MA RIFATUL AULIYAH Subject : Dukungan Suami, MKJP, Akseptor KB DESCRIPTION ABSTRACT

Transkripsi

1 DUKUNGAN SUAMI DENGAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) PADA AKSEPTOR KB DI BPM NY. ROFI ATUL AINI DESA WIYU KECAMATAN PACET KABUPATEN MOJOKERTO MA RIFATUL AULIYAH Subject : Dukungan Suami, MKJP, Akseptor KB DESCRIPTION Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai konstribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk, salah satu fokus penggarapan program kependudukan dan keluarga berencana tahun 2013 akan diarahkan pada penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Suami dan istri harus saling mendukung dalam penggunaan metode kontrasepsi.penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada akseptor KB. Jenis penelitian analitik observasional, desain penelitian case control.populasi akseptor.teknik sampling probability sampling dengan metode simple random sampling didapatkan 89 responden.lokasi penelitian di BPM Ny.Rofi atul Aini Desa Wiyu Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 April - 20 Mei 2015 dan analisa data menggunakan uji chisquare. Hasil penelitian menunjukkan 48 responden (53,9%) memiliki dukungan suami negatif, 53 responden (59,6%) tidak menggunakan MKJP, dan 44 responden (49,5%) tidak mendapatkan dukungan suami dan tidak menggunakan MKJP. Analisa data dengan menggunakan uji chisquare diperoleh kesimpulan ada hubungan dukungan suami dengan penggunaan MKJP (P = 0,000). Sebagian besar responden tidak mendapatkan dukungan suami berupa dukungan informatif. Seorang istri yang tidak mendapat dukungan suami untuk menggunakan MKJP mereka akan enggan menggunakan kontrasepsi tersebut karena merasa tidak diizinkan oleh suami. Tenaga kesehatan diharapkan menyediakan dukungan sarana KIE yang lengkap khusunya untuk suami dan istri agar memaksimalkan kegiatan konseling sehingga masyarakat lebih termotivasi untuk menggunakan MKJP. ABSTRACT National family planning programs has an important contribution in the effort to improve the quality of the population, one of the focus is on population and family planning program in 2013 that will be directed at the use of long-term contraceptive method. Husband and wife should support each other in the use of contraceptive methods. This study was conducted to determine the relationship

2 between husband supports with the use of long-term contraceptive method in KB acceptors. Type of research was observational analytic with case-control study design. Population was 1,456 acceptors. Sampling technique used probability sampling with simple random sampling method that obtained 89 respondents. Location of research was in BPM Mrs. Rofi'atul Aini on Wiyu, Pacet, Mojokerto. Data collected using primary data and secondary data. This study was conducted on 20 April to 20 May 2015 and data analyzed with the chi-square test. Results showed that 48 respondents (53.9%) had a negative husband's support, 53 respondents (59.6%) did not use the long-term contraceptive method, and 44 respondents (49.5%) did not get the support of their husband and did not use the long-term contraceptive method. Analysis of the data by using the chi-square test was concluded that there was a relationship between the husband support with the use of long-term contraceptive method (P = 0.000). Most respondents did not get a husband's support in the form of informative support. A wife who does not have the support of their husbands to use long-term contraceptive method would be reluctant to use contraception it is because they are not allowed by the husband. Health workers are expected to provide support with a complete KIE especially for the husband and wife in order to maximize the counseling so that people are more motivated to use the long-term contraceptive method. Keywords: Husband s support, Long-term contraceptive method, KB Acceptor Contributor : 1. Sri Wardini Puji L., SST.,M.Kes 2. Wiwit S., S.ST., SKM Date : 8 Juni 2015 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : - Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Program keluarga berencana nasional mempunyai konstribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk.salah satu fokus penggarapan program kependudukan dan KB tahun 2013 akan diarahkan pada penggunaan MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang) yaitu alat kontrasepsi yang digunakan untuk menunda, menjarangkan kehamilan, serta mengakhiri kelahiran, seperti susuk (implant), sterilisasi dan IUD (intra uterin device) (BKKBN, 2012). Di Jawa Timur peserta KB aktif yang menggunakan MKJP meliputi IUD sebanyak 14,78%, MOP sebanyak 0,48%, MOW sebanyak 5,04% dan Implan sebanyak 9,56%, masih sangat rendah jika dibandingkan dengan pemakaian non MKJP terutama suntikan sebanyak 47,91%, pil sebanyak 20,50% dan kondom sebanyak 1,73% (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2014). Di Mojokerto peserta KB aktif yang menggunakan MKJP meliputi IUD sebanyak 7,24%, MOP sebanyak 0,17%, MOW sebanyak 6,68%, dan Implan sebanyak

