II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengembangan diartikan sebagai suatu proses (perbuatan) yang bertujuan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. Materi pokok sistem pencernaan termasuk ke dalam mata pelajaran Biologi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pembelajaran media sangat diperlukan karena dapat membantu

I. PENDAHULUAN. Biologi merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha untuk mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan

27. peristiwa mutasi; 28. evolusi dan asal-usul kehidupan; 29. usaha manusia dalam meningkatkan produksi pangan; 30. bioteknologi dalam kehidupan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang dibutuhkan manusia. Dengan pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Siti Alhajjah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki

I. PENDAHULUAN. perkembangan dan potensi kemampuan anak agar bermanfaat bagi. yang sesuai. Dalam hal ini ditujukan untuk membantu anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. formal (Mudyahardjo, 2006:6). Hal ini senada dengan yang diungkapkan

2015 PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rita Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Endro Widodo, 2014 Efektivitas pembelajaran berbasis praktikum pada uji zat makanan di kelas XI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. didik setelah mengikuti suatu kegiatan. Tirtarahadja (2000, h. 34) mengatakan,

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, pengalaman individu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini melibatkan keterampilan dan penalaran. Untuk. untuk kreatif, percaya diri dan berfikir kritis.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah

53. Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah suatu pelajaran yang berkaitan dengan ilmu alam dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut teori pembelajaran konstruktivisme, peranan aktif siswa dalam

I. PENDAHULUAN. siswa kelas XI IPA adalah mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan. larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembelajaran di mana peserta didik (siswa)

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang

12. Mata Pelajaran Biologi Untuk Paket C Program IPA

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai perkembangan aspek/dimensi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi pada semua guru yang memiliki tanggung jawab untuk. atas diantaranya adalah siswa harus memiliki kemampuan dalam

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2010 di SMA AL-Azhar 4. Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan 3. Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.

I. PENDAHULUAN. Rumpun ilmu IPA erat kaitannya dengan proses penemuan, seperti yang. dinyatakan oleh BSNP (2006: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

ANALISIS SK / KD. Indikator Pencapaian. 1. Membedakan pengertian. pertumbuhan dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut sekolah

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat dibina manusia Indonesia baru yang berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. potensi dalam diri siswa itu sendiri. Menurut Sardiman (1994), aktivitas adalah

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan belajar siswa. Belajar yang efektif dapat membantu siswa

I. PENDAHULUAN. tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nur dalam Trianto (2009), menyatakan bahwa menurut teori kontruktivis, satu

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa inggris Natural Sains secara singkat sering disebut Science. Natural

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses (perbuatan) yang bertujuan untuk mengembangkan sesuatu. Pengembangan. yang seksama dan percobaan yang terkendali.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses (perbuatan) yang bertujuan untuk mengembangkan sesuatu. teruji, pengamatan yang seksama dan percobaan yang terkendali.

BAB I PENDAHULUAN. bermutu menjadi salah satu faktor yang penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa pendidikan di SMK adalah untuk

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

II. TINJAUAN PUSTAKA

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting yang dikembangkan oleh guru untuk siswa. Pemanfaatan bahan ajar

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Sistem Pembelajaran Pengembangan diartikan sebagai suatu proses (perbuatan) yang bertujuan untuk mengembangkan sesuatu. Pengembangan senantiasaa didasarkan kepada pengalaman, prinsip yang telah teruji, pengamatan yang seksama dan percobaan yang terkendali (Depdikbud, 1991:10). Menurut Arifin (1995:23) pengembangan program pengajaran dengan pendekatan sistem dalam bentuk satuan pelajaran diharapkan dapat mendukung perbaikan antara lain dalam usaha untuk (1) mengubah cara memberikan kesempatan siswa untuk terlibat dalam proses belajar (belajar aktif) dan (2) merubah rasa enggan menggunakan media menjadi suatu kebiasaan menggunakan media secara efektif. Salah satu bentuk pengembangan sistem pembelajaran adalah mengembangkan media pembelajaran. Slameto (2003:117-118) menyatakan bahwa aktivitas pengembangan media meliputi langkah berikut ini: (1) pemilihan media yang diasumsikan akan dapat membantu guru mencapai tujuan-tujuan instruksionalnya; (2) pemikiran tentang kandungan pesannya, serta lambang yang akan dipergunakan untuk menyampaikan pesan tersebut;

