LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

dokumen-dokumen yang mirip
menjadi kewenangan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan

Laporan Akuntablilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014

REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN NEGERI /HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN TINDAK PIDANA KORUPSI YOGYAKATA TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI DENPASAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI DENPASAR

KATA PENGANTAR. Tabanan, 04 Januari 2017 Pengadilan Agama Tabanan, Drs. Zainal Arifin, M.H. NIP

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH L K j I P 2015

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

TAHUN ANGGARAN Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PENGADILAN AGAMA SOLOK. Jl. KAPTEN BAHAR HAMID LAING KOTA SOLOK

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN NEGERI KOTA TIMIKA TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

HASIL REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PENGADILAN NEGERI DENPASAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PENGADILAN NEGERI KLAS II BREBES

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016

REVIEW INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN NEGERI KLAS II BREBES

L A K I P TAHUN 2013

REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI, HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN TINDAK PIDANA KORUPSI YOGYAKARTA KELAS IA

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN ANGGARAN Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2015

PENGADILAN NEGERI BANGLI LkjIP TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

REVIU RENSTRA

PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN

RENCANA KERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA SANGGAU NOMOR: W14-A4/113.a/OT.01/I/2017. Tentang PENETAPAN REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA SANGGAU

PENGADILAN NEGERI MAJALENGKA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PENGADILAN NEGERI SUNGGUMINASA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN HASIL REVIU PENGADILAN NEGERI BANGLI. Jl. Brigjen Ngurah Rai No. 61

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

TAHUN ANGGARAN Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

SURAT KEPUTUSAN SEKRETARIS PENGADILAN NEGERI SUNGAILIAT NOMOR :W7-U2/4426/OT.01.3/12/2015 TENTANG PENETAPAN REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN NEGERI MUARA ENIM

BAGIAN ANGGARAN 005 REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Review Dokumen Rencana Strategis

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN NEGERI MAJENE

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. IKHTIAR EKSEKUTF...ii. DAFTAR ISI...iii BAB I PENDAHULUAN...1

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

PENGADILAN NEGERI KLAS IA JAYAPURA JL. RAYA ABEPURA KOTAK POS 223, TELP , FAX Homepage:

EXECUTIVE SUMMARY ( IKHTISAR EKSEKUTIF )

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN NEGERI IA PEKANBARU

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN NEGERI BANTUL

PENGADILAN AGAMA SRAGEN KLAS IB

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PENGADILAN NEGERI MAJENE TAHUN 2014

PENGADILAN NEGERI WONOSARI

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2012

INDIKATOR KINERJA UTAMA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA SUBANG

JALAN MERDEKA LINGKUNGAN I NOMOR 497, SEKAYU. : : WEBSITE TELEPON/ FAKSIMILI : /

RENSTRA PENGADILAN AGAMA JAKARTAA PUSAT

INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA TUAL IKU. JLN. JEND. SOEDIRMAN, OHOIJANG LANGGUR Telp/Fax. (0916) 23572,

PEN NGADILAN NEGE ERI MANNA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGADILAN AGAMA PASURUAN Jalan Ir.H. Juanda No. 11-A Telp. (0343) Fax (0343) /

INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA BANTAENG TAHUN 2014

PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN

PENETAPAN KINERJA PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA TAHUN ANGGARAN 2015 NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA TARGET

Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Negeri Gorontalo merupakan

BAGIAN ANGGARAN 005 PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2017 PENGADILAN NEGERI TEMBILAHAN SEKRETARIAT MAHKAMAH AGUNG RI

PENGADILAN AGAMA SRAGEN KLAS IB

PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN 2014

PENETAPAN KINERJA PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUN 2014 PENGADILAN NEGERI TANGERANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA KEBUMEN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PENETAPAN KINERJA TAHUNAN (PKT)

A. Latar Belakang Organisasi

PENGADILAN NEGERI SEKAYU

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)

PENGADILAN NEGERI MUARA ENIM

PENGADILAN AGAMA PEKALONGAN

LKjIP Pengadilan Negeri Sukoharjo Tahun LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015 PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U ) PENGADILAN AGAMA TAHUNA TAHUN 2015

Transkripsi:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PENGADILAN NEGERI /HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN TINDAK PIDANA KORUPSI YOGYAKARTA TAHUN 2015 1

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia Nya kami dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Negeri Yogyakarta Tahun 2015, yang intinya memuat laporan pencapaian kinerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Pengadilan Negeri Yogyakarta selama kurun waktu 1 (satu) tahun 2015. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan suatu perwujudan transparansi dan akuntabilitas suatu instansi, karena pada LAKIP 2015 ini juga melaporkan suatu pencapaian kinerja selama tahun 2015 dibandingkan dengan rencana kerja yang mengacu pada Rencana Strategis/RENSTRA Pengadilan Negeri Yogyakarta. Kami menyadari dalam penyusunan LAKIP Pengadilan Negeri Yogyakarta ini tentunya masih terdapat kekurangan, untuk itu kami mohon masukan dan usulan yang positif, namun bersifat membangun kinerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Pengadilan Negeri Yogyakarta dimasa yang akan datang. Artinya dengan menganalisa hasil laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015 yang telah tersusun ini, maka diharapkan adanya suatu langkah nyata untuk meningkatkan kinerja Pengadilan Negeri Yogyakarta. Pada akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pada penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Negeri Yogyakarta tahun 2015 ini Semoga dengan tersusunnya LAKIP ini akan memacu kinerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Pengadilan Negeri Yogyakarta. Ketua Pengadilan Negeri Yogyakarta SUNARDI, SH.MH NIP. 196007141975021002 2

