MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN GURU KELAS DALAM MENGIDENTIFIKASI MASALAH SISWA SD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Kristen Maranatha. Lampiran 1. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas. Kuesioner Self-efficacy

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

LAPORAN KEGIATAN PPM

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

PELATIHAN BAGI GURU DALAM MENERAPKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK (GROUP ACTIVITY) UNTUK MENGATASI BURNOUT BERSEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI: B. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi pembangunan bangsa. Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003, merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. ada di atas rata-rata anak seusianya. Hal ini membuat anak berbakat membutuhkan

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR TEMATIK PENGUKURAN WAKTU DAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DAN MEDIA GAMBAR SERI DI SD

BAB I HAKEKAT BIMBINGAN DI SD

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN KTSP DI SD SE-KABUPATEN KULONPROGO.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

RENCANA PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (Cyber Counseling)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODEMIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KOPERASI DI KELAS IV A SDN BUAHBATU LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PENGEMBANGAN PROFESI GURU BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL

I. PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Indonesia, Fasli Jalal (Harian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya Sembilan tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada

Panduan Observasi. No. Indikator Hal Yang diamati 1. Guru PAI sebagai membimbing, menuntun, member tauladan, dan membina. disampaikan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (SDM) yang berkualitas. Manusia harus dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK. Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan memperbaiki aspek

BAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk menghadapi tantangan era globalisasi. diantaranya melalui pendidikan.pengertian pendidikan telah dirumuskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

PELATIHAN PEMANFAATAN MODAL SOSIAL DALAM PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK GURU TK AISYIYAH SE-KECAMATAN NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan dengan melakukan aktivitas

BAB II DASAR-DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengenali kemampuan diri dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masa depan seseorang. Seperti yang dituturkan oleh Menteri Pendidikan

LAPORAN KEGIATAN. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN Judul PkM:

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 17 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang

I. PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Ada pun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesatnya telah memberikan berbagai perubahan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua yang dimaksud disini adalah

PROPOSAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Dwi Atmini NIP

Eliana Yunitha Seran STKIP persada Khatulistiwa, Jl. Pertamina KM 4- Sengkuang- Sintang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

KESULITAN BELAJAR PADA PESERTA DIDIK

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Penelitian Kualitatif 1

BAB I PENDAHULUAN. Stres dalam belajar adalah perasaan yang dihadapi oleh seseorang ketika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dara Pricelly Rais,2013

Transkripsi:

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN GURU KELAS DALAM MENGIDENTIFIKASI MASALAH SISWA SD Oleh : Sugiyatno. M.Pd, A.Ariyadi Warsito. M.Si, Agus Basuki. M.Pd A. Analisis Situasi Menurut PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar Pasal 3, tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. Untuk mencapai tujuan tersebut keberadaan unit layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di suatu sekolah sangat dibutuhkan untuk membantu menyelesaikan segala bentuk permasalahan yang dihadapi, dan untuk mencapai perkembangan individu yang optimal sebagaimana target kompetensi yang akan dicapai. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa di sekolah dasar belum ada unit bimbingan dan konseling yang diharapkan mampu memfasilitasi siswa dalam mencapai standar kompetensi lulusannya. Tugas-tugas yang berkaitan dengan layanan bimbingan konseling menjadi tanggung jawab guru kelas yang sampai saat ini tidak jelas realisasinya, meskipun Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), telah merumuskan Standar Kompetensi yang harus dicapai oleh siswa SD sampai dengan Perguruan Tinggi, dalam bentuk naskah akademik untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan Depdiknas dalam menentukan kebijakan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Indonesia. Meskipun belum ada unit Bimbingan dan Konseling, Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah dan sebagai salah satu lembaga sekolah tingkat dasar diharapkan tetap dapat memiliki program kegiatan yang dapat menstimulasi segala aspek perkembangan, yang antara lain, aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi, dan psikomotornya. Guru Kelas yang ideal diharapkan dapat bertindak menjadi fasilitator yaitu memfasilitasi siswa dalam hal mengembangkan potensi dan bakat yang dimilikinya. Guru Kelas diharapkan aktif, kreatif, dan sensitif terhadap potensi setiap siswa didiknya sehingga setiap program kegiatan yang diberikan pada siswa dapat menstimulasi tumbuh dan perkembangan siswa. Selain itu dibutuhkan interaksi yang harmonis antara guru kelas dan siswa. Melalui interaksi dan didukung metode yang tepat, maka proses pembelajaran dapat berjalan optimal. Karenanya, pribadi guru yang memahami betul dunia siswa dan mengerti apa yang harus dilakukan sangat dibutuhkan dalam memaksimalkan potensi, bakat dan kecerdasan siswa. Selain keterampilan dan penguasaan metode pembelajaran pada siswa, hal lain yang penting harus dimiliki oleh guru kelas adalah sensitivitas terhadap berbagai hal yang menjadi permasalahan siswa. Permasalahan yang dihadapi siswa ini dapat menghambat perkembangan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan tersebut bukan hanya permasalahan baik secara pribadi dan sosial tetapi juga termasuk permasalahan belajar yang dihadapi siswa. Kepekaan akan permasalahan pada aspek-aspek perkembangan siswa ini, selain membantu guru dan sekolah dalam membantu memaksimalkan potensi siswa, juga sangat bermanfaat bagi siswa itu sendiri dan orang tuanya. Page 1

