KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI NOTARIS DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS YURIDIS AKTA DI BAWAH TANGAN YANG DI WAARMEKING DAN DI LEGALISASI

KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS ARTIKEL

FUNGSI NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA YANG DIBUBUHI DENGAN CAP JEMPOL SEBAGAI PENGGANTI TANDA TANGAN

PERBEDAAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM PEMBUATAN WAARMERKING, LEGALISASI, DAN AKTA NOTARIIL

SKRIPSI KEKUATAN PEMBUKTIAN PERJANJIAN KERJASAMA BISNIS BERBENTUK PERJANJIAN DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 1. Hal itu

AKTA NOTARIS SEBAGAI ALAT BUKTI TERTULIS YANG MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN YANG SEMPURNA. Rif ah Raihanah

KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBUAH FOTOKOPI ALAT BUKTI TERTULIS

Oleh : Neriana. Pembimbing I : Dr. Maryati Bachtiar, SH.,M.Kn. Pembimbing II : Dasrol, SH.,M.H

TANGGUNGJAWAB NOTARIS TERHADAP KEBENARAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kedudukan notaris dianggap sebagai suatu fungsionaris dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) menentukan secara tegas bahwa negara Republik

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKTA NOTARIIL. Istilah atau perkataan akta dalam bahasa Belanda disebut acte atau akta

Oleh : Rengganis Dita Ragiliana I Made Budi Arsika Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT :

KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI PENGAKUAN YANG DIBERIKAN DI LUAR PERSIDANGAN

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG

PENDIRIAN PERSEROAN KOMANDITER DI DENPASAR

PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH ANTARA PIHAK MENYEWAKAN DAN PIHAK PENYEWA DI KOTA DENPASAR

KEKUATAN YURIDIS METERAI DALAM SURAT PERJANJIAN

TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TERHADAP AKTA YANG MENGANDUNG CACAT HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Semua akta adalah otentik karena ditetapkan oleh undang-undang dan juga

BAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya

Akibat Hukum Penandatangan Perpanjangan Akta Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Yang Dibuat Oleh Notaris Tanpa Menghadirkan Kembali Para Pihak

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AKTA SERTA KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA NOTARIS. A. Pengertian Akta dan Macam-Macam Akta

BAB I PENDAHULUAN. hukum maupun perbuatan hukum yang terjadi, sudah barang tentu menimbulkan

Oleh I Made Erwan Kemara A.A.Gede Agung Dharma Kusuma I Ketut Westra Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB II PROSEDUR PENGAMBILAN FOTOKOPI MINUTA AKTA DAN PEMANGGILAN NOTARIS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengatur kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

KEDUDUKAN AKTA OTENTIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA. Oleh : Anggun Lestari Suryamizon, SH. MH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawasan majelis..., Yanti Jacline Jennifer Tobing, FH UI, Universitas Indonesia

KEKUATAN HUKUM AKTA NOTARIS BERKENAAN DENGAN PENANDATANGANAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) PERSEROAN TERBATAS MELALUI MEDIA TELEKONFERENSI

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (selanjutnya disebut UUJN) disebutkan bahwa y

BAB I PENDAHULUAN. dengan perikatan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dan juga usaha

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN TERHADAP AKTA PERDAMAIAN (ACTA VAN DADING) OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN

TANGGUNG JAWAB NOTARIS TERHADAP AKTA DI BAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017. KEKUATAN PEMBUKTIAN SURAT MENURUT HUKUM ACARA PERDATA 1 Oleh: Fernando Kobis 2

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.

TINJAUAN YURIDIS LEGALISASI AKTA DI BAWAH TANGAN OLEH NOTARIS AYU RISKIANA DINARYANTI / D

DAFTAR PUSTAKA. Adjie, Habib, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Bandung: Refika Aditama, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang Jabatan

PELAKSANAAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM BERSERTIFIKAT DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. jaminan akan kepastian hukum terhadap perbuatan dan tindakan sehari-hari,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA BISNIS BERBENTUK PERJANJIAN DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS

RISALAH LELANG SEBAGAI AKTA OTENTIK PENGGANTI AKTA JUAL BELI DALAM LELANG

BENTUK PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH TOKO (RUKO) ANTARA PENYEWA RUKO DENGAN PEMILIK RUKO DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 ayat (3). Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

KAJIAN YURIDIS KEKUATAN HUKUM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG DIBAWAH TANGAN

ASPEK HUKUM PEMBUKTIAN YANG BERUPA AKTA

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan pasal..., Ita Zaleha Saptaria, FH UI, ), hlm. 13.