IKHTISAR EKSEKUTIF Tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Negeri Yogyakarta tahun 2015 adalah merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban instansi dalam memberikan Laporan Akuntabilitas Kinerja instansi selama kurun waktu 1 (satu) tahun berjalan, LAKIP 2015 ini sekaligus juga dalam rangka memenuhi amanah yang tertuang dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Laporan Akutabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dituangkan dengan Surat Edaran Kementrian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 10 tahun 2010 tertanggal 20 Nopember 2010, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomer: PER/09/M.PAN/05/2007 Tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama, yang kemudian ditindak lanjuti dengan surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor: 516-1/SEK/KU.01/11/2015 tertanggal 17 November 2015 perihal Penyampaian LAKIP tahun 2015 dan Dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2015. Adapun LAKIP intinya adalah melaporkan Pencapaian Kinerja selama tahun 2015 yang dibandingkan dengan Rencana Kinerja tahun 2015 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Negeri Yogyakarta. Salah satu inti kegiatan yang merupakan tugas pokok dan fungsi serta pencapaian kinerja dari Pengadilan Negeri Yogyakarta adalah masalah penyelesaian perkara tingkat pertama, sehingga penyelesaian perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Negeri Yogyakarta merupakan sasaran strategis berpedoman pada faktor indikator kinerja utama maupun target yang diinginkan dari realisasi. Adapun pencapaian kinerja lembaga peradilan dipengaruhi oleh unsur SDM, sarana dan prasarana serta anggaran yang berkaitan dengan penyelesaian perkara ataupun yang menjadi kewenangan Pengadilan Negeri Yogyakarta. Pengadilan Negeri Yogyakarta akan selalu berusaha meningkatkan kualitas kinerja disemua satuan kerja dibawahnya, sehingga dapat meningkat kinerja secara keseluruhan. 3

Dalam LAKIP ini tertuang kinerja utama dari Pengadilan Negeri Yogyakarta yang didukung DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Pengadilan Negeri Yogyakarta tahun 2015. Program tersebut adalah: 1. Program Dukungan manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung 2. Program Peningkaan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung 3. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum. 4

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF. DAFTAR ISI.. BAB I PENDAHULUAN 5 A. Latar Belakang. 5 B. Tugas dan Fungsi 5 C. Struktur Organisasi. 6 D. Sistimatika Penyajian 7 BAB II PERENCANAAN KINERJA.. 9 A. Rencana Strategis 2015-2019.. 9 B. Rencana Kerja. 11 C. Perjanjian Kinerja (Dokumen Penetapan Kinerja) tahun 2015.. 12 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.. 16 A. Capaian Kinerja Organisasi 16 B. Analisis Akuntabilitas Kinerja 21 C. Realisasi Anggaran.. 41 BAB IV PENUTUP. 43 LAMPIRAN Struktur Organisasi 5

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah jo. Peraturan Presiden no 29 tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Diktum Ketiga Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2004 mengenai penyusunan dokumen Penetapan Kinerja, maka untuk penerapan Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung pada area akuntabilitas dan mewujudkan manajemen perencanaan kinerja di lingkungan Mahkamah Agung, Pengadilan Negeri Yogyakarta berkewajiban untuk mematuhi aturan tersebut. Kebijakan yang diambil oleh Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan Peradilan Tingkat Pertama, baik yang bersifat administratif, keuangan dan organisasi mengacu pada Lembaga Mahkamah Agung RI, sebagai salah satu institusi negara/kepemerintahan sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya, dan sumber dana serta kewenangan yang ada yang dipercayakan kepada publik. Pengadilan Negeri Yogyakarta sebagai salah satu satuan kerja dari Mahkamah Agung yang berkedudukan di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta juga berkewajiban untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LKjIP ) Tahun 2015 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2016. B. TUGAS DAN FUNGSI Pengadilan Negeri sebagai lembaga peradilan tingkat pertama mempunyai tugas utama yaitu: a. Menerima, memeriksa, mengadili dan memutus perkara. b. Mengajukan berkas perkara ketingkat Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali (PK), yang diajukan upaya hukum oleh para pihak yang berperkara. 6

c. Melaksanakan putusan (eksekusi) terhadap putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. d. Dan selain menjalankan tugas pokok tersebut Pengadilan Negeri Yogyakarta dapat pula diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan undang-undang. C. STRUKTUR ORGANISASI Struktur Organisasi Pengadilan Negeri diatur dalam peraturan perundang-undangan, yaitu Undang-undang nomor 5 tahun 2004 tentang Mahkamah Agung serta Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 13 tahun 2005 tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Yogyakarta digambarkan sebagai berikut: Ketua Majelis Hakim Wakil Ketua Panitera/ Sekretaris Wakil Panitera/Wakil Sekretaris Sub Kepaniteraan Perdata Sub Kepaniteraan Pidana Sub Kepaniteraan Hukum Sub Bagian Umum Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Kepegawaian Sub Kepaniteraan Tipikor Sub Kepanitera an PHI Kelompok Tenaga Funfsional Panitera Pengganti dan Jurusita GAMBAR. STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA 7

Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Yogyakarta dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pimpinan Pengadilan Negeri terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua 2. Hakim yang bertugas menangani perkara dalam kedudukannya sebagai penyelenggara kekuasaan kehakiman terdiri dari 25 orang Hakim karier, 5 orang Hakim Ad Hoc PHI dan 3 orang Hakim Ad Hoc Tipikor. 3. Panitera/Sekretaris selaku Pimpinan Kepaniteraan merangkap sebagai Pimpinan Kesekretariatan 4. Kepaniteraan dipimpin oleh Panitera yang mana merangkap sebagai Sekretaris, dibantu Wakil Panitera, Panitera Muda Perdata, Panitera Muda Pidana, Panitera Muda Hukum, Panitera Muda PHI dan Panitera Muda Tipikor. 5. Kesekretariatan yang dipimpin oleh Sekretaris dibantu oleh Wakil Sekretaris, serta Kepala Sub Bag. Keuangan, Sub Bag, Kepegawaian dan Sub Bag. Umum. 6. Kelompok jabatan Fungsional yang berada dibawah kewenangan Panitera yaitu Panitera Pengganti terdiri dari 26 orang, Juru Sita terdiri dari 4 orang dan Juru Sita Pengganti yang juga sekalian ditugaskan sebagai staf menyebar diseluruh unit kerja Pengadilan Negeri Yogyakarta terdiri dari 21 orang. Struktur Organisasi diatas telah berubah dengan adanya Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia nomor 7 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan bulan September 2015 dan mulai berlaku mulai 1 Januari 2016. D. SISTIMATIKA PENYAJIAN Sistimatika Penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah: Kata Pengantar, Executive Summary ( Ikhtisar Eksekutif ) dan Daftar Isi. Bab I Pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, Tugas Pokok dan Fungsi dan Sistimatika Penyajian. Bab II Menjelaskan tentang Perencanaan dan Perjanjian Kinerja terdiri dari Rencana Strategis 2015-2019 yang terdiri dari Visi dan Misi, 8