Dalam faktanya, keberadaan guru kelas yang merangkap tugas untuk menyelenggarakan bimbingan dan konseling mengakibatkan tugas utama sebagai guru kelas semakin berat. Tugas utama mengajar yang sudah cukup berat masih ditambah dengan kegiatan layanan BK menjadikan tugasnya tambah berat, sehingga pelaksanaan layanan BK menjadi tidak optimal. Permasalahanpermasalahan yang dialami siswa menjadi kurang diperhatikan, termasuk masalah-masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah. Bila kondisi ini terabaikan maka akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal. B. Rumusan Masalah Berdasarkan analisis situasi, rumusan masalah yang diajukan pada pelatihan ini adalah : 1. Apakah para guru kelas sudah memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi permasalahan anak? 2. Apakah para guru kelas sudah melakukan identifikasi permasalahan anak? 3. Bagaimana metode yang tepat untuk mengidentifikasi permasalahan anak terutama yang berkaitan dengan permasalahan belajar? C. Tujuan 1. Meningkatkan pemahaman para guru kelas tentang pentingnya mengetahui permasalahan yang sering dihadapi oleh anak SD. 2. Meningkatkan kemampuan para guru kelas dalam mengidentifikasi permasalahan anak. D. Khalayak Sasaran Pelatihan ini diperuntukkan bagi guru-guru SD (Sekolah Dasar) yang berada di lingkungan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Estimasi jumlah peserta dalam kegiatan ini adalah 40 orang. Di dalam pelaksanaannya mendapat respon positif dari para guru kelas di Bantul, sehingga pesertanya melebihi target menjadi 45 peserta. E. Manfaat 1. Secara umum, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran institusi Sekolah Dasar melalui pemahaman para guru terhadap permasalahan anak yang sering muncul. 2. Secara khusus, pelatihan ini dapat : a) Meningkatkan pemahaman para guru SD tentang berbagai permasalahan anak yang sering muncul b) Meningkatkan kemampuan para guru SD dalam mengidentifikasi permasalahan anak. F. Metode yang Digunakan Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pelatihan ini adalah : 1. Curah pendapat (brain storming), digunakan untuk menggali masalah-masalah yang dihadapi guru SD berkaitan dengan identifikasi permasalahan anak. 2. Ceramah, digunakan untuk menyampaikan materi tentang identifikasi permasalahan anak dan metodenya terutama permasalahan belajar. 3. Diskusi dan tanya jawab, digunakan untuk membahas mengenai berbagai masalah yang dihadapi guru SD, terutama yang berkaitan dengan identifikasi permasalahan anak. 4. Pelatihan atau pemberian tugas digunakan untuk praktek bagaimana mengidentifikasi permasalahan anak. Page 2

G. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan pelatihan mengidentifikasi permasalahan anak pada guru SD ini dilaksanakan selama 1 kali pertemuan selama 8 jam efektif pada hari Sabtu tanggal 31 Juli 2010 di SD Negeri Padokan 2 Bantul Yogyakarta. Dalam pertemuan tersebut dibagi dalam tiga sesi, yaitu penyampaian materi tentang karakteristik siswa SD, Bimbingan Konseling di SD, dan mengembangkan kemampuan guru kelas dalam mengidentifikasi masalah siswa SD. H. Materi Pelatihan Berdasarkan tujuan pada pelatihan ini yaitu untuk mengidentifikasi permasalahan anak, maka materi pelatihan meliputi : 1. Karakteristik siswa SD. Tema pada materi ini adalah tugas-tugas perkembangan anak usia SD (usia 7 12 tahun) yang disampaikan oleh A.Ariyadi Warsito, M.Si. 2. Bimbingan Konseling di SD. Tema pada materi ini adalah model layanan BK di SD yang disampaikan oleh Agus Basuki, M.Pd. 3. Mengembangkan Kemampuan Guru Kelas Dalam Mengidentifikasi Masalah Siswa SD. Tema pada materi ini adalah Diagnosis Kesulitan Belajar Anak yang disampaikan oleh Sugiyatno, M.Pd. I. Hasil PPM Kegiatan ini dilaksanakan untuk guru kelas SD dalam mengidentifikasi permasalahan yang dialami anak. Keterampilan ini bertujuan agar guru kelas dapat memahami dan mampu mengidentifikasi permasalahan anak termasuk permasalahan yang berkaitan dengan belajar, sehingga guru dapat memberikan layanan yang sesuai dengan kondisi dari anak tersebut. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pelatihan ini adalah : 1. Curah pendapat (brainstorming), digunakan untuk menggali masalah-masalah yang dihadapi guru kelas SD yang berkaitan dengan identifikasi permasalahan anak dalam belajar. Hasil dari curah pendapat ini menunjukkan bahwa peserta (guru kelas SD) pada umumnya masih belum memahami tentang permasalahan anak SD. Peserta juga belum mampu untuk mengidentifikasi permasalahan anak yang sering muncul di sekolah baik permasalahan secara umum maupun yang berkaitan dengan belajar. Akibatnya peserta seringkali mengabaikan permasalahan yang terjadi pada anak dan tidak ada upaya memberikan layanan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada akhir curah pendapat (brainstorming), para peserta berharap untuk dapat mengidentifikasi permasalahan anak yang muncul baik secara umum maupun kaitannya dengan belajar dan mampu untuk mengatasi permasalahan tersebut. 2. Dalam sesi diskusi dan tanya jawab, peserta menunjukkan antusiasme yang sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan dari peserta yang berdasarkan pada pengalaman ketika menemui berbagai permasalahan yang muncul pad a anak di sekolah. Permasalahan anak yang sering ditanyakan oleh peserta berkisar pada permasalahan perkembangan anak SD secara umum dan berkaitan dengan permasalahan belajar. 3. Pelatihan atau pemberian tugas digunakan untuk praktek bagaimana mengidentifikasi permasalahan anak. Pada sesi ini, peserta menunjukkan kemampuan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar pada anak. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan peserta dalam mengikuti prosedur diagnosis kesulitan belajar (DKB) secara berurutan dan mampu mengidentifikasi permasalahan yang muncul pada anak. Untuk mengetahui perubahan kemampuan peserta dalam mengidentifikasi masalah siswa SD dilakukan dengan membandingkan data-data yang bersifat kualitatif antara sebelum dan sesudah Page 3

