir dalam transaksi internasional yang pelunasan pembayaran didenominasi mata uang asing dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang dengan memakai harga forward. Penetapan harga forward dalam penelitian ini menggunakan suku bunga deposito. Kata Kunci: Hedging, Contract Forward, Foreign Currency, Forward Rate 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong terjadinya globalisasi dalam segala aspek termasuk ekonomi. Perusahaan perusahaan yang semula beroperasi dalam skala nasional terdorong untuk masuk dalam pasar internasional. Perusahaan yang telah memasuki pasar internasional, nantinya akan diwarnai dengan semakin meningkatnya intensitas persaingan serta gejolak harga pasar yang membuat ketidakpastian untuk meningkatkan usahanya dalam dunia internasional. Globalisasi berdampak pada keragaman mata uang asing yang digunakan sebagai akibat transaksi jual dan beli, ke dan dari banyak negara. Transaksi penjualan ekspor berkaitan dengan penerimaan sejumlah mata uang asing di masa mendatang yang digunakan untuk bertransaksi, di mana mata uang asing tersebut terus berfluktuasi nilainya. Kejadian tersebut menggambarkan adanya ancaman kerugian bagi perusahaan yang melakukan transaksi global, maka perusahaan harus memperhitungkan nilai tukar di masa yang akan datang di mana nilai tukar ditentukan oleh inflasi dan tingkat bunga. Risiko kerugian yang ditimbulkan oleh fluktuasi mata uang asing dapat diminimalisir oleh perusahaan dengan melakukan hedging. Hedging sangat bermanfaat bagi perusahaan yang kerap melakukan transaksi dengan menggunakan mata uang asing sebagai alternatif pembayaran. Hedging contract forward merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan perusahaan untuk mengurangi kerugian akibat fluktuasi kurs valas, karena kontrak ini dibuat berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dalam menentukan kurs forward yang dipakai pada saat pembayaran berlangsung di masa mendatang. 2. KAJIAN PUSTAKA Pasar valas atau bursa berdasarkan David K. Eiteman (2003:94) adalah kesepakatan antara penjual dan pembeli mengenai jumlah tertentu suatu mata uang diserahkan pada nilai tukar tertentu untuk mendapatkan mata uang lain. Berdasarkan pendapat Sartono (2003:137), pasar valuta asing terdiri dari tiga transaksi yang biasa dilakukan, yaitu : 1. Currency Spot Market Spot Market merupakan transaksi valuta asing dengan penyerahan atau delivery saat itu juga (secara teoritis, meskipun dalam 31

prakteknya transaksi spot diselesaikan dalam waktu dua atau tiga hari). 2. Currency Forward Market Forward Market merupakan transaksi dengan menyerahkan pada beberapa waktu mendatang sejumlah mata uang tertentu yang lain. 3. Currency Swap Market Swap Market merupakan transaksi pembelian dan penjualan sejumlah mata uang tertentu secara simultan pada dua tanggal (value date) tertentu. Pelaku pasar valas terdiri dari perusahaan, masyarakat (perorangan), bank umum, broker (perantara), pemerintah, bank dan sentral. Transaksi skala global yang dilakukan oleh perusahaan memiliki kemungkinan adanya risiko kerugian dan keuntungan yang akan diperoleh akibat fluktuasi kurs. Kemungkinan kemungkinan yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian ataupun keuntungan yang disebabkan nilai mata uang yang mendenominasi berfluktuasi dinamakan eksposur