KEBIJAKAN JEPANG TERHADAP PENDIDIKAN KAUM MUSLIMIN DI INDONESIA ( )

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian

LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di

PEMIKIRAN MAHATMA GANDHI TENTANG NILAI-NILAI KEMANUSIAAN SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

PELAKSANAAN PERJANJIAN KEAGENAN ASURANSI JIWA PADA PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG PEKANBARU SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagai Syarat

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai

BAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS POLITIK K.H. HASYIM ASY ARI PADA MASA PERJUANGAN MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

Komunisme dan Pan-Islamisme

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

ANALISA PASAL 25 TENTANG WAKAF DENGAN WASIAT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 MENURUT FIQIH MUAMALAH SKRIPSI

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi

Perjuangan Wong Agung Wilis Melawan VOC Belanda di Banyuwangi

Tentang Islam Yang Direstui Oleh Negara di Indonesia

TUGAS AKHIR SITEM PENEMPATAN KARYAWAN PADA PD. BPR SARIMADU BANGKINANG. Diajukan sebagai salah satu untuk memperoleh gelar akademik Ahli Madya

KERUNTUHAN KEKHALIFAHAN TURKI UTSMANI TAHUN 1924 SKRIPSI

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 PEKANBARU

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG ARAH KIBLAT MENURUT ILMU FALAK S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jepang-pun dapat dengan mudah masuk ke wilayah Indonesia. Jepang datang ke

STRATEGI COPING PADA MAHASISWA KORBAN BROKEN HOME (STUDI KASUS ATAS EMPAT MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM ANGKATAN 2011)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGELOLA PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KEC. TAMPAN KOTA PEKANBARU SKRIPSI OLEH

NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM FILM SANG KYAI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

Kondisi Jepang semakin melemah ketika pada bulan februari 1944, pasukan-pasukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: NORAZRINA NIM.

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010)

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

SEGMENTASI PENDENGAR RADIO DAKWAH ISLAM (DAIS) FM SEMARANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT

PERJUANGAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh MAYA AZMI SUNDARI NIM

PANDANGAN EKONOMI ISLAM TERHADAP PENENTUAN UPAH KARYAWAN PADA USAHA AIR MINUM DI PERUMAHAN GRAHA MUSTAMINDO PERMAI SKRIPSI

FAKULTAS SYARI AH DAN HUKUM JURUSAN JINAYAH SIYASAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1435 H/2014 M

PEGADAIAN EMAS PADA PERUM PEGADAIAN (StudiWanprestasidanMasalahnyapadaPegadaianCabang Jalan Garuda Pekanbaru) SKRIPSI

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PASIEN KELAS III SKRIPSI

PELAKSANAAN SISTEM MUSAQAH DALAM PENGELOLAAN PERKEBUNAN SAWIT DI DESA SUNGAI PUTIH KECAMATAN TAPUNG DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

KRITERIA PEMILIH DALAM MEMILIH KEPALA NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 DITINJAU DARI FIQH SIYASAH S K R I P S I

S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) DISUSUN OLEH MUHAMMAD NATSIR

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

UPAYA PETANI KELAPA SAWIT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP PADA MASA REPLANTING DITINJAU

PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA MEMPERTAHANKAN BENTUK NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PEMIKIRAN DAN PERJUANGAN SOEKARNO TENTANG DEMOKRASI TAHUN

PERJUANGAN INTEGRASI DARI NEGARA RIS KE NKRI SKRIPSI

Transkripsi:

KEBIJAKAN JEPANG TERHADAP PENDIDIKAN KAUM MUSLIMIN DI INDONESIA (1942-1945) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: AMANAH (1111022000055) JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

ABSTRAK Judul: Kebijakan Jepang Terhadap Pendidikan Kaum Muslimin Di Indonesia (1942-1945) Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan mengenai apa saja kebijakan Jepang terhadap pendidikan kaum Muslimin di Indonesia (1942-1945). Dan bagaimana kondisi pendidikan kaum muslimin pada masa penjajahan Jepang. Karena pada masa, itu Jepang sangat mengawasi pendidikan kaum muslimin. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode yang biasa digunakan dalam penelitian sejarah pada umumnya, yaitu; heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Penulis melakukan pengumpulan data melalui metode kepustakaan. Selain itu, untuk menguatkan analisa dalam skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan sosial dan politik. Dalam penelitian ini penulis menemukan fakta-fakta terkait kebijakan Jepang terhadap pendidikan kaum muslimin di Indonesia (1942-1945) diantaranya; pertama pelatihan alim ulama/guru untuk mendidik dan mempropagandakan kaum muslimin, dan kedua pendidikan santri baik formal (pendidikan di sekolah) maupun non formal (pendidikan militer dan pelatihan), yang diadakan untuk membantu Jepang dalam perang dunia II. Kata Kunci: Kebijakan Jepang dan Pendidikan Kaum Muslimin. i

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan kasih sayang-nya kepada hamba-nya yang selalu bersyukur. Shalawat beriring salam selalu terlimpah curahkan kepada baginda alam yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Syukur Alhamdulillah dengan do a dan usaha akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, walaupun tentunya banyak hambatan dan rintangan yang senantiasa silih berganti. Penulis menyadari skripsi yang berjudul Kebijakan Jepang Terhadap Pendidikan Kaum Muslimin di Indonesia (1942-1945), ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari semua pihak, baik dukungan moril maupun materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. Sukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. H. Nurhasan, MA, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Solikhatus Sa diyah, M.Pd, selaku sekeretaris Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam yang dengan sabar memberikan pelayanan terkait administrasi yang penulis butuhkan. 5. Dr. Parlindungan Siregar, M. Ag, selaku dosen pembimbing skripsi, yang dengan sabar memberikan arahan, kritik dan saran, terutama kesediaan ii

waktunya dalam membimbing, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag, selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis selama perkuliahan. 7. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA, selaku dosen penguji I, terima kasih atas masukan dan arahannya. 8. Imas Emalia, M. Hum, selaku dosen penguji II terima kasih telah memberikan arahan dan masukannya kepada penulis hingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. 9. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis selama perkuliahan. 10. Karyawan/Karyawati Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora yang telah memberikan pelayanan dan menyediakan fasilitas dalam penulisan skrispi ini. 11. Orang tua tercinta, ayahanda Alm. Dasean dan ibunda Rusmiyati yang tiada hentinya memberikan do a, nasehat, dan kasih sayangnya. Penulis mengucapkan terimakasih yang tulus. Semoga Allah selalu memberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Amin. 12. Kakak tercinta Suhardi, Anita, Sum Maryanah dan adik tersayang Nur Atini, yang selalu memberikan do a dan dukungan kepada penulis agar terus melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Serta kepada keluarga dari Kakak Ipar Lukman dan Dadang Mutohar, terima kasih atas do anya dan keponakan tersayang Muhammad Alu Fajri iii