10 (3) pembuatan atau produksi program media; (4) mengimplementasikan media; dan (5) tindak lanjut. Salah satu media pembelajaran yang dapat dikembangakan adalah bahan pembelajaran cetak, bahan pembelajaran cetak terdiri dari Modul, Handout, dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Pengembangan bahan pembelajaran cetak dapat dilakukaan dengan 4 cara yaitu; (1) mengkompilasi bahan yang telah tersedia dan dilengkapi dengan panduan belajar, (2) menggunakan buku teks yang telah tersedia di pasaran dengan disertai panduan belajar, (3) menyadur buku teks yang sudah tersedia, (4) menulis kembali bahan ajar cetak yang diperlukan yang dirancang sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan (Anonim, 2007:4). Petunjuk praktikum juga merupakan salah satu bahan pembelajaran cetak yang digunakan pada pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Petunjuk praktikum umumnya berisi (1) dasar teori; (2) alat dan bahan; (3) cara kerja (4) pertanyaan; dan (5) pustaka yang digunakan serta berbentuk buku yang banyak dijumpai dipasaran. Selain itu, dalam petunjuk praktikum hanya ditekankan pada cara kerja atau pelaksanaan praktikum (Arifin, 1995:192). Berbeda dengan petunjuk praktikum, LKS dikemas dalam bentuk lembaranlembaran yang dirancang sesuai dengan kebutuahan atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan. LKS juga dikemas dengan hanya menekankan pada latihan, tugas atau soal-soal saja. Walaupun hanya menekankan pada hal tersebut, LKS tetap menyajikan uraian materi namun disajikan secara singkat. Soal-soal yang disajikan dalam LKS harus benar-benar

11 dikembangkan berdasarkan pada analisis tujuan pembelajaran atau kompetensi yang telah dijabarkan kedalam indikator pembelajaran. Agar tetap mampu membelajarkan secara baik, LKS tidak hanya memuat serangkaian soal dan tugas tetapi juga menyediakan rambu-rambu pengerjaannya sehingga siswa benar-benar dapat mempelajari bahan pembelajaran melalui soal-soal dan tugas (Anonim, 2007:3). Penelitian pengembangan berorientasi pada pengembangan produk dimana proses pengembangannya dideskripsikan seteliti mungkin dan produk akhirnya dievaluasi. Produk LKS diuji melalui tingkat keterbacaan, tingkat keterlaksanaan, dan tingkat keternilaian. 1. Pengukuran keterbacaan berfungsi untuk menjaring informasi tentang kemampuan membaca siswa dan memahami isi serta daya serap siswa terhadap isi atau pesan yang terkandung dalam LKS. 2. Pengukuran keterlaksanaan berfungsi untuk menjaring informasi tentang ketersediaan alat dan bahan praktikum yang digunakan serta untuk menjaring kemampuan siswa dalam melaksanakan praktikum sesuai dengan isi LKS. 3. Pengukuran keternilaian berfungsi untuk menjaring informasi tentang kecepatan dan kendala dalam mengevaluasi hasil kegiatan praktikum siswa (Sunyono, 2008:4). B. Karakteristik Materi Dalam dunia pendidikan saat ini, khususnya dalam pembelajaran perlu adanya hubangan antara teori dan praktek. Berkaitan dengan belajar, praktikum sangat di perlukan agar siswa memperoleh pengalaman yang konkrit dan sebagai sarana mengkonfrontasikan miskonsepnya siswa (Hodson dalam Mulyati, 2001:5)

12 Pentingnya metode praktikum dalam pembelajaran biologi untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan proses kepada siswa. Pembelajaran dengan metode praktikum akan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan percobaan baik secara individu maupun secara berkelompok dalam memahami konssep-konsep biologi lebih jauh. Kegiatan praktikum merupakan suatu wahana pembelajarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Metode praktikum meerupakan metode pembelajaran yang sesuai dengan sifat pengetahuan (karakteristik materi) dari biologi itu sendiri, dan merupakan metode yang paling efektif untuk mengembangkan keterampilan proses berupa konsep-konsep, dan prinsip-prinsip ilmu biologi (Dahar, 1996:10) Biologi merupakan mata pelajaran sains yang menitikberatkan pada kajian dan pembahasan pada objek-objek hayati dan interaksinya dengan lingkungan serta memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan ilmu yang lainnya dalam hal objek, persoalan dan metodenya. Mata pelajaran Biologi di SMA menekankan pada fenomena alam dan penerapannya yang meliputi aspekaspek sebagai berikut : 1) Hakikat Biologi keanekaragaman hayati dan pengelompokkan makhluk hidup, hubungan antar komponen ekosistem, perubahan materi dan energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. 2) Organisme seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 3) Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi, bioteknologi, dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (BSNP, 2006:272). Dari uraian diatas, maka metode praktikum sangat menunjang keberhasilan belajar siswa, terutama pembelajaran biologi. Siswa yang awalnya merasa takut dengan mata pelajaran biologi atau bahkan tidak tertarik sama sekali

