DUKUNGAN SUAMI DALAM KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSKESDES BUGEMAN KECAMATAN KENDIT KABUPATEN SITUBONDO LUSI NOVITA SARI NIM.

Transkripsi

1 DUKUNGAN SUAMI DALAM KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSKESDES BUGEMAN KECAMATAN KENDIT KABUPATEN SITUBONDO LUSI NOVITA SARI NIM Subject : Dukungan, Suami, ASI Eksklusif, Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 6-12 Bulan Description : Fenomena yang terjadi saat ini adalah masih rendahnya dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif karena anggapan bahwa menyusui menyebabkan ibu menjadi jelek, tidak menarik dan dapat menghambat atau meninggalkan hubungan seks antara suami dan isteri. Tujuan penelitian ini adakah hubungan dukungan suami dalam keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancang bangun penelitian cross sectional. Variabel independent adalah dukungan suami dan variabel dependent adalah pemberian ASI eksklusif. Populasi dalam penelitian ini semua ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan sebanyak 50 orang dan sampel sebanyak 44 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling tipe cluster random sampling. Penelitian ini dilakukan di Poskesdes Bugeman Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo 26 Mei 1 Juni Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan data dengan cara editing, coding, scoring, tabulating dilakukan dengan uji fisher exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 44 responden yang memberikan ASI Eksklusif sebagian besar suami yang tidak mendukung dan ibu tidak berhasil dalam pemberian ASI eksklusif sebanyak 27 responden (65.9%). Berdasarkan uji fisher exact diperoleh hasil perhitungan dengan nilai = 0,020 dengan tingkat kemaknaan yang ditetapkan adalah pada α = 0,05. Oleh karena nilai < α maka H1 diterima dengan demikian ada hubungan dukungan suami dengan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Simpulan dari penelitian ini adalah responden atau suami tidak memberikan dukuangan kepada ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif pada hal dukungan suami mempunyai hubungan dengan suksesnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi. Dengan penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan lebih gencar dalam mengadakan penyuluhan dan konseling tentang pentingnya dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif, serta bidan dapat memberikan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan standart. ABSTRACT The phenomenan that happen have been still the low support husband in giving exclusive breast milk. Because, assumption to breastfeeding make the mothers bad, unattractive, can inhibit or leave sexual intercourse between husband and midwife. The purpose of this study is the support husband has relationship with the successful giving exclusive breast milk. Design of this study is an analytical observation with cross sectional. The independent variable is the support husband and the dependent variable is the giving exclusive breast milk. The population in this study is of mothers with infants aged 6-12 months amount 50 people and a sample is 44 respondents. The sampling technique used is 1

2 probability sampling with cluster random sampling. It had been done in the integrated service post at Bugeman Kendit Situbondo on May 26-June 1, Collecting data uses a questionnaire. The data processed with editing, coding, scoring, tabulating done with statistical test of fisher exact. The results of this study show consist of 44 respondents and who don t succeed in giving exclusive breast milk consist of 27 respondents (65.9%). Based on the results of exact fisher test, the calculation with a value = has set of significance level at α = Therefore, the value is <α then H1 is accepted so there is relationship of support husband with the success of giving exclusive breast milk. Based on the results of this study it is concluded that most respondents or husbands do not give supporting to mothers breastfeeding in giving exclusive breast milk. Even though the support husband has relationship with success of giving exclusive breast milk to their babies. With this study it is expected to the health workers provide more counseling about the most necessary support husband for the success of giving exclusive breast milk. Keywords: Support, Husband, Exclusive Breastfeeding Contributor : 1. Sari Priyanti, M.Kes 2. Erfiani Mail, S.ST Date : 17 Juni 2014 Type Material : Laporan Penelitian Permanen link : - Right : Open document Summary : LATAR BELAKANG Keberhasilan ASI esklusif akan lebih mudah bila dukungan dari suami turut berperan. Menyusui memerlukan kondisi emosional yang stabil, mengingat faktor psikologis ibu sangat mempengaruhi produksi ASI, suami dan istri harus saling memahami betapa pentingnya dukungan terhadap ibu (Yuliarti, 2010). Fenomena yang terjadi saat ini adalah masih rendahnya dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif karena anggapan bahwa menyusui menyebabkan ibu menjadi jelek, tidak menarik dan dapat menghambat atau meninggalkan hubungan seks antara suami dan istri. Ada juga sebagian ibu yang merasa enggan menyusui karena dianggap menghalangi keleluasaan geraknya, dan memiliki perasaan takut merusak bentuk payudara sehingga bayinya cukup diberikan susu formula (Widjaja, 2013). Pendapat lain juga dikatakan oleh Paramita (2007) minimnya dukungan ayah dalam praktek pemberian ASI, akibat faktor kebiasaan budaya salah satunya karena secara kultural adanya fungsi dan pembagian peran, dimana ayah hanya berperan dan berkewajiban sebagai pencari nafkah dan urusan rumah tangga semuanya diurus oleh istri termasuk urusan menyusui. Tetapi dalam kenyataan masih rendahnya cakupan keberhasilan pemberian ASI esklusif pada bayi, baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan, di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dalam mencapai keberhasilan pemberian ASI esklusif. Salah satu yang mempengaruhi adalah faktor eksternal antara lain dukungan dari suami. Hal ini dikarenakan suami merupakan keluarga inti yang paling dekat dengan ibu. WHO (World Health Organization) merekomendasikan para ibu untuk menyusui secara ekslusif selama 6 bulan, melanjutkannya dengan memberikan makanan pendamping ASI dari bahan bahan lokal yang kaya nutrisi sambil tetap memberikan ASI sampai anak 2

