GLADHYA DHYMASANDY Subject : Pengetahuan, Motivasi, Makanan Pendamping ASI. Description : ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DI BPS NY M DESA WONOSARI KECAMATAN NGORO MOJOKERTO HELMI NUR SEFAULITA

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

PEMBERIAN MP-ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN MASYARAKAT SUKU MADURA DI DESA SELOWOGO KECAMATAN BUNGATAN KABUPATEN SITUBONDO IMATUL ALIYA

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN POLA MAKAN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN DI DESA PLOSOSARI KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO ANITA ROSADI NIM.

SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DESA SEBANI KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6-12 BULAN DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI DUSUN IX DESA BANDAR SETIA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI UMUR 6 36 BULAN

PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHANGUNAAN NARKOBA DI SMK KUSUMA BANGSA BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO. Wiwit Widyawati

DUKUNGAN SUAMI DALAM KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSKESDES BUGEMAN KECAMATAN KENDIT KABUPATEN SITUBONDO LUSI NOVITA SARI NIM.

DANIA PURTIANINGSIH DESCRIPTION. Subject : Pendidikan Kesehatan, Memandikan Bayi, Nifas, Ibu Nifas.

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI POSYANDU BOUGENVILE GAYAMAN MOJOKERTO

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

KARYA TULIS ILMIAH SIKAP DENGAN MOTIVASI IBU HAMIL DALAM MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL DI DESA JATIWATES KECAMATAN TEMBELANG KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

MOTIVASI IBU HAMIL TRIMESTER TIGA UNTUK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

HUBUNGAN PEMBERIAN DOT DENGAN PERTUMBUHAN GUSI DAN GIGI PADA BAYI USIA 6 BULAN 2 TAHUN DI DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO EDI SUTRISNO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI UMUR 6-24 BULAN DI POSYANDU KARYAMULYA JETIS JATEN.

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang secara optimal dan baik. Makanan yang baik bagi bayi baru. eksklusif banyak terdapat kendala (Pudjiadi, 2000).

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERATURAN PEMERIKSAAN ANC PADA IBU HAMIL DI BPM Hj. MARUTI RAHAYU AMd. Keb DESA SUMBERNONGKO NGUSIKAN JOMBANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

JURNAL KESEHATAN RAJAWALI

[ ARTIKEL PENELITIAN ]

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BONA F. P. BANJARNAHOR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

Hubungan Waktu Pemberian MP-ASI Dini dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 0-12 Bulan di Desa Jaddih Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

PERBEDAAN STATUS GIZI ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI DENGAN BAYI YANG DIBERI PASI PADA BAYI KURANG DARI 6 BULAN DI DESA KATEGUHAN KECAMATAN SAWIT

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU NIFAS DI DESA TUNGGAL PAGER PUNGGING MOJOKERTO

SKRIPSI. OLEH : Elisabeth Buku Kumanireng NRP :

PERAN SUAMI DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DI DESA BONTO MARANNU

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI DEPRESI PENDERITA PENYAKIT KUSTA DI DESA SUMBERGLAGAH KECAMATAN PACET MOJOKERTO

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBU KABUPATEN DONGGALA

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN : TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA NIFAS DI RSUD SIMO

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

MA RIFATUL AULIYAH Subject : Dukungan Suami, MKJP, Akseptor KB DESCRIPTION ABSTRACT

Fitri Ani 1), Ari Andayani 2), Moneca Diah L. 3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN KIE DENGAN PENGETAHUAN NUTRISI MASA NIFAS DI PUSKESMAS KEDUNGDUNG SAMPANG

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

Intan Triana Tunggal Dewi Retno Sri Wulandari

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP ASI SEBELUM USIA 6 BULAN DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

Rice Noviawanti, Faktor-faktor yang Beruhubungan dengan PASI / MP-ASI Bayi < 6 Bulan di Kelurahan Labuh Baru Barat Pekanbaru

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung zat gizi, yang diberikan pada bayi atau anak yang berusia

FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE BERDASARKAN PENGETAHUAN DAN SUMBER INFORMASI di RSU Dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO KABUPATEN MOJOKERTO

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Suryo Pratikwo 1, Millatin Puspaningtyas 2, Dyah Retno Sukmaningrum 3 Poltekkes Prodi Keperawatan Pekalongan ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

Kuesioner. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Ketepatan Pemberian MPASI di Kelurahan PB. Selayang II Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

SKRIPSI HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN KUALITAS TIDUR LANSIA. di Posyandu Lestari Lansia Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