valuta asing. Yuliati (2002:153) berpendapat bahwa eksposur valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan dan/atau menerima pendapatan dalam valuta asing. Ditinjau dari dampak pengaruhnya, terdapat tiga macam eksposur valuta asing : 1. Eksposur Transaksi Menurut Kuncoro (2001:260), eksposur transaksi (transaction exposure) yang berasal dari kemungkinan diperolehnya keuntungan atau kerugian usaha (net cashflows) akibat transaksi yang terlanjur menggunakan mata uang asing sebagai denominasi. 2. Eksposur Ekonomi Kuncoro (2006:261) menuliskan bahwa eksposur ekonomi pada dasarnya merupakan cara melihat eksposur dalam jangka panjang dalam suatu perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional dan multitransaksi. 3. Eksposur Akuntansi Kuncoro dalam bukunya Manajemen Keuangan Internasional (2001:261) berpendapat bahwa eksposur akuntansi (accounting exposure) yang merupakan seberapa jauh laporan keuangan konsolidasi dan neraca suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valuta asing. Eksposur akuntansi muncul karena laporan laporan keuangan pusat perusahaan cabang perlu dikonsolidasikan oleh kantor pusat pada suatu mata uang yang kurs-nya berbeda dengan kurs pada saat terjadinya transaksi. Berbagai metode dan teknik memberikan fasilitas bagi para pelaku pasar valas untuk mengantisipasi dan mengurangi akibat kemungkinan kerugian yang terjadi. Hedging contract forward merupakan salah satu strategi kontraktual yang dapat digunakan untuk melindungi transaksi, terutama transaksi penjualan ekspor. Hedging (lindung nilai) menurut Eiteman, dkk (2010:232) adalah mengambil posisi, memperoleh arus kas, aset, atau kontrak (termasuk kontrak forward) yang akan naik (atau turun) nilainya dan meng-offset-nya dengan suatu penurunan (kenaikan) nilai dari suatu posisi yang sudah ada. Sedangkan yang dimaksud hedging dengan memakai contract forward menurut Hull (2008:5), kontrak forward sama dengan kontrak futures pada perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada waktu tertentu di masa yang akan datang dengan harga tertentu. Namun, kontrak forward lebih fleksibel dibanding kontrak lainnya karena kedua belah pihak dapat menentukan sendiri harga dan jangka waktu kontrak. Penentuan harga pihak eksportir dan importir dalam kontrak forward menggunakan pedoman forward rate. Menurut Hamdy Hady (2006:70), forward rate adalah kurs yang ditetapkan sekarang atau pada saat ini, tetapi diberlakukan untuk waktu yang akan datang, biasanya antara waktu 2 x 24 jam lebih sampai dengan 1 tahun atau 12 bulan. 3. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus. Fokus penelitian ini adalah laporan keuangan, data transaksi ekspor, proses transaksi ekspor, dan kebijakan hedging perusahaan. Dari data tersebut diolah dan dihitung besarnya hak perusahaan yang akan diterima dari importir pada saat jatuh tempo. Metode pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini ada beberapa tahapan, yaitu : 1. Membuat ikhtisar aktiva dan kewajiban bersih dalam valuta asing serta kurs dalam laporan keuangan. 2. Menghitung kurs forward yang digunakan untuk meng-hedging aktiva dan kewajiban bersih perusahaan dalam mata uang asing. Analisa hedging contract forward dapat 32

