Oleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang

dokumen-dokumen yang mirip
Pembelajaran Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers Melalui Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk. pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMR BERBANTUAN CD INTERAKTIF PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII

Kata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis

LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs

Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI DIAGRAM VENN UNTUK SISWA KELAS VII SMP

Penguasaan dan pengembangan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP

Jurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Oktober 2016, Vol. 1, No.1. ISSN:

PEMBELAJARAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN STUDENT GUIDE BERCIRIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMPN 1 BATU

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MODEL PEMBELAJARAN GRUP INVESTIGASI PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI IPA MA MUHAMMADIYAH I MALANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

PENGEMBANGAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM LIMAS YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PMRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALEMBANG

Pengembangan LKS Berbasis Pendekatan Rme Untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KETERAMPILAN MELUKIS SUDUT UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

Pendekatan PMRI sebagai Gerakan Literasi Sekolah dalam Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Menurut

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA DI KELAS. Abstrak

PENANAMAN NORMA-NORMA SOSIAL MELALUI INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR

DESAIN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS V SD (STUDI PADA SD INPRES 6/75 KADING)

ANALISIS KEBUTUHAN BUKU AJAR MATEMATIKA BERORIENTASI PENDEKATAN REALISTIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR KELAS X UNTUK PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN REALISTIK PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL. Ana Rupaidah, Agni Danaryanti

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION UNTUK MEMBANGUN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI FUNGSI

Vol. XI Jilid 1 No.74 Januari 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Sebuah Cara Mengenal Matematika Secara Nyata

Miftahur Rohmah dan Ety Tejo Dwi Cahyowati Universitas Negeri Malang

PESTA ULANG TAHUN DAN MODEL PERMEN BATU MEMBANTU MEMPERJELAS KONSEP IRISAN DUA HIMPUNAN. Taufik 1

PEMBELAJARAN PMRI. Oleh Muhammad Ridhoni (Mahasiswa Magister Pend. Matematika Universitas Sriwijaya, Palembang)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI LIMAS MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP OPERASI BENTUK ALJABAR

Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA MENGENAI LUAS BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA PENDEKATAN REALISTICSMATHEMATICS EDUCATION

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratna Purwati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas belajar merupakan hal penting yang wajib dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN ATURAN PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA UNTUK SMA KELAS X DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS MIND MAPPING PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 7 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI PLSV KELAS VII SMP

2016 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.1, Februari 2013

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO

PERANAN LEMBAR KEGIATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN ARITMETIKA SOSIAL BERDASARKAN PENDEKATAN REALISTIK

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Matematika Realistik Di Sekolah Menengah Pertama

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan adalah sistem yang digunakan untuk mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIKLUS KEDUA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB II KAJIAN TEORETIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SKRIPSI OLEH TANTRI IKA YULANDARI

KAJIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PADA TEORI BELAJAR DARI BRUNER, APOS, TERAPI GESTALT, DAN RME

PENGEMBANGAN STUDENT S WORKSHEET DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA SMP KELAS IX BILINGUAL. Abstrak

SEKILAS TENTANG PMRI. Oleh Shahibul Ahyan

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN PECAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK. A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Materi Teorema Pythagoras

PERANAN LEMBAR KEGIATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN ARITMETIKA SOSIAL BERDASARKAN PENDEKATAN REALISTIK