Tujuan dan Sasaran Strategis serta Program Utama dan Kegiatan Pokok. Rencana Kinerja Tahunan 2015 dan Perjanjian Kinerja ( Dokumen Penetapan Kinerja ) tahun 2015. BAB.III Akuntabilitas Kinerja berisi tentang Pengukuran Kinerja ( Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja ) serta Analisa Akuntabilitas Kinerja dan Realisasi Anggaran Keuangan. BAB IV Penutup berisi Kesimpulan dan Saran BAB V Lampiran yang terdiri dari Struktur Organisasi, Indikator Kinerja Utama, Rencana Kinerja tahun 2015, Matriks Rencana Strategis 2015-2019. 9

BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Rencana Strategis Pengadilan Negeri Yogyakarta tahun 2015-2019 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapantahapan yang terencana dan terprogram secara sistimatis melalui penataan, penertiban, perbaikan, pengkajian, pengelolaan terhadap system, kebijakan dan peraturan perundang - undangan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi. Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Negeri Yogyakarta diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung dimana pelaksanaan dan perencanaan sudah berbasis kinerja. Program dan kegiatan Pengadilan Negeri Yogyakarta pada tahun 2015 sampai dengan 2019 mengacu pada program-program yang dicanangkan oleh Mahkamah Agung dan dituangkan dalam Visi dan Misi Pengadilan Negeri Yogyakarta. Adapun Visi Pengadilan Negeri Yogyakarta adalah: Terwujudnya Pengadilan Negeri Yogyakarta yang Agung Untuk mencapai visi tersebut Pengadilan Negeri Yogyakarta menetapkan misi yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu: 1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Yogyakarta 2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan 3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan di Pengadilan Negeri Yogyakarta 4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi di Pengadilan Negeri Yogyakarta Dalam rangka mencapai visi misi yang telah ditetapkan tersebut, Pengadilan Negeri Yogyakarta menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam kurun waktu lima tahun dengan mengacu pada visi dan misi diatas. Tujuan yang ingin dicapai oleh Pengadilan Negeri Yogyakarta tahun 2015 adalah bahwa para pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terhadap pelayanan hukum dapat terpenuhi, kemudian setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan, dan publik percaya bahwa Pengadilan Negeri 10

Yogyakarta dapat terjangkau dengan mudah serta memenuhi kebutuhan hukum dan merasa puas atas pelayanan hukum tersebut. Untuk mewujudkan perubahan ke arah pembaruan sebagaimana tercantum dalam cetak biru tersebut Pengadilan Negeri Yogyakarta selalu berupaya untuk mengikuti arahan-arahan yang telah ditetapkan untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu, beberapa hal yang menjadi perhatian dalam penyusunan renstra (rencana strategis) pada Pengadilan Negeri Yogyakarta didasarkan pada sasaran-sasaran : 1. Meningkatkan kualitas manajemen dan pelaksanaan tugas teknis peradilan, diantaranya meliputi akselerasi penyelesaian perkara dan administrasi, kedisiplinan dalam hal pelaporan perkara secara rutin dan tepat waktu, serta peningkatan pengelolaan statistik dan berkas perkara 2. Meningkatkan sarana dan prasarana pengadilan 3. Pemberian bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu 4. Peningkatan kualitas pelaksanaan dan pertanggungjawaban administrasi keuangan/pelaksanaan anggaran pengadilan 5. Peningkatan kepercayaan publik terhadap pelayanan badan peradilan 6. Pemanfaatan Teknologi informasi guna menunjang keterbukaan informasi sebagai langkah untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan Oleh karena itu, rencana strategis yang ingin dicapai Pengadilan Negeri Yogyakarta untuk periode tahun 2015-2019 setelah dilakukan review terhadap renstra yang sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya penyelesaian perkara 2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan perkara 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan ( acces to justice ) 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. 6. Meningkatnya kualitas pengawasan 11

Dengan demikian perencanaan kegiatan Pengadilan Negeri Yogyakarta akan didasarkan pada hal-hal tersebut sebagai acuan kinerja. B. RENCANA KERJA a. Program Utama Pengadilan Negeri Yogyakarta sebagai instansi vertikal Mahkamah Agung di tingkat kota/kabupaten merupakan bagian dari lembaga peradilan umum mempunyai tugas inti (core bussiness) menerima, memeriksa, mengadili dan memutus perkara pidana, perkara perdata, pekara PHI dan perkara Tipikor di tingkat pertama. Oleh karena itu yang dijadikan program utama pada perencanaan strategis di Pengadilan Negeri Yogyakarta adalah peningkatan manajemen peradilan umum dengan rincian kegiatan diantaranya adalah Penyelesaian perkara maksimal 5 bulan, adanya Pos Pelayanan Hukum, berkas perkara yang diselesaikan dengan tepat waktu, penyelesaian perkara prodeo, serta penyelesaian administrasi perkara di tingkat pertama. Sesuai dengan rencana strategis Pengadilan Negeri Yogyakarta tahun 2015-2019, program utama yang diambil Pengadilan Negeri Yogyakarta adalah: Peningkatan manajemen peradilan umum, meliputi penyelesaian perkara yang sederhana, tertib, tepat waktu dan akuntabel; penyediaan dana pos bantuan hukum untuk masyarakat; pemberian uang makan terdakwa serta pengamanan persidangan Program Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya, meliputi peningkatan kualitas SDM; Program penyediaan dukungan sarana dan prasarana yang memadai; pengembangan sistem informasi peradilan. b. Program Kegiatan Pokok Kegiatan pokok dalam rencana strategis Pengadilan Negeri Yogyakarta tidak dapat lepas dari program utama. Kegiatan pokok merupakan penjabaran dari program utama tersebut. 12

