PENTAHAPAN PEMBANGUNAN DAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan dengan mudah, cepat, tepat dan akurat jika terlebih dahulu ditetapkan indikator kinerja yang telah disepakati bersama. Penetapan indikator kinerja merupakan syarat penting untuk menetapkan rencana kinerja sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Hal ini mengingat rencana kinerja akan merupakan gambaran sosok tampilan organisasi di masa yang akan datang. Indikator kinerja daerah sebagai alat untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif maupun kualitatif, merupakan gambaran yang mencerminkan capaian indikator kinerja program (outcomes/ hasil) dari kegiatan (output/ keluaran). Indikator kinerja program adalah sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Pengukuran indikator hasil lebih utama daripada sekedar keluaran, karena hasil (outcomes) menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan banyak pihak. Indikator kinerja akan dapat dijadikan sebagai media perantara untuk memberi gambaran tentang prestasi organisasi yang diharapkan di masa mendatang. Dalam hal ini, dalam melihat kinerja daerah pada dasarnya digambarkan melalui tingkat capaian sasaran dan tingkat efisiensi dan efektivitas pencapaian sasaran dimaksud. Dengan demikian, indikator kinerja yang diharapkan dapat menggambarkan tingkat pencapaian kinerja pemerintah haruslah ditetapkan secara benar dan dapat menggambarkan keadaan untuk kerja secara riil. Berdasarkan uraian makna penetapan kinerja
pemerintah tersebut maka untuk dapat mengukur tingkat capaian kinerja pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan penetapan indikator kinerja daerah dalam bentuk penetapan indikator kinerja program pembangunan daerah sebagai indikator kinerja utama (key performance indicator). Sebagaimana lazimnya sebuah alat ukur untuk mengukur kinerja suatu organisasi, maka indikator kinerja program pembangunan daerah ditetapkan dengan memenuhi kriteria sebagai berikut : (1) terkait dengan upaya pencapaian sasaran pembangunan daerah, (2) menggambarkan hasil pencapaian program pembangunan yang diharapkan, (3) memfokuskan pada hal-hal utama, penting dan merupakan prioritas program pembangunan daerah, dan (4) terkait dengan pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan daerah. Secara rinci, penetapan indikator kinerja utama program pembangunan daerah Provinsi Jambi Tahun 2010-2015 menuju JAMBI EMAS Tahun 2015 dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jambi Kondisi Kinerja Pada Target Capaian Setiap tahun Kondisi kinerja Indikator Kinerja Daerah Satuan Awal Pada Periode akhir RPJMD tahun ke Periode RPJMD No 0 2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan dan pemerataan 1 Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat daerah. Kepegawaian dan persandian 1.1 Pertumbuhan PDRB 1.2 Laju Inflasi 2.49 7.80 6.35 8.30 6.12 5.53 5.53 1.3 PDRB Perkapita 17.71 20.31 23.90 28.30 33.66 33.66 2 Kesejahteraan Sosial 2.1 Pendidikan