Transkripsi:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK SISWA KELAS VIII SEMESTER I Oleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang Ety Tejo Dwi Cahyowati Dosen Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang Indriati Nurul Hidayah Dosen Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang Abstrak Tujuan pengembangan ini adalah menghasilkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa pada materi Relasi dan Fungsi dengan pendekatan Realistic Mathematics Education. LKS dikembangkan dengan mengikuti prosedur dari penyederhanaan Model Pengembangan Plomp. Hasil penilaian validator adalah LKS valid dengan skor 80,3%, sedangkan hasil uji coba kelompok kecil disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan menarik dan nilai tes evaluasi siswa memenuhi standar ketuntasan minimal yaitu 75% dari nilai maksimal. Dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan valid, praktis, dan efektif. Kata kunci: Lembar Kerja Siswa, Relasi dan Fungsi, Realistic Mathematics Education Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai induk dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya karena setiap ilmu pengetahuan memiliki keterkaitan dengan matematika. Yuwono (2005: 3) mengungkapkan beberapa temuan menunjukkan bahwa pengajaran matematika yang menganggap proses untuk mendapatkan konsep atau rumus tidak penting dan mengutamakan siswa dapat memperoleh hasil akhir dengan tepat, lebih menekankan pada mindless drill, lebih mementingkan keterampilan prosedural dan meminggirkan pemahaman konsep dapat berakibat negatif pada diri siswa. Hal inilah yang sering terjadi pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang beredar di lapangan, lebih menekankan keterampilan prosedural namun kurang menekankan pemahaman konsep. Adanya LKS yang tidak menuntun siswa untuk berpikir kritis dan sistematis, pengertian maupun rumus-rumus langsung diberikan di awal kegiatan menjadikan siswa mengerjakan latihan soal langsung menggunakan rumus-rumus tersebut tanpa tahu konsep awalnya. Nuralam (2001: 72) mengutarakan bahwa terdapat beberapa kesulitan siswa dalam memahami materi relasi dan fungsi yaitu kesulitan membedakan

fungsi dan bukan fungsi, kesulitan dalam membuat contoh fungsi, serta kesulitan dalam membedakan fungsi korespondensi satu-satu atau bukan korespondensi satu-satu. Fadillah (2006: 348) mengutarakan bahwa dalam pembelajaran matematika seorang anak akan berminat belajar matematika bila anak tersebut mengetahui manfaat matematika bagi diri dan kehidupannya, karena itu mengaitkan pembelajaran matematika dengan realita dan kegiatan manusia merupakan salah satu cara untuk membuat anak tertarik belajar matematika. Pendekatan matematika realistik atau biasa dikenal dengan Realistic Mathematics Education (RME) dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika. Masalah realistik yang dimaksud tidak selalu berasal dari aktivitas sehari-hari, melainkan bisa juga dari konteks yang dapat di-imajinasi-kan dalam pikiran siswa. Pembelajaran dengan menggunakan LKS RME akan membuat siswa lebih tertarik untuk belajar Relasi dan Fungsi karena setiap soal pada LKS berdasarkan pada realita yang sesuai dengan dunia siswa serta menggunakan model, diagram/gambar yang sesuai dengan konteks permasalahan Relasi dan Fungsi. Oleh karena itu penelitian yang dilakukan berjudul Pengembangan Lembar Kerja Siswa pada Materi Relasi dan Fungsi dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) untuk Kelas VIII Semester I. Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar berupa LKS dengan materi Relasi dan Fungsi dengan pendekatan RME. Menurut Gravemeijer (dalam Johar, 2010), RME adalah suatu pendekatan untuk pembelajaran matematika yang menggunakan realita/dunia nyata sebagai inti dari proses pembelajaran dan membantu siswa dalam mengkonstruksi atau menemukan kembali konsep matematika. Pembelajaran matematika dengan pendekatan RME telah dikembangkan di Belanda sejak 1968. Pendekatan ini mengacu pada pendapat Freudenthal yang menyatakan bahwa matematika sebagai suatu kegiatan untuk meyelesaikan masalah, menemukan masalah dan mengorganisasikan pokok masalah (dalam Johar, 2010). Sehingga pendidikan matematika harus dikaitkan dengan realita dan kegiatan manusia. Sujono (1988: 13) menyatakan dalam dunia modern saat ini kiranya tidak ada orang yang tidak memerlukan bantuan matematika dalam kehidupannya sehari-hari. Pada pendekatan RME terdapat istilah matematisasi yaitu proses mematematikakan dunia nyata karena pendekatan ini lebih mengutamakan proses daripada hasil. Menurut Treffers (dalam Fadillah, 2006: 349), matematisasi dibedakan menjadi dua, yaitu matematisasi horisontal dan matematisasi vertikal. Matematisasi horisontal adalah proses penyelesaian soalsoal realistik dari dunia nyata. Siswa mencoba menyelesaikan soal-soal dari dunia nyata dengan cara mereka sendiri dan menggunakan bahasa serta simbol mereka sendiri. Matematisasi Vertikal yaitu proses formalisasi konsep matematika atau pengorganisasian kembali pengetahuan yang telah diperoleh dalam simbol-simbol matematika yang lebih abstrak. Siswa mencoba menyusun prosedur umum yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soalsoal sejenis secara langsung tanpa bantuan konteks. Gravemeijer (dalam Yuwono, 2005: 9) merumuskan 3 prinsip pokok dalam RME, yaitu: (a) guided reinveintion and progressive mathematizing, (b) didactical phenomenology, dan (c) self developed models. Menurut Yuwono