HUBUNGAN JENJANG PENDIDIKAN IBU DENGAN KEBIASAAN MEMBERIKAN MP-ASI (Relationship Between Educational Level With The Habbit to Give MP-ASI)

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

SURVEY PEMBERI AN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA PULODARAT PECANGAAN JEPARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN MOTIVASI MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TEPAT WAKTU DI DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO GLADHYA DHYMASANDY 09002065 Subject : Pengetahuan, Motivasi, Makanan Pendamping ASI Description : Pengenalan dan pemberian MP ASI harus dilakukan secara bertahap, secara umum pada usia pasca 6 bulan. Agar pemberian MP ASI berjalan baik, maka diperlukan pengetahuan yang baik pula mengenai MP ASI sehingga ibu termotivasi untuk memberikan MP ASI tepat waktu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI dengan motivasi memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu. Jenis penelitian adalah analitik korelasi dan desain penelitian adalah cross sectional. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu. Populasi yaitu 31 ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan dengan sampel sebanyak 31 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling tipe total sampling. Penelitian dilakukan di Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto pada bulan Oktober 2013. Dilakukan pengolahan data editing, coding, scoring, tabulating dilakukan dengan Uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup tentang pemberian makanan pendamping ASI yaitu sebanyak 17 responden (54,8%) dan sebagian besar responden mempunyai motivasi negatif yaitu sebanyak 19 responden (61,3%). Berdasarkan uji mann whitney diperoleh hasil perhitungan dengan nilai signifikan = 0,013 sedangkan α = 0,05. Oleh karena nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka H 1 diterima artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI dengan motivasi memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan motivasi memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu. Disarankan tenaga kesehatan atau bidan dapat memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu nifas dan membantu ibu dalam mengahadapi masalah kesehatan khususnya tentang pemberian asupan nutrisi pada bayi. ABSTRACT The introduction and provision of ASI complementary feeding should be done gradually in general, the age after 6 months. In order for the provision of complementary feeding goes well, it would require a good knowledge about ASI complementary feeding anyway so mothers are motivated to provide timely complementary feeding. This study was conducted to determine the relationship of maternal knowledge about complementary feeding with motivation give timely complementary feeding. This type of research is analytic correlation and cross-sectional research design. The independent variable in this study is the knowledge of mothers about complementary feeding 1

and the dependent variable in this study is maternal motivation in providing timely complementary feeding. The population was the 31 mothers with infants aged 0-12 months with a sample of 31 respondents. The sampling technique used in this study is non-probability sampling total sampling type. The study was conducted in the Village of Mojokerto Mojoanyar Gayaman in October 2013. The data processed by editing, coding, scoring, tabulating performed with the Mann-Whitney test. The results showed the majority of respondents have sufficient knowledge about complementary feeding as many as 17 respondents (54.8%) and the majority of respondents have a negative motivation as many as 19 respondents (61.3%). Based on the Mann Whitney test calculation results obtained with significant value = 0.013 while α = 0.05. Since the value is significantly smaller than α = 0.05, it means that there is a relationship H1 accepted knowledge of mothers about complementary feeding with motivation give timely complementary feeding. The results showed that there is a significant relationship between maternal knowledge and providing motivation timely complementary feeding. Suggested health worker or midwife can provide health education for mothers in childbirth and helps mothers facing health problems, especially regarding to the provision of nutrition in infants. Keywords: knowledge, motivation, complementary feeding Contributor : 1. Ni mah Machzyumi, S.ST Date : 8 Agustus 2014 2. Wiwit Sulistyawati, S.ST, SKM Type Material : Laporan Penelitian Edentifier : - Right Summary : : Open Document LATAR BELAKANG Makanan pendamping air susu ibu (MP ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi, yang diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhannya (Creasoft, 2008). Pengenalan dan pemberian MP ASI harus dilakukan secara bertahap. Secara umum pada usia pasca 6 bulan, bayi mulai siap diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (Creasoft, 2013). Pemberian MP ASI dapat berupa bubur, tim, sari buah, biskuit. Pemberian MP ASI baik jenis, porsi dan frekuensinya tergantung dari usia dan kemampuan bayi (Sulistyoningsih, 2011). Agar pemberian MP ASI berjalan baik, maka diperlukan pengetahuan yang baik pula mengenai MP ASI. Pengetahuan pada dasarnya terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Jika pengetahuan tentang MP ASI baik, diharapkan pula para ibu termotivasi untuk memberikan MP ASI tepat waktu (Creasoft, 2008). Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan menurut Profil Kesehatan RI tahun 2010 menunjukkan angka 61,3% dari target 80% (Depkes RI, 2011). Sedangkan di Propinsi Jawa Timur cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif tahun 2010 sebesar 48,8% (Depkes RI, 2011). Data Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto tahun 2010 menunjukkan jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif adalah 508 (3,05%) dari 16.668 bayi 2