13. Kepada Guru-guru MA. Miftahul Umam yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk tetap melanjutkan ke bangku perkuliahan hingga sampai ke Almamater tercinta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 14. Kepada Orang Tua Asuh Ibu Lusi Indriani, Ibu Hj. Nurhayati, Ibu Hj. Murtiningsih, Ibu Hj. Siti beserta Keluarga yang telah memberikan bantuan materi maupun ilmu serta motivasi kepada penulis. 15. Kepada Aa Nandang, yang selalu menemani, membantu dan memberikan semangat serta dukungan kepada penulis. Terimakasih juga kepada Sahabat-sahabatku Adelia Permata Sari, dan Khairunnisa yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. 16. Sahabat-sahabat SKI seperjuangan angkatan 2011 terima kasih atas kerjasamanya selama perkuliahan. Semoga kita dipertemukan dalam keadaan sukses. 17. Dirga Fawakih, Yanti Susilawati, Silpia Ulhaq, Masitah, dan Siti Rahmawati penulis hanturkan terima kasih yang mendalam telah menjadi sahabat yang selalu menemani serta menghibur saat penulis mulai merasa jenuh, dan tak henti-hentinya memberikan semangat dan motivasi baik dalam pencarian sumber maupun dalam penulisan skripsi. 18. Sahabat-Sahabat BLU UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011 yang selalu berjuang demi tercapainya cita-cita. iv

Semoga Allah SWT selalu membalas segala amal baik kepada pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi lebih baiknya skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Jakarta, 26 Agustus 2015 Amanah v

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 7 C. Batasan dan Rumusan Masalah... 8 D. Tujuan Penelitian... 8 E. Manfaat Penelitian... 9 F. Tinjauan Pustaka... 9 G. Teori dan Konsep... 12 H. Metode Penelitian... 13 I. Sistematika Penulisan... 14 BAB II INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG A. Kedatangan Jepang ke Indonesia... 16 B. Kebijakan-kebijakan Pemerintah Jepang... 22 BAB III KEBIJAKAN JEPANG TERHADAP PENDIDIKAN KAUM MUSLIMIN A. Pelatihan-Pelatihan Ulama dan Guru... 38 B. Pendidikan Formal Kaum Santri... 50 C. Pelatihan-Pelatihan Kaum Santri... 60 vi

BAB IV DAMPAK KEBIJAKAN PENDIDIKAN TERHADAP KAUM MUSLIMIN A. Respon Masyarakat Muslim Indonesia Terhadap Kebijakan Jepang... 68 B. Kemajuan terhadap Pendidikan Muslim di Indonesia... 72 C. Kemunduran terhadap Pendidikan Muslim di Indonesia... 74 D. Terbentuknya Organisasi Militer... 76 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan... 82 B. Saran... 83 DAFTAR PUSTAKA... 84 LAMPIRAN... 89 vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pondasi berbagai sistem yang berlaku di Indonesia untuk membangun negara dan meningkatan kesejahteraan rakyat pada umumnya. Pada masa penjajahan Belanda, pendidikan di Indonesia diawasi secara ketat oleh pemerintah. Hal tersebut dikarenakan Belanda tahu bahwa melalui pendidikan gerakan-gerakan perlawanan terhadap keberadaan Belanda di Indonesia dapat muncul dan menyulitkan Belanda. Terutama pada pendidikan Islam di Indonesia, karena umat Islam sangat membenci orang Barat termasuk Belanda. Belanda menerapkan sistem barat 1 pada pendidikan di Indonesia untuk menghasilkan tenaga yang dapat membantu kepentingan mereka dengan upah yang murah. Begitu pula pada masa penjajahan Jepang, melalui beberapa kebijakan, salah satunya melalui pendidikan, Jepang berusaha mengambil hati masyarakat muslim di Indonesia, agar mau membantu Jepang. Akan tetapi berbeda dengan Belanda yang membuat sekolah berdasarkan kelas sosial 2 Jepang malah menghapuskan sistem tersebut dan menggantikannya dengan sistem yang baru yaitu sistem integrasi pendidikan. Keberadaan Jepang ke Indonesia dimulai pada tahun 1938 saat terjadi perang Pasifik. Jerman, Itali, dan Jepang 3 berhadapan dengan sekutu yang terdiri 1 Harry J. Benda, Bulan Sabit Dan Matahari Terbit: Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang (trjmh), (Jakarta: Pt. Dunia Pustaka Jaya, 1980), h. 59. 2 Sistem pendidikan ini mengakibatkan semakin melebarnya jurang pemisah antara yang memerintah dengan yang diperintah. Ibid, h. 61. 3 Jepang adalah satu dari 3 negara terkaya di dunia, selain Amerika Serikat dan Jerman. Wilayahnya yang kecil menyimpan jumlah penduduk yang sangat banyak, menempati urutan 1

2 dari Inggris, Perancis, Rusia, dan Amerika. 4 Pada tanggal 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbour (pangkalan militer Amerika) di Hawaii. Dengan serangan ini, perang Pasifik pun meletus. Dalam waktu kurang dari 5 bulan sejak Pearl Harbour jatuh, Jepang menguasai hampir seluruh Asia Tenggara, kecuali Thailand. Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi wilayah jajahan Jepang. Jepang telah mengincar Indonesia karena kaya akan sumber daya alamnya yang sangat dibutuhkan oleh Jepang. Sebelum perang beberapa misi diplomatik dan dagang Jepang telah beberapa kali berusaha membujuk pemerintah kolonial Belanda untuk mengizinkan mereka mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia. Namun permintaan mereka ditolak. Kini keikutsertaan Belanda dalam Perang Pasifik memberikan kesempatan emas bagi Jepang untuk menguasai Kepulauan Nusantara. 5 Jepang menyerang Indonesia pada tanggal 10 Januari 1942 dan mengarahkan serangan awalnya ke berbagai daerah pertambangan minyak di Tarakan dan Balikpapan di Kalimantan serta Palembang di Sumatra. Pada akhir Februari 1942, armada Laut Jepang berhasil melumpuhkan armada gabungan Sekutu dalam pertempuran di laut Jawa. Hal tersebut dilakukan Jepang agar lebih ketujuh dunia. Negara yang miskin lahan pertanian ini menyokongnya dengan aneka ragam industry,efisiensi dan teknologi Skill, Jepang melesat jauh dengan peradaban yang mengagumkan. Tercatat sebagai nomor satu dalam industri dan usaha perikanan laut, Jepang adalah penangkap ikan terbanyak dengan 15% tangkapan dunia. Tidak terbilang betapa luasnya kemajuan yang telah dicapai setelah Perang Dunia II dan pemboman Hirosima dan Nagasaki, Jepang dapat bangkit sebagai negara yang berkemampuan teknologi yang dikenal di seluruh dunia. Atlas Global Indonesia-Dunia:34 Provinsi Di Indonesia Dilengkapi Provinsi Kalimntan Utara untuk SD, SMP, SMA,& UMUM, (Surabaya: PT. Mitra Agung), h. 99. 4 Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2012), h. 34. 5 Nino Oktorino, Konflik Bersejarah: Ensiklopedi Pendudukan Jepang Di Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 2013), h. IX.