dihitung dengan rumus (Hamdy Hady, 2006:74) : Kurs Forward = Spot Rate + SR x (B-A) x T 100 x DB Premium jika, forward rate > spot rate Discount jika, forward rate < spot rate 3. Menghitung besarnya piutang kontrak (dalam mata uang asing). 4. Membandingkan keuntungan/ kerugian akibat selisih kurs. 5. Mengambil kesimpulan dari data yang telah diolah dan dianalisa. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut : 2011 2010 Rupiah.397.230.034 59.471.892.995 USD 7.041.778.524 1.127.504.397 Euro - 449.834.218 Jumlah 97.439.008.558 61.049.231.610 Perseroan menetapkan kebijakan hedging dengan waktu jatuh tempo dan hari dalam transaksi ekspor. Perseroan juga sepakat memakai USD dalam pelunasan piutang pendapatan di masa mendatang, dari kebijakan tersebut terdapat kemungkinan perseroan akan mengalami kerugian saat menerima pembayaran dari pihak importir karena adanya fluktuasi kurs valas. 33

Tabel 1. Data Perhitungan Piutang Perusahaan atas Hasil penjualan Ekspor dengan Menggunaakan Teknik Hedging Contract Forward Periode Juli - Desember 2011 No Tanggal Kurs Bunga Bunga Selisih Jatuh Forward Harga Nilai Jumlah Jumlah Tanggal Kurs Jumlah Transaksi Spot Deposito Deposito (%) Tempo Premium Forward Transaksi Hutang Piutang Jatuh Spot Saat Pendapatan (Rp) Per Tahun (%) Per Tahun (%) Hari (Rp) ($) Kontrak Kontrak Tempo Jatuh Saat Jatuh $ Rp Forward (Rp) (Rp) Tempo (Rp) Tempo (Rp) 1 08/07/2011 8.567 0,63 6,25 5,62 2 11/07/2011 8.565 0,63 6,25 5,62 3 20/07/2011 8.583 0,63 6,25 5,62 4 15/08/2011 8.584 0,63 6,25 5,62 5 06/09/2011 8.616 0,63 6,25 5,62 6 22/09/2011 9.033 0,63 6,25 5,62 7 13/10/2011 8.955 0,63 6,25 5,62 8 21/10/2011 8.912 0,63 6,25 5,62 9 25/11/2011 9.050 0,63 6,00 5,37 10 05/12/2011 9.110 0,63 6,00 5,37 240,73 8.807,73 92.024,61 788.374.827 810.528.160 08/01/2012 9.234 849.755.241 240,68 8.805,68 91.567,74 784.277.687 806.315.8 11/01/2012 9.246 846.635.317 241,18 8.824,18 89.248,16 766.016.960 787.542.037 20/01/2012 9.000 803.233.443 241,21 8.825,21 88.818,71 762.419.836 783.843.833 15/02/2012 9.085 806.918.011 242,11 8.858,11 88.450,49 762.089.384 783.504.096 06/03/2012 9.209 814.540.522 253,83 9.286,83 76.993,72 695.484.299 715.027.408 22/03/2012 9.219 709.805.131 125,82 9.080,82 75.006,23 671.680.784 681.117.899 13/01/2012 9.226 692.007.472 125,21 9.037,21 69.447,55 618.916.565 627.612.343 21/01/2012 9.120 633.361.655 121,50 9.171,50 66.004,93 597.344.627 605.363.979 25/02/2012 9.115 601.634.948 122,30 9.232,30 65.331,89 595.173.555 603.163.760 05/03/2012 9.176 599.485.460 Sumber : Data Diolah JUMLAH 7.041.778.524 7.204.019.403 JUMLAH 7.357.377.202 Perhitungan : Transaksi 8 Juli 2011 Kurs = 8. 567 + Forward 8.567 x (6,25-0,63)% x 100 x 360 = 8.807,73 34

35

Tabel 2. Jumlah Penerimaaan Pendapatan Periode Juli - Desember 2011 (Dinyatakan Dalam Rupiah) Tanggal Jumlah Jumlah Jumlah Transaksi Hutang Piutang Pendapatan Kontrak Kontrak Saat Jatuh (Saat Transaksi) (Saat Transaksi) Tempo 08/07/2011 788.374.827 810.528.160 849.755.241 11/07/2011 784.277.687 806.315.8 846.635.317 20/07/2011 766.016.960 787.542.037 803.233.443 15/08/2011 762.419.836 783.843.833 806.918.011 06/09/2011 762.089.384 783.504.096 814.540.522 22/09/2011 695.484.299 715.027.408 709.805.131 13/10/2011 671.680.784 681.117.899 692.007.472 21/10/2011 618.916.565 627.612.343 633.361.655 25/11/2011 597.344.627 605.363.979 601.634.948 05/12/2011 595.173.555 603.163.760 599.485.460 lah 7.041.778.524 