BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. lansia di Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,56%. Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. hidup penduduk Indonesia merupakan salah satu negara yang. angka kesakitan karena penyakit degeneratif (Kemenkes RI, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan bahwa jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dari tahun ke. baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Stanley, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. Batasan lansia yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I. empat dekade mendatang, proporsi jumlah penduduk yang berusia 60 tahun. 10% hingga 22% (World Health Organization, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. lansia. Semua individu mengikuti pola perkemban gan dengan pasti. Setiap masa

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lanjut usia bertambah, sedangkan proporsi penduduk berusia muda

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi lansia adalah tingkatkan kesehatan. Salah satu aspek utama dari peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

Kata Kunci : Terapi Life Review (Telaah Pengalaman Hidup), Stres, Lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam hidupnya mengalami perkembangan dalam serangkaian

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. 1

I. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Proporsi dan jumlah usia lanjut dalam populasi dunia mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy); semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar tubuh (Padila, 2013). Menjadi tua merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO pada tahun 1995, penderita non psikotis di Indonesia seperti stres

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BAB I PENDAHULUAN. yang satu akan memberikan pengaruh pada tahap perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah terwujud hasil yang positif dalam berbagai bidang, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Peserta didik temasuk didalamnya mahasiswa banyak mengalami peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah WHO memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus bertambah hingga 2 miliar orang di tahun 2050. Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada tahun 2025 berada di negara berkembang. Jumlah penduduk lansia di Indonesia berada di nomor empat terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika. Jumlah lansia besar namun tetaplah menjadi kaum minoritas di lingkungannya karena akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan. Selain itu faktor yang menyebabkan lansia sebagai kaum minoritas adalah usia lanjut yang merupakan periode kemunduran, terjadinya perubahan fisik, dan kurangnya adaptasi lansia yang buruk pada lingkungannya (Azizah, 2011). Menurut WHO pada tahun 2012 jumlah Lansia di Indonesia sebesar 7,28% dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 11,34%. Pada RPJMN Kemkes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Kementrian Kesehatan) tahun 2014 terjadi peningkatan UHH (Usia Harapan Hidup) dari 70,6 tahun pada 2010 menjadi 72 tahun pada 2014. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik RI (2012), prevalensi jumlah penduduk lansia di Indonesia yang berusia 60 tahun keatas sekitar 7,56%. Gorontalo merupakan provinsi nomor 14 terbanyak dari 33 provinsi di Indonesia

yaitu 5,98% dari total penduduk di Indonesia. Sesuai data pada Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, jumlah Lansia di Provinsi Gorontalo hingga saat ini sebanyak 8.162 orang. Proses menua akan terjadi perubahan-perubahan baik anatomis, biologis, fisiologis maupun psikologis. Gejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, mulai beruban, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan mulai lamban dan kurang lincah masalah tersebut akan berpotensi pada masalah kesehatan baik secara umum maupun kesehatan jiwa (Juniarti 2008). Adanya perubahan-perubahan yang dialami lansia, seperti perubahan pada fisik, psikologis, spiritual, dan psikososial menyebabkan lansia mudah mengalami stres (Azizah, 2011). Faktor yang mempengaruhi stres pada lansia ada dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah sumber stres yang berasal dari diri seseorang sendiri, seperti penyakit dan konflik. Sedangkan faktor eksternal adalah sumber stres yang berasal dari luar diri seseorang seperti keluarga dan lingkungan. Stres juga dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya: pusing, tekanan darah tinggi, mudah marah, sedih, sulit berkonsentrasi, nafsu makan berubah, tidak bisa tidur ataupun merokok terus menerus (Niken, 2014). Menurut Yulianti (2004) dalam Isnaeni (2010), untuk menghindari dampak dari stres, maka diperlukan adanya suatu pengelolaan stres yang baik. Dalam mengelola stres dapat dilakukan dengan terapi farmakologi yang meliputi penggunaan obat cemas (axiolytic) dan anti depresi (anti depressant), serta terapi

nonfarmakologi yang meliputi pendekatan perilaku, pendekatan kognitif, serta relaksasi. Salah satu jenis terapi yang dapat mengurangi stres dan belum banyak di terapkan di Indonesia adalah terapi life review atau terapi telaah pengalaman hidup. Frazer, Christensen dan Griffiths (2005) menyatakan bahwa life review serupa dengan Reminiscence therapy. Reminiscence Therapy merupakan terapi dengan melihat kebelakang (memori masa lalu) dan tidak masa kini sebagai lansia. Sedangkan terapi Life Review (Terapi telaah pengalaman hidup) dalam menyelesaikan masalah pada lansia meliputi setiap tahap tugas perkembangan lansia melalui proses pengingatan kembali masa kini dan masa lalu sehingga lansia mampu menyelesaikan konflik yang belum selesai pada tugas perkembangan sebelumnya sehingga memunculkan penerimaan diri, meningkatkan integritas diri, meningkatkan harga diri dan rasa damai pada diri lansia sehingga diharapkan mampu merubah suasana perasaan lansia. Bohmeijer dkk (2007) melakukan penelitian yang membandingkan efektifitas terapi reminiscence dan telaah pengalaman hidup, disebutkan bahwa terapi telaah pengalaman hidup lebih signifikan untuk menurunkan tingkat stres pada lansia (Lehman, Capezuti & Gillespie, 2011). Penelitian Dhian (2012) tentang Pengaruh Terapi Telaah Pengalaman Hidup terhadap Tingkat Depresi pada lansia berasumsi bahwa tingkat depresi lansia sesudah diberikan Terapi Telaah Pengalaman Hidup pada kelompok perlakuan berada pada kondisi normal,