3 mudah dalam menguasai Indonesia. Pada tanggal 8 Maret 1942 Indonesiapun jatuh ketangan Jepang. 6 Guna mendukung kepentingan perangnya, pemerintah Jepang di Indonesia di masa pendudukannya berkeinginan untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki Indonesia, baik sumber daya ekonomi, sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. 7 Jepang memahami Indonesia dengan mayoritas umat Islam. Jepang jelas menyadari pentingnya Islam sebagai suatu unsur kekuasaan di desa Indonesia. 8 Karena Jepang menganggap Islam sebagai sebuah idiologi yang bertentangan dengan kebudayaan barat, yaitu dengan perang suci melawan Kristen. 9 Oleh karena itu, Jepang berusaha untuk memanfaatkan umat Islam dalam melawan sekutu. Berbeda dengan sikap yang ditunjukkan Belanda, pemerintah militer Jepang menunjukkan sikap yang bersahabat terhadap alim ulama dan berusaha menggalang kerja sama dengan mereka. 10 Jepang berharap guru-guru agama dapat membantu Jepang dalam memobilisasi masyarakat Indonesia melalui pendidikan. Karena guru merupakan inti dari suksesnya suatu pendidikan, maka gurulah yang harus dididik terlebih dahulu. Oleh karena itu Jepang pun mengadakan kursus baik kursus untuk alim ulama maupun guru-guru. Kursus-kursus tersebut mulai dilakukan pada bulan Juni 1942 di Jakarta, yang diikuti oleh 122 orang guru dari berbagai daerah di Jawa dan Madura. Kursus ini dilakukan untuk mengindoktrinasi para guru dengan semangat Jepang dan tujuan Perang Pasifik 6 Oktorino, Konflik Bersejarah, h. X. 7 A.B Lapian (penyunting), Di bawah Pendudukan Jepang: Kenangan Empat Puluh Dua Orang yang Mengalami, (Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 1988) h. 85. 8 Benda, Bulan Sabit Dan Matahari Terbit, h. 139. 9 Aiko Kurasawa, Kuasa Jepang di Jawa: Perubahan Sosial di Pedesaan 1942-1945, (Depok: Komunitas Bambu, 2015) h. 304. 10 Ibid, h. 305.

4 serta Hakko Iciu (delapan Benang dibawah satu atap) yang intinya adalah pembentukan lingkungan yang meliputi bagian besar dunia dibawah dominasi Jepang. 11 Jepang menyadari pentingnya pendidikan, karena melalui pendidikan mentalitas dan cara berfikir masyarakat Indonesia dapat diubah dari mentalitas Eropa kepada alam pikiran Jepang. Melalui pendidikan, tercipta kader-kader khusus para pemuda sebagaimana yang diharapkan Jepang. 12 Oleh karena itu Jepang membuat Shumubu yang merupakan kantor urusan Agama, yang salah satu tugasnya yaitu mengawasi pendidikan masyarakat Indonesia, melakukan kursus-kursus atau pelatihan ulama, dan lain-lain. Pihak Jepang membentuk Bagian Pengajaran dan Agama di bawah pimpinan Kolonel Horie, ia meminta agar umat Islam tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat politik. 13 Oleh karena itu kegiatan umat Islam hanya sebatas masalah agama, sosial, dan pendidikan. Pendidikan sekolah, terutama sekolah dasar, merupakan salah satu aspek yang banyak dimanfaatkan oleh pemerintah militer Jepang sebagai sarana untuk mengindoktrinisasi massa. Ketika pendudukan dimulai, sebagian besar sekolah yang ada ditutup, dan baru pada akhir april 1942 diputuskan untuk membuka kembali sekolah dasar pribumi dengan kurikulum baru. 14 Tidak hanya berlangsung pembukaan kembali bekas-bekas sekolah-sekolah pemerintahan Belanda, sekolah-sekolah swasta pun diizinkan dibuka kembali, misalkan sekolah 11 Imran, Amrin, Di bawah Pendudukan Jepang 1942-1945, dalam Taufik Abdullah dan A.B. Lapian (ad), Indonesia Dalam Arus Sejarah: Perang Dan Revolusi Jilid 6, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2012. h. 75. 12 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI :Zaman Jepang dan Republik Indonsia (1942-1998) edisi pemutakhiran, (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2011) h. 95. 13 Ibid, h. 38. 14 Kurasawa, Kuasa Jepang di Jawa, h.199.

5 Agama Islam, sekolah Taman Siswa, dan sekolah Muhammadiyah. 15 Sekolahsekolah Islam dan taman siswa diberikan kemudahan oleh pemerintah Jepang sedangkan sekolah-sekolah swasta Kristen mendapatkan kesulitan memperoleh izin dari pemerintah Jepang. 16 Meskipun sekolah-sekolah Islam diberikan kebebasan (tidak begitu dibatasi), namun harus memasukkan bahasa Jepang, olahraga, kerja bakti dalam kurikulumnya. 17 Golongan pemuda sangat mendapat perhatian dari pemerintah Jepang. Perhatian Jepang dicurahkan kepada kaum muda ini karena mereka pada umumnya memiliki sifat yang giat, penuh semangat, dan biasanya masih diliputi idealisme. Mereka dianggap belum sempat dipengaruhi alam pikiran Barat. Oleh karena memiliki sifat-sifat yang demikian, segala propaganda dari pihak Jepang diduga akan mudah ditanamkan kepada mereka. Salah satu yang dipakai untuk mempengaruhi kaum muda ialah sarana pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan khusus seperti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Jepang. 18 Jepang mengubah sistem pendidikan yang berdasarkan kelas sosial buatan Belanda dengan sistem integrasi pendidikan buatan Jepang. 19 Pada zaman Belanda hanya anak-anak pejabat desa dan keluarga kaya yang mampu bersekolah, tetapi pada zaman Jepang, setiap orang bisa bersekolah karena tidak dipungut biaya. 20 Dalam pengajaran di sekolah-sekolah dilarang menggunakan bahasa Belanda maupun bahasa Inggris, dan Jepang pun berusaha mempromosikan bahasa 15 Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia h. 95. 16 Kurasawa, Kuasa Jepang di Jawa, h. 402. 17 A.B. Lapian, (penyunting), Di bawah Pendudukan Jepang: Kenangan Empat Puluh Dua Orang Yang Mengalami, h. 92. 18 Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, h. 42-43. 19 Oktorino, Konflik Bersejarah, h. X. 20 Kurasawa, Kuasa Jepang di Jawa, h. 402.

6 Jepang 21 dan budaya Jepang melalui pendidikan. Sistem pendidikan yang diterapkan Jepang tidak terlepas dari maksud dan tujuan pendidikan untuk kepentingan militernya. Jepang mengawasi kurikulum sekolah secara ketat demi menegakkan perjuangannya. Peraturan sekolah pada masa pemerintahan Jepang sangat keras. 22 Karena menggunakan sistem militer pada kegiatan-kegiatan di sekolah. Jepang memperkenalkan kebijakan pendidikan yang demokratis, egaliter (sederajat), dan adil. Kebijakan Belanda yang diskriminatif dalam bidang pendidikan telah diubah oleh Jepang. Undang-undang yang membatasi gerakgerik para guru agama dan da i Islam dihapuskan oleh Jepang, sehingga para guru dan da i dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh leluasa. 23 Jepang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan bahasa Belanda. Tetapi para tokoh Islam tidak begitu saja menerima kebijakan-kebijakan yang dibuat Jepang, mereka mempunyai senjata moral, dan dengan itu, para tokoh Islam bisa mengemukakan prasyarat kerjasama dengan Jepang, asalkan agama Islam tidak diganggu. 24 Meski demikian, keadaan tersebut hanya sebuah taktik belaka untuk mendapatkan hati rakyat Indonesia. Jepang mulai menunjukkan sifat penjajahnya dan fasisnya kepada bangsa Indonesia, saat kekalahan yang terus-menerus dalam peperangan dengan Tentara Sekutu. Jepang melakukan hal tersebut karena Jepang amat membutuhkan dukungan sumber daya manusia dan logistik untuk keperluan 21 Oktorino, Konflik Bersejarah, h. X. 22 Ahmad Yusuf, Sejarah Perjuangan Rakyat Riau 1942-2002 buku 1, (Pekanbaru: Badan Kesejahteraan Sosial Provinsi Riau, 2004) h. 63. 23 Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Kencana Prenadamedia Group, 2014) h. 305. 24 Benda, Bulan Sabit Dan Matahari Terbit, h. 138.

