BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN SIKAP KOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH SELAMA PROSEDUR INJEKSI INTRAVENA DI RSUD PROF. DR.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri, lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. stress yang mungkin ia sudah tidak mampu mengatasinya (Keliat, 1998). Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi. mendapatkan pengetahuan (Taylor, 1993 dalam Uripni, dkk. 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tindakan invasif seperti pembedahan. Dilaporkan pasien mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua

BAB I PENDAHULUAN. mengurus anak, dan kerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit)

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang tidak jelas, dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan. menekan sistem kekebalan tubuh (Wardhana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. perawat dengan keluarga pasien.oleh karena itu perawat harus. mempunyai bekal berkomunikasi dengan baik (Mubarak, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh karena anak tidak memahami mengapa harus dirawat,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fantasi yang terjadi pada anak usia prasekolah dapat menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB 1 PENDAHULUAN. anak (Morbidity Rate) di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasiolnal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yaitu perawat. Perencanaan tenaga keperawatan merupakan fungsi organik

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk krisis atau stressor utama yang terlihat pada anak. Anak-anak sangat rentan

DEFENISI HOSPITALISASI Suatu keadaan sakit dan perlu dirawat di Rumah Sakit yang terjadi pada anak maupun keluarganya

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan selanjutnya. (Manuaba,1998). dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP HOSPITALISASI. BY: NUR ASNAH, S.Kep.Ns.M.Kep

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kesakitan anak di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4 tahun sebesar 25,8%, usia 5-12 tahun sebanyak 14,91%, usia 13-15 tahun sekitar 9,1%, usia 16-21 tahun sebesar 8,13%. Angka kesakitan anak usia 0-21 tahun apabila dihitung dari keseluruhan jumlah penduduk adalah 14,44%. Anak yang dirawat di rumah sakit akan berpengaruh pada kondisi fisik dan psikologinya, hal ini disebut dengan hospitalisasi (Apriany, 2013). Wong (2009), menjelaskan bahwa hospitalisasi adalah keadaan krisis pada anak saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit, sehingga harus beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit. Sejalan dengan peningkatan jumlah anak yang dirawat di rumah sakit akhir-akhir ini beresiko terjadi peningkatan populasi anak yang mengalami gangguan perkembangan. Risiko disfungsi perkembangan pada anak merupakan dampak hospitalisasi sejalan dengan bertambahnya jumlah populasi anak yang dirawat di rumah sakit. Anak merupakan populasi yang sangat rentan terutama ketika menghadapi situasi yang membuat stres. Hal ini dikarenakan kemampuan koping yang digunakan oleh orang dewasa pada anak-anak belum berkembang dengan sempurna (Utami, 2014). Perawatan di rumah sakit adalah situasi yang baru yang tidak menyenangkan bagi anak, dengan masuk rumah sakit semua kebiasaan yang 1

selama ini dilakukan sendiri menjadi tidak bisa dilakukan dan terbatas, perasaan stress yang dirasakan oleh anak disebabkan karena banyaknya stressor baru yang dihadapi secara bersamaan, misalnya lingkungan baru dan asing, pengalaman yang menyakitkan dengan petugas. Anak harus menghadapi prosedur tindakan keperawatan, prosedur diagnostik, prosedur terapi, berpisah dengan mainan, berpisah dengan teman bermain, berpisah dengan orang tua dalam arti sementara dan lain-lain. Kondisi ini menyebabkan anak menjadi stress dan perlu bantuan yang efektif melalui pendekatan asuhan keperawatan (Sugihartiningsih, 2012). Dampak hospitalisasi pada anak berbeda-beda tergantung oleh perkembangaan usia, pengalaman sakit dan dirawat di rumah sakit, support system, serta keterampilan koping dalam menangani stress. Anak akan mengalami gangguan, seperti gangguan somatik, emosional dan psikomotor. Reaksi terhadap penyakit atau masalah diri yang dialami anak seperti perpisahan, tidak mengenal lingkungan atau lingkungan yang asing, hilangnya kasih sayang, body image maka akan bereaksi seperti regresi yaitu hilangnya control, agresi, menarik diri, tingkah laku protes, serta lebih peka dan pasif seperti menolak makanan dan lain-lain (Hidayat, A, 2005). Hasil penelitian Winarsih, D tahun 2012 terhadap anak usia pra sekolah yang dirawat dirumah sakit menunjukan bahwa sebagain besar anak usia pra sekolah (65%) mengalami reaksi postif terhadap dampak hospitalisasi dan sebagian kecil (35%) mengalami reaksi negatif terhadap dampak hospitalisasi. Dampak hospitalisasi tidak hanya terjadi pada anak. Orang tua mengalami hal yang sama seperti perasaan takut, perasaan rasa bersalah, cemas, sedih bahkan 2