(Dinkes Kabupaten Mojokerto, 2011). Sedangkan di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto berdasarkan data profil yang sama dinyatakan masih terdapat 1 bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif dari 743 bayi yang ada (Dinkes Kabupaten Mojokerto, 2011). Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 23-27 Agustus 2013 di Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto terhadap 6 orang ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan dengan teknik wawancara dan didapatkan data 4 orang ibu mengerti tentang MP ASI dan waktu pemberiannya, akan tetapi mereka telah memberikan MP ASI pada bayinya sejak bayinya berusia 2-3 bulan karena mereka menganggap jika tidak diberi makanan tambahan maka bayi akan rewel dan tidak dapat tidur nyenyak. Sedangkan 2 orang lainnya mengerti tentang MP ASI dan waktu pemberiannya dan mereka menyatakan memberikan MP ASI tepat waktu akan membuat bayinya lebih sehat. Terdapat beberapa alasan ibu memberikan MP ASI sebelum bayi berusia 6 bulan. Umumnya banyak ibu yang beranggapan jika anaknya akan kelaparan jika hanya diberikan ASI saja dan akan tidur nyenyak jika diberi makan. Belum lagi masih banyak anggapan di masyarakat bahwa anak akan baik-baik saja meski diberikan MP ASI dini (Creasoft, 2008). Hal ini menunjukkan MP ASI tepat waktu belum menjadi kebutuhan yang dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI. Kebutuhan merupakan dasar dari terjadinya motivasi. Tanggapan terhadap kebutuhan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau pemenuhan kebutuhan. Maka dari itu dengan adanya kebutuhan, manusia akan terdorong untuk bertindak atau berperilaku (Notoatmodjo, 2010). Menurut Wawan dan Dewi (2010) beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, diantaranya faktor internal meliputi pendidikan, pekerjaan, dan umur, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan dan sosial budaya. Pengenalan makanan pendamping ASI dilaksanan secara bertahap dan berangsur angsur. Makanan diperkenalkan satu persatu (satu jenis) agar dapat diterima dengan baik oleh bayi ( Creasoft, 2008). Memberikan MP ASI terlalu awal (sebelum usia 6 bulan) ternyata juga berdampak kurang baik terhadap kesehatan si kecil. Pada usia sebelum 6 bulan ini, sistem pencernaan si kecil belum siap untuk menerima makanan selain ASI. Jadi, ketika ibu memberikan makanan padat sebelum usia 6 bulan, maka makanan tidak akan dapat dicerna dengan baik. Hal tersebut malah akan dapat menimbulkan reaksi yang kurang menyenangkan pada tubuh si kecil. Misalnya terjadi gangguan pencernaan, timbulnya gas, konstipasi, batuk, diare, alergi, kolik (Creasoft, 2008). Untuk menurunkan pemberian MP ASI yang terlalu dini dapat dilakukan dengan memberikan konseling gizi. Konseling gizi adalah suatu proses komunikasi 2 (dua) arah antara konselor dan klien untuk membantu klien mengenali dan mengatasi masalah gizi (Depkes, 2010). Konseling gizi tentang MP ASI diberikan kepada ibu yang memiliki bayi usia <6 bulan tentang pemberian makanan pendamping ASI tepat waktu, dampak jika pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini, dan memberikan konseling tentang ASI eksklusif. Diharapkan dengan demikian pengetahuan ibu tentang MP ASI meningkat dan mendorong ibu untuk memberikan MP ASI kepada bayinya secara tepat waktu. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji mengenai hubungan pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI dengan motivasi memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu di Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI dan Variabel dependen dalam penelitian 3