Kegiatan - kegiatan untuk program peningkatan manajemen peradilan umum diantaranya adalah: 1. Meningkatnya penyelesaian perkara 2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan perkara 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan 6. Meningkatnya kualitas pengawasan Kegiatan untuk program dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya diantaranya adalah: Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan Badan Urusan Administrasi ( layanan perkantoran ) yang meliputi pembayaran gaji dan tunjangan, penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran, Obat-obatan, pakaian pramubakti, rapat / koordinasi, perawatan kendaraan. Sedangkan untuk program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung yaitu pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan peradilan tingkat pertama, tahun 2015 ini Pengadilan Negeri Yogyakarta mendapatkan alokasi dana untuk pengadaan sarana berupa Server. c. Perjanjian Kinerja ( Dokumen Penetapan Kinerja ) 2015 Dokumen penetapan kinerja merupakan dokumen pernyataan kinerja perjanjian kinerja antara atasan dengan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu. Dokumen penetapan kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis indikator kinerja beserta target kinerja dan anggaran No SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatnya a. Persentase mediasi yang 3% penyelesaian perkara menjadi akta perdamaian b.persentase sisa perkara Perdata Permohonan yang diselesaiakan: 100% 13

c. Persentase sisa perkara perdata 100% gugatan yang diselesaiakan d. Persentase sisa perkara Pidana 100% yang diselesaiakan e. Persentase sisa perkara PHI 100% yang diselesaikan f. Persentase sisa perkara Tipikor 100% yang diselesaikan g. Persentase perkara perdata 93% pemohonan yang diselesaiakan h. Persentase perkara perdata 75% gugatan yang diselesaiakan i. Persentase perkara Pidana 76% yang diselesaiakan j. Persentase perkara PHI yang 70% diselesaiakan k. Persentase perkara TIPIKOR 60% yang diselesaiakan l. Persentase perkara yang 100% diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan m. Persentase perkara yang 0% diselesaikan dalam jangka waktu lebih 5 bulan 2. Peningaktan a. Persentase perkara yang tidak 56% Akseptabilitas Putusan Hakim mengajukan upaya hukum Banding b. Prosentase perkara yang tidak 51% mengajukan upaya hukum Kasasi c. Presentase perkara yang tidak 99,7% mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali 3 Peningaktan a. Persentase berkas perkara yang 100% efektifitas Pengelolaan perkara diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang 100% diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Persentase penyampaian 100% pemberiatahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak d. Persentase penyitaan tepat 100% waktu dan tempat e. Ratio Majelis Hakim terhadap 50% perkara f. Prosentase responden yang 75% puas terhadap proses peradilan 4 Peningkatan a. Persentase perkara prodeo 100% 14

Aksesibilitas terhadap peradilan (acces to justice) 5 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan 6 Meningkatnya kualitas pengawasan yang diselesaikan b. Persentase masyarakat pencari keadilan yang mendapat layanan bantuan Hukum (POSBAKUM) c. Persentase amar putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses online dalam waktu maksimal 1 (satu) hari kerja sejak diputus Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindak lanjuti a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan yang ditindak lanjuti 100% 10% 20% 100% 100% 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Capaian Kinerja dapat dilihat dari Pengukuran kinerja yang merupakan perbandingan antara target dengan pencapaian / realisasi kinerja selama satu tahun anggaran. Pengukuran kinerja ini dilakukan instansi pada setiap berakhir suatu periode. Hal ini dilakukan untuk mengetahui capaian kinerja organisasi dari target - target yang telah ditentukan selama satu periode dalam rangka pencapaian rencana / sasaran jangka menengah. Berikut adalah tabel pengukuran kinerja yang memuat sasaran strategis, indikator kinerja target yang direncanakan beserta realisasi pada akhir tahun 2015 di satuan kerja pengadilan Negeri Yogyakarta. Dari tabel akan terlihat prosentase keberhasilan dari masing-masing kegiatan yang ditargetkan. Sebelum melakukan pengukuran kinerja dengan memperbandingkan antara target yang telah ditentukan dengan realisasi yang telah dicapai selama tahun 2015, berikut disampaikan terlebih dahulu rekapitulasi perkara selama tahun 2015 untuk mengetahui prosentase penyelesaian perkara selama satu tahun. Tabel 1. Rekapitulasi jumlah perkara perdata dalam tahun 2015 Pengadilan Negeri Yogyakarta NO PERKARA PERDATA GUGATAN JUMLAH 1 Sisa tahun 2014 68 2 Masuk dalam tahun 2015 164 3 Putus tahun 2015 137 Prosentase Penyelesaian 4 Dicabut tahun 2015 22 Gugatan : 66% 5 Para pihak minta banding 29 100% 6 Para pihak minta Kasasi 14 100% 7 PK ( Peninjauan Kembali ) 2 100% 16

NO PERKARA PERDATA PERMOHONAN JUMLAH 1 Sisa tahun 2014 9 2 Masuk dalam tahun 2015 151 3 Putus 123 Prosentase Penyelesaian 4 Dicabut 24 Permohonan: 90% PERKARA MEDIASI JUMLAH Prosentase Jumlah Perkara yang di mediasi 49 Jumlah mediasi yang menjadi akta perdamaian 5 Mediasi: 10% Perkara yang selesai dlm waktu 5 bulan Perkara yg selesai dlm waktu lebih dari 5 bulan 133 100% 4 3% Permohonan eksekusi 16 Permohonan eksekusi yang ditindaklanjuti 4 25% Permohonan Perkara Prodeo 3 Perkara Prodeo yang diselesaikan 3 100% Tabel 2. Rekapitulasi jumlah perkara pidana dalam tahun 2015 Pengadilan Negeri Yogyakarta NO PERKARA PIDANA JUMLAH Prosentase biasa penyelesaian 1 Sisa tahun 2014 70 Biasa : 86% 2 Masuk dalam tahun 2015 401 3 Putus tahun 2015 403 4 Terdakwa / Jaksa minta banding 5 Terdakwa / Jaksa minta Kasasi 32 100% 18 100% 17