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN NOMINEE DALAM KEPEMILIKAN TANAH DI KABUPATEN GIANYAR OLEH ORANG ASING

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HARTA SUAMI - ISTRI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN

KELAYAKAN SAKSI DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH OLEH PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH

BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN TANDATANGAN PADA DOKUMEN ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM HUKUM ACARA PERDATA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

IMPLEMENTASI PERJANJIAN KREDIT YANG DIBUAT SECARA DI BAWAH TANGAN PADA BPR DI KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang besar bagi kehidupan manusia. Manusia akan beralih dari

ANALISIS YURIDIS AKTA KETERANGAN LUNAS YANG DIBUAT DIHADAPAN NOTARIS SEBAGAI DASAR DIBUATNYA KUASA MENJUAL JURNAL. Oleh

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

TANGGUNG JAWAB NOTARIS PENGGANTI DALAM PEMBUATAN AKTA THE RESPONSIBILITY OF REPLACEMENT PUBLIC NOTARY IN MAKING AUTHENTIC DOCUMENT

BAB III TINJAUAN TERHADAP NOTARIS DAN KEWENANGANNYA DALAM UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

TANGAN YANG DILEGALISASI NOTARIS 1 Oleh : Ghita Aprillia Tulenan 2

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Notaris sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga notaris memegang peran yang cukup penting dalam setiap proses

3 R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang

KEKUATAN MENGIKATNYA PEMBUKTIAN AKTA DI BAWAH TANGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

KEABSAHAN TANDA TANGAN ELEKTRONIK DALAM AKTA PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK

PROBLEMATIKA AKTA JAMINAN FIDUSIA (Suatu studi tentang Akta Jaminan Fidusia setelah berlakunya Sistem Pendaftaran Fidusia secara online )

KESAKSIAN NOTARIS TERKAIT PEMALSUAN SURAT DI BAWAH TANGAN A NOTARY WITNESS IN RELATION TO UNDERHAND CONTERFEITING LETTER.

BAB III KERANGKA TEORI. Undang Hukum Perdata tentang Perikatan. Mempunyai sifat sistem terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemerintah. Prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban dan

BATALNYA PENGIKATAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN KARENA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PT. SRIKANDI

AKIBAT PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA DAN KEKUATAN HUKUM SERTIFIKAT JAMINAN FIDUSIA YANG DITERBITKAN OLEH KANTOR PENDAFTARAN FIDUSIA

Barrori Mirza I 1 BARRORI MIRZA ABSTRACT

HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014

PENGAMBILAN FOTO COPI MINUTA AKTA DAN PEMANGGILAN NOTARIS

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang tergabung dalam komunitas tersebut menanggung amanah. yang berat atas kepercayaan yang diembankan kepadanya.

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang

PERAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan strategi pembangunan hukum nasional. Profesionalitas dan

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015. KEKUATAN HUKUM AKTA DI BAWAH TANGAN DALAM PRAKTEK DI PENGADILAN 1 Oleh: Maman Djafar 2

JURNAL. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan (M.Kn) Di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum pada hekekatnya adalah

BAB III KEABSAHAN AKTA HIBAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Studi di Kantor Notaris dan PPAT Dina Ismawati, S.H.,MM)

Transkripsi:

KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI NOTARIS DENPASAR Oleh : Made Aga Septian Prawira A.A. Istri Ari Atu Dewi Program Kekhususan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrack A paper entitled "Proof of Deed Under Power Hand Notary Denpasar legalized" aims to To know and understand about the strength of evidence under the Deed of hands that have been validated by a notary, particularly in Denpasar. This writing method using the Juridical Empirical research methods. Deed under the hand strength of evidence that legalized notary deed is not the same as authentic as it can still be denied the truth and the truth shall prove through other evidence or witnesses. Notarial deed dated ensures certainty and signatures of the parties, but is not responsible for the contents of the deed. Keywords: Evidence, the Deed Under Hand, Legalization Abstrak Tulisan yang berjudul Kekuatan Pembuktian Akta Dibawah Tangan yang Dilegalisasi Notaris Denpasar bertujuan untuk Untuk mengetahui dan memahami tentang kekuatan pembuktian Akta dibawah tangan yang telah dilegalisasi oleh Notaris, khususnya di Denpasar. Metode penulisan ini menggunakan metode penelitian Yuridis Empiris. Kekuatan pembuktian akta dibawah tangan yang dilegalisasi Notaris tidak sama dengan akta otentik karena masih dapat dibantah kebenarannya dan harus membuktikan kebenarannya melalui bukti-bukti lain atau saksi-saksi. Notaris menjamin kepastian tanggal akta serta tanda tangan para pihak, namun tidak bertanggung jawab atas isi akta. Kata kunci : Pembuktian, Akta Di bawah Tangan, Legalisasi

