Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2013, Hal JURNAL AKUNTANSI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang terdiri atas lima Kantor Akuntan Publik dan 4 Universitas Negeri dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan adanya kesamaan status gejala tersebut dengan membandingkannya

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI AUDITOR MENGENAI PENGARUH KEAHLIAN, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP TINGKAT KINERJA AUDITOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan di KAP yang berdomisili di wilayah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

menjalankan proses audit yaitu yang melakukan pengujian terhadap yang telah disusun, dari keseluruhan anggota populasi tersebut dipersempit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB III METODE PENELITIAN. inspektorat tingkat kota/kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern, Dan Organisasi Terhadap Independensi Pemeriksa Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Di Batam

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlokasi di Jalan Mustafa Sari No.1, Pekanbaru pada bulan Maret 2014.

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. Alasan penentuan Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Malang sebagai objek

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. gejala atau peristiwa tertentu. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan

SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya (profitmaking)

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek / sumber

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 November 2014

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah

BAB III METODE PENELITIAN

Bawasda Di Surakarta Dan Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DIMAS GUNTUR PRASETYO B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengambil sampel atau satu populasi dengan mengunakan kuesioner

BAB I. Pendahuluan. yaitu investor, kreditor dan pemerintah membutuhkan laporan keuangan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang ada di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Adapun hasil penyebaran kuesioner

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

Bab III - Objek dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

ABSTRAK. Kata Kunci : komitmen organiasi, gaya kepemimpinan demokratis, etika profesi, pengalaman auditor pada kinerja auditor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Skripsi PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional

BAB 3 METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan dan

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori teori melalui variabel variabel penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa profesional akuntan publik. Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh kelas VII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hasil yang optimal dengan tujuan penelitian. yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal : Peran Audit Internal dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance. Vicky Dzaky C. P. (0109U189) Universitas Widyatama

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang

Transkripsi:

Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2013, Hal. 147-156 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN Abstraksi Tujuan penelitian untuk mengetahui persepsi akuntan dan persepsi mahasiwsa jurusan akuntansi terhadap etika bisnis dan etika profesi akuntan. Analisisnya didasarkan pada jawaban responden yang diperoleh. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan penyebaran kuesioner kepada responden yang terpilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Responden yang dipilih adalah akuntan yang bekerja sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, maupun akuntan pendidik yang berada di kota Semarang dan telah terdaftar sebagai akuntan yang resmi. Sedangkan, kriteria responden untuk mahasiswa jurusan akuntansi adalah masih tercatat sebagai mahasiswa jurusan akuntansi Strata 1 di Universitas Islam Sultan Agung dan Universitas Katolik Soegijapranata, serta telah atau sedang menempuh mata kuliah Auditing 1. Untuk menguji reabilitas data digunakan Cronbach Alpha sedangkan untuk menguji normalitas data digunakan Kolmogrov-Smirnov. Untuk menguji perbedaan variabel data menggunakan Man Whitney. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan persepsi akuntan dan mahasiswa jurusan akuntansi secara signifikan terhadap etika bisnis, dan etika profesi akuntan. Kata kunci : Persepsi, Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan, Akuntan, Mahasiswa Jurusan Akuntansi. PENDAHULUAN Akuntan adalah salah satu profesi yang terlibat langsung dalam pengelolaan perusahaan. keterlibatan akuntan mencakup dua pihak, yaitu internal dan eksternal. keterlibatan internal terjadi bila akuntan menjadi salah satu bagian dari manajemen untuk melaksanakan fungsi sebagai penyedia informasi keuangan, sedangkan keterlibatan eksternal akuntan adalah bila akuntan menjalankan profesinya sebagai auditor yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan atas kewajaran laporan keuangan. Etika profesi akuntan telah menjadi isu yang sangat menarik saat ini. Di Indonesia isu itu berkembang,seiring dengan terjadinya pelanggaran etika profesi yang dilakukan oleh akuntan, baik akuntan perusahaan, akuntan publik, maupun akuntan pemerintah. Beberapa kasus pelanggaran etika profesi akuntansi dapat diamati dari salah satu contoh kasus. Kasus ENRON dan kasus Mulyana W Kusuma. Kasus perusahaan Amerika Serikat ENRON yang mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus berlanjut sampai 2002 dimana KAP Arthur Andersen yang ditunjuk sebagai auditor laporan keuangan melakukan pelanggaran berupa ikut serta dalam memanipulasi laporan keuangan ENRON Corp. agar performa klien terlihat lebih bagus di mata investor, kemudian pelanggaran yang di lakukan Mulyana W Kusuma sebagai seorang anggota KPU diduga menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan berkaitan dengan pengadaan logistik pemilu (www.wartawarga.gunadarma. ac.id). Kasus diatas telah melanggar prinsip etika profesi dimana tidak adanya profesionalisme dan tanggung Korespondensi dengan penulis: TERHADAP ETIKA BISNIS DAN Chrisna ETIKA Suhendi PROFESI & AKUNTAN Zullanita Chrisna Suhendi Zullanita Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Agung Semarang 147