6 PK ( Peninjauan Kembali ) - 0 7 Terdakwa minta grasi - 0 NO PIDANA JUMLAH Posentase Penyelesaian CEPAT/RINGAN/LALU LINTAS Cepat/ringan Lalu lintas 1 Sisa tahun 2014 - - 2 Masuk dalam tahun 2015 967 20.863 Cepat/ringan: 100% 3 Putus tahun 2015 967 20.863 Lalu lintas : 100% Tabel 3. Rekapitulasi jumlah perkara PHI dalam tahun 2015 Pengadilan Negeri Yogyakarta NO PERKARA PHI JUMLAH Prosentase Penyelesaian 1 Sisa tahun 2014 4 PHI 82% 2 Masuk dalam tahun 7 2015 3 Putus tahun 2015 9 4 Damai tahun 2015 2 100% 5 Para pihak menerima 2 100% 6 Para pihak minta Kasasi 1 100% Tabel 4. Rekapitulasi jumlah perkara Tindak Pidana Korupsi/TIPIKOR dalam tahun 2015 Pengadilan Negeri Yogyakarta NO PERKARA TIPIKOR JUMLAH Prosentase penyelesaian 1 Sisa tahun 2014 5 Tipikor : 93% 2 Masuk dalam tahun 2015 22 3 Putus tahun 2015 25 4 Terdakwa / Jaksa minta banding 5 Terdakwa / Jaksa minta Kasasi 16 100% 11 100% 18

Tabel 6. Rasio Hakim terhadap perkara Jumlah majelis hakim tahun 2015 Jumlah perkara yang ditangani majelis tahun 2015 9 majelis Perdata :164 18 perkara Pidana :401 45 perkara 3 Majelis PHI : 9 3 perkara 5 Majelis Tipikor : 25 5 perkara Perbandingan rata-rata majelis terhadap perkara Dengan rata-rata jumlah majelis 9 ( sembilan ) selama tahun 2015, maka untuk perkara perdata masing-masing majelis menangani 18 perkara selama satu tahun. Dan untuk perkara pidana masing-masing majelis ratarata menangani 45 perkara dalam satu tahun. Sedangkan untuk perkar PHI dengan Majelis berjumlah 3 selama satu tahun masing- masing Majelis menangani 3 perkara dan untuk perkara Tipikor dengan 5 Majelis dalam satu tahun menangani 5 perkara. Dari jumlah-jumlah tersebut jika dibandingkan dengan target kinerja sesuai dengan rencana strategis yang telah disusun pada Pengadilan Negeri Yogyakarta akan diperoleh data sebagai berikut: No Indikator Target Realisasi Capaian 1 Meningkatnya penyelesaian perkara a.persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian b.persentase sisa perkara Perdata Permohonan yang diselesaiakan: c. Persentase sisa perkara perdata gugatan yang diselesaiakan d. Persentase sisa perkara Pidana yang diselesaikan e. Persentase sisa perkara PHI yang diselesaikan f. Persentase sisa perkara Tipikor yang diselesaikan g. Persentase perkara perdata pemohonan 3% 10% 330% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 93% 90% 96% 19

2 Peningkatan Aksebilitas Putusan Hakim 3 Peningaktan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara yang diselesaiakan h. Persentase perkara perdata gugatan yang diselesaikan i. Persentase perkara Pidana yang diselesaikan j. Persentase perkara PHI yang diselesaiakan k. Persentase perkara TIPIKOR yang diselesaiakan l. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan m. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih 5 bulan a. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Banding b. Prosentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi c. Prosentase Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diegister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Persentase penyampaian pemberiatahuan relaas putusan tepat waktu dan tempat d. Persentase penyitaan tepat waktu dan tempat e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara f. Prosentase responden yang puas terhadap 75% 66% 88% 76% 86% 113% 70% 82% 117% 60% 93% 155% 100% 97% 97% 0% 3% 0% 56% 69% 123% 51% 83% 162% 99,7% 99,3% 99,5% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 80% 0% 0% 20

4. Peningkatan Aksepbilitas terhadap peradilan 5 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan 6 Meningkatnya kualitas pengawasan proses peradilan a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase masyarakat pencari keadilan yang mendapat layanan bantuan Hukum (POSBAKUM) c. Persentase amar putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses online dalam waktu maksimal 1 (satu) hari kerja sejak diputus Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindak lanjuti a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindak lanjuti 100% 100% 100% 100% 100% 100% 10% 10% 100% 20% 25% 125% 100% 100% 100% 100% 0% 0% B. Analisis Akuntabilitas Kinerja Laporan akuntabilitas kinerja merupakan ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja. Terdapat 6 (enam) sasaran kinerja yang didalamnya terdapat indikator-indikator kinerja sebagai acuan dalam mengukur capaian kinerja selama satu tahun untuk diperbandingkan dengan target yang telah ditentukan sebelumnya dalam penetapan kinerja. Berdasarkan pengukuran kinerja diatas sasaran-sasaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Meningkatnya Penyelesaian Perkara Sasaran tersebut mempunyai 13 indikator kinerja diantaranya: 1) Prosentase mediasi yang menjadi akta perdamaian Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 3%. Jumlah perkara yang dilakukan mediasi pada tahun 2015 sebanyak 49 perkara mediasi. Dari 49 perkara yang dimediasi 5 (lima) perkara 21

berhasil menjadi akta perdamaian. Dengan demikian tingkat keberhasilan mendiasi menjadi akta perdamaian adalah 10%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase mediasi yang menjadi akta perdamaian 3% 10% 333% Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 10 / 3 x 100% = 333%. Dengan demikian pencapaian target telah tecapai, bahkan melebihi target. Jika dibandingkan dengan penyelesaian perkara melalui mediasi dua tahun ke belakang dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut: Keterangan 2013 2014 2015 Jumlah perkara yang diselesaian melalui mediasi 5 7 5 2) Prosentase sisa perkara perdata permohonan yang diselesaikan Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari jumlah sisa perkara perdata permohonan tahun 2014 sebanyak 9 perkara dapat diselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 9 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk perkara gugatan pada akhir 2015 adalah 100%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase sisa perkara perdata 100% 100% 100% permohonan yang diselesaikan Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 100 / 100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian target penyelesaian sisa perkara tahun sebelumnya dapat terrealisasi secara penuh. Jika dibandingkan dengan Persentase penyelesaian sisa perkara dua tahun ke belakang dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut : 22