ini adalah motivasi ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan pada bulan Agustus 2013 di Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto sebanyak 31 responden dengan sampel sebanyak 31 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling tipe total sampling. Penelitian dilaksanakan di Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Oktober 2013. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, namun dalam penelitian ini juga dibantu dengan teknik wawancara. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu kuesioner untuk mengukur pengetahuan ibu tentang MP ASI dan motivasi ibu memberikan MP ASI tepat waktu. Analisa data menggunakan uji Mann- Whitney. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-34 tahun yaitu sebanyak 17 responden (54,8%), hampir setengah responden adalah Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 15 responden (48,4%), sebagian besar responden berpendidikan terakhir SMP/sederajat yaitu sebanyak 17 reponden (54,8%), sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup tentang pemberian makanan pendamping ASI yaitu sebanyak17 responden (54,8%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris, khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (overt behaviour). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan umumnya bersifat langgeng (Sunaryo, 2004). Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan, informasi/media massa, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia. Pandangan masyarakat tentang makanan pendamping ASI, antara lain: ASI harus dibuang dulu sebelum menyusu. alasannya, ASI yang keluar adalah ASI lama (basi), bayi harus diberi pisang atau nasi kepal/ulek agar tak kelaparan, bayi harus diberi susu lebih kental agar cepat gemuk, bayi boleh diberi air tajin sebagai pengganti susu/pelarut susu (Darmayanti, 2012). Beberapa mitos tentang MP-ASI yang terjadi di masyarakat adalah: Menyusui akan merubah bentuk payudara ibu, menyusui sulit untuk menurunkan berat badan ibu, ASI tidak cukup pada hari-hari pertama, sehingga bayi perlu makanan tambahan, payudara ibu yang kecil tidak dapat menghasilkan ASI, dan ASI dari ibu kekurangan gizi, kualitasnya tidak baik. Seorang ibu yang secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanyalah merupakan beban saja bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk ukuran tubuhnya, tidak akan dapat menyusui anaknya dengan baik perasaan tersebut mempunyai pengaruh negative terhadap produksi susu (Suparyanto, 2010). Responden yang memiliki pengetahuan cukup disebabkan pendidikan responden yang masih SMP/sederajat, karena semakin tinggi tingkat pendidikan, makin mudah untuk menerima informasi maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki oleh responden dikarenakan anak semakin dewasa dan semakin tinggiusahamencaridan memahami informasi. Pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman ibu tentang pemberian MP ASI dini pada bayi, masih banyak responden yang beranggapan bahwa jika memberikan makanan pendamping ASI pada bayi seperti, pisang kerok, madu, susu formula, bubur tim akan membuat bayi menjadi lebih sehat dan kebutuhan nutrisi pada bayi bisa terpenuhi. Masih banyak ibu yang beranggapan memberikan makanan tambahan pada bayi dapat menyehatkan bayinya dan dapat membuat bayinya menjadi gemuk. Masih banyak ibu yang beranggapan jika bayinya tidak di beri makan pisang bayinya akan rewel terus karena lapar. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan kedewasaan dan usaha responden untuk mencari dan memahami informasi. 4

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai motivasi negatif yaitu sebanyak19 responden (61,3%). Motivasi merupakan konstruksi daridorongan dari dalam diri ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu pada bayinya.karena itu, bisa juga dikatakan bahwa motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan (Sobur, 2009). Motivasi dipengaruhi oleh beberapa fakto r, yaitu: faktor intrinsik (umur dan perhatian) dan faktor ekstrinsik (informasi, lingkungan sekitar, pendidikan, pekerjaan, pengalaman) (Syawal, 2011). MPASI diberikan setelah bayi berusia 6 bulan. Semakin meningkat usia bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MPASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga.pemberian MPASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini (Creasoft, 2008). Berdasarkan data yang didapat motivasi merupakan konstruksi daridorongan dari dalam diri seseorang, dan dapat dari luar atau dalam diri. Jadi bila ibumempunyai keinginan untukmemberikan makanan pendamping ASI tepat waktudipastikan dapat menjadikan hal yang positif bagi perkembangan bayi. Kenyataan di lapangan masih banyak ibu yang masih mempunyai motivasi negatif dikarenakan mereka belum cukup mengerti mengenai kapan makanan pendamping ASI diberikan dengan tepat dan mereka masih sering memberikan makanan pendamping ASI pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan karena pengaruh dari lingkungan sekitar yang beranggapan bahwa dengan memberikan makanan tambahan pada bayi akan membuat bayi lebih cepat tumbuh besar. Responden yang mempunyai motivasi negatif tentang aturan dasar MP-ASI saat bayi berusia 4 bulan ibu sudah memberikan bubur tim saring dan memberikan makanan keluarga saat bayi berusia 7 bulan karena mereka beranggapan bahwa bayi mereka masih lapar sehingga membutuhkan makanan tambahan. Selain itu memberikan makanan padat pada bayi sebelum waktunya bisa menyebabkan ketidakseimbangan antara pola makan dengan tubuhnya, sehingga bayi terbiasa makan banyak. Kebiasaan tersebut akan membuat bayi menjadi gemuk, responden memiliki keyakinan jika bayinya gemuk berarti dia sehat. Jika makanan yang di terima oleh bayi tidak sesuai dengan tahapan dan usianya maka bayi tersebut dapat mengalami pertambahan berat badan, panjang badan, dan diare di karenakan organ pencernaannya yang belum berkembang sempurna dan sistem pencernaannya pun belum siap menerima makanan selain ASI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sejumlah 31 responden dengan tabulasi silang antara pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI dengan motivasi memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu, diantaranya dengan jumlah reponden berpengetahuan baik dengan motivasi positif sebanyak 5 responden (16,1%), reponden berpengetahuan kurang dengan motivasi negatif sebanyak 10responden (32,3%), dan sebagian kecil responden yang berpengetahuan kurang denga motivasi negatif sebanyak 9 responden (29%). Berdasarkan uji mann whitney diperoleh hasil perhitungan dengan nilai signifikan = 0,013 sedangkan α = 0,05. Oleh karena nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka H 1 diterima artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI dengan motivasi memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Mojokerto tahun 2013. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi ibu memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu adalah pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI.Motivasi dapat ditimbulkan dari dalamyaitumotivasi instrinsik timbul dari dalam diri 5