peserta mengikuti pelatihan. Berikut data kondisi kemampuan peserta sebelum dan sesudah pelatihan : Kondisi Sebelum Pelatihan Berdasarkan data kualitatif peserta pelatihan saat curah pendapat (brainstorming) dengan trainer atau pematari diperoleh data bahwa : a. Peserta belum memahami bagaimana mengidentifikasi permasalahan siswa b. Meskipun masa kerjanya sudah lama, tetapi mereka masih belum menyadari sepenuhnya bahwa guru SD selain bertugas mengajar juga punya tugas mengadakan layanan Bimbingan Konseling untuk menindak lanjuti permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa. c. Peserta belum memahami konsep bimbingan konseling di Sekolah Dasar d. Peserta lebih berfokus pada masalah akademik siswa dan cenderung mengabaikan masalah non akademis Kondisi Setelah Pelatihan Setelah mengikuti penyajian materi pelatihan, dalam sesi diskusi muncul banyak pertanyaan dari peserta pelatihan tentang berbagai permasalahan siswa yang telah dialaminya. Kondisi ini secara tidak langsung menunjukkan rasa ingin tahu yang cukup tinggi dari peserta untuk bisa mengidentifikasi masalah siswa. Setelah pertanyaan-pertanyaan peserta ditanggapi kemudian peserta dilatih atau praktik mengidentifikasi masalah siswa dengan instrument yang telah disiapkan pemateri/trainer. Berdasarkan pengamatan, nampak peserta menjadi lebih memahami dan mampu melakukan identifikasi masalah siswa dalam pembelajaran di SD. Frekuensi pertanyaan mulai berkurang sampai akhirnya tidak ada pertanyaan. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2010 di SDN Padokan 2 Bantul Yogyakarta. Pelaksanaan ini berlangsung sehari selama 8 jam efektif yaitu dimulai dari jam 07.00 WIB sampai jam 15.00 WIB. Inti dari kegiatan ini adalah memberikan pelatihan bagi guru kelas SD dalam mengidentifikasi permasalahan anak yang sering muncul baik secara umum maupun kaitannya dengan belajar dan mampu untuk mendiagnosis kesulitan belajar. Pelatihan ini diikuti oleh 45 peserta guru SD (kelompok kerja gugus) yang berada di lingkungan Bantul Ygyakarta. Peserta mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias, dengan ditunjukkan pada ketepatan kehadiran, perhatian pada materi yang disampaikan oleh pemateri dan banyaknya pertanyaan yang diajukan. Akhir dari kegiatan ini diperoleh adanya masukan atau tanggapan dari peserta. Berdasarkan hal tersebut, diperoleh informasi bahwa perlu adanya pelatihanpelatihan lebih lanjut tentang berbagai topik tentang siswa SD maupun pelatihan-pelatihan lain yang menunjang. Pelatihan dalam mengidentifikasi permasalahan anak ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru kelas dalam mengidentifikasi permasalahan dan mendiagnosis kesulitan belajar pada anak. Di awal brainstorming pelatihan ini menunjukkan bahwa peserta belum mampu untuk mengidentifikasi permasalahan dan mendiagnosis kesulitan belajar pada anak. Beberapa permasalahan yang dialami peserta antara lain bahwa peserta merasa belum memahami perkembangan siswa SD secara memadai. Salah satu contoh dari hal tersebut adalah peserta menganggap bahwa pada anak usia SD harus bisa duduk tenang ketika sedang mengikuti proses belajar, siswa SD harus sudah membaca, menulis dan berhitung. Dan Berdasarkan contohcontoh yang dikemukakan oleh peserta, maka pemateri kemudian menjelaskan dan menjawab pertanyaan tersebut dengan baik disertai adanya diskusi antara peserta dengan pemateri. Page 4

