KLASIFIKASI : KEP RINGAN KEP SEDANG KEP BERAT

dokumen-dokumen yang mirip
MAKANAN FORMULA WHO. dr. Benny Soegianto, MPH KONSUMEN DARI MAKANAN FORMULA WHO. Anak Gizi Buruk

TATALAKSANA DAN ASUHAN GIZI PADA BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) Rifka Laily Mafaza

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Pengertian Kurang Energi Protein (KEP) Kurang Energi Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh

BAGAN PENILAIAN DAN TATALAKSANA AWAL HIV

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa,

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

KASUS GIZI BURUK. 1. Identitas. a. Identitas Balita. : Yuni Rastiani. Umur : 40 bln ( ) Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya,

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

KURANG ENERGI PROTEIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pola buang air besar pada anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PPG ( PUSAT PEMULIHAN GIZI )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. http ://digilip.unimus.ac.id

SISTEM SISTEM PAKAR DIAGNOSA GIZI BURUK ANAK-ANAK DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS: PUSKESMAS BEJI KOTA BATU)

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Agar pola hidup anak bisa sesuai dengan standar kesehatan, di samping harus

TFC ( Therapeutic Feeding Centre ) / PPG ( Pusat Pemulihan Gizi )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

TERAPI CAIRAN PADA NEONATUS, BAYI DAN ANAK. By; Firdawsyi nuzula, S.Kp.,M.Kes

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 76 TAHUN 2012

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 16 TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

TENTANG KATEGORI PANGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Batasan Ilmu gizi : pengetahuan yang mempelajari hubungan makanan dengan kesehatan tubuh

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Berdasarkan target Millenium Development Goals

Ind t KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DIREKTORAT BINA GIZI 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

Status Gizi. Keadaan Gizi TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN. Malnutrisi. Kurang Energi Protein (KEP) 1/18/2010 OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE

Kapasitas Kerja : Tingkat kesehatan Tingkat gizi Jenis keluarga. Fisik Mental

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan tertentu serta sikap agar peserta semakin terampil dan mampu

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI STATUS GIZI DAN PSIKOLOGIS ANAK

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE

MALNUTRISI PADA ANAK BALITA. Tita Menawati Liansyah 1. Kata Kunci: Malnutrisi, Balita, Faktor Resiko Malnutrisi, Penatalaksanaan Malnutrisi

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

Kasus gizi buruk umumnya menimpa balita di sebabkan oleh ekonomi lemah. Beragam

anak yang berusia di bawahnya. Pada usia ini pemberian makanan untuk anak lakilaki dan perempuan mulai dibedakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GIZI SEIMBANG IBU MENYUSUI. RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

01/04/2012. Psikologi Lingkungan Sekolah Pilihan Terhadap Makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi di Indonesia, terutama KEP masih lebih tinggi dari pada negara ASEAN

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA

A. Asuhan nutrisi pada pasien HIV Aids

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

Lembar Observasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

Sistem Pakar Diagnosis Gizi Buruk Pada Balita Menggunakan Metode Forward Chaining di Puskesmas Tinewati

Transkripsi:

Gizi Buruk adalah suatu keadaan yang ditandai dengan berat badan menurut tinggi/panjang badan <70% dari median atau nilai z-score dengan atau tanpa adanya edema. Sedangkan KEP adalah kekurangan gizi yang disebabkan karena konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari rendah sehingga tdk memenuhi kecukupan gizi KLASIFIKASI : KEP RINGAN KEP SEDANG KEP BERAT

Tata Cara Pemeriksaan untuk Menegakkan Diagnosis Anak Gizi Buruk : Anamnesis Awal-Lanjutan Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Lab/radiologi Analisis Diet

Marasmus: Tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit Wajah seperti orang tua Cengeng, rewel Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana longgar) Perut cekung Iga gambang Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya kronis berulang) diare kronik atau konstipasi/susah buang air

Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis) Wajah membulat dan sembab Pandangan mata sayu Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok Perubahan status mental, apatis, dan rewel Pembesaran hati Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis) Sering disertai : penyakit infeksi, umumnya akut; anemia; diare.