7 perangnya. 25 Kebijakan terhadap pendidikan muslim di Indonesia yang dibuat Jepang semata-mata hanya untuk kepentingan Jepang saja, yaitu untuk memobilisasi umat Islam terutama yang ada di desa-desa untuk membantu Jepang mencapai cita-citanya memenangkan perang dunia II. Kebijakan tersebut bukan untuk membantu Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. B. Identifikasi Masalah Sejak Awal kedatangan Jepang ke Indonesia, Jepang memang sudah menaruh perhatian yang besar terhadap kaum muslimin di Indonesia. Ketika Belanda menjajah Indonesia, kaum musliminlah yang sangat menentang kebijakan yang dibuat Belanda, karena Belanda berusaha untuk menghilangkan pengaruh Islam di Indonesia, terutama dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, setelah Jepang berhasil merebut Indonesia dari Belanda, Jepang berusaha agar dapat bekerja sama dengan kaum muslimin, agar dapat memenangkan perang Pasifik. Yaitu dengan cara membuat kebijakan baru mengenai pendidikan. Terdapat beberapa permasalahan yang penulis berhasil identifikasi dan berpotensi untuk dijadikan kajian terkait kondisi kaum muslimin Indonesia di bawah penjajahan Jepang, yaitu, 1. Jepang memiliki kebijakan khusus terhadap pendidikan kaum muslimin di Indonesia. 2. Jepang menerapkan kebijakan politik terhadap organisasi Islam, yakni, dengan didirikannya Masyumi sebagai sebuah organisasi fusi dari beberapa ormas Islam lainnya. 25 Nata, Sejarah Pendidikan Islam, h. 306.

8 C. Batasan dan Rumusan Masalah Dari permasalahan yang berhasil penulis identifikasi, akhirnya penulis membatasi permasalahan dalam skripsi ini pada permasalahan seputar kebijakan Jepang terhadap pendidikan kaum muslimin di Indonesia (1942-1945), di mana kaum muslimin di jadikan objek dalam pembuatan kebijakan. Penulis juga akan menelusuri lebih jauh mengenai dampak dari kebijakan yang dibuat Jepang. Batas tahun yang digunakan ialah tahun 1942-1945. Dan batasan wilayah yang penulis gunakan yakni Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan pemaparan permasalahan tersebut, maka rumusan pertanyaan dalam penelitian ini di antaranya: 1. Bagaimana keadaan Indonesia pada masa penjajahan Jepang? 2. Bagaimana kebijakan Jepang terhadap pendidikan kaum muslim di Indonesia? 3. Bagaimana dampak kebijakan Jepang terhadap pendidikan kaum muslimin di Indonesia? D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui keadaan Indonesia pada masa penjajahan Jepang 2. Mengetahui kebijakan Jepang terhadap pendidikan kaum muslimin di Indonesia 3. Mengetahui dampak kebijakan Jepang terhadap pendidikan kaum muslimin di Indonesia

9 E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan gambaran mengenai keadaan Indonesia pada masa penjajahan Jepang, kebijakan Jepang terhadap pendidikan muslim di Indonesia, dampak dari kebijakan tersebut dan respon masyarakat muslim Indonesia terhadap kebijakan yang dibuat oleh Jepang. 2. Menambah pengetahuan tentang kebijakan Jepang terhadap pendidikan muslim di Indonesia oleh mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. F. Tinjauan Pustaka Penulis mencari sumber yang berkaitan dengan kebijakan Jepang terhadap pendidikan muslim di Indonesia. Buku-buku tentang masa penjajahan Jepang memang sudah cukup banyak, namun sepengetahuan penulis belum banyak yang membahas mengenai kebijakan Jepang terhadap Muslim di Indonesia terutama kebijakan dalam pendidikan. Dalam skripsi-skripsi yang telah ada, baik di Perpustakaan Adab maupun Perpustakaan Utama, penulis belum menemukan satupun judul yang membahas mengenai kebijakan Jepang terhadap pendidikan kaum muslimin di Indonesia, walaupun ada skripsi mengenai penjajahan Jepang di beberapa daerah di Indonesia yang tercantum dalam katalog perpustakaan Utama UIN, tetapi dalam bentuk bukunya tidak ada atau belum penulis temukan di Perpustakaan Utama maupun di Perpustakaan Adab.

10 Banyak karya ilmiah yang sudah ditulis terkait dengan Jepang di Indonesia, antara lain; Skripsi tentang Kebijakan Jepang Dalam Bidang Pendidikan Terhadap Orang Indonesia Tahun 1930 1945 26, yang ditulis oleh Dimas Suryo Subidyo, tetapi skripsi ini berbeda dengan penulis Kebijakan Jepang Terhadap Pendidikan Kaum Muslimin Di Indonesia (1942-1945) dari judul maupun dari isi skripsi tersebut sangat berbeda, dalam skripsi tersebut lebih menekankan kepada kebijakan Jepang bagi warga Indonesia yang belajar di Jepang, sedangkan penulis lebih menekankan kepada kebijakan Jepang terhadap pendidikan kaum muslimin di Indonesia pada masa penjajahan Jepang. Bulan Sabit dan Matahari Terbit: Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang. 27 Buku ini membahas tentang Sejarah politik Islam Indonesia, terutama masa pendudukan Jepang. Dalam buku ini menjelaskan bahwa apapun politik terhadap Islam yang dilancarkan oleh kekuasaan non-islam, hasilnya akan berbeda dari apa yang ingin dikejar kekuasaan tersebut. Seperti Jepang yang ingin memanfaatkan umat Islam di Indonesia dalam memenangkan Perang Dunia II, tetapi pada gilirannya Jepanglah yang dimanfaatkan oleh politisi Islam untuk mencapai tujuan yang sangat berbeda dengan tujuan Jepang. Kuasa Jepang di Jawa: Perubahan Sosial di Pedesaan 1942-1945. 28 Buku ini menelusuri perubahan-perubahan sosial ekonomi serta dampak psikologis yang terjadi dalam masyarakat di wilayah pedesaan Jawa selama masa pendudukan 26 Dimas Suryo Sudibyo, Kebijakan Jepang dalam Bidang Pendidikan Terhadap Orang Indonesia Tahun 1930-1945, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok, 2009). 27 Harry J Benda. Bulan Sabit Dan Matahari Terbit: Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang (trjmh), (Jakarta: Pt. Dunia Pustaka Jaya, 1980) 28 Aiko Kurasawa, Kuasa Jepang di Jawa: Perubahan Sosial di Pedesaan 1942-1945, (Depok: Komunitas Bambu, 2015).

11 Jepang. Buku ini membahas tentang kebijakan-kebijakan Jepang terhadap masyarakat pribumi yang bertujuan untuk memperoleh sumber daya ekonomi dan manusia guna mendukung operasi militer militer Jepang. Oleh karena itu, Jepang bekerja sama dengan seluruh rakyat Indonesia, dengan cara membuat berbagai program untuk menarik dukungan rakyat, sekaligus membentuk pemikiran dan tingkah laku mereka. Semua kebiajakan Jepang itu merupakan strategi politik Jepang untuk menghasilkan nilai budaya dan kepercayaan yang baru. Namun, mengakibatkan masyarakat mengalami keguncangan yang tidak pernah dialami sebelumnya. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. 29 Buku ini memang tidak secara khusus membahas mengenai Kebijakan Jepang Terhadap Pendidikan Muslim di Indonesia, tetapi hanya memberikan informasi mengenai keadaan rakyat Indonesia terutama muslim Indonesia pada masa penjajahan Jepang, pemberontakan-pemberontakan rakyat Indonesia dalam melawan Jepang, dan dampak positif dari penjajahan Jepang bagi orang-orang muslim Indonesia. Indonesia Dalam Arus Sejarah: Perang Dan Revolusi Jilid 6. 30 Dalam buku ini dijelaskan tentang Indonesia di bawah pendudukan Jepang yang terdapat pada bab II yang terbagi dalam 7 pembahasan. Pembahasan pertama yaitu terbentuknya rezim militer Jepang, pembahasan kedua tentang mobilisasi politik, pembahasan ketiga tentang ekonomi perang, pembahasan keempat tentang program militer jepang, pembahasan kelima tentang politik Islam Jepang, pembahasan yang keenam tentang pengendalian politik dan budaya, dan yang ketujuh membahas 29 Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2012). 30 Taufik Abdullah dan A.B. Lapian (ad), Indonesia Dalam Arus Sejarah: Perang Dan Revolusi Jilid 6, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2012.