3 berusia 2 tahun atau lebih. Pada tahun Organisasi Internasional Unicef menyebutkan hanya 40% bayi mendapatkan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupannya (Unicef, 2011). Berdasarkan data SDKI bayi usia 4 bulan pada tahun hanya 55% yang memberikan ASI eksklusif, bahkan lebih parahnya bayi usia 6 bulan hanya 39,5% dari keseluruhan bayi. Secara otomatis pemakaian susu formula meningkat 3 kali lipat antara tahun (Suririnah, 2008). Data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 menunjukkan persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 48,6%. (Depkes RI, 2012). Menurut data dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur tahun 2012 diketahui cakupan ASI Eksklusif sebesar 64,08%. Sedangkan di Kabupaten Situbondo cakupan ASI Eksklusif masih sebesar 67,37%. Cakupan ini masih jauh dari target yang ditetapkan yaitu 80% (Dinkes Jatim, 2012). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Poskesdes Bugeman Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo pada tanggal 1 Mei 2014, dari wawancara yang dilakukan kepada 5 ibu yang mempunyai anak usia 6-12 bulan, didapatkan bahwa 3 ibu (60%) yang kurang mendapat dukungan penuh dari suami tidak memberikan ASI Eksklusif, sedangkan 2 ibu (40%) mendapatkan dukungan penuh dari suami memberikan ASI Eksklusif.Penelitian lain yang dilakukan oleh Agnes Elisabeth Tamama Malau (2010) didapatkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dan kemauan ibu memberikan ASI eksklusif. Hasil analisa data menunjukkan mayoritas ibu mendapatkan dukungan suami baik (87,5%) dengan dan hampir seluruh responden mau memberikan ASI eksklusif (97,5%) dengan nilai uji korelasi Pearson (r=0,38) dan p=0,01 (p<0,05) yang berarti semakin besar dukungan suami maka semakin besar kemauan ibu memberikan ASI eksklusif. Dukungan suami tidak terlepas dari faktor identitas seseorang yang memberikan dukungan. Faktor yang mempengaruhi dukungan antara lain: usia, pendidikan, dan sebagai sarana komunikasi (Erfandi, 2009). Dalam hal ini, dukungan yang diberikan ayah paling utama adalah menciptakan suasana dan situasi kondusif yang memungkinkan pemberian ASI berjalan lancar. Dukungan lainnya, selain memenuhi kebutuhan ibu (terutama kebutuhan akan gizi yang baik selama menyusui),dukungan ayah dapat berperan sebagai penghubung dalam menyusui dengan membawa bayi pada ibu saat ia lapar. Dengan demikian, bayi akan tahu bahwa ayah menjadi jembatan baginya dalam memperoleh makanan. Dalam hal ini dukungan yang terpenting adalah dukungan suami, suami merupakan kepala keluarga sekaligus patner istri dalam mengarungi bahtera rumah tangga mereka. Banyaknya bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia disebabkan oleh bebagai faktor, diantaranya dukungan dari berbagai pihak yang masih kurang, salah satunya dukungan suami (Riksani,2011). Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat berperan aktif sebagai pelaksana yaitu dengan menganjurkan ibu-ibu yang menyusui, agar selama menyusui dilakukan setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya dan memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan keluarga serta melakukan konseling dan penyuluhan kepada keluarga dan ibu terutama suami (IBI, 2006). Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian tentang dukungan suami dalam keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di Poskesdes Bugeman Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen dalam penelitian ini adalah dukungan suami dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemberian ASI Eksklusif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di 3