Marasmik-Kwashiorkor: Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus, dengan BB/U <60% baku median WHO-NCHS disertai edema yang tidak mencolok.

Anamnesis (penyakit & gizi) Pemeriksaan fisik (klinis dan antropometri) Pemeriksaan laboratorium/radiologi Analisis diet dan makanan KRITERIA GIZI BURUK KLINIS Sangat kurus &/ edema min. pada kedua punggung kaki ANTROPOMETRI BB/TB < - 3 SD**) bila ada edema BB/TB : >-3SD GIZI KURANG Kurus - 3 SD - < - 2 SD GIZI BAIK Tampak Sehat - 2 SD - + 2 SD GIZI LEBIH Gemuk > + 2 SD Sumber : Kemenkes RI, Tatalaksana Gizi Buruk 2011

Anamnesis awal: untuk mengetahui adanya tanda bahaya dan tanda penting: - syok/renjatan - letargis - muntah dan atau diare atau dehidrasi Anamnesis lanjutan: Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya gizi buruk : Riwayat kehamilan & kelahiran (prematur, BBLR) Riwayat pemberian makan (ASI, MP-ASI) Riwayat imunisasi & pemberian vit A dosis tinggi Riwayat penyakit penyerta/penyulit (diare, cacing,tb,malaria, ISPA/pneumonia, HIV/AIDS) Riwayat tumbuh kembang (motorik, apakah rutin menimbang di posyandu, punya KMS) Penyebab kematian pada saudara kandung Status sosial, ekonomi dan budaya keluarga

Tanda-tanda gangguan sirkulasi Tanda-tanda dehidrasi Tanda-tanda hipoglikemi & hipotermi Tanda-tanda infeksi Tanda-tanda anemia (Sangat pucat) Organ tubuh lain (kepala, mata, telinga, hidung, tenggorokan, leher, dada, perut, ekstremitas, kulit) dan seluruh tubuh. Antropometri : BB, PB atau TB

Pemeriksaan Laboratorium/radiologi : - Hemoglobin - Gula darah - Urine rutin - Albumin, elektrolit (K, Na, cl) - Serum zinc dll - Thorax foto, USG dll Analisis diet: - Kuantitas asupan makanan (Food recall) - Kualitas asupan makanan (Food frequency)

Fase awal tindakan segera (atasi dan cegah hipoglikemia, hipotermi dan dehidrasi), keterlambatan akan berakibat kematian Pemberian cairan, energi & protein ditingkatkan secara bertahap untuk menghindari overload gagal jantung. Berlangsung 1 2 hari dan dapat berlanjut sampai 1 minggu (sesuai kondisi klinis anak) Syarat Diet : 1. Energi 80-100 kkal/kgbb (dengan BB aktual) 2. Protein 1-1,5 gram/kgbb/hari (diutamakan protein hewani) 3. Cairan 130 ml/kgbb/hari, 100 ml bila ada edema berat 4. Rendah Laktosa 5. Mineral mix 20 ml (8g)/1000 ml Formula Pemberian setiap 2-3 jam (8-12x), atau 4 jam (6x) selama 24 jam, bila masih mengkonsumsi ASI, sebaiknya diberikan setelah formula khusus.

Masa peralihan (dari stabilisasi ke rehabilitasi) Peningkatan jumlah cairan dan konsistensi formula dilakukan perlahan-lahan agar sel-sel usus beradaptasi. Berlangsung 1 minggu (umumnya) Syarat Diet : 1. Energi 100-150 kkal/kgbb (dengan BB aktual) 2. Protein 2-3 gram/kgbb/hari 3. Cairan 150 ml/kgbb/hari, 100 ml bila ada edema berat 4. Mineral mix 20 ml (8g)/1000 ml Formula Pemberian setiap 4 jam, bertahap dari F 75 menjadi F 100 pada hari ke 3 (setelah pemberian 2 hr pertama) volume F-100 ditambah setiap hari sampai (150ml/kgBB/hari) = 150 kkal/kgbb /h (volume minimum pada tabel F-100). Bila sudah mampu dihabiskan, masuk ke fase rehabilitasi. ASI tetap diberikan pada anak setelah pemberian fomula khusus.