jawab terhadap profesinya. Prinsip tanggung jawab profesi ini mengandung makna bahwa akuntan sebagai pemberi jasa profesional memiliki tanggung jawab kepada semua pemakai jasa mereka termasuk masyarakat dan juga pihak internal dan eksternal pihak yang terkait. Seorang profesional, dalam pekerjaannya harus mentaati aturan yang bernama etika profesi. Etika profesi menjadi batasan perilaku seorang profesional dalam melakukan pekerjaannya dimana etika profesi menjaga profesional untuk berlaku baik dan benar sesuai dengan pekerjaannya dengan panduan pada Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Dan itu semua terdapat dalam lingkungan bisnis. Selain lingkungan bisnis, lingkungan pendidikan juga hal yang sangat berpengaruh etis (Sudibyo dalam Murtanto dan Marini, 2003). Dengan demikian mahasiswa (calon akuntan) harus diberikan pemahaman yang cukup terhadap masalah-masalah etika bisnis dan etika profesi akuntansi. Terdapatnya mata kuliah yang berisi ajaran moral dan etika sangat relevan untuk disampaikan kepada mahasiswa. Dalam hal ini berarti keberadaan pendidikan etika memiliki peranan penting dalam perkembangan profesi di bidang akuntansi Indonesia. Sesuai dengan latar belakang diatas, maka peneliti mencoba untuk merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada perbedaan antara akuntan dan mahasiswa jurusan akuntansi terhadap etika bisnis dan etika profesi akuntan. TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Perbedaan Persepsi Antara Akuntan dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Terhadap Etika Bisnis Akuntan. Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdagangan tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat merugikan. Banyak orang yang menjalankan bisnis tetapi tetap berpandangan bahwa, bisnis tidak memerlukan etika. ( Hilmaniriadi dalam Murtanto dan Marini, 2003). Berdasarkan pemikiran teoritis diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H a1 : Terdapat perbedaan persepsi akuntan dan mahasiswa jurusan akuntansi terhadap etika bisnis akuntan. 148 Jurnal Akuntansi Indonesia Vol. 3 No. 2 Juli 2013

Perbedaan Persepsi Antara Akuntan dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Terhadap Etika Profesi Akuntan. Akuntan harus menerapkan etika profesi dalam pekerjaannya tetapi belum semua akuntan dapat bekerja secara professional karena seorang akuntan dapat terpengaruh untuk tidak professional. Seperti ada desakan dari atasan atau rekan kerja untuk melakukan tindakan yang melanggar kode etik. Sedangkan mahasiswa jurusan akuntansi baru akan dipersiapkan untuk menjadi akuntan, jadi mahasiswa jurusan akuntansi belum terpengaruh dengan pemikiran-pemikiran untuk bertindak menyimpang dari aturan etika profesi akuntan. Berdasarkan pemikiran teoritis diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H a2 : Terdapat perbedaan persepsi akuntan dan mahasiswa jurusan akuntansi terhadap etika profesi akuntan. METODE PENELITIAN Obyek/ Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik dan mahasiswa jurusan akuntansi di wilayah Kota Semarang. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Penyebaran kuesioner untuk akuntan publik adalah KAP yang berada di Kota Semarang, untuk akuntan Pendidik dan mahasiswa jurusan akuntansi, dipilih 2 perguruan tinggi, untuk akuntan perusahaan dipilih perusahaan swasta yang berada di daerah Semarang. Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik kuesioner dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan. Teknik kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus didisi oleh responden. (Muhidin, 2007) Kasus-kasus yang digunakan peneliti adalah daftar yang bersifat tertutup karena telah disediakan alternatif jawaban yang mungkin dipilih sehingga responden merasa mudah dalam mengisi kuesioner. Penyebaran kuesioner ini dilakukan baik secara langsung maupun dengan perantara. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel a. Variabel Independen Variabel Independen dalam penelitian ini adalah persepsi, akuntan, dan mahasiswa jurusan akuntansi. 1. Persepsi merupakan tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). 2. Akuntan Perusahaan : Manurut Mulyadi (2002) akuntan intern perusahaan adalah akuntan yang bekerja dalam (perusahaann Negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegitan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN Chrisna Suhendi & Zullanita 149

