BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

LP Pemuda Yogyakarta dengan Tinjauan Mental Psikologis

BAB I PENDAHULUAN. I.1. JUDUL LEMBAGA PEMASYARAKATAN Yang Berorientasi Kepada Pembentukan Suasana Pendukung Proses Rehabilitasi Narapidana

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. karena itu untuk dapat mendukung berbagai perkembangan anak diperlukan suatu

FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan, termasuk polio, dan lumpuh ( Anak_

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

REDESAIN KANTOR DINAS PENDIDIKAN JAWA TENGAH

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh :

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Pengertian dan Sejarah Singkat Pemasyarakatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Architecture. Home Diary #007 / 2014

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Layanan perpustakaan..., Destiya Puji Prabowo, FIB UI, 2009

BAB VI KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN RUMAH RETRET di KALIURANG, SLEMAN

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Lembar Pengesahan Lembar Persembahan. Abstraksi Kata Pengantar. Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

Sedangkan pengertian Lembaga Pemasyarakatan menurut ensiklopedi sebagai berikut2:

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari.

PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

1.2. Latar Belakang 2

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

Konsep Panopticon dan Persepsi Ruang pada Rumah Bina Nusa Barong

PUSAT PELATIHAN DAN PERTANDINGAN BULUTANGKIS DI YOGYAKARTA

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

LEMBAGA SITE PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II A MALANG T E M A METAMORFOSIS KONSEP K O N S E P

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lapas Kelas I A Kedungpane

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang kejahatan semakin berkembang sesuai dengan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KEPEKAAN MERUANG SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN DISAIN INTERIOR. Syaifuddin Zuhri UPN Veteran Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN UTAMA KOMPLEKS ASRAMA KOREM 081/DSJ MADIUN (EKS MIDDELBARE BOSCHBOUWSCHOOL TE MADIOEN)

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB VI HASIL RANCANGAN

PABRIK MEBEL EKSPOR DI JEPARA

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil Perancangan Galeri Seni Dwi Matra di Batu merupakan aplikasi dari

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

PERPUSTAKAAN UMUM DI SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

1 JURNAL VISUAL. Vol.12. No.1 (2016)

dan tujuan pengendalian proses pelaksanaan bimbingan agama Islam di Lembaga

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

SIRKUIT DAN PUSAT PELATIHAN BALAP MOTOR DI YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN KHUSUS

RUMAH RETRET DI YOGYAKARTA

Konsep Desain Partisi Dengan Sistem Modular Untuk Hunian Dengan Lahan Terbatas Di Surabaya

HOTEL WISATA ETNIK DI PALANGKA RAYA

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1

PENGEMBANGAN KOMPLEK PERKANTORAN BALAI KOTA DEPOK Mochamad Iqbal Permana

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Sesuai dengan konsep pemasyarakatan yang diterapkan oleh pemerintah, secara filosofis pemidanaan tidak lagi bertujuan untuk memberikan penderitaan sebagai bentuk pembalasan atau semata-mata untuk penjeraan, namun upaya pemidanaan ditujukan untuk menyatukan kembali terpidana dengan masyarakatnya (reintegrasi). Hukuman bagi narapidana, terutama narapidana anak, harus mengutamakan aspek pendidikan dan pembinaan karena lebih sesuai dengan kondisi anak yang berada dalam usia belajar. Sejalan dengan filosofi tersebut rancangan LP Anak selain harus dapat mendorong terpenuhinya kebutuhan fisik dan psikologis anak secara keseluruhan, ia juga harus dapat mendukung proses belajar anak. Hal tersebut tercermin pada bentuk dan tampilan bangunan, tatanan ruang, pola massa, pola sirkulasi, serta suasana ruang LP tersebut. Untuk memperoleh rancangan LP Anak yang sesuai dengan filosofi reintegrasi tersebut, proses perancangan dilakukan dengan pendekatan perilaku (behavior). Metode yang digunakan dalam merancang mengadopsi model behavior design process yang menekankan pada pengkajian isu-isu perilaku dalam proses perancangan. Isu perilaku tersebut diperoleh dari pengumpulan informasi mengenai latar belakang, tujuan, dan aktivitas napi serta petugas yang berperilaku dalam LP Anak. Cara yang dilakukan untuk memperolehnya adalah dengan kajian pustaka dan kajian preseden pada LP Anak yang sudah ada. Hasil kajian pustaka dan kajian preseden yang dilakukan pada LP Anak yang sudah ada, menghasilkan beberapa kriteria desain yang kemudian dikembangkan menjadi konsep dan rancangan arsitektur LP Anak yang baru. Kriteria tersebut adalah : (1) Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan fisik (luasan, penerangan, pencahayaan, dan sanitasi) dan psikis narapidana, sesuai dengan standar yang berlaku di masyarakat, (2) Dapat memberikan kondisi terhukum pada diri napi karena pada dasarnya LP Anak adalah tempat hukuman bagi anak yang melanggar hukum, (3) Dapat memberikan suasana dinamis agar sesuai 173