4 Poskesdes Bugeman Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo pada bulan April 2014 yaitu sebanyak 50 orang dengan sampel sebanyak 44 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling tipe cluster random sampling. Penelitian dilakukan di Poskesdes Bugeman Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo pada tanggal 26 Mei 01 Juni Pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden untuk memperoleh data dukungan suami dan pemberian ASI eksklusif. Alat ukur atau instrsumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner. Analisa data untuk mencari hubungan antara data variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang dilakukan dengan uji Fisher's Exact Test yaitu uji statistik yang digunakan untuk menguji signifikasi dua variabel. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah responden berusia < 20 tahun dan tahun sebanyak 19 responden (43.2%), sebagian besar responden berpendidikan menengah sebanyak 23 responden (52,3%), sebagian besar responden bekerja sebanyak 25 responden (56,8%), sebagian besar responden mempunyai anak 2-4 sebanyak 27 responden (61,4%), hampir setengahnya responden mendapatkan informasi tentang ASI dari keluarga sebanyak 18 responden (40,9%), sebagian besar suami ibu berusia tahun sebanyak 30 responden (68,2%), sebagian besar suami ibu berpendidikan SMA sebanyak 27 responden (61,4%), seluruh suami ibu bekerja sebanyak 44 responden (100%), sebagian besar responden tidak mendukung dalam pemberian ASI sebanyak 25 responden (56,8%). Ayah merupakan bagian yang vital dalam keberhasilan atau kegagalan dalam menyusui. Ayah mempunyai peran yang sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui, karena ayah akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (let down refleks) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu. Dari semua dukungan bagi ibu menyusui, dukungan sang ayah adalah dukungan yang paling berarti bagi ibu. Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI khususnya ASI eksklusif. Ayah cukup memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan yang praktis. Untuk membesarkan seorang bayi, masih banyak yang dibutuhkan selain menyusui, seperti menyendawakan bayi, menggendong, dan menenangkan bayi yang gelisah, mengganti popok, memandikan bayi, membawa bayi berjalan-jalan di taman, memberikan ASI perah, dan memijat bayi. Kecuali menyusui, semua tugas tadi dapat dikerjakan oleh ayah (Roesli, 2004). Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar suami tidak mendukung dalam pemberian ASI eksklusif dikarenakan kurangnya pengetahuan suami tentang manfaat dari ASI eksklusif serta dalam budaya mereka bayi usia 4 bulan sudah mulai diberikan makanan tambahan seperti pisang, madu dan susu formula dengan alasan agar anaknya cepat gemuk. Sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya Rahmawati (2010) tentang hubungan antara karakteristik ibu, peran petugas kesehatan dan dukungan keluarga dengan pemberian asi eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bonto Cani Kabupaten Bone. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak memberi ASI eksklusif sebanyak 27 responden (61,4%). ASI Esklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa diberi tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, bahkan air putih sekalipun,. Selain tambahan cairan bayi tidak diberikan makanan antara lain pisang, pepaya, bubur, susu, biskuit, bubur tim dan lainnya (Roesli, 2004). Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI antara lain: pengaruh sosial budaya, peran petugas, keluarga, masyarakat, informasi, kelainan ibu. Kelainan ibu yang sering dijumpai pada saat menyusui adalah: Puting susu 4