Indikator kinerja Tahun Target Realisasi Capaian Sisa Perkara Perdata Permohonan Sisa Perkara Perdata Permohonan Sisa Perkara Perdata Permohonan 2013 100% 100% 100% 2014 100% 100% 100% 2015 100% 100% 100% 3) Prosentase sisa perkara perdata gugatan yang diselesaikan Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari jumlah sisa perkara perdata gugatan tahun 2015 sebanyak 68 perkara dapat diselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 68 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk perkara gugatan pada akhir 2015 adalah 100%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase sisa perkara perdata 100% 100% 100% gugatan yang diselesaikan Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 100 / 100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian target penyelesaian sisa perkara tahun sebelumnya dapat terrealisasi secara penuh. Jika dibandingkan dengan Persentase penyelesaian sisa perkara Perdata Gugatan dua tahun ke belakang dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut : Indikator kinerja Tahun Target Realisasi Capaian Sisa Perkara Perdata Gugatan Sisa Perkara Perdata Gugatan 2013 100% 100% 100% 2014 100% 100% 100% 23

Sisa Perkara Perdata Gugatan 2015 100% 100% 100% 4) Prosentase sisa perkara pidana biasa yang diselesaikan Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari jumlah sisa perkara pidana biasa tahun 2014 sebanyak 70 perkara dapat diselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 70 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk perkara pidana biasa pada akhir 2015 adalah 100%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase sisa perkara pidana 100% 100% 100% biasa yang diselesaikan Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 100 / 100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian target penyelesaian perkara pidana biasa dapat terealisasi secara penuh. Jika dibandingkan dengan Persentase penyelesaian sisa perkara Pidana Biasa dua tahun ke belakang dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut : Indikator kinerja Tahun Target Realisasi Capaian Sisa Perkara Pidana Biasa Sisa Perkara Pidana Biasa Sisa Perkara Pidana Biasa 2013 100% 100% 100% 2014 100% 100% 100% 2015 100% 100% 100% 5) Prosentase sisa perkara PHI yang diselesaikan Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari jumlah sisa perkara PHI tahun 2014 sebanyak 4 perkara dapat diselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 4 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk perkara PHI pada akhir 2015 adalah 100%. 24

Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase sisa perkara PHI yang diselesaikan 100% 100% 100% Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 100 / 100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian target penyelesaian perkara PHI dapat terealisasi secara penuh. Jika dibandingkan dengan Persentase penyelesaian sisa perkara PHI dua tahun ke belakang dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut : Indikator kinerja Tahun Target Realisasi Capaian Sisa Perkara PHI 2013 100% 100% 100% Sisa Perkara PHI 2014 100% 100% 100% Sisa Perkara PHI 2015 100% 100% 100% 6) Prosentase sisa perkara Tipikor yang diselesaikan Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari jumlah sisa perkara Tipikor tahun 2014 sebanyak 5 perkara dapat diselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 5 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk perkara Tipikor pada akhir 2015 adalah 100%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase sisa perkara Tipikor 100% 100% 100% yang diselesaikan Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 100 / 100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian target penyelesaian perkara Tipikor dapat terealisasi secara penuh. Jika dibandingkan dengan Persentase penyelesaian sisa perkara 25

TIPIKOR dua tahun ke belakang dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut : Indikator kinerja Tahun Target Realisasi Capaian Sisa Perkara Pidana Korupsi Sisa Perkara Pidana Korupsi Sisa Perkara Pidana Korupsi 2013 100% 100% 100% 2014 100% 100% 100% 2015 100% 100% 100% 7) Prosentase Perkara Perdata Permohonan yang diselesaikan Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 93%. Dari jumlah perkara perdata permohonan sebanyak 154 perkara dapat diselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 112 perkara, perkara dicabut 26. Sehingga prosentase realisasi untuk perkara pidana biasa pada akhir 2015 adalah 90%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase perkara perdata permohonan yang diselesaikan 93% 90% 97% Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 90 / 93 x 100% = 97%. Dengan demikian pencapaian target penyelesaian perkara perdata permohonan dapat terrealisasi secara penuh, bahkan melebihi prosentase yang ditetapkan. Jika dibandingkan dengan penyelesaian perkara perdata permohonan dalam dua tahun terakhir Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Sisa Tahun Lalu 57 10 11 Perkara Masuk 388 110 151 Perkara Putus 436 109 138 Sisa 9 11 24 Persentase 97.97% 90.83% 90% 26

8) Prosentase Perkara Perdata Gugatan yang diselesaikan Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 75%. Dari jumlah perkara perdata gugatan sebanyak 164 perkara, gugur/cabut 22 perkara, dapat diselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 69 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk perkara Perdata Gugatan pada akhir 2015 adalah 50%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase perkara perdata 75% 50% 67% gugatan yang diselesaikan Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 50 / 75 x 100% = 67%. Dengan demikian pencapaian target penyelesaian perkara perdata gugatan tidak dapat mencapai target. Hal ini disebabkan berbagai faktor-faktor yang tidak dapat terprediksi seperti misal penundaan yang dilakukan oleh hakim/majelis dikarenakan pihak yang tidak datang atau sebab lain yang menyebabkan ditundanya suatu perkara. Jika dibandingkan dengan penyelesaian perkara perdata gugatan dua tahun ke belakang dapat digambarkan dalam tabel berikut. Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Perkara Masuk 203 190 164 Perkara Putus 139 127 91 Sisa 64 63 73 Persentase 97.97% 90.83% 50% 9) Prosentase Perkara Pidana yang diselesaikan Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 76%. Dari jumlah perkara pidana sebanyak 401 perkara dapat diselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 333 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk perkara pidana pada akhir 2015 adalah 83%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: 27