3 5,44%, juga masih sangat rendah jika dibandingkan dengan pemakaian non MKJP terutama suntikan sebanyak 64,75%, pil sebanyak 14,87% dan kondom sebanyak 0,85% (Dinas kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2013). Bentuk partisipasi suami dalam penggunaan alat kontrasepsi adalah mendukung istri dalam memilih alat kontrasepsi dan memberikan kebebasan kepada istri untuk menggunakan kontrasepsi tersebut (BKKBN, 2008). Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemakaian kontrasepsi jangka panjang (MKJP) agar dapat menurunkan angka kelahiran di Indonesia adalah: memotivasi wanita PUS yang telah memiliki 2 (anak) masih hidup berusia relatif muda (kurang dari 30 tahun) dan wanita PUS berusia tua (lebih dari 30 tahun) yang telah memiliki 2 (dua) anak masih hidup atau lebih untuk segera menggunakan KB MKJP; penyediaan dukungan sarana KIE yang lengkap khususnya di tempat pelayanan pemerintah agar kegiatan konseling yang dilakukan dapat maksimal (Sri Lilestina, 2011). METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan rancang bangun penelitian case control. Responden pada penelitian ini yaitu aksepor KB, sampel pada penelitian sebanyak 89 akseptor dan menggunakan Probability Sampling dengan jenis simple random sampling. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden di BPM Ny. Rofi atul Aini Desa Wiyu Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto sebagian besar antara tahun yaitu berjumlah 57 responden (64%). Hasil penelitian tentang pekerjaan responden di BPM Ny. Rofi atul Aini Desa Wiyu Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja yaitu sebanyak 59 responden (66.3%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan responden di BPM Ny. Rofi atul Aini Desa Wiyu Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto sebagian besar berpendidikan menengah yang berjumlah yaitu 54 responden (60.7%). Hasil penelitian tentang paritas responden di BPM Ny. Rofi atul Aini Desa Wiyu Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto menunjukkan bahwa sebagian besar adalah multipara yaitu 51 responden (57.3%). Pendapatan responden di BPM Ny. Rofi atul Aini Desa Wiyu Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto menunjukkan bahwa hampir seluruh responden memeliki pendapatan < Rp yaitu 76 responden (85.4%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami di BPM Ny. Rofi atul Aini Desa Wiyu Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto sebagian besar responden memiliki dukungan suami negatif yaitu 48 responden (53.9%). Hasil penelitian tentang penggunaan MKJP di BPM Ny. Rofi atul Aini Desa Wiyu Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak menggunakan MKJP yaitu sebanyak 53 responden (59.6%). Berdasarkan tabel tabulasi silang dukungan suami dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada akseptor KB di BPM Ny. Rofi atul Aini Desa Wiyu Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto Tahun 2015 didapatkan dari 89 responden, hampir setengah responden yang tidak mendapatkan dukungan suami dan tidak menggunakan MKJP yaitu sebanyak 49,5% atau 44 orang.