7.204.019.403 7.357.377.202 Sumber : Data Diolah Dari tabel 2 diperoleh hasil analisis bahwa selama periode Juli Desember 2011 terdapat 3 transaksi penjualan ekspor yang hasil penerimaan saat jatuh tempo lebih rendah dibandingkan pada saat transaksi tersebut berlagsung. Transaksi tersebut perlu dilindungi dari kerugian yang akan dialami perusahaan karena menurunnya kurs valas. Tabel 3. Selisih Penerimaaan Pendapatan Antara Piutang Kontrak dengan Saat Jatuh Tempo Periode Juli - Desember 2011 Dinyatakan Dalan Rupiah 05/12/2011 9.110 9232,3 9.176 Tanggal Jumlah Jumlah Selisih Sumber : Data Diolah Transaksi Piutang Pendapatan Pendapatan Kontrak (Saat Transaksi) Saat Jatuh Tempo 08/07/2011 810.528.160 849.755.241 39.227.082 11/07/2011 806.315.8 846.635.317 40.319.427 20/07/2011 787.542.037 803.233.443 15.691.406 15/08/2011 783.843.833 806.918.011 23.074.178 06/09/2011 783.504.096 814.540.522 31.036.426 22/09/2011 715.027.408 709.805.131 (5.222.276) 13/10/2011 681.117.899 692.007.472 10.889.573 21/10/2011 627.612.343 633.361.655 5.749.313 25/11/2011 605.363.979 601.634.948 (3.729.031) 05/12/2011 603.163.760 599.485.460 (3.678.300) Jumlah 7.204.019.403 7.357.377.202 153.357.798 Sumber : Data Diolah Tabel 3 menggambarkan adanya kerugian yang diperoleh perusahaan apabila tetap menetapkan harga forward dan menerapkan hedging contract forward pada setiap transaksi penjualan ekspor, karena nilai tukar rupiah cenderung melemah (kurs valas semakin menguat). Kenyataannya hanya 3 transaksi yang seharusnya dilindungi karena kurs valas cenderung melemah dan akan mengakibatkan kerugian pendapatan saat jatuh tempo. Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap USD saat jatuh tempo akan mengurangi laba perusahaan bahkan kerugian. Teknik hedging contract forward sangat tepat digunakan untuk melindungi transaksi ekspor terutama pada tiga transaksi di atas, yaitu pada tanggal 22 September 2011, 25 November 2011 dan 5 Desember 2011 yang sudah jelas terlihat kurs valas akan mengalami apresiasi dan nilai tukar domestik semakin kecil. Sedangkan transaksi lainnya cenderung akan mendapatkan laba yang sedikit apabila menggunakan hedging contract forward, karena nilai tukar cenderung melemah pada saat jatuh tempo, jadi tidak perlu dilakukan hedging. Tabel 4. Perbandingan Nilai Tukar Rupiah Per 1 U$D Periode Juli - Desember 2011 Dinyatakan Dalan Rupiah Tanggal Kurs Harga Kurs Transaksi Spot Forward Spot Saat (Rp) (Rp) Jatuh Saat Transaksi Tempo (Rp) 08/07/2011 8.567 8807,73 9.234 11/07/2011 8.565 8805,68 9.246 20/07/2011 8.583 8824,18 9.000 15/08/2011 8.584 8825,21 9.085 06/09/2011 8.616 8858,11 9.209 22/09/2011 9.033 9286,83 9.219 13/10/2011 8.955 80,82 9.226 21/10/2011 8.912 37,21 9.120 25/11/2011 9.050 9171,5 9.115 Kontrak forward untuk transaksi penjualan ekspor yang sudah berjalan tidak dapat dibatalkan, karena akan menimbulkan wanprestasi dan menambah beban denda bagi pihak yang membatalkannya. Perusahaan yang sudah terlanjur menjalankan kontrak, namun salah dalam mengestimasi kurs valas di masa mendatang akan menyebabkan kerugian pendapatan karena terdapat selisih kurs valas lebih besar pada saat jatuh tempo. Kerugian tersebut dapat diantisipasi dengan menggunakan strategi operasi yang salah satunya adalah lagging, artinya pihak eksportir mempelambat penagihan pelunasan piutang sampai kurs valas mengalami apresiasi. Ada pula cara lain untuk menghindari kerugian saat kontrak masih berjalan, yaitu dengan melakukan opsi jual atau 36