12 tentang gerakan bawah tanah sebuah istilah yang lazim digunakan untuk mereka yang tidak bersedia bekerja sama dengan rezim berkuasa dan sebaliknya menyusun perlawanan dengan jalan sembunyi-sembunyi. Tokoh gerakan bawah tanah yaitu, Tan Malaka, dan Amir Sjarifuddin. Dan Dalam Bab III juga membahas tentang penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan Indonesia. Sejarah Nasional Indonesia VI :Zaman Jepang dan Republik Indonsia (1942-1998). 31 Dalam buku ini dijelaskan tentang Pendududkan Jepang di Indonesia pada bab I zaman Jepang yang terbagi kedalam 8 pembahasan, pertama mengenai susunan dan perkembangan pemerintahan pendudukan Jepang, kedua mengenai pergerakan Indonesia dan Jepang, ketiga mengenai mobilisasi rakyat, keempat mengenai ekonomi perang yang diterapkan Jepang di Indonesia, kelima mengenai pendidikan, komunikasi Sosial dan Budaya di Indonesia, keenam mengenai perlawanan rakyat terhadap Jepang, ketujuh mengenai janji mengenai status Indonesia di kemudian hari, dan yang terakhir mengenai situasi Indonesia menjelang kemerdekaan. G. Teori dan Konsep Dalam penulisan skripsi ini, saya menggunakan dan mengambil konsep dari Buku Hary J. Benda yang berjudul Bulan Sabit Dan Matahari Terbit: Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang 32, tentang politik terhadap Islam bahwa apapun politik terhadap Islam yang akan dilancarkan oleh kekuasaan non- Islam, hasilnya senantiasa berbeda dari apa yang ingin dikejar kekuasaan 31 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI :Zaman Jepang dan Republik Indonesia (1942-1998) edisi pemutakhiran, (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2011). 32 Harry J Benda. Bulan Sabit Dan Matahari Terbit: Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang (trjmh), (Jakarta: Pt. Dunia Pustaka Jaya, 1980).

13 tersebut. 33 Sama seperti penjajahan Jepang, Jepang berusaha membuat kebijakankebijakn baru yang tujuannya untuk memanfaatkan rakyat Indonesia agar mau membantu Jepang dalam perang dunia melalui pendidikan, namun malah sebaliknya, kebijakan yang dibuat Jepang tersebut dimanfaatkan oleh kaum muslimin untuk mempersiapkan diri, merebut kemerdekaan Indonesia dari Jepang. H. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis yang dalam hal ini penulis ingin mendiskripsikan atau menjelaskan tentang kebijakan Jepang terhadap pendidikan kaum muslim di Indonesia. Dalam hal ini metode yang biasa digunakan dalam penelitian sejarah pada umumnya yaitu, heuristik atau pengumpulan data, kritik sumber baik intern maupun ektern, interprestasi atau penafsiran, dan tahap terakhir adalah historiografi atau penulisan sejarah. 34 Pada tahap heuristik atau pengumpulan sumber-sumber (data-data), di mana sumber-sumber mengenai kebijakan Jepang terhadap pendidikan kaum muslimin di Indonesia, penulis temukan di Perpustakaan Fakultas Adab, Perpustakaan Utama, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan UI, Arsip Nasional Republik Indonesia, dan di toko-toko buku. Penulis juga menggunakan sumber sezaman berupa majalah dan surat kabar yang diterbitkan pada tahun 1942-1945, seperti; Soeara Muslimin Indonesia, Soeara Madjelis Islam A lla Indonesia, Djawa Baroe, Pandji Poestaka, Kan Po (Berita Pemerintah) dan surat kabar Asia Raya. 33 Harry J Benda. Bulan Sabit Dan Matahari Terbit: Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang (trjmh), (Jakarta: Pt. Dunia Pustaka Jaya, 1980). h. 10 34 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995), hlm. 89.

14 Sedangkan untuk sumber sekunder, penulis mendapatkan sumber-sumber tertulis berupa buku, artikel dan lain-lain. Tahap berikutnya adalah kritik sumber atau verifikasi, agar diperoleh data yang absah, setelah melalui fase kritik, di mana penulis sudah menemukan korelasi dan pemahaman yang baru mengenai tema yang akan dibahas. Setelah itu penulis melakukan interpretasi, di mana penulis melakukan penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah diseleksi untuk kemudian dilakukan tahap selanjutnya yaitu historiografi. Penulis menguraikan fakta-fakta yang sudah didapat ke dalam penulisan sejarah, dan kemudian menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan pokok yang menjadi kajian utama dalam penelitian ini. I. Sistematika Penulisan Bab I menjelaskan tentang pendahuluan yang di dalamnya berisi tentang latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, teori dan konsep, tujuan penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan, dan sistematika penulisan Bab II menjelaskan tentang gambaran Indonesia pada masa penjajahan Jepang meliputi; kedatangan Jepang ke Indonesia, dan kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang Bab III menjelaskan tentang kebijakan Jepang terhadap pendidikan kaum muslimin di Indonesia meliputi; pelatihan-pelatihan ulama dan guru, pendidikan formal kaum santri,dan pelatihan-pelatihan kaum santri Bab IV menjelaskan dampak kebijakan pendidikan terhadap kaum muslimin meliputi; respon masyarakat muslim indonesia terhadap kebijakan Jepang,

15 kemajuan terhadap pendidikan muslim di Indonesia, kemunduran terhadap pendidikan muslim di Indonesia, dan terbentuknya organisasi militer Bab V penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

BAB II INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG A. Kedatangan Jepang ke Indonesia Pada tahun-tahun terakhir kekuasaan Belanda di Indonesia, Belanda semakin ketat mengawasi kegiatan radikalisme, dan Belandapun berhasil menahan kegiatan politik kaum nasionalis. Akhirnya kaum nasionalisme tersebut tidak lagi mengarahkan dukungan massa secara terbuka, tetapi sebagian di antaranya menyalurkan kegiatan politik mereka melalui dunia pendidikan atau bergerak di bidang sosial-budaya. 1 Hal tersebut dilakukan agar mereka tetap dapat menanamkan jiwa nasionalisme terhadap rakyat Indonesia, agar mau berjuang dan menuntut hak-hak mereka yang telah hilang selama penjajahan, terutama hak untuk merdeka. Saat negeri Belanda telah diduduki oleh Jerman pada bulan September 1939, pemerintah Belanda berusaha menutupi berita tersebut di Hindia Belanda. Dalam suasana yang terjepit semacam itu, Pemerintah Belanda berusaha untuk bekerja sama dengan rakyat Indonesia. Penguasa kolonial mulai sedikit mengurangi sikap keras mereka terhadap kaum pergerakan dan mengambil jalan kompromi. Kesediaan untuk menerima sikap bekerjasama dengan kaum pergerakan yang moderat telah memungkinkan diizinkannya kembali partai-partai politik. Kerajaan Belanda sejak diduduki Jerman terpaksa menjalankan pemerintahan dalam pengasingan. 2 Walaupun di kalangan orang-orang Belanda 1 Mukhlis Paeni dan Mestika Zed, Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, dalam Taufik Abdullah dan A.B. Lapian (ad), Indonesia Dalam Arus Sejarah: Perang Dan Revolusi Jilid 6, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2012. h. 5. 2 Ibid. h. 8 16