2.1.1 Meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 tahun ke atas (tahun) tahun 7.68 8.15 8.24 8.38 8.45 8,50 8,50 2.1.2 Angka Melek Huruf % 96.06 97,80 98,40 98,90 99,00 99,00 2.2 Kesehatan 2.2.1 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup Persen 90 92,50 80.4 70.8 60.8 57 2.2.2 Angka kematian Bayi per 1.000 kelahiran Persen 38.5 12.8 12.1 11.4 10.9 10,50 hidup 2.2.3 Angka kematian neonatal per 1.000 Persen 6 5.8 5.7 5.6 5,50 kelahiran hidup Prevalensi kekurangan gizi pada anak balita < 15 2.2.4 Jumlah Akseptor Orang 31,222 2.3 Kependudukan 2.3.4 Rasio Penduduk ber-ktp per satuan % 85 90 95 100 100 penduduk 2.3.5 Rasio penduduk ber-akte kelahiran % 2.3.6 Rasio pasangan berakte nikah % 85 90 95 100 100 2.3.7 Rasio keluarga ber-kk % 75 80 85 100 100 2.3.8 Tingkat penduduk miskin % 8.77 8,25 7,50 7,00 6,50 5,00 2.3.9 Laju pertumbuhan penduduk % 1.58 2,22 2,07 1,89 1,72 1,60 2.3.10 Jumlah KAT yang diberi bantuan Orang 96 150 210 270 300
2.3.11 Jumlah penyandang cacat yang direhabilitasi panti asuhan Orang 25 25 25 30 30 2.3.12 Jumlah anak terlantar yang berhasil dilayani, dilindungi dan dibina Orang 60 75 100 100 100 2.3.13 Jumlah lansia yang dilayani orang 70 70 100 100 100 2.3.14 Jumlah masyarakat yang mendapat jaminan social 2.3.15 Jumlah keluarga miskin yang diberi bantuan dan difasilitasi orang 800 10 12 14 10 KK 1.5 2 2.5 3 3.5 2.3.16 Jumlah Eks Penyandang Penyakit Sosial yang dilatih keterampilan berusaha Orang 40 40 40 40 40 Anak 11 11 11 11 11 2.3.17 Meningkatnya jumlah sarana peribadatan unit 8,935 2.3.18 Meningkatnya pondok pesantren 2.3.19 Jumlah jama ah Haji Orang 2,632 UMP Angka kesempatan kerja orang 1,272,520 1.320.956 1.337.089 1.361.289 1.387.102 1.417.754 Angka pengangguran orang 61,222 65.846 70.471 72.453 67.828 61.222 3 Seni Budaya dan Olahraga
Jumlah karang taruna yang diberdayakan kab/kota 11 11 11 11 11 Prestasi pada even nasional (PON) peringkat Jumlah olahraga prestasi Cabor Jumlah bibit prestasi usia dini dan remaja Orang 66 Aspek Pelayanan Umum 1 Pelayanan Dasar 1.1 Pendidikan 1.1.1 Rasio sekolah terhadap jumlah penduduk 1.1.2 Rasio Guru tehadap murid % 14.73 1.1.3 Meningkatnya APM PAUD % 58.43 64.8 66.3 68 69.8 71.3 1.1.4 Meningkatnya APM SD/SDLB/ MI % 99.5 99.8 99.9 99.95 100 100 1.1.5 Meningkatnya APK SMP/ SMPLB/MTs % 98 99.8 101.2 102.6 103.3 104.2 1.1.6 Meningkatnya APK SMA/SMK/ MA % 72.98 76.4 78.8 81 83.2 85.6 1.1.7 Kesehatan 1.1.8 Rasio Posyandu per satuan balita 1.1.9 Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
1.1.10 Kunjungan rawat jalan 1.1.10 Rawat inap 1.1.11 Jumlah penderita kelainan jiwa keluar sehat orang 698 1.1.12 Kunjungan rawat jalan 2 Pelayanan Penunjang 2.1 Pertanian Desa 123 107 80 53 26 0 2.1.1 (60.89%) (52,97%) (39,6%) (26,23) (12,87%) JUmlah Desa Rawan Pangan 2.1.2 Produktifitas padi Kwtl/ha 41.4 43,58 44,85 46,59 48,23 50,30 2.1.3 Produktifitas kedele Kwtl/ha 12.62 13,50 13,85 14,05 14,35 14,45 2.1.4 Produktifitas karet 849 876 904 933 962 993 2.1.5 Produktifitas kelapa sawit 3,457 3,511 3,565 3,621 3,677 3,734 2.1.6 Produktifitas kopi 828 894 966 1,044 1,128 1,219 2.1.7 Produktifitas cassiavera 2,196 2,196 2,196 2,196 2,196 2,196 2.1.8 Produktifitas Daging 2.1.9 Produksi perikanan tangkap ekor 51,502 51.774 52.613 53.472 54.349 55.226 2.1.10 Produksi perikanan budidaya ekor 32,728 44. 251 61.537 88 127.601 167.601 2.1.11 Pola Pangan Harapan % 82.7 87,9 89,7 91,4 93,2 95,0 2.1.12 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