(2005: 10) Treffers dan Panhuizen merumuskan 5 karakteristik RME, yaitu: menggunakan konteks, menggunakan model, menggunakan kontribusi siswa, interaktif, dan interwin. Menggunakan konteks yaitu lingkungan keseharian atau pengetahuan yang telah dimiliki siswa dapat dijadikan sebagai bagian materi belajar yang kontekstual bagi siswa dalam pembelajaran matematika realistik atau RME. Menggunakan model yaitu pemakaian alat dalam bentuk model atau gambar, diagram, atau simbol yang dihasilkan pada saat pembelajaran digunakan untuk menemukan konsep matematika secara vertikal. Menggunakan kontribusi siswa adalah Pemecahan masalah atau penemuan konsep didasarkan pada sumbangan gagasan siswa. Interaktif Dalam pelaksanaan ketiga prinsip RME, siswa terlibat secara interaktif. Intertwin yaitu pembelajaran matematika realistik membutuhkan adanya keterkaitan dengan unit atau topik lain yang nyata secara utuh. Tidak hanya itu saja, namun pembelajaran matematika juga memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari maupun keterkaitan matematika dengan bidang studi lainnya. METODE LKS pembelajaran materi Relasi dan Fungsi dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) untuk kelas VIII SMP dikembangkan dengan penyederhanaan model pengembangan Plomp, yang terdiri dari tahap investigasi awal, tahap perancangan dan realisasi, serta tahap tes, evaluasi, dan revisi (Hobri, 2010: 26). Pada tahap investigasi awal terdapat 5 kegiatan yang dilakukan. Peneliti mengumpulkan informasi permasalahan pembelajaran matematika dengan mengidentifikasi dan menganalisis informasi. Peneliti melakukan pengamatan mengenai LKS yang banyak beredar di lapangan. Mengetahui kondisi ini peneliti melakukan observasi mengenai pemahaman siswa untuk materi relasi dan fungsi. Hasil observasi menunjukkan bahwa penyajian definisi relasi dan fungsi di awal kegiatan LKS menjadikan siswa kurang aktif dalam berpikir dan menemukan konsep secara mandiri. Bahkan mereka juga belum memahami dengan benar keterkaitan antara relasi, fungsi, dan korespondensi satu-satu. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti menganalisis informasi yang ada dan menetapkan untuk menggunakan pendekatan RME. Selanjutnya, peneliti melanjutkan kegiatan mengkaji teoriteori yaitu mengkaji mengenai kurikulum pembelajaran dan mengkaji tentang RME. Berikutnya dengan mengidentifikasi atau membatasi masalah meliputi solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang telah dijelaskan yaitu dengan mengembangkan suatu LKS pada materi Relasi dan Fungsi dengan pendekatan RME. Setelah itu peneliti merancang kegiatan lanjutan berupa fase produksi. Pada tahap perancangan dan realisasi dilakukan dengan menentukan kompetensi dasar, menyusun struktur LKS dan dilanjutkan dengan menyusun instrumen penilaian. Pada tahapan tes, evaluasi, dan revisi dilakukan 2 kegiatan utama, yaitu kegiatan validasi dan melakukan uji coba, Tahap validasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana LKS yang dikembangkan sesuai dengan karakter RME, kemampuan siswa dan konsep materi yang tepat sehingga layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Instrumen yang digunakan untuk menguji