dengan karakter anak remaja yang menjadi penghuni LP, (4) Dapat memberikan suasana tidak seperti penjara, dan (5) Dapat mendorong terjadinya proses belajar, sesuai dengan karakter anak yang sedang tumbuh dan dalam proses membentuk jati dirinya. Konsep rancangan yang sesuai dengan kriteria tersebut diatas adalah konsep LP Anak yang manusiawi. Konsep ini secara umum memadukan elemenelemen arsitektur yang memberikan kondisi keterhukuman dan kemanusiawian bagi narapidana. Dalam rancangan, konsep ini diterapkan dengan memadukan style atau langgam bangunan tropis dengan langgam yang biasa dijumpai pada gedung pengadilan atau bangunan pemerintahan lainnya. Selain itu konsep ini juga diterapkan pada olahan ruang-ruang yang membatasi pergerakan napi, namun menerus (continuous) secara visual, serta dapat kembang susut secara dinamis. Dengan demikian rancangan tersebut dapat mengakomodasi pemberian hukuman bersifat mendidik pada napi yang membawa pada perubahan perilaku. Perilaku buruk pada napi akan mendapatkan hukuman (punishment), sedangkan perilaku baik akan mendapatkan ganjaran berupa penghargaan (reward). Pada rancangan tapak, konsep tersebut diterapkan dengan cara mengelompokkan bangunan-bangunan dalam zona-zona sesuai dengan jenis aktivitas di dalamnya. Zona-zona ini kemudian disusun dalam pola linier, mulai dari yang tingkat keamanan dan privasinya rendah hingga tinggi. Dengan cara tersebut ruang gerak napi dapat diatur sesuai perilakunya. Jika berperilaku baik ia dapat merasakan ruang gerak yang lebih bebas, sebaliknya jika berperilaku buruk kebebasannya dapat dikurangi. Pada bangunan, penerapan konsep tersebut dapat dilihat dari adanya perpaduan elemen-elemen arsitektur yang berkesan dominan dan membatasi kebebasan, dengan elemen yang berkesan teduh serta bersuasana seperti rumah tinggal. Terlihat dari keberadaan tiang-tiang tinggi besar dan masif, yang dipadukan dengan teritisan yang lebar, teras yang luas, atap genteng, dan batu alam. Perpaduan ini menjadikan napi merasa berada dalam hukuman, namun sekaligus juga merasakan suasana kehangatan kasih sayang seperti berada di sebuah rumah tinggal. 174