2.1.13 Kerusakan kawasan hutan Aspek Daya Saing Daerah 1 Kemampuan Ekonomi Daerah 1.1 Pertumbuhan ekonomi 6.37 6,5 6,9 6,9 7,3 7,3 7,7 7,7 8,1 8,1 8,5 1.2 Laju inflasi PDRB atas harga berlaku 6,5 7,5 5,5 6,5 5,5-,6,5 5,5 6,5 4,5 5,5 1.3 Nilai Pendapatan Daerah 1.359 1.455 1.557 1.726 1.847 1.3.1 Pendapatan daerah PAD Dana perimbangan Lain-lain pendapatan daerah yang sah APBN Pihak ke tiga/csr/cdf 1.4 Persentase Ekspor % 8,6 8,9 9,00-9,3 9,4 9,7 9,7 10,0 1.5 Persentase Impor % 10,4-10,8 10,6-11,0 11,0-11,2 11,2-11,4 11,4-11,6 10,0 10,3 1.6 Jumlah unit usaha unit 16,979 23.575 24,28 25 26.25 26.51 1.7 Jumlah tenaga kerja Orang 47,823 70.725 72,49 73.275 75.045 77.29 1.8 Nilai Produksi industri Rp M 186 3.045 3,212 3.389 3.575 3.771 1.9 Jumlah Sentra industri kecil Unit 70 73 77 80 85 90 1.1 Tenaga Kerja Sentra industri kecil Orang 4,015 4.135 4,34 4.47 4.69 4.9
1.11 Jumlah Koperasi Unit 3,155 3.26 3,43 3.609 3.995 4.204 1.12 RAT unit 951 873 917 963 1.011 1.115 1.13 Nilai tukar petani % 94.82 2 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur 2.1 2.2 Jalan Provinsi dalam kondisi baik mencapai 75 persen di tahun 2015 % 31.63 25 15 15 10 10 % 20 20 20 20 20 2.3 2.4 2.5 Meningkatnya pangsa pengguna moda transportasi umum di perkotaan Meningkatnya kua-litas dan kuantitas sarana dan prasarana trans-portasi sungai dan laut Meningkatnya ke-terpaduan tran-sportasi dengan tata ruang % 20 20 20 20 20 % % 30 20 20 10 10 Meningkatnya ka-pasitas dan daya dukung pelabuhan udara di Provinsi Jambi antara lain Pelabuhan Udara Sultan Taha, Jambi, pelabuhan udara di Muara Bungo dan Sungai Penuh
2.6 % 20 20 20 20 20 2.7 Terbangunnya sistem jaringan transportasi perkotaan dan perdesaan di wilayah terpencil, dan pedalaman, yang dapat men-jangkau seluruh lapisan masyarakat % 55 5,4 5,4 5,4 5,4 5,4 2.8 Rasio elektrifikasi meningkat dari 55% menjadi 82% di tahun 2015 (target nasional 80% pada tahun 2014) unit 9 1 2 3 3 2 Jumlah PLTMH meningkat menjadi 23 unit pada tahun 2015 (Jumlah PMTH 9 unit pada tahun 2009) 2.9 Jumlah PLTS Tahun 2015 sebanyak 7.084 unit 2.1 2.11 Persentase jumlah prasarana sumber daya air dan irigasi yang terpelihara dan berfungsi Tingkat pemanfaatan ketersediaan air baku unit 5,649 300 300 300 300 300 % % 100 100 100 100 100
2.12 2.13 2.14 2.15 Persentase tingkat kinerja pelayanan air minum masyarakat Persentase tersedianya perumahan sehat bagi masyarakat Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum 2.16 Ketaatan terhadap RTRW 2.17 Luas Wilayah produktif % % 2,9 2,4 1,0 0,9 0,7 3 Iklim Berinvestasi 3.1 Persentase investasi % 16,3-16,4 16,4-16,5 16,5-16,6 16,6-16,7 16,8-16,9 3.2 Pelayanan satu pintu Unit 3.3 Perda Pelayanan Umum 4 SDM 4.1 IPM 72.45 4.2 Angka harapan hidup Tahun 68.95 72.4 72.8 73.2 73.4 4.3 Rasio pemenuhan pegawai yang berkualifikasi struktural % 4.4 Persentase pegawai yang mengikuti Diklat %
4.5 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 4.6 Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta % %
BAB 9 Hal _ 13