kevalidan LKS adalah lembar validasi. Jika hasil validasi menunjukkan LKS perlu direvisi maka dilakukan perbaikan pada bagian-bagian yang memiliki kekurangan. Validator terdiri dari satu dosen matematika Universitas Negeri Malang (UM) dan dua guru matematika SMP Negeri 19 Malang. Lembar validasi dianalisis dengan menggunakan teknik analisis nilai rata-rata, data yang digunakan dalam validasi LKS ini berupa data kuantitatif dengan 4 skala, yaitu skala 1 : Tidak Setuju, skala 2 : Kurang Setuju, skala 3 : Setuju, dan skala 4 : Sangat Setuju. Uji coba dilakukan pada kelompok kecil yaitu terdiri dari 5 siswa SMP kelas VII yang terdiri dari 4 siswa kelas VII SMP Negeri 19 Malang dan 1 siswa kelas VII SMP Negeri 2 Batu. Uji coba dilakukan untuk melihat sejauh mana kepraktisan dan keefektifan LKS dalam pelaksanaan pembelajaran. Penilaian aspek kepraktisan dilihat dari tingkat kemudahan dalam penggunaan LKS. Penilaiannya dilakukan oleh siswa dengan mengisi angket siswa. Angket siswa dianalisis menggunakan teknik analisis: jika minimal 3 siswa memberikan tanggapan KS (kurang setuju) atau TS (tidak setuju) pada satu pernyataan maka pernyataan tersebut dijadikan dasar untuk melakukan revisi atau perbaikan. Sedangkan tingkat keefektifan LKS dilihat dari sejauh mana hasil belajar siswa setelah menggunakan LKS yang dikembangkan tersebut. Penilaiannya berdasarkan nilai tes evaluasi yang diberikan di bagian akhir LKS. Tes evaluasi LKS ( Cerdas Berpikir ) dijadikan sebagai acuan keefektifan LKS. Teknik penilaian tes evaluasi LKS adalah jika minimal 3 siswa dapat dinyatakan bahwa hasil tesnya memenuhi standar ketuntasan belajar (berdasarkan standar ketuntasan LKS), yaitu lebih dari atau sama dengan 75% dari nilai total maksimal (75% dari 200, yaitu 150), maka dapat disimpulkan bahwa siswa menguasai materi LKS. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyusunan bagian-bagian LKS berdasarkan struktur LKS dan dengan memperhatikan karakteristik LKS, karakteristik RME, dan syarat-syarat LKS dengan pendekatan RME. Bagian-bagian LKS terdiri dari: Halaman Sampul, Identitas (halaman judul, standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, petunjuk belajar, informasi pendukung, dan daftar isi), Perkenalan yang bertujuan untuk membantu siswa mengenal materi yang akan dipelajari dengan ilustrasi masalah realistiknya. Perkenalan merupakan kegiatan awal pembelajaran RME. Problematika yaitu pemberian permasalahan realistik yang berkaitan dengan konsep yang akan diobservasi, terdiri dari Problematika Relasi, Problematika Fungsi, dan Problematika Korespondensi satu-satu. Problematika termasuk kegiatan memahami masalah realistik dan menyelesaikan masalah realistik pada pembelajaran RME. Kesimpulan yaitu berisi tentang ringkasan konsep dari materi yang disusun oleh siswa dari hasil pemahaman mereka. Pada pembelajaran RME, bagian kesimpulan termasuk kegiatan menyimpulkan materi. Cerdas Berpikir yaitu tes evaluasi Relasi dan Fungsi yang diberikan pada siswa di bagian akhir LKS. Cerdas Berpikir merupakan kegiatan akhir pada pembelajaran RME. Data yang diperoleh dari validasi LKS berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil

penskoran lembar validasi, sedangkan data kualitatif berupa komentar dan saran secara tertulis maupun tidak tertulis dari validator. Analisis data dalam penulisan ini terdiri dari dua macam, yaitu analisis data hasil validasi dan analisis data hasil uji coba. Analisis data hasil validasi merupakan analisis lembar validasi, sedangkan analisis data hasil uji coba terdiri dari analisis hasil tes siswa dan analisis angket siswa. Hasil perhitungan persentase masing-masing kriteria terhadap LKS sudah valid dan tidak perlu revisi karena sudah memenuhi kriteria validitas, yaitu cukup valid, valid, dan sangat valid. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata 80,3% dengan kriteria valid dan tidak revisi. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan LKS yang dikembangkan adalah valid dan tidak perlu revisi menurut validator. Namun untuk penyempurnaan LKS maka sebelum diuji cobakan peneliti tetap melakukan revisi pada LKS yang dikembangkan sesuai dengan data kualitatif hasil validasi. Data pada uji coba LKS diperoleh dari hasil tes atau evaluasi siswa pada materi Relasi dan Fungsi setelah mempelajari LKS yang diberikan dan jawaban siswa terhadap angket siswa. Angket siswa dianalisis menggunakan teknik analisis jika minimal 3 siswa memberikan tanggapan KS (kurang setuju) atau TS (tidak setuju) pada satu pernyataan maka pernyataan tersebut dijadikan dasar untuk melakukan revisi atau perbaikan. Nilai siswa subjek uji coba memenuhi standar ketuntasan belajar, yaitu lebih dari atau sama dengan 75% dari nilai maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat memahami materi dalam LKS. Hasil pengisian angket siswa juga menunjukkan bahwa LKS praktis untuk digunakan. Revisi produk yang dimaksud adalah revisi produk berdasarkan hasil uji coba LKS oleh subjek uji coba. Meskipun secara keseluruhan LKS yang telah dikembangkan oleh pengembang dapat disimpulkan praktis dan efektif berdasarkan hasil uji coba, tetapi untuk kesempurnaan LKS ada beberapa perubahan yang dilakukan pengembang berdasarkan hasil pengerjaan LKS oleh subjek uji coba dan komentar/saran yang diberikan oleh subjek uji coba. LKS yang dikembangkan layak digunakan sebagai alternatif bahan ajar matematika pada materi Relasi dan Fungsi. Berdasarkan struktur LKS, LKS yang telah dikembangkan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai salah satu alternatif bahan ajar karena dalam LKS ini terdapat Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran, Petunjuk Belajar, Informasi Pendukung, Daftar Isi, kegiatan siswa (Problematika), kesimpulan, dan evaluasi (Cerdas Berpikir). Menurut pengertian RME yang telah dirumuskan oleh penulis, LKS yang dikembangkan ini dapat dikategorikan sebagai LKS dengan pendekatan RME karena LKS menggunakan masalah realistik atau situasi sehari-hari berupa masalah nyata ataupun hal-hal yang mudah dibayangkan oleh siswa sehingga siswa mengkonstruksi atau menemukan kembali konsep matematika. Kelebihan LKS yang telah dikembangkan adalah mempunyai tampilan yang menarik sehingga siswa dimungkinkan senang untuk mempelajari LKS tersebut. Selain itu, pada tiap LKS diberi pengantar yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari materi Relasi dan Fungsi. Kelebihan lainnya adalah LKS yang dikembangkan menggunakan pendekatan RME sehingga siswa tidak menjadi penerima

