BAB 3 METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat - Beaker glass 50 ml - Cawan porselin - Neraca analitis - Pipet tetes - Oven - Gelas erlenmeyer 50 ml - Gelas ukur 10 ml - Desikator - Buret digital - spatula - penjepit tabung - hot plate 3.1.2 Bahan-bahan - Sampel minyak sawit(cpo) - Alkohol 95% - Indikator Phenolphtalein(PP) - NaOH 0,1 N - Aquadest
3.2 Prosedur 3.2.1 penentuan kadar air(moisture) - Ditimbang berat wadah(cawan porselin) - Ditimbang sampel sebanyak 5 gr - Sampel yang telah diketahui beratnya kemudian dimasukan kedalam cawan porselin - Dipanaskan kedalam oven pada temperatur 130 0 C selama 20 menit - Didinginkan pada desikator selama 20 menit - Kemudian ditimbang kembali sampel - Dicatat kadar air (moisture) nya 3.2.2 penentuan kadar asam lemak bebas(ffa) - Ditimbang sampel sebanyak 5 gr - Dimasukan kedalam gelas erlenmeyer - Ditambahkan alkohol 95% sebanyak 50 ml - Kemudian ditambahkan 3 tetes indikator Phenolphtalein(PP) - Dipanaskan supaya campuran homogen - Dititrasi dengan NaOH 0.1% sampai diperoleh warna kemerahan - Dicatat kadar asam lemak bebas yang diperoleh
BAB 4 DATA, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data analisa kadar air dan kadar asam lemak bebas No Hari Kadar asam lemak bebas (Free Fatty Acid) Kadar Air (Moisture) 1 Sabtu 4,47 % 2 Senin 3,29 % 0,16 % 3 Selasa 4,14 % 4 Rabu 4,55 % 5 Jumat 4,65 % 6 Senin 4,99 % 0,19 % Standar kadar air pada CPO dan kadar asam lemak bebas dari PKS.PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN yaitu: - kadar air = <0,2% - kadar Asam Lemak Bebas = <5%
4.2 PERHITUNGAN A. Penentuan kadar air (moisture) Berat wadah (W) Berat sampel (S) Berat wadah + Berat sampel setelah pemanasan (P) = 25,5892 gr = 5,7843 gr = 31,3631 gr Kadar air = ( W + S ) P S = (25,5892 + 5,7843) 31,3631 5,7843 = 0,179 % B. Penentuan kadar asam lemak bebas (FFA) Berat sampel ml NaOH N NaOH = 4,9416 gr = 8,57 ml = 0,1009 N BM minyak kelapa sawit = 256 Kadar asam lemak bebas (FFA) = ml NaOH x N.NaOH x BM Berat sampel x 1000 = 8,57 x 0,1009 x 256 4,9416 x 1000 = 4,479 %
4.3 Pembahasan Kadar air dipengaruhi oleh lamanya pengendapan, suhu klarifikasi serta pemakaian pengering vakum. Pada stasiun klarifikasi diusahakan suhu antara 84-95 C sehingga air dan kotoran mudah terpisah dari minyak. Pemurnian minyak dari kotoran dan air sangat mempengaruhi kenaikan kadar asam lemak bebas selama penyimpanan. Pada proses penyimpanan CPO didalam tanki timbun, enzim yang tedapat dalam CPO tersebut telah dihilangkan. Namun begitu mutu CPO masih dapat menurun selama penyimpanan karena adanya hidrolisa autokatalik. Reaksi autokatalik ini dapat menyebabkan naik nya kandungan asam lemak bebas. Kandungan air dalam minyak sawit merupakan salah satu faktor utama dimana jika kandungan air melebihi standar 0,1 % dapat menimbulkan kerusakan pada mutu minyak sawit. Kandungan air dalam minyak sawit dapat diturunkan pada saat perebusan dan terutama pada pemurnian dengan menggunakan alat oil tank yang dapat menurunkan kadar air sekitar 0,6%. Selanjut nya kadar air didalam minyak sawit yang keluar dari vacum dryer dijaga sekitar 0.08-0,1 % dengan tujuan agar tidak terjadi hidrolisa trigliserida. Dari analisa data dapat dilihat hubungan antara kadar air dengan asam lemak bebas yaitu dimana semakin tinggi kadar air yang terkandung dalam CPO maka semakin besar pula kadar asam lemak bebas nya. Dan sebaliknya semakin rendah kadar air yang terkandung didalam CPO maka semakin kecil pula kadar asam lemak bebas dalam CPO tersebut.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan - Dari analisa yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa rata-rata kadar air(moisture) yang diperoleh 0,1 % dan kadar asam lemak bebas(ffa)4,3 %. - Dari analisa yang dilakukan dapat dilihat hubungan antara kadar air dengan kadar asam lemak bebas yaitu semakin tinggi kadar air yang terkandung didalam minyak sawit maka semakin besar pula kadar asam lemak bebas nya dan semakin rendah kadar air yang terkandung dalam minyak sawit maka semakin rendah pula kadar asam lemak bebas yang diperoleh. 4.2 Saran - Sebaiknya tandan buah segar kelapa sawit jangan dibiarkan tersimpan lama, sebaiknya langsung diolah agar asam lemak bebasnya tidak terlalu tinggi. - Sebaiknya pada proses pengolahan terutama pada stasiun pemurnian dan tangki penimbunan suhu nya harus terjaga sesuai ketentuan agar CPO yang diperoleh tidak mengandung air, kotoran dan asam lemak bebas yang tinggi.