17 terdapat juga kelompok yang bersimpati terhadap pergerakan nasional Indonesia, tetapi sikap pemerintah Hindia Belanda sampai saat-saat terakhir menjelang keruntuhannya tetap tidak berubah, 3 tetap acuh dan tidak menghiraukan tuntutantuntutan dari rakyat Indonesia. Selain menghadapi tuntutan-tuntutan dari rakyat Indonesia untuk melakukan perubahan ketatanegaraan sesuai dengan keinginannya rakyat Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda juga menghadapi masalah pelik mengenai hubungan dagang Hindia Belanda dengan Jepang. Organisasi bisnis Jepang di Asia Tenggara, terutama di Hindia Belanda, sudah berlangsung sebelum perang Perang Dunia II, terutama sejak dibukanya konsultan Jepang di Batavia sejak 1909. Pada 1940, konsultan Jepang di Batavia mengajukan tuntutan agar Hindia Belanda bersedia memperbesar kuota ekspor minyak buminya. Tuntutan ini tidak mungkin dipenuhi oleh pemerintah Hindia Belanda. Salah satu alasan resmi penolakan itu ialah karena neraca nilai impor Jepang tidak seimbang dengan nilai ekspor Jepang ke Indonesia. Penguasa di Batavia hanya menyanggupi dalam jumlah yang sangat jauh dibawah kuota yang diminta Jepang. Selain itu Jepang juga menuntut ekspor bahan-bahan lain, seperti karet, timah putih biji besi dan biji mangan dengan jumlah yang juga cukup banyak. Sudah pasti permintaan ini ditolak oleh pemerintah Belanda. Pada bulan Januari 1941, Jepang mencoba kembali mengirim delegasi di bawah pimpinan Yoshizawa Kenkichi. Kali ini Jepang menuntut konsesi ladang minyak seluas 1,7 juta hektar. Pemerintah Belanda akhirnya hanya bersedia memberi 0,3 hektar juta sebagai langkah awal. Selain itu Jepang juga menuntut 3 Cahyo Budi Utomo, Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia Dari Kebangkitan Hingga Kemerdekaan, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1995) h. 174.

18 agar orang Jepang diizinkan memasuki Indonesia sabagai dokter, pedagang perantara, atau profesi lainnya. Namun perundingan tersebut mengalami jalan buntu. Dan akhirnya pada 27 Juni 1941 delegasi Jepang kembali kenegerinya. Yoshizawa tidak menerima pernyataan Belanda bahwa Hindia Belanda sewaktuwaktu dapat membatasi kuota ekspor. Sementara itu, pada 27 Juli 1941 Amerika Serikat memutuskan hubungan ekonomi dengan Jepang setelah sebelumnya membatasi ekspor minyaknya. Pemutusan hubungan ekonomi itu dilakukan sebagai reaksi Amerika Serikat terhadap pendudukan Jepang atas Indocina. Tindakan Amerika Serikat itu diikuti oleh Inggris dan kemudian oleh Hindia Belanda. Hubungan Internasional yang memburuk yang menimpa Jepang, terutama dengan saingannya di Timur ini, merupakan penyebab Jepang melakukan manuver politik 4 eskpansionis ke selatan saat meletusnya Perang Pasifik pada awal Desember 1941. Kelompok bisnis yang terkait dengan semangat Nashinron berperan besar dalam membantu invansi Jepang di Hindia Belanda. 5 Sebelum masuk ke Indonesia, propaganda Jepang telah digiatkan keseluruh pelosok bahwa Jepang sebagai penyelamat Asia dari penjajahan asing, Jepang akan datang mengusir Belanda dan membela kepentingan rakyat Indonesia. 6 Untuk mewujudkan impiannya menyatukan Asia Timur di bawah kekuasaanya, Jepang terlebih dahulu harus menghancurkan kekuatan armada Amerika di Pasifik yang berpangkalan di Pearl Harbour, Hawaii, sebelum menyerang Hindia Belanda. Oleh karena itu untuk menghancurkan Armada Amerika, disusun 4 Gerakan yang cepat dalam bidang politik. www.kamusbesar.com (akses: Rabu, 12 Agustus 2015) 5 Paeni dan Zed, Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, h. 13. 6 Ahmad Yusuf, Sejarah Perjuangan Rakyat Riau 1942-2002 buku 1, (Pekanbaru: Badan Kesejahteraan Sosial Provinsi Riau, 2004) h. 44.

19 rencana serangan rahasia oleh Isoroku Yamamoto pada bulan September 1941. Pada bulan berikutnya, tanggal 26 November 1941, Armada Laksamana Noichi Nagumo yang diangkat sebagai panglima perang bergerak dari pulau Kuril. Pada tanggal 2 Desember 1941, ketika masih dalam pelayaran, laksamana Nagumo menerima telegram sandi dari Yamamoto agar ia melaksanakan serangan. Hari H ditetapkan tanggal 7 Desember 1941. 7 Serangan udara Jepang dilancarkan dalam dua gelombang. Gelombang pertama dimulai pukul 07.30 pagi. Sebanyak 183 pesawat pembom diterbangkan dari kapal induk. Sasarannya adalah kapal-kapal perang Amerika yang berlabuh disekitar Pulau Ford. Satu jam kemudian Jepang melancarkan serangan gelombang kedua dengan 170 pesawat pembom dan penempur. Selain melakukan pengeboman pesawat pesawat tersebut juga melakukan Straffing dari udara. Kapal-kapal perang dan pesawat-pesawat terbang Amerika Serikat kembali menjadi sasaran disamping instalasi-instalasi militer lainnya, seperti gudang pembekalan dan bahan bakar. Serangan Jepang terhadap Pearl Harbour berakhir kira-kira pukul 10.00 pagi. Dalam waktu dua setengah jam, Jepang telah menimbulkan kerugian yang cukup besar pada pihak Amerika Serikat. 8 Serangan Jepang tersebut membuat presiden Amerika marah, dan pada sore harinya presiden Roosevelt menandangani pernyataan perang terhadap Jepang. 9 Dengan pengumuman itu pemerintah Hindia Belanda telah menyatakan perang terhadap Jepang. Dengan pernyataan perang terhadap Jepang, baik yang dinyatakan oleh pemerintah Hindia Belanda maupun kerajaan Belanda, secara 7 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI :Zaman Jepang dan Republik Indonsia (1942-1998) edisi pemutakhiran, (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2011) h. 1. 8 Paeni dan Zed, Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, h. 13-14. 9 Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, h. 2.