Selanjutnya pada interior, aspek keamanan dan keterhukuman terlihat pada rancangan perabot yang permanen (unmoveable) dan serba tumpul. Rancangan seperti itu ditujukan agar perabot tersebut tidak dapat digunakan napi untuk melukai napi lain atau diri mereka sendiri. Selain itu perabot yang dipasang permanen juga akan mengurangi kebebasan mereka. Di sisi lain aspek manusiawi antara lain terlihat pada penggunaan warna-warna yang berkesan hangat dan dinamis sesuai dengan jiwa remaja. Perpaduan elemen-elemen arsitektur yang memberikan kondisi keterhukuman dan kemanusiawian bagi narapidana juga terlihat pada beberapa detil arsitektural. Misalnya pada penggunaan teralis dekoratif sebagai penggganti jeruji yang biasa dipakai pada penjara. Jeruji dekoratif ini secara fungsional dapat berfungsi sebagai pengaman, namun estetis secara visual. Dibandingkan dengan LP Anak yang sudah ada saat ini di Indonesia, hasil rancangan LP yang baru mempunyai beberapa kelebihan, terutama dalam hal pengelompokkan dan penataan ruang-ruangnya. Pada rancangan yang lama, karena bersifat tambal sulam, ruang-ruang belum dikelompokkan dan ditata sesuai dengan jenis aktivitasnya. Pada rancangan yang baru, pengelompokkan dan penataan ruang sudah jelas dan dilakukan untuk tujuan tertentu, yaitu merubah perilaku napi. Kelebihan lainnya adalah adanya pusat orientasi utama yang tidak lagi berupa halaman besar yang dikelilingi bangunan-bangunan dan fasilitas di sekitarnya, tetapi berupa selasar besar yang menghubungkan fasilitas-fasilitas di dalam komplek LP. Ini membuat napi bisa merasakan suasana yang berbeda-beda selama berada di dalam lingkungan LP. Pada rancangan yang lama, setiap hari napi selalu menjumpai halaman yang sama ketika keluar dari kamar. Hal itu membuat napi merasa bosan dan tidak bersemangat untuk melakukan hal-hal yang positif. Sebaliknya pada rancangan yang baru, walaupun napi akan selalu menjumpai halaman yang sama di depan blok huniannya, namun setelah keluar menuju selasar utama ia dapat menuju ke berbagai fasilitas lain yang suasananya berbeda dengan blok huniannya. Dengan demikian napi dapat merasakan suasana yang lebih bervariasi dan tidak membosankan. 175

Selain dua kelebihan tersebut, rancangan LP yang baru ini juga memiliki fasilitas olahraga, hiburan, dan rekreasi yang penataannya membuat fasilitas tersebut dapat berfungsi selain sebagai hukuman, juga sekaligus sebagai penghargaan bagi napi. Ketika napi berperilaku buruk akses terhadap fasilitas tersebut ditutup atau dibatasi, sebaliknya ketika napi berperilaku baik aksesnya diberikan. 6.2. Saran Saat ini di Indonesia belum ada LP yang dirancang khusus untuk anak. Sebagian merupakan bangunan penjara dewasa yang kemudian digunakan khusus untuk anak. Sebagian lagi menempati penjara dewasa dalam blok yang terpisah. Walaupun hingga saat ini belum ada LP Anak baru yang dibangun, pemerintah dalam waktu dekat akan membangun minimal satu LP Anak di tiap propinsi. Oleh karena itu hasil tesis desain ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam membangun LP Anak baru sesuai dengan konsep pemasyarakatan yang telah dikembangkan oleh pemerintah. Hal yang dapat menjadi rujukan adalah pertama, kriteria-kriteria dan konsep desain yang sesuai dengan filosofi pemasyarakatan. Sedangkan yang kedua adalah hasil rancangan LP tersebut, yang dapat dikembangkan menjadi rancangan pelaksanaan pembangunan. Model proses perancangan perilaku atau behavior design process yang digunakan dalam tesis ini, mengutamakan pembahasan isu-isu perilaku yang berasal dari informasi tentang perilaku pengguna bangunan. Pada tesis ini, informasi perilaku yang menjadi salah satu rujukan rancangan merupakan informasi bagaimana napi dan petugas berperilaku di LP Anak yang lama. Jika LP Anak dengan konsep baru pemasyarakatan telah dapat diwujudkan, perlu dilakukan penelitian lanjutan berupa evaluasi purna huni atau post occupancy evaluation (POE) yang dapat menghasilkan informasi perilaku yang dikumpulkan dari LP Anak yang dibangun dengan konsep baru tersebut. Dengan demikian rancangan LP Anak di masa depan secara berkesinambungan dapat terus disempurnakan. 176

177

178