sedangkan untuk kelompok kontrol yang tidak mendapatkan terapi berada pada tingkat depresi ringan. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada hari Senin tanggal 17 Februari 2015, di PSTW ilomata kota Gorontalo; jumlah lansia yang tinggal dipanti sebanyak 35 orang, 28 perempuan dan 7 laki-laki. Lansia yang berada di PSTW ini masuk dengan alasan yang bervariasi antara lain adanya keterlantaran sosial dan atau ekonomi, sengaja dititipkan oleh keluarga, dan ada juga yang atas keinginan sendiri. Dalam wawancara dengan Kepala Pekerja Sosial PSTW ilomata kota Gorontalo, beliau mengatakan bahwa Lansia di PSTW ilomata kota Gorontalo ada dan pernah mengalami stres selama tinggal di PSTW ini. Penyebab stres antara lain kangen dengan keluarga karena jarang dijenguk, tidak cocok dengan teman sewisma, dan merasa tidak dipedulikan sanak saudara serta keluarga. Beliau juga mengatakan bahwa belum ada peneliti yang melakukan penelitian tentang terapi Life Review (Terapi telaah pengalaman hidup) dalam membantu lansia di Panti tresna wherda ilomata kota Gorontalo menangani stres yang dirasakan. Sesuai Latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap tindakan mandiri perawat (nonfarmakologis) yaitu pengaruh terapi modalitas Life Review (Terapi telaah pengalaman hidup) terhadap tingkat stress pada lansia di Panti Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo.

1.2 Identifikasi Masalah 1. Semakin meningkatnya jumlah lansia dari tahun ke tahun. Sesuai data pada Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, jumlah Lansia di Provinsi Gorontalo hingga saat ini sebanyak 8.162 orang. 2. Stres menjadi salah satu kondisi utama pada lansia akibat perubahan psikososial pada diri lansia. Menjadi tua ditambah dengan perubahan fungsi fisiologis. 3. Jumlah lansia di Panti tresna werdha ilomata kota gorontalo sebanyak 35 orang, 28 perempuan dan 7 laki-laki, mengeluhkan sering terjadi perselisihan, perbedaan pendapat, mudah marah, ungkapan diri yang negative, pasif dan malas beraktivitas. 4. Penggunaan terapi Life Review (Terapi telaah pengalaman hidup) mudah dilakukan, terstruktur dan melibatkan evaluasi tentang kehidupan individu yang dapat meningkatkan perasaan tenang dan mengurangi stres serta belum pernah dilakukan di Panti Tresna Wherda Ilomata Kota Gorontalo. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Terdapat Pengaruh Terapi Modalitas Life Review (Terapi telaah pengalaman hidup) terhadap Tingkat Stress Pada Lansia Di Panti Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo?

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Diketahuinya pengaruh terapi modalitas life review (terapi telaah pengalaman hidup) terhadap tingkat stres pada lansia di Panti Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya tingkat stres pada lansia sebelum dilakukan terapi Life Review (Terapi telaah pengalaman hidup). 2. Diketahuinya tingkat stres pada lansia sesudah dilakukan terapi Life Review (Terapi telaah pengalaman hidup). 3. Diketahuinya Pengaruh Terapi Modalitas Life Review (Terapi telaah pengalaman hidup) terhadap Tingkat Stres pada Lansia 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Sebagai pedoman maupun referensi yang dapat digunakan untuk mengetahui tentang pengaruh Terapi Modalitas Life Review (Terapi telaah pengalaman hidup) Terhadap Tingkat Stres Pada Lansia, serta dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Pengelola PSTW Sebagai bahan pengetahuan untuk peningkatan kualitas pelayanan lansia dan program baru untuk mengatasi stres pada lansia.

2. Bagi Profesi Keperawatan Sebagai masukan untuk pengembangan kemampuan perawat dalam menangani masalah stres pada lansia dengan menggunakan terapi Life Review (Terapi telaah pengalaman hidup). 3. Bagi Responden Sebagai tambahan ilmu bagi lansia untuk dipraktikkan dengan sesama lansia dalam meningkatkan kemampuan lansia dalam mencegah maupun menurunkan stres, ketidakberdayaan, keputusasaan, isolisasi sosial dan meningkatkan kualitas hidupnya. 4. Bagi Peneliti lain Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti selanjutnya mengenai terapi modalitas Life Review (Terapi telaah pengalaman hidup) dalam mengatasi tingkat stres pada lansia.