berbagai organisasi. 3. Akuntan Publik : Ikatan Akuntan Indonesia, Akuntan Publik adalah: Akuntan yang memiliki ijin dari Menteri Keuangan atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan publik. Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik yang menyediakan berbagai jasa yang diatur dalam standar profesional akuntan publik (Mulyadi, 2002 : 52) 4. Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mangajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi. 5. Adalah siswa sekolah tinggi atau perguruan tinggi program studi akuntansi (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008). b. Variabel Dependen 1. Etika Bisnis Akuntan menurut Muslich (1998) mendefinisikan bahwa Etika bisnis sebagai pengetahuan mengenai tata cara yang ideal dalam pengetahuan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara ekonomi atau sosial, dimana penetapan norma dan moralitas dapat menunjang maksud dan kegiatan bisnis. 2. Etika Profesi Akuntan sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi, yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip dan mengatur tentang perilaku profesinalisme (Agnes, 1996 dalam Murtanto dan Marini, 2003). Metode Analisis Data Metode analis data yang digunakan meliputi : a. Uji itas itas digunakan untuk mengukur sah atau valid atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut ( Danang,2009). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (construct validity) yaitu dengan mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor total. Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson s Correlation Product Moment untuk menjelaskan kekuatan dan arah hubungan antara dua variabel. Hasil uji korelasi tersebut bisa dikatakan valid jika apabila tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 0,05. b. Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dianalisis dengan menggunakan teknik dari Cronbach yaitu Cronbach s Alpha yang terdapat pada program komputer SPSS 16.0 for Windows. Sekaran (2000) dalam Murtanto dan Marini (2003) menyatakan bahwa semakin dekat koefisien alpha pada nilai 1 berarti butir-butir pernyataan 150 Jurnal Akuntansi Indonesia Vol. 3 No. 2 Juli 2013

dalam koefisien semakin reliabel. Besarnya nilai alpha yang dihasilkan dibandingkan dengan indeks: > 0,800: tinggi; 0,600-0,799: sedang; <0,600: rendah. (Sekaran dalam Murtanto dan Marini, 2003). c. Uji Normalitas Pengujiannya menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data dikatakan berdistribusi normal jika p > 0,05 (Ghozali, 2005) d. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis pada penelitian persepsi responden yang dipandang dari akuntan dan mahasiswa terhadap etika bisnis dan etika profesi digunakan alat uji statistik Indenpendent-Samples T Test. HASIL & PEMBAHASAN Statistik Deskripsi Responden dalam penelitian ini adalah 18 akuntan publik, 15 akuntan pendidik, 17 akuntan perusahaan dan 50 mahasiswa jurusan akuntansi yang ada di Semarang. Dari data yang disebar sebanyak 125 kuesioner, kuesioner yang kembali adalah sebanyak 103 kuesioner dan yang diolah adalah 100 kuesioner, karena dua kuesioner dianggap tidak sah, karena tidak ada identitas responden. Pengujian Data Tabel 1 Berdasarkan hasil pengujian, data dalam penelitian ini valid dari uji validitas. Uji itas adalah pengujian keterkaitan atau hubungan antara item pertanyaan dalam satu variabel. uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment, yaitu dengan membandingkan nilai r hitung, dibandingkan dengan r tabel (0,195). Dari hasil dapat dijelaskan nilai r hitung lebih besar dari r tabel dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua item dalam indikator variabel etika bisnis, etika profesi akuntan adalah valid, sehingga bisa digunakan untuk proses selanjutnya.. Tabel 2 Uji reliabilitas adalah pengujian terhadap hasil jawaban responden apakah konsisten atau reliabel dari waktu kewaktu. Adapun hasil uji reliabilitas untuk variabel etika bisnis dan etika profesi akuntan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa hasil crobacht alpha untuk etika bisnis, dan etika profesi akuntan lebih besar dari 0,6. Dengan demikian, maka hasil uji reabilitas terhadap keseluruhan variabel adalah reliabel. Tabel 3 Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan nilai p-value 0,993 dibawah nilai signifikan α : 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal. Pengujian Hipotesis. Tabel 4 TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN Chrisna Suhendi & Zullanita 151