Indikator kinerja Prosentase perkara pidana khusus yang diselesaikan Target Realisasi Prosentase 76% 83% 109% Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 83 / 76 x 100% = 109%. Dengan demikian penyelesaian perkara pidana sesuai dengan yang ditargetkan, bahkan melebihi target. 10) Prosentase Perkara PHI yang diselesaikan Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 70%. Dari jumlah perkara PHI sebanyak 7 perkara, damai 2, dapat diselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 5 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk perkara PHI pada akhir 2015 adalah 100%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase perkara PHI yang diselesaikan 70% 100% 143% Jika dibandingkan dengan perkara PHI yang diselesaikan dalam dua tahun ke belakang dapat digambarkan dalam tabel berikut ini : Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Perkara Masuk 10 13 7 Perkara Putus 7 9 7 Sisa 3 4 0 Persentase 70% 69.23% 100% Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 100 / 70 x 100% = 143%. Dengan demikian penyelesaian perkara pidana telah mencapai target, bahkan melebihi target yang ditetapkan. 28

11) Prosentase Perkara Tipikor yang diselesaikan Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 60%. Dari jumlah perkara Tipikor sebanyak 22 perkara dapat diselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 20 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk perkara Tipikor pada akhir 2015 adalah 91%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Prosentase perkara Tipikor yang diselesaikan Target Realisasi Prosentase 60% 91% 152% Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2014, dengan demikian 91 / 60 x 100% = 152%. Dengan demikian penyelesaian perkara pidana biasa sesuai dengan yang ditargetkan, bahkan melebihi target. jika dibandingkan dengan penyelesaian perkara Tipikor dalam dua tahun ke belakang dapat digambarkan dalam tabel berikut : Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Perkara Masuk 51 22 22 Perkara Putus 40 17 20 Sisa 11 5 2 Persentase 78,43% 77.27% 91% 12) Prosentase Perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 (lima) bulan Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari jumlah perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 ( lima ) bulan sebanyak 137 perkara dapat diselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 133 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini pada akhir 2015 adalah 97% Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 (enam) bulan 100% 97% 97% 29

Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 97 / 100 x 100% = 97%. Dengan demikian penyelesaian perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 ( lima ) bulan belum sesuai dengan yang ditargetkan. 13) Prosentase Perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 ( Lima ) bulan Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 0%. Dari jumlah perkara 137 perkara, yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 ( lima ) bulan sebanyak 4 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini pada akhir 2015 adalah 3%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 ( lima ) bulan 0% 3% 0% Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 3/0 x 100% = 0%. Dengan demikian penyelesaian perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 (lima) bulan sesuai dengan yang ditargetkan. 2. Peningkatan Akseptabilitas Putusan Hakim Untuk mengetahui pencapaian tingkat akseptabilitas putusan hakim atas masyarakat pencari keadilan terdapat 3 (tiga) indikator untuk mengukurnya. Indikator tersebut diantaranya adalah: 1) Prosentase perkara Perdata, Pidana dan Tipikor yang tidak mengajukan upaya hukum banding Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 56%. Dari jumlah perkara perdata sebanyak 137 perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding sebanyak 108 perkara. Untuk Perkara Pidana dari jumlah perkara 403 perkara yang tidak mengajukan 30

banding 371 perkara dan perkara Tipikor dari 25 perkara tidak mengajukan banding 16 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini pada akhir 2015 adalah 69%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding 56% 69% 123% Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 69 / 56 x 100% = 123%. Dengan demikian jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding telah mencapai target, bahkan melebihi taget. 2) Prosentase perkara Perdata, Pidana, PHI dan Tipikor yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 51%. Dari jumlah perkara perdata sebanyak 137 perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi sebanyak 123 perkara, sedang untuk perkara Pidana dari 403 perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi sebanyak 385 perkara, untuk perkara PHI dari jumlah 9 tidak mengajukan kasasi sebanyak 8 perkara dan untuk perkara Tipikor dari jumlah 25 perkara tidak mengajukan Kasasi 14 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini pada akhir 2015 adalah 83%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Prosentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi Target Realisasi Prosentase 51% 83% 162% Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 83 / 51 x 100% = 162%. Dengan demikian jumlah perkara yang tidak 31

mengajukan upaya hukum kasasi sudah mencapai target, bahkan melebihi yang ditargetkan. 3) Prosentase perkara perdata, Pidana, PHI dan Tipikor yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 99,7%. Dari jumlah perkara perdata sebanyak 137 perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali sebanyak 135 perkara, untuk perkara Pidana dari 403 perkara tidak ada yang mengajukan Peninjauan Kembali Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini pada akhir 2015 adalah 99,8%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase perkara yang tidak 99,7% 99,5% 99,8% mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 99,5 / 99,7 x 100% = 99,8%. Dengan demikian jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali telah mencapai target. 3. Peningkatan Efektifitas pengelolaan Perkara Untuk mengetahui pencapaian tingkat efektifitas penglolaan perkara terdapat 6 (enam) indikator untuk mengukurnya. Indikator tersebut diantaranya adalah: 1) Prosentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari jumlah berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK sebanyak 123 berkas perkara baik perkara perdata, pidana, PHI maupun Tipikor sebanyak 123 berkas dapat disampaikan secara lengkap. Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini adalah 100%. 32

Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi, dan PK yang disampaikan secara lengkap 100% 100% 100% Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 100 / 100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian indikator ini dapat memenuhi target. 2) Prosentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke majelis Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari jumlah berkas perkara masuk selama tahun 2015 sebanyak 22.575 berkas perkara baik perkara perdata, pidana ( Pidana Biasa maupun Tilang dan Tipiring), PHI dan Tipikor secara keseluruhan sebanyak 22.575 berkas dapat disampaikan secara lengkap. Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini adalah 100%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi, dan PK yang disampaikan secara lengkap 100% 100% 100% Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 100 / 100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian indikator ini dapat memenuhi target. 33