Melalui diskusi dan praktek dalam mengidentifikasi permasalahan dan mendiagnosis kesulitan belajar diperoleh hasil adanya peningkatan peserta dalam memahami permasalahan yang muncul pada anak dan kemudian dapat mendiagnosis dengan prosedur diagnosis kesulitan belajar (DKB) secara tepat. Secara umum dapat dikatakan bahwa para peserta mengikuti kegiatan ini dengan penuh semangat sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik. J. Faktor Pendukung Beberapa faktor yang mendukung kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini dapat berjalan dengan lancar adalah : 1. Motivasi peserta cukup tinggi untuk mengikuti kegiatan ini karena di tempat tersebut masih jarang diadakan kegiatan PPM. 2. Kegiatan PPM ini direspon positif dan dihadiri langsung oleh pengawas pendidikan sekolah dasar kabupaten Bantul. K. Faktor Penghambat Sejumlah faktor penghambat dalam penyelenggaraan kegiatan PPM ini adalah : 1. Kesibukan para peserta dan nara sumber yang cukup padat, sehingga kegiatan PPM ini sempat tertunda 3 kali dari waktu yang direncanakan pada tanggal 26 Juni 2010, Kegiatan baru bisa berjalan pada tanggal 31 juli 2010. 2. Keterbatasan dana kegiatan, yang mengakibatkan kegiatan penunjang seperti kegiatan pendampingan tidak bisa dilakukan. Hal ini dipandang penting dalam upaya optimalisasi output kegiatan PPM. L. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan dari uraian hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat tentang Pelatihan Mengembangkan Kemampuan Guru Kelas Dalam Mengidentifikasi Masalah Siswa SD dapat berhasil dengan baik. Hal ini ditunjukkan pada kelancaran proses kegiatan dan keaktifan peserta dalam mengikuti seluruh proses kegiatan dari awal sampai akhir. 2. Peserta menunjukkan peningkatan pemahaman dan keterampilan dalam mengidentifikasi permasalahan dan mendiagnosis kesulitan belajar pada anak. Hal tersebut nampak pada hasil praktek yang telah diikuti oleh peserta. Adapun saran yang bisa disampaikan adalah : 1. Kegiatan yang berupa praktek, sebaiknya dapat dilakukan lebih banyak lagi sehingga peserta dapat memperoleh keterampilan yang memadai untuk menerapkan secara nyata di lapangan. 2. Perlunya pelatihan-pelatihan yang serupa dalam upaya meningkatkan keterampilan bagi guru kelas untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis permasalahan yang sering muncul pada siswa SD. 3. Untuk peningkatan kualitas pelatihan peserta, perlu dirancang kegiatan pendampingan, agar peserta benar-benar mampu dan terkontrol tentang materi yang diterima dalam pelatihan. Page 5

Form : Pedoman Observasi Assessmen (dilakukan oleh guru) Nama siswa :... Umur :... Kelas :... Jenis kelamin :... No 1 Indikator Kesulitan Belajar Suka membuat keributan, diantaranya memukul meja, berteriak, marah-marah ketika sedang proses belajar di kelas berlangsung Frekuensi Kesulitan Belajar yang Muncul ( Beri tanda check V ) Ya Tidak 2 3 4 5 Suka mengganggu teman, misal memukul, menendang, meminjam alat tulis tanpa permisi, berkelahi di kelas ketika sedang berlangsung proses belajar Suka keluar masuk kelas tanpa ada tujuan yang jelas dan tidak pada saat waktunya keluar kelas Kurangnya motivasi yang ditunjukkan dengan tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru Tingkat konsentrasi yang rendah dengan ditunjukkan tidak bisa menjawab pertanyaan yang disampaikan guru atau dapat menjawab dengan jawaban yang asal-asalan 6 Tidak mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru 7 Suka terlambat masuk sekolah 8 Tidak masuk sekolah tanpa ada alasan yang jelas 9 10 Menunjukkan kecemasan yang berlebihan misal menangis tersedu-sedu, keluar keringat ketika diminta untuk mengerjakan tugas di depan kelas Tidak mengikuti kegiatan yang ditugaskan oleh guru dalam setiap mata pelajaran 11 Malas bermain atau bergabung dengan teman ketika sedang beristirahat 12 Terlambat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah 13 Suka membolos sekolah 14 Marah karena tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan 15 Mengikuti les di sekolah, di rumah, atau di lembaga bimbingan belajar Page 6