H1 : Perbedaan Persepsi Akuntan dengan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Tentang Etika Bisnis Akuntan. Hasil pengujian menunjukan bahwa akuntan memiliki etika bisnis akuntan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa, yaitu dengan mean rank 59,76 dibanding 41,24. Demikian juga hasil uji beda dengan Man Whitney diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,001, nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 menunjukan adanya perbedaan yang signifikan atas persepsi akuntan dan persepsi mahasiswa tentang etika bisnis akuntan. Dengan demikian hipotesis 1 yang menyatakan terdapat perbedaan persepsi akuntan dan persepsi mahasiswa tentang etika bisnis akuntan diterima. Tabel 5 H2 : Perbedaan Persepsi Akuntan dengan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Tentang Etika Profesi Akuntan. Hasil pengujian menunjukan bahwa akuntan memiliki etika profesi akuntan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa, yaitu dengan mean rank 58,60 dibanding 42,40. Demikian juga hasil uji beda dengan Man Whitney diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,003, nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 menunjukan adanya perbedaan yang signifikan atas persepsi akuntan dan persepsi mahasiswa tentang etika profesi akuntan. Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan terdapat perbedaan persepsi akuntan dan persepsi mahasiswa tentang etika profesi akuntan diterima. SIMPULAN Berdasarkan hasil olah data yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan yang dapat menjawab hipotesis penelitian sebelunya sebagai berikut : Hipotesis I yang menyatakan bahwa ada perbedaan persepsi antara akuntan dan mahasiswa jurusan akuntansi terhadap etika bisnis akuntan diterima. Perbedaan persepsi tersebut karena Akuntan sudah berkecimpung dan menjalankan prinsip-prinsip tersebut, sehingga lebih memiliki persepsi yang tinggi tentang etika bisnis dibandingkan mahasiswa yang belum berpengalaman dan hanya sekedar mengenal etika bisnis dalam teori yang diterima di bangku kuliah Hipotesis II yang menyatakan bahwa ada perbedaan persepsi antara akuntan dan mahasiswa jurusan akuntansi terhadap etika profesi akuntan diterima. Akuntan yang sudah bekerja baik sebagai akuntan perusahaan, akuntan pendidik dan akuntan publik sudah menerapkan prinsip-prinsip dalam etika profesi tersebut, sehingga lebih memiliki persepsi yang tinggi tentang etika profesi dibandingkan mahasiswa yang belum berpengalaman dan hanya sekedar mengenal etika profesi dalam teori yang diterima di bangku kuliah. Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah : 1. Kantor akuntan publik, pendidik dan perusahaan yang dijadikan responden di wilayah kota Semarang dengan jumlah kuesioner diolah 50, sehingga tidak dapat digeneralisasikan. 2. Sampel mahasiswa hanya di Perguruan Tinggi Swasta dengan akreditasi A, dengan jumlah sampel 50 responden. 3. Objek penelitian tidak mencakup semua tipe akuntan (akuntan perusahaan, akuntan pendidik, akuntan 152 Jurnal Akuntansi Indonesia Vol. 3 No. 2 Juli 2013