3) Prosentase penyampaian relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari jumlah berkas perkara sebanyak 745 berkas perkara baik perkara perdata, pidana, Phi dan Tipikor sebanyak 745 berkas dapat disampaikan tepat waktu, tempat dan para pihak. Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini adalah 100%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase penyampaian relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak 100% 100% 100% Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 100 / 100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian indikator ini dapat memenuhi target. 4) Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari jumlah berkas permohonan penyitaan yang masuk selama tahun 2015 sebanyak 525 berkas, sebanyak 525 berkas dapat diselesaikan tepat waktu dan tempat. Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini adalah 100%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase penyitaan tepat 100% 100% 100% waktu dan tempat Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 100 / 100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian indikator ini dapat memenuhi target. 34

5) Ratio majelis terhadap perkara Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari jumlah perkara yang ditangani majelis selama tahun 2015 sebanyak 594 berkas baik perkara perdata, pidana, PHI dan Tipikor sebanyak 594 berkas dapat tertangani oleh majelis. Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini adalah 100%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Ratio majelis terhadap 100% 100% 100% perkara Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 100 / 100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian indikator ini dapat memenuhi target. 6) Prosentase responden yang puas terhadap proses peradilan Terget yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 80%. Namun pada pengadilan tingkat pertama sebagaimana Pengadilan Negeri Yogyakarta belum mempunyai sarana ataupun mekanisme semacam kuesioner untuk melakukan survey tersebut. Dengan demikian unutk indikator kepuasan responden terhadap proses peradilan ini belum dapat terlaksana. Sehingga prosentase realisasi adalah 0%. 4. Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat terhadap Peradilan (access to justice) Terdapat 3 (tiga) indikator untuk mengukur tingkat aksesibilitas masyarakat terhadap aperadilan, diantaranya: 1) Prosentase perkara prodeo yang diselesaikan Alokasi dana / pos dari APBN yang tertuang dalam DIPA Tahun Anggaran 2015 untuk pembebasan biaya perkara prodeo sebesar Rp. 7.600.000 (tujuh juta enam ratus ribu rupiah) untuk 16 (enam belas) perkara. 35

Realisasi pada tahun 2015 ada 3 (tiga) pihak yang mengajukan permohonan untuk prodeo ini sehingga dari sisi realisasi anggaran penyerapan tidak maksimal. Sedangkan dari sisi pencapaian realisasi pada Indikator Kinerja Utama perkara prodeo yang diselesaikan mencapai 100% Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 100% 100% 100% Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 100 / 100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian indikator ini dapat memenuhi target. 2) Prosentase masyarakat pencari keadilan yang mendapat layanan bantuan hukum (POSBAKUM) Di dalam DIPA pengadilan Negeri Yogyakarta Tahun Anggaran 2015 Layanan POSBAKUM dianggarkan untuk jasa Advokat Piket yang tugasnya memberikan konsultasi pada para pencari keadilan, bukan untuk pendampingan di depan Pengadilan. Pada tahun anggaran 2015 ini ada 71 (tujuh puluh satu) orang yang mengadakan konsultasi di Posbakum. Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. 3) Persentase amar putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. Selama tahun 2015 terdapat perkara Tipikor yang menarik perhatian. Amar putusan telah dapat diakses secara online dalam website www.pn-yogyakota.go.id. Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 10%. 36

Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Persentase amar putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses onlie dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus 10% 100% 100% Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 100 / 100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian indikator ini dapat memenuhi target. 5. Meningkatnya Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan Indikator untuk mengukur tingkat kepatuhan masyarakat terhadap putusan pengadilan adalah dengan mengetahui prosentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang telah berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti. Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 20%. Dari jumlah permohonan yang masuk pada kepaniteraan Pengadilan Negeri Yogyakarta sebanyak 16 permohonan dapat ditindaklanjuti sebanyak 4 perkara / permohonan eksekusi. Dengan demikian prosentase realisasi dari indikator ini adalah 25%. Pencapaian target digambarkan sebagai berikut: Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase Prosentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang telah berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti 20% 25% 125% 37

Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2015, dengan demikian 25 / 20 x 100% = 125%. Dengan demikian pencapaian indikator ini telah dapat memenuhi target. 6. Meningkatnya Kualitas Pengawasan Ada 2 (dua) indikator untuk mengukur tingkat kualitas pengawasan: 1) Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti. Selama tahun 2015 ada 2 (dua) pengaduan yang berhubungan dengan perkara yang masuk di Pengadilan Negeri Yogyakarta. Terhadap pengaduan tersebut segera dilakukan tindak lanjut dengan hasil tindak lanjut yang memuaskan. Dengan demikian nilai prosentase capain untuk tindak lanjut terhadap pengaduan dari masyarakat ini adalah 100%. 2) Persentase hasil temuan pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. Selama tahun 2015 pemeriksaan yang ada dilakukan oleh instansi internal Mahkamah Agung sendiri baik pemeriksaan rutin dari tingkat banding oleh Pengadilan Tinggi Yogyakarta maupun pemeriksaan oleh Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI. Dari hasil pemeriksaan yang oleh Pengadilan Tinggi maupun Badan Pengawas sudah ditindaklanjuti. Dalam hal hasil temuan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak eksternal, selama tahun 2015 tidak ada pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak eksternal. Oleh karena itu, pengukuran tingkat pengawasan melalui indikator ini tidak ada pada tahun 2015 ini. Berdasarkan uraian realisasi dan pencapaian indikator diatas beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai pendukung penjelasan sebagai berikut: a. Meningkatnya Penyelesaian Perkara Termasuk dalam kegiatan pokok penyelesaian perkara ini adalah tingkat penyelesaian sisa perkara tahun sebelumnya dan tingkat penyelesaian perkara yang masuk pada Pengadilan Negeri Yogyakarta selama tahun 2015 dengan cara membandingkan jumlah sisa perkara tahun lalu dengan status penyelesaian perkara tersebut pada akhir tahun. Sedangkan untuk 38