5 lecet atau puting luka, payudara penuh dan bengkak, mastitis dan abses (Wahyuningsih, 2012). Hampir sebagian besar responden tidak memberikan ASI secara Ekslusif dan memberikan makanan tambahan lain seperti susu formula, bubur tim dan lumatan pisang. Dimana para ibu-ibu beranggapan bahwa ASI Ekslusif saja belum membuat anak mereka sehat dan tidak cepat gemuk, berdasarkan budaya yang telah turun menurun mereka memberikan makana tambahan. Alasan yang lainnya adalah ibu tidak mau repot dikarenakan meraka kebanyakan bekerja dan yang praktis adalah dengan memberikan anak mereka dengan susu formula. Seorang ibu yang bekerja cenderung terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga memilih cara yang praktis yaitu memberikan susu formula sebagai pengganti ASI. Maka dari itu pekerjaan ibu dapat dijadikan salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mendapat dukungan dari suami dan ibu memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 15 responden (34,1%), sedangkan responden yang tidak mendapat dukungan dari suami dan ibu tidak memberikan ASI Eksklusif yaitu sebanyak 23 responden (52,3%). Berdasarkan uji Fisher's Exact Test diperoleh hasil perhitungan dengan nilai signifikan = 0,020 sedangkan α = 0,05. Oleh karena nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka H1 diterima artinya ada hubungan dukungan suami dengan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di Poskesdes Bugeman Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo. Ayah merupakan bagian yang vital dalam keberhasilan atau kegagalan dalam menyusui. Ayah mempunyai peran yang sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui, karena ayah akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (let down refleks) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu (Roesli, 2004). Ayah juga memiliki peran penting dalam proses pemberian ASI, dan menjadi breastfeeding father. Saat ini kesadaran pria telah terbuka dengan mendukung dan membantu pasangan mereka menyusui (Femina, 2007). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kebanyakan responden atau suami tidak memberikan dukuangan kepada ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif pada hal dukungan suami mempunyai hubungan dengan suksesnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi. Dukungan suami yang benar yaitu untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan, memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan mempersiapkan nutrisi yang seimbang kepada ibu. Oleh karena itu bidan harus genjar dalam mengadakan penyuluhan tentang dukungan suami sangat diperlukan agar pemberian ASI eksklusif bisa tercapai. Oleh karena itu, suami sebaiknya jadi salah satu kelompok sasaran dalam. SIMPULAN 1. Hasil penelitian menyatakan sebagian besar responden tidak mendukung dalam pemberian ASI sebanyak 25 responden (56,8%). 2. Hasil penelitian menyatakan sebagian besar responden tidak memberi ASI eksklusif sebanyak 27 responden (61,4%) 3. Berdasarkan uji Fisher's Exact Test diperoleh hasil perhitungan dengan nilai signifikan = 0,020 sedangkan α = 0,05. Oleh karena nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka H1 diterima artinya ada hubungan dukungan suami dengan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di Poskesdes Bugeman Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo.. 5

6 REKOMENDASI 1. Bagi tenaga kesehatan Tenaga kesehatan harus bisa memberikan motivasi pada ibu menyusui dengan cara memberikan penyuluhan dan menyebarkan leaflet agar responden mempersiapkan pemberian ASI secara eksklusif dengan maksimal dan melakukan kunjungan rumah. 2. Bagi masyarakat Diharapkan masyarakat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan tanpa makanan pendamping lainnya dan menyampaikan ilmu yang didapat tentang ASI ke orang lain. 3. Bagi lahan penelitian Diharapkan dapat bidan bekerja sama dengan masyarakat dalam menggalakkan program pemberian ASI Eksklusif. 4. Bagi institusi Institusi pendidikan perlu menambah sumber kepustakaan dan literatur tentang pemberian ASI eksklusif sehingga para pembaca dapat mejadikan sebagai tambahan ilmunya dan menyediakan lahan penelitian. 5. Peneliti berikutnya Peneliti berikutnya perlu menindak lanjuti penelitian ini,tetapi harus meningkatkan pada penlitian yang memberikan perlakukan sehingga hasilnya lebih maksimal seperti meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Alamat Korespondensi : - Alamat rumah : Kesambirampak RT.03/RW.10 Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo - lusinovitasari@yahoo.com - No. HP :