4 Berdasarkan uji chi square diperoleh hasil perhitungan dengan nilai signifikan = 0,000 sedangkan α = 0,05. Oleh karena nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka H 1 diterima artinya ada hubungan dukungan suami dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada akseptor KB. Bentuk dukungan suami dapat dikelompokkan menjadi: (1) Dukungan emosional: Mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan; (2) Dukungan penghargaan: Terjadi lewat ungkapan hormat/penghargaan positif untuk orang lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain, misalnya orang itu kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah harga diri); (3) Dukungan instrumental: Mencakup bantuan langsung, misalnya orang memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan memberi pekerjaan pada orang yang tidak punya pekerjaan; (4) Dukungan informatif: Mencakup pemberian nasehat, saran, pengetahuan, dan informasi serta petunjuk (Kurniawati, 2007). Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nurcahyanti (2014) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara dukungan suami dalam pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang pada ibu akseptor KB berusia lebih dari 35 tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Responden yang mendapat dukungan suami memilih metode kontrasepsi jangka panjang dan yang tidak mendapat dukungan suami juga tidak memilih metode kontrasepsi jangka panjang. Hal ini dikarenakan sokongan, penunjang, dan bantuan yang diberikan oleh seorang suami sebagai pasangan hidup sekaligus orang yang pertama dan utama yang akan mempengaruhi akseptor dalam menentukan keputusan pilihan yaitu memilih kontrasepsi yang digunakan. Sejalan dengan pendapat Dagun (2005), suami adalah seorang yang pertama dan utama dalam memberi pertolongan kepada istri sebelum pihak lain memberikan dorongan dan perhatian seorang suami terhadap istri yang akan memilih KB. Suparyanto (2011) juga berpendapat bahwa dalam melaksanakan keluarga berencana, dukungan suami sangat diperlukan, seperti diketahui bahwa di Indonesia, keputusan suami dalam mengizinkan istri adalah pedoman penting bagi istri untuk menggunakan alat kontrasepsi.bila suami tidak mengizinkan atau mendukung, hanya sedikit istri yang berani untuk tetap memasang alat kontrasepsi tersebut.dukungan suami sangat berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan karena dipengaruhi oleh faktor sosial budaya. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Medias Imroni (2009) yang menyebutkan bahwa ada hubungan signifikan antara faktor dukungan suami terhadap pemilihan jenis kontrasepsi implan. Sedangkan penelitian Laksmi Indira tahun 2009 juga menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor dukungan suami terhadap pemilihan jenis kontrasepsi pada keluarga miskin yang akan digunakan istri. Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, dan seseorang yang dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga. Penggunaan kontrasepsi merupakan tanggungjawab bersama pria dan wanita sebagai pasangan, sehingga metode kontrasepsi yang dipilih mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami dan istri.suami dan istri harus

5 saling mendukung dalam penggunaan metode kontrasepsi karena keluarga berencana dan kesehatan reproduksi bukan hanya urusan pria atau wanita saja (BKKBN, 2000).Bentuk partisipasi suami dalam penggunaan alat kontrasepsi adalah mendukung istri dalam memilih alat kontrasepsi dan memberikan kebebasan kepada istri untuk menggunakan kontrasepsi tersebut (BKKBN, 2008).Suparyanto 2011 (dalam Idam 2014) berpendapat bahwa dalam melaksanakan keluarga berencana, dukungan suami sangat diperlukan.seperti diketahui bahwa di Indonesia, keputusan suami dalam mengizinkan istri adalah pedoman penting bagi istri untuk menggunakan alat kontrasepsi.bila suami tidak mengizinkan atau mendukung, hanya sedikit istri yang berani untuk tetap memasang alat kontrasepsi tersebut.dukungan suami sangat berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan menggunakan atau dipengaruhi oleh faktor sosial budaya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di BPM Ny. Rofi atul Aini Desa Wiyu Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto disimpulkan bahwa: ada hubungan antara dukungan suami dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada akseptor KB dengan uji chi square diperoleh nilai signifikan = 0,000 sedangkan α = 0,05 atau didapatkan. REKOMENDASI 1. Bagi praktis a. Bagi masyarakat Diharapkan masyarakat lebih mempertimbangkan keputusannya dalam pemilihan alat kontrasepsi khususnya bagi ibu akseptor KB, menggunakan alat kontrasepsi sesuai dengan perencanaan keluarga yaitu pada usia lebih dari 35 tahun menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). b. Bagi tenaga kesehatan Disarankan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan pemberian penyuluhan kepada ibu-ibu agar tetap aktif menggunakan kontrasepsi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya penggunaan kontrasepsi. 2. Bagi teoritis Bagi instansi pendidikan Diharapkan institusi pendidikan agar dapat menjadikan karya tulis ilmiah ini sebagai bahan tambahan dalam belajar dan dapat menambah referensi perpustakaan.

6 3. Bagi peneliti selanjutnya Disarankan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang faktor lain yang dapat mempengaruhi penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada akseptor KB. ALAMAT KORESPONDENSI: Marifa.lailiyah@yahoo.com No. Hp : Alamat : Kalitengah RT.04 RW.03 Tanggulangin Sidoarjo