20 resmi Indonesia sudah diseret ke dalam perang, walaupun tanpa pernyataan itu Indonesia juga tidak akan luput dari serbuan Jepang. Invasi Jepang ke Indonesia diawali dengan serangan udara. sesudah itu diikuti oleh pendaratan pasukan. Kekuatan udara Jepang lebih hebat dibandingkan dengan kekuatan udara Hindia Belanda. Serangan pertama dilancarkan dari Davao pada 10 Januari 1942, 10 sehari setelah Jepang menyatakan perang terhadap Belanda. Sasarannya adalah Tarakan untuk menguasai instalasi minyak kota itu. Dalam melancarkan serangan ini, Jepang berusaha untuk tidak menjatuhkan bom di instalasi tersebut. Karena instalasi minyak tersebut sangat berguna bagi Jepang. Selain melakukan serangan terhadap Tarakan, Jepang juga menyerang Manado. Dan pada tanggal 11 Januari 1942 pasukan Jepang melakukan pendaratan 11 di Indonesia. Setelah Jepang berhasil menguasai Indonesia dengan serangan-serangan udaranya, pada tanggal 7 Maret 1942 pada petang harinya pasukan-pasukan Belanda di sekitar Bandung meminta penyerahan lokal. Kolonel Shoji menyampaikan usul penyerahan lokal dari pihak Belanda ini kepada Jenderal Imamura, tetapi tuntutan Imamura adalah penyerahan total semua pasukan sekutu ke Jawa. Jika pihak Belanda tidak mengindahkan ultimatum Jepang itu, kota Bandung akan dibom dari udara. Jenderal Imamura pun mengajukan tuntutan lainnya, yakni gubernur Jenderal Belanda harus turut dalam perundingan di Kalijati yang diadakan selambat-lambatnya pada hari berikutnya. Akhirnya pihak Belanda memenuhi tuntutan Jepang. Dalam perundingan Kalijati, yang dimulai 10 Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI,h. 3. 11 Paeni dan Zed, Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, h. 16

21 pukul 17.00 tanggal 8 Maret 1942. 12 Berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia ditandai dengan ditanda tanganinya kapitulasi Kalijati oleh Ter Poorten yang menyatakan bahwa Belanda menyerah tanpa syarat. Orang Indonesia umumnya menyambut kedatangan Jepang dengan perasaan gembira, karena Jepang dianggap sebagai pembebas mereka dari penjajahan Belanda. Serdadu-serdadu Jepang itu menimbulkan rasa kagum penduduk ketika mereka memasuki kota-kota tanpa mendapat perlawanan dari Belanda. Mobilmobil truk perang diiringi pasukan Jepang berkendara sepeda. Bendera Merah Putih dikibarkan, adakalanya berdampingan dengan Bendera Hinoo Maru di berbagai tempat. Kata Banzai terucap berulang-ulang dan keras dari mulut mulut penduduk yang terbius yang berarti selamat datang. Serdadu Jepang mendapat sambutan meriah dari rakyat Indonesia, orangorang Belanda yang muncul di jalan-jalan mendapat hadiah berupa ejekan dan caci maki. Faktor utama yang menimbulkan simpatik rakyat terhadap Jepang tentu saja kebencian mereka terhadap Belanda, baik akibat penderitaan yang langsung mereka rasakan maupun akibat perasaan kebangsaan. Penduduk Jawa meyakini kebenaran dari Ramalan Joyo Boyo yang berisi bahwa suatu ketika Jawa akan diperintah oleh orang-orang berkulit kuning. Namun pemerintahan mereka tidak lama, dan mereka akan kembali kenegara asalnya. Dan Jawa akan diperintah oleh bangsa sendiri. Dalam pandangan rakyat, orang berkulit kuning tidak lain adalah Jepang. 13 Banyak penduduk Jawa yang senang dengan kedatangan Jepang di Indonesia, karena mereka yakin setelah kedatangan Jepang, Indonesia akan segera merdeka. 12 Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, h. 9. 13 Paeni dan Zed, Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, h. 21.

22 B. Kebijakan-kebijakan Pemerintah Jepang Untuk melancarkan aksinya dalam memperoleh cita-citanya yaitu memenangkan Perang pasifik, Jepang membuat berbagai macam kebijakan, yaitu: 1. Bekerjasama dengan Bangsa Indonesia Untuk dapat bekerja sama dengan rakyat Indonesia, maka terlebih dahulu Jepang berusaha untuk dapat bekerja sama dengan toko-tokoh terkemuka di Indonesia. Tokoh-tokoh nasionalisme Indonesia seperti Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad hatta bersedia melakukan kerja sama dengan pihak pemerintah Jepang, padahal sebelumnya pada masa pemerintah Hindia Belanda mereka bersikap nonkooperatif. 14 Berbeda dengan keadaan pada zaman Hindia Belanda dimana pemerintah kolonial menekan kaum nasionalis Indonesia, pada masa pemerintahan Jepang kaum nasionalis diajak bekerja sama oleh penguasa. 15 Selain melakukan kerja sama dengan kaum nasionalis, Jepang juga melakukan kerja sama dengan tokoh-toko muslim. Tokoh-tokoh muslim memperoleh perhatian khusus dari pemerintah Jepang. Golongan ini memperoleh banyak kelonggaran dibandingkan dengan nasionalis sekuler. 16 Karena ingin menggalang semua kekuatan besar anti-belanda ke pihaknya, maka Jepang lebih mementingkan kepentingan golongan Islam dari pada memenuhi keinginan para elit nasionalis. 17 Jika Jepang berhasil bekerja sama dengan tokoh-tokoh muslim maka secara otomatis rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam juga akan membantu Jepang. 14 Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, h. 27. 15 Ibid, h. 29. 16 Ibid, hal, 37 17 Harry J Benda. Bulan Sabit Dan Matahari Terbit: Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang,(trjmh), (Jakarta: Pt. Dunia Pustaka Jaya, 1980) h. 141.

23 Dalam rangka memberikan kelonggaran kepada golongan Islam pulau Jawa, pemerintah militer Jepang masih mengizinkan tetap berdirinya organisasi Islam dari zaman Hindia Belanda yaitu Majelis Islam A la Indonesia (MIAI) yang didirikan di Surabaya pada tahun 1937 oleh K.H. Mas Mansur dan kawan-kawan. Jepang memilih MIAI sebagai wadah golongan Islam yang merupakan satusatunya organisasi gabungan, yang dimiliki umat Islam, tetapi MIAI baru diakui oleh Pemerintah Militer Jepang sesudah mengubah anggaran dasar (asas dan tujuannya). Pada asas dan tujuan MIAI ditambahkan turut bekerja dengan sekuat tenaga dalam pekerjaan membangunkan masyarakat baru, untuk mencapai kemakmuran bersama di lingkungan Asia raya di bawah pimpinan Dai Nippon. 18 Setelah merubah asas dan tujuannya, maka MIAI baru diakui oleh Jepang dan dapat melakukan kegiatannya seperti biasa, tetapi masih dalam pengawasan Jepang. Walaupun kaum muslimin berbeda keyakinan dengan Jepang, tokoh-tokoh muslim tetap mau bekerja sama dengan Jepang karena tujuan Jepang sama dengan tujuan rakyat Indonesia yaitu membela tanah Air dan menjaganya agar tidak direbut lagi oleh pihak sekutu, oleh karena itu, tokoh-tokoh muslim berusaha untuk mengajak rakyat Indonesia untuk membantu Jepang seperti yang disampaikan K. H. M. Mansoer dalam surat kabar Soeara Muslimin Indonesia yaitu: Kita Ma loem Soedah bahwa peperangan sekarang ini sedang memuncak peristiwa ini menghendaki poesat perhatian serta pembelaan jang koeattegak; karena mengenai djoega Tanah Air kita Indonesia jang termasuk dalam lingkungan Asia Timoer Raya. Mungkin benar bahwa didjita-djita oleh Seokoetoe hendak mereboet kembali tanah djadjahannja, tanah tempat mereka mentjari oentoeng, menumpang hidup di tanah jang elok permai, 18 Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, h. 38.