seseorang tanpa paksaan dari luar. Motivasi merupakan konstruksi daridorongan dari dalam diri ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu pada bayinya.tanpa adanya pengetahuan, membuat ibu kurang termotivasi untuk memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu (Septiana, 2012). Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang dengan motivasi negatif, hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan yang didapatkan ibu tentang kapan makanan pendamping ASI diberikan pada bayi secara tepat.masih banyak ibu yang beranggapan memberikan makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan dapat menyehatkan bayinya dan dapat membuat bayinya menjadi gemuk.masih banyak ibu yang beranggapan jika bayinya tidak di beri makan pisang bayinya akan rewel terus karena lapar. Selain itu, adanya pengaruh dari iklan di media masa tentang susu formula yang baik untuk bayi, hal ini akan mempengaruhi pola pikir seserorang dalam menggunakan produk tersebut sehingga ibu tertarik untuk memberikan susu formula kepada bayinya. Selain itu susu formula memiliki unsur yang praktis yaitu ibu tidak perlu bangun tengah malam untuk menyusui bayinya. Ibu yang kurang memahami tentang dampak yang diakibatkan dari pemberian makanan pendamping ASI tertalu dini pada bayi mengakibatkan mereka memberikan MP ASI seperti pisang dan susu formula karena menganggap bahwa dengan memberikan pisang dan susu formula dapat membuat bayi menjadi lebih gemuk. Tetapi hal ini tidak sesuai karena dengan pola makan yang tidak sesuai dengan tubuh bayi akan membuat bayi beresiko terjadi obesitas. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup tentang pemberian makanan pendamping ASI yaitu sebanyak 17 responden (54,8%). 2. Sebagian besar responden mempunyai motivasi negatif tentang pemberian makanan pendamping ASI tepat waktu yaitu sebanyak 19 responden (61,3%). 3. Berdasarkan uji mann whitney diperoleh hasil perhitungan dengan nilai signifikan = 0,013 sedangkan α = 0,05. Oleh karena nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka H 1 diterima artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI dengan motivasi memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Mojokerto tahun 2013. REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti selanjutnya Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu. 2. Bagi responden Diharapkan ibu dapat memahami tentang pemberian makanan pendamping ASI pada bayi sehingga ibu dapat termotivasi untuk memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu pada bayi. 3. Bagi Institusi Pendidikan Institusi pendidikan harus banyak menyediakan buku-buku tentang pemberian makanan pendamping ASI. 4. Bagi Profesi Kebidanan Disarankan tenaga kesehatan atau bidan dapat memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu nifas dan membantu ibu dalam mengahadapi masalah kesehatan khususnya tentang pemberian asupan nutrisi pada bayi. 6

5. Bagi Tempat Penelitian Ditempat penelitian ini perlu diberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang pemberian makanan pendamping ASI tepat waktu pada bayi, agar ibu tidak salah persepsi untuk memberikan makanan tambahan pada bayi yang berumur kurang dari 6 bulan. Alamat Korespondensi : - Alamat rumah : Jl. Stadion Kejapanan Gang Puntodewo No.05 Gempol Pasuruan - Email : gladhyadhymasandy@yahoo.com - No. HP : 087702858968 7