I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Akta dibawah tangan dibuat tidak dihadapan notaris. Biasanya akta ini dibuat karena para pihak tidak mau repot dan sudah saling memiliki kepercayaan satu sama lain. Pada akta dibawah tangan Notaris tidak bertanggung jawab terhadap isi kesepakatan atau perjanjian. Notaris hanya bertugas melakukan legalisasi dan pencatatan dari akta dibawah tangan yang dibawa kenotaris. 1 Notaris merupakan profesi hukum dan dengan demikian profesi Notaris adalah suatu profesi yang mulia (nobile officium). Dikarenakan profesi Notaris sangat erat hubungannya dengan kemanusiaan. 2 dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dinyatakan bahwa Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta autentik dan kewenangan lainnya. Kewenangan lain dari Notaris yaitu, mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus. Kewenangan ini merupakan legalisasi terhadap akta dibawah tangan yang dibuat sendiri oleh orang perseorangan atau oleh para pihak diatas kertas yang bermaterai cukup dengan jalan pendaftaran dalam buku khusus yang disediakan oleh Notaris ( Pasal 15 ayat 2a UUJN). Dan membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftarkan dalam buku khusus atau waarmerking( Pasal 15 ayat 2b UUJN). Membahas masalah kekuatan alat bukti surat, karena apabila melihat ketentuan pada Pasal 1874, 1874a, 1880 dalam buku IV KUH Perdata di mana dinyatakan bahwa surat surat dimaksud perlu ada Legalisasi dan Waarmerking dari Notaris, walaupun kewenangan Notaris tidak hanya melegalisasi dan Waarmerking tetapi Notaris juga berwenang mengesahkan kecocokan Fotokopi dengan surat aslinya dan juga membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan. Dari latar belakang inilah maka dilakukan penelitian di Notaris-notaris yang ada di Denpasar terkait dengan kekuatan pembuktian legalisasi akta dibawah tangan. 1 Ira Koesoemawati dan Yunirman Rijan, 2009, Notaris, Raih Asa Sukses, Jakarta, hal.86 2 Abdul Ghofur Anshori, 2009, Lembaga Kenotariatan Indonesia, UII Press, Yogyakarta, hal.25

1.2. Tujuan Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang kekuatan pembuktian Akta dibawah tangan yang telah dilegalisasi oleh Notaris di Denpasar. II. Isi Makalah 2.1. Metode Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat, maka dipergunakan beberapa jenis penelitian Yuridis Empiris yaitu penelitian yang digunakan yang tidak hanya menekankan pada kenyataan pelaksanaan hukum saja, tetapi juga menekankan pada kenyataan hukum dalam praktek (di Denpassar) yang dijalankan oleh anggota Notaris. 2.2. Pembahasan Berdasarkan Pasal 1868 KUHPerdata akta otentik ialah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan undang-undang oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu,di tempat akta itu dibuat. Legalisasi merupakan pengesahan akta dibawah tangan yang dibacakan oleh Notaris dan ditanda tangani oleh penghadap di muka Notaris pada waktu itu juga untuk menjamin kepastian tanggal dari akta yang bersangkutan. Para penghadap yang mencantumkan tanda tangannya dikenal oleh Notaris atau diperkenalkan kepada Notaris, kemudian Notaris menjelaskan isi akta tersebut kepada penandatangan atau yang membubuhkan cap ibu jari dan pada waktu itu juga akta itu lalu ditandatangani atau dibubuhi cap ibu jari oleh yang bersangkutan dihadapan Notaris tersebut. Notaris mencatat nomor legalisasi dalam buku daftar legalisasi. Tanggal dilakukanya tanda tangan atau pembubuhan cap ibu jari harus sama dengan tanggal legalisasi. Untuk dijadikan alat bukti yang berlaku di pegadilan maka legalisasi ini harus bermaterai cukup. 3 Menurut salah satu Notaris Denpasar, I Gusti Ayu Maha Santi Dewi, akta dibawah tangan tidak memiliki sifat otentik dan tidak memiliki kekuatan eksekutorial. Dimana akta dibawah tangan baru berlaku sah apabila para pihak yang menandatangani mengakui tanda tangan tersebut. Akta dibawah tangan yang 3 Sudikno Mertokusumo, 2002, Hukum Acara Perdata Indonesia, Edisi Kedelapan, Liberty, Yogyakarta, h.153