seringkali konflik dihadapi karena harus menunggu anak dirumah sakit. Anak mengalami cemas dirumah sakit akan mengakibatkan cemas pada orang tua (Wong, 2009). Peristiwa yang menyebabkan cemas pada orang tua berbeda-beda. Penelitian Alexander (1988 dalam Navianti E, 2011) menyebutkan bahwa secara umum kecemasan orang tua meningkat ketika orang tua tidak di izinkan mendampingi anak selama menjalani perawatan. Mendampingi anak selama dirawat tidak berarti tidak akan memunculkan kecemasan orang tua. Kecemasan orang tua dapat pula disebabkan oleh ketidakpastian prognosis, kondisi anak yang makin memburuk dan kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan misalnya kematian. Supartini (2004) mengatakan bahwa orang tua mengalami kecemasan yang tinggi saat perawatan anaknya di rumah sakit, walaupun beberapa orang tua juga dilaporkan tidak mengalaminya karena perawatan anak dirasakan dapat mengatasi permasalahannya. Terutama pada mereka yang baru pertama kali mengalami perawatan anak di rumah sakit, dan orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi dan sosial keluarga, kerabat bahkan petugas kesehatan akan menunjukkan perasaan cemasnya. Hasil penelitian Navianti E tahun 2011 terhadap orang tua yang anaknya dirawat dirumah sakit menunjukan bahwa 48,8% orang tua mengalami kecemasan sedang, 51,2% mengalami kecemasan ringan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Apriany tahun 2013 yang menunjukan kecemasan orang tua anak yang mengalami hospitalisasi di ruang anak RSUD Kelas B Cianjur masih di 3

kategorikan tinggi hingga sedang. Hal ini dilihat dari hasil uji statistik yang menunjukan hasil rata-rata kecemasan orang tua 54.18. Menurut data jumlah pasien anak yang dirawat di rumah sakit selama tahun 2013 di provinsi gorontalo tercatat sebanyak 5.830 anak. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 22 September 2014 sampai dengan 23 September 2014, di Ruang Anak RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, diketahui bahwa jumlah anak yang dirawat sebanyak 2.346 selama tahun 2012 dan tahun 2013 mencapai 1861 (Rekam Medik, 2014). Menurut hasil observasi peneliti tanggal 23 september 2014, 7 dari 10 anak khususnya anak pra sekolah yang dirawat di ruang perawatan anak RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, anak sering rewel dan menangis, bahkan tidak mau didekati perawat dan meminta pada orang tuanya untuk pulang. Reaksi tersebut menggambarkan adanya dampak hospitalisasi pada anak. Hasil wawancara terhadap orang tua yang anaknya dirawat, 8 dari 10 orang tua mengeluh khawatir dengan kondisi anaknya selama dirawat di rumah sakit, bahkan orang tua juga mengatakan gelisah, perasaan tidak tenang, kurang istirahat, cepat lelah, serta takut akan tindakan yang dilakukan terhadap anak. Reaksi anak terhadap hospitalisasi inilah diduga merupakan pemicu meningkatnya tingkat kecemasan orang tua. Melihat permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam sebuah penelitian tentang dampak hospitalisasi terhadap kecemasan orang tua di ruang perawatan anak G1 kelas III RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. 4

1.2 Identifikasi Masalah 1.2.1 Hasil pengamatan peneliti sebagian besar anak khususnya anak pra sekolah yang dirawat di rumah sakit sering rewel dan menangis, bahkan tidak mau didekati perawat dan meminta pada orang tuanya untuk pulang. 1.2.2 Orang tua mengeluh khawatir dengan kondisi anaknya selama dirawat di rumah sakit 1.2.3 Orang tua mengatakan menjadi gelisah, perasaan tidak tenang, kurang istirahat, cepat lelah, serta takut akan tindakan yang dilakukan terhadap anak 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh dampak hospitalisasi terhadap kecemasan orang tua di ruang perawatan anak G1 kelas III RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo?. 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh dampak hospitalisasi terhadap kecemasan orang tua di ruang perawatan anak G1 kelas III RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengidentifikasi dampak hospitalisasi di ruang perawatan anak G1 kelas III RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. 2. Untuk mengidentifikasi kecemasan orang tua di ruang perawatan anak G1 kelas III RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. 5

3. Untuk menganalisis pengaruh dampak hospitalisasi terhadap kecemasan orang tua di ruang perawatan anak G1 kelas III RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan dalam ilmu keperawatan, sehingga memudahkan perawat dalam pemberian intervensi keperawatan khususnya dampak hospitalisasi pada anak dan kecemasan orang tua yang anaknya dirawat di rumah sakit. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Perawat Memberikan informasi tentang pentingnya perawat mengetahui dampak hospitalisasi pada anak dan upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi dampak hospitalisasi tersebut. 2. Bagi orang tua Memberikan informasi tentang pentingnya pendampingan orang tua selama anak menjalani hospitalisasi sehingga dapat meminimalisir dampak hospitalisasi. 3. Bagi Peneliti Sebagai bahan referensi bagi peneliti dan bagi penelitian selanjutnya khususnya penelitian yang dapat mengkaji lebih dalam faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dampak hospitalisasi pada anak. 6