13 akan menjadi tertarik dan suka dengan mata pelajaran biologi karena adanya praktikum dalam proses pembelajaran. Dengan adanya praktikum eksperimen diharapkan siswa memperoleh pengalaman mengembangkan keterampilan proses dalam penemuan konsep dan penerapan metode ilmiah. C. Metode Eksperimen. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses pembelajaran, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode. Guru sebaiknya menggunakan pembelajaran yang bervariasi agar jalannya proses pembelajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Dalam pembelajaran, guru yang hanya menggunakan satu metode mengajar biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relati, (Djamarah dan Zain, 2002:85). Roestiyah (2001:80) mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah tentang suatu hal, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya kemudian hasil percobaan itu disampaikan didepan kelas dan dievaluasi oleh Pendapat tersebut menyatakan bahwa kegiatan eksperimen dalam pelajaran Biologi, mempunyai peranan penting untuk mencapai keberhasilan proses belajar siswa. Jadi, penggunaan metode eksperimen dalam pengajaran bukan sekedar untuk mengecek atau mencocokkan kebenaran teori yang telah diajarkan di kelas tetapi juga mengembangkan proses berfikir siswa. Dengan metode eksperimen siswa dapat berlatih berfikir ilmiah, kreatif dan

14 bertanggung jawab, serta secara praktis siswa memperoleh pengalaman, keterampilan, dan ilmu pengetahuan yang diperlukan. Kelebihan-kelebihan metode eksperimen menurut Roestiyah (2001:82) adalah: 1. Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya terhadap sesuatu yang belum pasti kebenarannya dan tidak mudah percaya pada kata orang lain sebelum ia membuktikan kebenarannya. 2. Mereka lebih aktif berfikir dan berbuat,hal itu sangat dikehendaki oleh kegiatan belajar mengajar yang modern, siswa lebih aktif sendiri dengan bimbingan guru. 3. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu pengetahuan, juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan. 4. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori. Berdasarkan uraian di atas, guru yang berperan sebagai penyedia pengalaman belajar ketika akan menggunakan metode eksperimen harus memperhatikan prosedur-prosedur di atas. Hal ini merupakan solusi untuk mengatasi kelemahan metode eksperimen dalam pembelajaran. Jadi, penggunaan metode eksperimen sebagai alternatif strategi pembelajaran dapat membantu siswa untuk mendapat-kan pengalaman belajar sesuai dengan karakteristik materi pelajaran Biologi, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. D. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) LKS merupakan alat bantu menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan dipergunakannya LKS dalam proses pembelajaran akan memudahkan guru untuk menyampaikan materi pelajaran dan mengefektifkan waktu, serta akan

15 menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa daam proses pembelajaran. Menurut Sriyono (1992:23), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetauan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut Sriyono (1992:25), Lembar Kerja Siswa (LKS) dibagi menjadi 3 jenis yaitu : 1. LKS eksperimen LKS eksperimen merupakan suatu media pembelajaran yang tersusun secara kronologis yang berisi prosedur kerja, hasil pengamatan, soal-soal yang berkaitan denagn kegiatan praktikum yang dapat membantu siswa dalam menemukan konsep klasifikasi zat, serta kesimpulan akhir dari praktikum yang dilakukan pada materi pokok yang bersangkutan. 2. LKS noneksperimen LKS noneksperimen digunakan untuk membantu siswa mengkonstruksi konsep pada submateri pokok yang tidak dilakukan praktikum. Menurut prianti dan Harnoko (1997:2) manfaat dan tujuan LKS antara lain: 1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep. 3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar. 4. Membantu gura dalam menyusun pelajaran. 5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. 6. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar. 7. Membantu siswa untuk menambahkan informasi tentang konsep yang diperlukan melalui kegiatan belajar mengajar secara sistematis. LKS digunakan sebgai sarana pembelajaran untuk menentukan siswa dalam menemukan konsep dari suatu materi pokok atau submateri pokok mata pelajaran biologi yang disajikan. Komponen LKS eksperimen menurut Trianto (2007:74), meliputi: judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan

16 bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi. Melalui LKS diharapkan dapat memberikan pengalaman dan proses pembelajaran kepada siswa. Untuk itu siswa harus terlibat secara aktif di dalam melakukan percobaan-percobaan, menjawab pertanyaan, menyelesaikan perhitungan dan memberikan kesimpulan, sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.