masuk pada pasar uang, yaitu dengan meminjam dana dalam mata uang domestik (rupiah) sekarang dan mengkonversikannya menjadi mata uang yang dibutuhkan di masa depan (USD). Kemudian piutang yang diterima akan digunakan untuk melunasi pinjaman tersebut. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penjelasan dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Ketidakstabilan nilai tukar Rupiah terhadap USD dapat memberikan efek yang menguntungkan dan merugikan bagi pelaku ekspor. 2. PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas, Tbk memiliki piutang diakibatkan transaksi penjualan ekspor secara kredit. 3. Kebijakan yang diberlakukan dalam transaksi ekspor yaitu pelunasan piutang memakai mata uang asing (USD). 4. Pendapatan piutang dari kebijakan hedging contract forward kenyataannya lebih rendah dari pendapatan yang akan diterima saat jatuh tempo dengan kurs spot saat jatuh tempo, karena mata uang asing mengalami apresiasi. 5. Hedging perlu dilakukan perusahaan walaupun data menunjukkan bahwa USD mengalami apresiasi terhadap rupiah. Hedging masih perlu dilakukan karena dari sekian rangkaian data yang telah dianalisis terdapat kurs spot saat jatuh tempo lebih rendah dari forward. 6. Kebijakan hedging akan berdampak pada keuntungan dan kerugian, tergantung dari kebenaran estimasi yang dilakukan eksportir dalam penetapan kurs saat jatuh tempo piutang. 6. DAFTAR PUSTAKA Brealey, Richard and Stewart Myers. 2006. Princiles Of Corporate Finance, Sevent Edition. Mc. Graw Hill Book Company Eiteman, Stonehill, Moffett. 2010. Manajemen Keuangan Multinasional Edisi kesebelas Jilid 1. Jakarta : Erlangga Eiteman, Stonehill, Moffett. 2010. Manajemen Keuangan Multinasional Edisi kesebelas Jilid 2. Jakarta : Erlangga Hady, Hamdy. 2006. Ekonomi Internasional Buku 1. Jakarta : Ghalia Indonesia Hardanto, Sulad Sri. 2007. Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Hull, Jhon C. 2008. Fundamentals Of Future And Options Markets Sixth Edition. New Jersey : Pearson Prentice Hall Kuncoro, Mudrajad. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta : BPFE Levi, Maurice D. 2001. Keuangan Internasional. Yogyakarta : Andi Offset Madura, Jeff. 2009. International Corporate Finance. Edisi 8. Jakarta : Salemba Empat Marzuki. 2000. Metodologi Riset, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta : BPFE UII Sartono, Agus. 2003. Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga Siahaan, Hinsa. 2008. Seluk Beluk Perdagangan : Instrument Derivatif : Opsi saham call & put, rights, warrants, convertible bonds, swaptingkat bunga, indeks, dan swap valuta asing. Jakarta : PT. Elex media Komputindo Sugiyono. 2006. MetodologiPenelitian Kuantitatif Kualitatif dan RnD. Bandung: CV. Alphabeta Sujana, Zuhri, S & Purwitayani. 2006. Jurnal Ilmiah Ranggagading. Teknik Analisis Forward Contract Hedging dengan Money Market Hedging dalam Meminimalisasi Tingkat Risiko Kerugian, 6 (1) : 36 40. Wiratha, Ir. I Made, M.Si. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis. Yogyakarta : Andi Yuliati, Sri Handaru, dan Handoyo Prasetyo. 2002. Dasar Dasar Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta : Andi 37