dilegalisasi oleh Notaris hanya memberikan kepastian mengenai tanggal dan identitas dari para pihak yang mengadakan perjanjian tersebut serta tanda tangan yang dibubuhkan dibawah surat tersebut. Akta dibawah tangan yang dilegaisasi oleh Notaris tidak dapat dikatakan sebagai akta otentik. Dikarenakan akta tersebut hanya diberikan kepastian tanggal dan tanda tangan dan tidak dibuat oleh Notaris melainkan dibuat oleh para pihak yang bersangkutan, hal ini diungkapkan juga oleh Notaris I Gusti Ngurah Bayu Krisna. Tujuan pembuktian adalah putusan hakim yang didasarkan pada pembuktian itu. 4 Menurut Notaris I Gusti Ayu Maha Santi Dewi, fungsi Legalisasi Pada Akta di Bawah Tangan adalah untuk menjamin kepastian tanggal dan tanda tangan para pihak dan isi akta tersebut dijelaskan oleh notaris sehingga penandatanganan tidak dapat menyangkal isi akta yang di tanda tangani tersebut. Dalam hal pembuktian hanyalah menilai dapat tidaknya diterima suatu alat bukti dan menilai kekuatan pembuktiannya setelah diadakan pembuktian. Akta dibawah tangan yang dilegalisasi diminta oleh para pihak dihadapan Notaris. Dimana Notaris mengetahui isi dari akta tersebut termasuk kepastian tanggalnya. Berbeda dengan warmaking, hanya dibukukan di pembukuan Notaris dan langsung terdaftar pada hari itu juga dimana Notaris tidak mengetahui isi dari akta yang didaftarkan. Jika dibandingkan akta dibawah tangan yang diwarmaking, akta dibawah tangan yang dilegalisasi kekuatan pembuktiannya lebih kuat karena dalam pembuatan aktanya disaksikan dan isi dari akta tersebut diketahui oleh Notaris dan para pihak yang membuat perjanjian, hal ini di ungkapkan oleh Notaris I Gusti Ngurah Bayu Krisna. III. Kesimpulan Akta dibawah tangan yang dilegalisasi Notaris mempunyai kekuatan pembuktian yang tidak sama dengan akta otentik, karena tanda tangan yang terdapat dalam akta dibawah tangan tersebut dapat disangkal oleh yang menandatangani dan pihak yang mengajukan sebagai bukti harus membuktikan kebenarannya melalui bukti-bukti lain atau saksi-saksi. Serta akta dibawah tangan yang dilegalisasi tidak memenuhi syarat sebagai akta otentik, dimana salah satu syarat akta otentik adalah 4 Achmad Ali dan Wiwie Herayani, 2012, Asas-asas Hukum Pembuktian Perdata, Kencana Media Group, Jakarta, hal. 57

dibuat oleh pejabat umum yang berwenang, sedangkan akta dibawah tangan yang dilegalisasi Notaris dibuat oleh para pihak. IV. Daftar Pustaka Abdul Ghofur Anshori, 2009, Lembaga Kenotariatan Indonesia, UII Press, Yogyakarta. Achmad Ali dan Wiwie Herayani, 2012, Asas-asas Hukum Pembuktian Perdata, Kencana Media Group, Jakarta. Ira Koesoemawati dan Yunirman Rijan,2009, Notaris, Raih Asa Sukses, Jakarta. Sudikno Mertokusumo, 2002, Hukum Acara Perdata Indonesia, Edisi Kedelapan, Liberty, Yogyakarta Kitab Undang- Undang Hukum Perdata diterjemahkan oleh Subekti R dan Tjitrosudibio R, Cetakan XXXVII, Pradnya Paramita, Jakarta, 2006 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris oleh dan tahun,pener