Pemberian makanan untuk tumbuh kejar Energi dan protein ditingkatkan sesuai kemampuan. Berlangsung 2 4 minggu (umumnya) Syarat Diet : 1. Energi 150-220 kkal/kgbb (dengan BB aktual) 2. Protein 4-6gram/kgBB/hari 3. Cairan 150-200 ml/kgbb/hari 4. Mineral mix 20 ml (8g)/1000 ml Formula < 7 Kg : F-100 + makanan bayi, 7 kg : F-100 + makanan anak. ASI tetap diberikan pada anak setelah pemberian fomula khusus.

Setelah anak dipulangkan dari RS/Puskesmas/Panti Pemulihan Gizi Berlangsung sampai 4-5 bulan Kebutuhan energi dan protein sesuai dengan BB dan umur anak PMT- Pemulihan : Energi 350 Kkal/hr & prot. 15 g/hr Ditambah makanan keluarga Kriteria Pemulangan Anak Gizi Buruk : 1. Selera makan baik, makanan yang diberikan dihabiskan 2. Ada perbaikan kondisi mental 3. Sudah tersenyum, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, sesuai umurnya 4. Suhu tubuh berkisar antara 36,5 37,5 C 5. Tidak ada muntah atau diare 6. Tidak ada edema 7. Kenaikan berat badan > 5 g/kgbb/hari, 3 hari berturut-turut atau kenaikan 50 g/kgbb/minggu, 2 minggu berturut-turut 8. Sudah berada di kondisi BB/TB-PB > - 3 SD (dan sudah tidak ada tanda dan gejala klinis gizi buruk)

BAHAN MAKANAN F75 Fase Stabilisasi Fase Transisi dan Rehabilitasi Modifikasi Modifikasi F75 F100 F100 I II III I II Susu skim bubuk (g) 25 25 - - 85 - - Susu full cream (g) - - 35 - - 110 - Susu sapi segar (ml) - - - 300 - - 900 Gula pasir (g) 100 70 70 70 50 50 50 Tepung beras (g)* - - - - - - - Minyak sayur (g)** 30 27 17 17 60 25 25 Larutan elektrolit (ml) 20 20 20 20 20 20 20 Tambahan air s/d (ml) 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 NILAI GIZI Energi 750 1000 Protein 9 29 Karbohidrat 13 42

Cara membuat ReSoMal Bubuk WHO-ORS utk 1 liter (*) : 1 pak Gula pasir : 50 gram Lar. Elektrolit/mineral (**) : 40 ml Ditambah air sampai : 2 liter Setiap 1 liter cairan Resomal : Na = 45 meq, K = 40 meq dan Mg = 1,5 meq (*) Bubuk WHO-ORS/1 liter : Nacl = 3,5 g trisodium citrat dihidrat = 2,9 g KCl = 1,5 g dan glukosa = 20 g Cara membuat lar. Elektrolit/mineral (**) komposisi : KCl : 224 gram Tripotasium citrat : 81 gram MgCl2.6H2) : 76 gram Zn acetat 2 H2O : 8,2 gram CuSO4.5H2O : 1,4 gram Ditambah air sampai : 2 liter Modifikasi ReSoMal Bubuk WHO-ORS utk 1 liter (*) : 1 pak Gula pasir : 50 gr Bubuk KCl : 4 gr Ditambah air sampai : 2 liter Atau Bubuk WHO-ORS siap pakai Gula pasir Lar. Elektrolit/mineral (**) Ditambah air sampai : 1 liter : 50 gr : 40 ml : 2 liter Karena tidak mengandung Mg, Zn dan Cu, Diberi jus buah2an yang banyak mengandung mineral, atau diberikan MgSO4 50 % I.m 1 x dosis 0,3 ml/kg BB maksimum 2 ml.