publik, dan akuntan pemerintah). 4. Lingkup penelitian ini hanya berada di kota Semarang. Saran dan Implikasi Penelitian Selanjutnya Saran dan implikasi dalam penelitian ini, guna hasil yang lebih baik bagi penelitian selanjutnya adalah : 1. Saran yang diberikan bagi akuntan publik dan akuntan pemerintah adalah dalam melakukan praktek auditor, sebaiknya etika profesi lebih diutamakan dibandingkan dengan etika bisnis. Apabila etika profesi lebih diutamakan, maka etika bisnis akan mengikuti dengan sendirinya. Pengguna jasa auditor yang baik, akan menggunakan lagi jasa auditor tersebut, sehingga fee akan didapatkan dengan sendirinya 2. Kantor akuntan publik yang dijadikan responden lebih luas, sepeti wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Sampel mahasiswa dapat diperluas dengan menggunakan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta lainnya di kota Semarang. DAFTAR PUSTAKA Danang, 2009, Analisis Regresi dan uji hipotesis: cetakan 1- Yogyakarta: Media Pressindo Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, UNDIP, Semarang. Muslich. 1998. Etika Bisnis: Pendekatan Substansif dan Fungsional. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia. Muhidin, 2007, analisis korelasi, regresi, dan jalur dalam penelitian(dilengkapi dengan program SPSS, Cetakan 1-Bandung:Pustaka Setia. Mulyadi. 2002. Auditing, Edisi Ke 6, Salemba Empat, Jakarta, 2002 Murtanto Dan Marini. 2003. Persepsi Akuntan Pria Dan Akuntan Wanita Serta Mahasiswa Dan Mahasiswi Akuntansi Terhadap Etika Bisnis Dan Etika Profesi Akuntan, Sinposium Nasional Akuntansi VI, Pp. 1-19. Triasti Intan Dan Wahyu Manuhara, 2009, Persepsi Akuntan Pemerintah, Mahasiswa Akuntansi Dan Akuntan Perusahaan Terhadap Etika Bisnis Dan Etika Profesi : Studi Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Akuntansi Dan Investasi, Vol.X No. 2, Juli : 143-155. Triyono, 2008. Perbedaan Persepsi Mahasiswa Terhadap Kode Etik Akuntan. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung. www. Kamusbahasaindonesia.org TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN Chrisna Suhendi & Zullanita 153

LAMPIRAN Tabel 1 Hasil Uji itas Etika Bisnis dan Etika Profesi Variabel No. Item r hitung r tabel Keterangan 1 0,270 2 0,586 3 0,791 Etika Bisnis 4 0,709 0,195 5 0,813 6 0,791 Vlid 7 0,486 8 0,681 1 2 3 Etika Profesi 4 5 6 Sumber : data primer yang di olah 0,814 0,908 0,950 0,929 0,901 0,930 0,195 Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas No. Indikator Nilai Cronbact Alpha Batas cronbact Alpha Keterangan 1. Etika Bisnis Akuntan 0,879 0,6 Realibel 2. Etika Profesi Akuntan 0,971 0,6 Realibel Sumber : data primer yang di olah Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Variabel KS-Z p Keterangan Persepsi akuntan dan masiswa jurusan akuntansi terhadap etika bisnis akuntan Persepsi akuntan dan masiswa jurusan akuntansi terhadap etika profesi akuntan Sumber : data primer yang di olah 1,495 0,023 Tidak Normal 2,223 0,000 Tidak Normal 154 Jurnal Akuntansi Indonesia Vol. 3 No. 2 Juli 2013

Tabel 4 Hasil Uji Man Whitney Etika Bisnis JURNAL AKUNTANSI INDONESIA Tabel 5 Hasil Uji Man Whitney Etika Profesi TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN Chrisna Suhendi & Zullanita 155

Etika Bisnis Persepsi akuntan Perusahaan Publik Pemerintah Pendidik Mahasiswa Jurusan Akuntansi Etika Profesi Gambar 1 Perbedaan Persepsi Antara Akuntan Dan Mahasiswa Terhadap Etika Bisnis Dan Etika Profesi Akuntan 156 Jurnal Akuntansi Indonesia Vol. 3 No. 2 Juli 2013