informasi saja akan tetapi mereka dituntut untuk aktif berpikir. Melalui kegiatan belajar, siswa dapat menemukan sendiri pengertian dari relasi, fungsi, maupun korespondensi satu-satu. Tetapi LKS ini tak lepas pula dari kekurangan-kekurangan, antara lain LKS hanya memuat materi pada KD 1.3 yaitu memahami Relasi dan Fungsi. Sedangkan kekurangan dari segi kepraktisan LKS memiliki kendala dalam penerapannya, yaitu dalam hal alokasi waktu yang dianggap terlalu banyak memakan waktu. Kemungkinan munculnya masalah lain dari pemanfaatan LKS ini adalah selama ini siswa disuguhkan LKS yang langsung menyajikan pengertian atau rumus kemudian disuruh mengerjakan soal-soal latihan, sehingga terhadap LKS ini siswa mengomentari bahwa terlalu banyak pertanyaan-pertanyaan yang dikhawatirkan akan mengakibatkan siswa merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini, maka LKS diberi tampilan yang menarik dan gambargambar yang sesuai dengan setiap pertanyaan yang diajukan sehingga siswa tidak bosan. Selain itu guru juga dapat memberikan motivasi pada siswa bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan pancingan agar mereka dapat memahami dan menyimpulkan apa yang dimaksud dengan relasi dan fungsi sehingga siswa lebih serius dalam mempelajari isi LKS. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penilaian validator pada setiap aspek di lembar validasi dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan menunjukkan skor berada pada selang 70% - 84% yang termasuk kriteria valid. Sementara itu hasil uji coba pada kelompok kecil diperoleh kesimpulan bahwa LKS yang dikembangkan menarik dan siswa dapat mengerjakan bagian Cerdas Berpikir dengan nilai yang memenuhi standar ketuntasan minimal yang telah ditentukan. LKS pengembangan ini dapat disimpulkan valid, praktis, dan efektif. Adapun saran pengembangan LKS lebih lanjut adalah sebagai berikut: (1) Pengembangan LKS RME ini hanya terbatas pada materi Relasi dan Fungsi, karena itu diharapkan ada tindak lanjut pengembangan LKS dengan pendekatan RME untuk materi yang lain sehingga dapat memperkaya sumber belajar siswa. (2) Bagi pengembang lain, disarankan untuk menerapkan LKS ini pada uji coba kelompok heterogen (uji coba pada kelompok sedang maupun besar). Selain itu juga disarankan dalam melaksanakan tes evaluasi sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan/ kontrol guru, karena hasil tes evaluasi mencerminkan tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi. (3) Berdasarkan kelebihan-kelebihan dari LKS dengan pendekatan RME yang telah dikembangkan ini, maka disarankan kepada para guru ataupun pengembang lain untuk lebih menggalakkan lagi pembelajaran matematika dengan menggunakan LKS RME. Guru lebih kreatif lagi dalam menyusun sendiri masalah realistik yang relevan dengan materi yang akan diajarkan. (4) Agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal pada pembelajaran dengan menggunakan LKS RME ini, disarankan kepada pengembang selanjutnya untuk menerapkan LKS RME dengan metode diskusi kelompok, dengan begitu diharapkan akan terjalin interaksi antar siswa, siswa dengan guru,

dan siswa dengan lingkungan, serta pada proses pembelajaran sebelum menyimpulkan siswa dapat membandingkan dan mendiskusikan jawaban. LKS hasil pengembangan masih jauh dari sempurna, karena itu peneliti sangat mengharapkan saran dari para ahli dan praktisi pendidikan matematika untuk menjadikan LKS ini lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Fadillah, Syarifah. 2006. Pengenalan Pembelajaran Matematika Realistik dan Contoh Penerapannya dalam Pembeljaran Matematika. Jurnal Pendidikan, (Online), 2(2): 344 355, (http://www.isjd.pdii.lipi.go.id), diakses 27 Juli 2012. Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan (Aplikasi Pada Penelitian Penddikan Matematika). Jember: Pena Salsabila. Johar, Rahmah. 2010. PMRI in Aceh. Dalam R.K. Sembiring, S. Hadi, M. Dolk (Eds.), A Decade of PMRI in Indonesia (hlm.115). Bandung, Utrecht: APS International. Nuralam. 2001. Pembelajaran yang Membangun Pemahaman Konsep Fungsi Siswa Kelas II MTs Negeri Malang I. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana UM. Sujono. 1988. Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Menengah. Jakarta: Depdikbud. Yuwono, Ipung. 2005. Pembelajaran Matematika Secara Membumi. Malang: Universitas Negeri Malang. Malang, 6 Mei 2013 Mengetahui, Pembimbing I Dra. Ety Tejo Dwi Cahyowati, M.Pd NIP 19620318 199002 2 001 Pembimbing II Indriati Nurul Hidayah, S.Pd, M.Si NIP 19710423 199803 2 002 Mahasiswa Qomaria Amanah NIM 209311420838