Timbang BB setiap pagi sebelum makan Hitung kenaikan BB setiap pagi dlm gram/kgbb/minggu Kenaikan BB < 50 g/kgbb/mgg Kurang berhasil Kaji penyebabnya : 1. Asupan gizi tak adekuat 2. Defisiensi zat gizi 3. Penyakit infeksi 4. Masalah psikologik Kenaikan BB 50 g/kgbb/mgg baik Teruskan pemberian makan sesuai dengan jadwal Asupan zat gizi kurang Ggan sal. pencernaan hipoglikemia Modifikasi diit Formula rendah/bebas laktosa & hipoosmolaritas Beri air gula & makanan setiap 2 jam

1. Serbuk Mineral mix 1 sachet dilarutkan dalam 20 ml atau 2 sendok makan (sdm) air matang yang sudah dingin, untuk membuat 1 ltr 2. Pemberian F75 maupun F100 sesuai dengan berat badan anak, dan biasanya 1 sachet mineral mix cukup untuk pemberian dalam 1 hari. 3. Bila tidak habis, mineral mix yang sudah dilarutkan dapat disimpan dalam suhu ruangan.

Rudi (laki-laki) umur 1 tahun, BB 6 kg, PB 69 cm, datang ke Posyandu dan dirujuk ke Puskesmas. Rudi baru datang berobat ke puskesmas 3 hari kemudian dengan keluhan diare. a. Apa status gizi anak ini? b. Apakah anak perlu dirawat inap di Puskesmas? c. Jelaskan tatacara pemeriksaan anak ini? Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan tanda-tanda: Letargis, nadi lemah, keringat dingin dan pucat, suhu aksiler 35,5 0 C dan ujung ekstremitas teraba dingin. Didapatkan mata cekung, turgor kulit menurun a. Tanda bahaya apakah yang anda temukan pada anak ini? b. Jelaskan tindakan pada masing-masing tanda bahaya diatas!

a. Status gizi Rudi dengan PB 69 cm & BB 6 kg berada < - 3SD, Rudi menderita gizi buruk (Lihat tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak laki-laki dan perempuan menurut berat badan dan tinggi badan/ panjang badan (BB/TB-PB) b. Semua anak gizi buruk perlu dirawat inap. Jadi Rudi harus dirawat inap di Puskesmas. c. Tatacara pemeriksaan anak gizi buruk meliputi anamnesis (awal, lanjutan), pemeriksaan fisik (klinis, antropometri, laboratorium, radiologi untuk menegakkan diagnosis, menentukan tindakan, terapi dan pengobatan Tanda bahaya yang ditemukan pada Rudi: - Renjatan/syok (nadi lemah, pucat dan ujung ekstremitas dingin) - letargis - dehidrasi (mata cekung, turgor kulit menurun) - hipotermia (suhu aksiler < 36,5 C dan ujung ekstremitas dingin) - hipoglikemia (letargis, pucat dan ujung ekstremitas dingin)

b. Cara mengatasi syok, letargis dan diare/dehidrasi: 1. Berikan Oksigen 1-2 L/m 2. Berikan infus RLG 5 %, 5 kg x 15 ml = 75 ml/jam 3. Berikan glukosa 10% (intravenous) 4. Berikan ReSoMal 5 kg x 5 ml = 25 ml NGT c. Cara mengatasi hipotermia: Penghangatan tubuh : 1. Cara Kanguru 2. Lampu 40 watt dengan jarak 50 cm 3. Monitor tiap 30 menit, hentikan bila suhu mencapai 37 C d. Cara mengatasi dehidrasi: 1. ReSoMal diteruskan sampai 2 jam pertama (bila anak sadar melalui oral), 2. 10 jam berikut, ReSomal setiap 1 jam selang seling dgn F75