24 yaitu tanah kita Indonesia oemoemnya. Mereka beroesaha sekoeat-koeatnya kembali kemari dengan maksoed mendjadjah lagi, sedang kita haroes soedah siap sedia bersama Dai Nippon menantang maksoed itoe oentoek meloempoehkan kekoeasaan mereka. Dan lagi mereka telah beberapa kali mengintai poelau Djawa. Mereka hendak mendarat menjerboe. Maka oleh karena itoe, seloeroeh pendoedoek Djawa seharoesjalah bersatoe-padoe hati dan bekerdja bersama-sama mempertahankan serangan dan serboean itoe karena kita semata-mata membela hak Tanah Air kita. Demikianlah oentoek kemakmoeran bersama dan keselamatan bersama dalam menghindarkan bala bencana itoe, haroeslah lebih-lebih dipererat tali persatoean segenap tenaga dan pendoedoekan Djawa seloeroehnja. Pada waktoe peperangan jang hebat-dasyat ini, memang boekan mandjadi soal tentang faham keyakinan dalam agama. Melainkan pertahanan negeri itoelah jang menjadi pangkalnya. Allah Soebhanahoe wa Ta ala telah memperingatkan kita seperti jang tersoeboet dalam kitab Soetji Al-Qoer an, Soerat Al-Baqarah, ayat 145 jang artinja meskipoen engkau Moehammad soenggoeh akan memberikan dengan segenap boekti kepada mereka itoe tentoe mereka itoe tidak akan mengikoeti kiblat mereka itoe; dan setengah golongan poen tidak akan mengikoetikiblat golongan lain. Djadi njatalah, bahwa manoesia kalaoe soedah mempunyai kejakinan, maka ia kokoh dan koeat poela menepati kejakinan masing-masing. Maka tepatlah bahwa pada saat ini, dasar kejakianan tidak perloe didalam-dalam atau diperselisihkan. Akan tetapi djoeroesan kebaktian dalam satoe toejoean itoelah oetamanya dipersoenggoeh memboelatkannjaoentoek pembelaan Tanah Air dan keselamatan Bangsa karena kita bertahan air satoe dan berbangsa satoe poela. Kemoedian dari pada itoe Toehan berfirman selanjoetnya djoega dalam soerat Al-Baqarah ayat 148 jang artinja Bagi masing-masing mereka itoe soedah mempoenyai hadapan sendiri-sendiri, maka karena itoe soepaya keyakinan hendaknya serentak berlomba-lomba akan mengerdjakan kebaikan. Demikianlah, mengerjakan kebaikan baik digaris depan atau digaris belakang peperangan, haroeslah mendjadi dasar kita teristimewa dalam masa jang amat genting seperti sekarang ini. Kerdja bersama-sama dengan seboelat hati serta seia sekata insya Allah akan meoedjoedkan hasil jang manfa at. 19 Selain disampaikan pidato oleh K. H. M. Mansoer untuk mengajak kaum muslimin untuk membantu Jepang, dijelaskan pula mengenai dasar perjuangan kaum muslimin oleh Ahmad Yusuf, bahwa perjuangan yang didasarkan atas dasar keyakinan tak akan sia-sia, dengan cara menguatkan batin dengan pendidikan agama dan menebalkan keyakinan dengan iman dan tauhid; 19 Tjara Kerdja Bersama-sama jang Oetama K. H. M, Mansoer, Soeara Muslimin Indonesia, (16 Moeharram 1364/1 Djanoeari 2605, No. 1 Th. III).

25... Kalimat : La ilaha illallah Moehammadoer Rasoeloellah yang berarti Tidak ada Toehan selain Allah, Moehammad itoe OetoesanNja. Inilah dasar Islam itoe agamanja, dengan bersoempah dihadapan Allah, manoesia dan dirinja sendiri... djentera zaman berpoetar, seloeroeh doenia oemoemnja, diindonesia khususnja, dasar hidoep kaum muslimin hantjoer dibawa masa. Namoen begitoe dasar itoe mesti tetap tegoeh didjiwa tiaptiap Moeslim, selama Qoer am masih dibatja, selagi matahari masih terbit di Timoer, dasar itoe pada soeatoe masa akan memberi tjorak dan bentoek pada tiap-tiap moeslim...kita kembali kesedjarah perdjoeangan pahlawanpahlawan dan pradjoerid-pradjoerid dari zaman Rasulullah, sahabatsahabat dan pahlawan-pahlawan sesoedahnja. Itoelah perdjoeangan jang bersendikan Taoehid dan kejakinan, bersemboyan dari Allah, karena Allah dan oentoek Allah: memandang ringan kepada mati kalaoe mereka madjoe ke medan perdjoeangan bagaikan air bah jang tertahan-tahan, terbelintang poetoes, terbeloedjoer patah. Dengan semangat inilah Islam dapat menjerboe ke Eropa, Afrika hingga ke India. Sebagaimana bangsa Nippon meyakinkan berkoempoelnja roeh-roeh soetji pahlawan-pahlawan tanah asir di Jasoe-koeni Djindja, adalah kaoem moeslimin jang berjoeang kepada djalan Allah, akan kembali kepadanja dengan kesoetjian, karena Allahlah kembali segala sesoeatoe. Kejakinan inilah jang mendjelmakan sedjarah jang bilang-gemilang dalam perjoeangan kaum Moeslimin: sebagaimana gilang-gemilangnja perjoeangan Dai Nippon sekarang ini. Tjita-tjita Hakko Itjioe jang akan diciptakan oleh Dai Nippn itoe, bagi kaoem moeslimin ta ragoe lagi, jang mereka mempoenjai tjita-tjita seperti itoe poela, selama darah Islam mengalir di toeboehnja. Persemaian boeah dan kesan dasar hidoep, keyakinan dan perdjoangan bangsa Nippon dan kaoem Moeslim inilah jang haroes diselidiki oleh tiap-tipa moeslim dan pemimpin Indonesia jang ikoet dan sedang mmbentoek dasar pembangoenan Indonesia dalam lingkoengan Asia Raja sekarang ini. Dalam gelanggang perjoengan jang menentoekan nasib Indonesia sekarang, dan masa jang akan datang, kaoem Moeslimin di Indonesia soedah mempoenjai pendirian jang tentoe, keyakinan jang tegoeh dan dasar perjoeangan yang soedah tetap, hingga dalam perjoeangan di moeka sekalipoen. Karena mereka yakin, bangoen dan roeboehnja Indonesia, lenjap atau teroelangnja pendjadjahan kembali, menetoekan nasib agama, bangsa dan tanah airnja. Maka oentoek mengobar-ngobarkan semangat perjoeangan poetera Indonesia sekarang ini, siapkanlah batin dengan didikan agama, perkoeatlah dasar jang tegoeh dan tentoe, tebalkanlah kejakinan dengan iman dan tauhid baik pemimpin ataoe jang dipimpin nistjaja ta akan sia-sia perjoeangan jang dihadapi dan koerban jang diberikan. Karena gerakan jang berdiri diatas dasar jang tegoehlah jang menimboelkan perjoeangan jang dahsjat dan ta tertahan-tahan... 20 20 Dasar Perdjoeangan Moeslimin Oleh; Ahmad Joesoef, Pandji Poestaka, (Weltevreden: Balai Pustaka,1943).