LAYANAN REFERENSI DI ERA INFORMASI: MENJALANKAN FUNGSI PENDIDIK PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
Referensi sebagai layanan, referensi sebagai tempat: sebuah tinjauan terhadap layanan referensi di perpustakaan perguruan tinggi.

Eksistensi Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II TINJAUAN TEORI

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya

LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PEMANFAATAN SITUS WEB PERPUSTAKAAN USU UNTUK KEGIATAN AKADEMIK : STUDI KASUS PENGGUNA LAYANAN DIGITAL PERPUSTAKAAN USU

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

Strategi Memaksimalkan Layanan Melalui Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Guest [Pick the date]

Bidang Studi :.. B. Pertanyaan

Oleh: Evi Yulfimar, S.Sos Pustakawan Muda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2

BAB 1 PENDAHULUAN. harga buku dan juga sebagai upaya mengurangi dampak pemanasan global

PENDIDIKAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN SEBUAH PELUANG ATAU TANTANGAN DI UPT PERPUSTAKAAN UNS

PANDUAN DISCOVERY SEARCH PERPUSTAKAAN UGM

AUTOMASI PERPUSTAKAAN

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

16 Apakah pihak yang berwenang pada situs web jelas? 17 Apakah penyedia sumberdaya situs web berkompeten?

TEKNOLGI INFORMASI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN. Oleh: Drs. Habib, M.M. 2015

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Hormat Saya, Penyusun

Referensi PJJ Konsorsium Aptikom Standar Teknologi Pembelajaran Versi Maret 2014 disusun oleh Konsorsium APTIKOM

BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

PEMAHAMAN MAHASISWA BARU ANGKATAN 2013 TERHADAP ORIENTASI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Rasman 1,*

MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya (Sulistyo-Basuki, 1991: 51). Perpustakaan perguruan tinggi mendukung

DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Jika kita jeli dalam membaca tulisan-tulisan terkait perkembangan informasi dewasa

REFERENCE AGENT: MENGOPTIMALKAN PUSTAKAWAN DALAM MENGHIDUPKAN KEMBALI LAYANAN REFERENSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

Dasar-dasar Layanan Perpustakaan

ERA GLOBALISASI INFORMASI / Visibility of global research resources. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ; TEKNOLOGI dan BUDAYA / Proliferation of resources

Dyana Purwandini. NIP : Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Informasi & Perpustakaan Institusi : STIE Perbanas Surabaya Pustakawan

1 P edo m a n P J J S 2 A p t i k o m T e k n o l o g i P e m b e l a j a r a n

KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 PENGANTAR

BIMBINGAN PEMAKAI SUMBER-SUMBER RUJUKAN PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Slamet Riyanto 1 dan Fatim Nugrahanti 2 1,2

PROPOSAL Kemitraan PENAWARAN PENYERTAAN SAHAM. HERRI AZHARI. Kepada MITRA AKADEMI MARKETNG DIGITAL PROFESSIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERAN PUSTAKAWAN DALAM LITERASI INFORMASI BAGI PEMUSTAKA. Oleh: Ismanto Pustakawan Penyelia Universitas Islam Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan menjadi sarana untuk mencari, mengolah, mengumpulkan, mengembangkan dan merawat informasi. Menurut The International

L/O/G/O. Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional Jakarta, Mei 2014 OLEH : ADRIATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN. Nomor Kuesioner :

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

Pelatihan Literasi Informasi

PELAYANAN REFERENSI A. PENGERTIAN

EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA

Rasman / JUPITER Vol.XIII no.1(2014), hal 52-56

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

APLIKASI E-DOCUMENT PADA BURSA PENGETAHUAN KAWASAN TIMUR INDONESIA

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Berbagai konsep dan teknik baru dalam pembelajaran telah banyak dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan akan informasi, setiap tindakan manusia selalu didorong

BAB I PENDAHULUAN. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan rekreasi dengan menyediakan berbagai macam informasi yang sesuai dengan

PENELUSURAN PUSTAKA Tujuan instruksional khusus

Problem-based learning (PBL) berbasis teknologi informasi (ICT)

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN. Kesimpulan dari penelitian mengenai efektivitas penerapan program

Utilization Studies Library of Health Polytechnic Semarang. Pemanfaatan Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

LITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN. Iskandar Pustakawan Madya Unhas

Jaringan Online Kesehatan

Kualitas Pustakawan untuk. Peningkatan Layanan bagi Generasi Z. Oleh Wahyu Supriyanto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Profil Perusahaan Visi, Misi, Tujuan dan Struktur Organisasi a. Visi b. Misi c.

Pendahuluan. Buku Panduan WebCT 4.1 Untuk Pengajar. Definisi e-learning :

3. Darimana anda mengakses Database PubMed? a. Laptop/wifi

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju.

Mewujudkan Liason Librarian Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi MEWUJUDKAN LIASON LIBRARIAN DALAM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Pustakawan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menyongsong world class library. Habiba Nur Maulida

LIBRARY SKILLS DAN COMPUTER LITERACY MAHASISWA BARU PENGGUNA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN AKADEMIK 2002/2003

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie

BAB I PENDAHULUAN. misi yang diembannya. Secara umum, fungsi dari perpustakaan yaitu

Tinjauan Mata Kuliah. Nomor Kegiatan Belajar. Judul Modul Nomor Modul

Metode Belajar di MEDIU

b. Materi Kuliah Online Pada bagian ini, netter dapat men-download materi kuliah Quantum yang disampaikan di ruang kelas.

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. sebuah perpustakaan di lingkungan pendidikan tinggi (akademi, universitas,

KOLEKSI LANGKA. Langka. Disusun oleh: Anang Fitrianto Sapto Nugroho. a.f.s.n

STRATEGI PENELUSURAN LITERATUR BAGI SIVITAS AKADEMIKA UNS Oleh : Bambang Hermanto ( Pustakawan Madya UNS ) 1

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

KUESIONER PENELITIAN TINGKAT LITERASI INFORMASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN oleh : Arlinah I.R.

Transkripsi:

LAYANAN REFERENSI DI ERA INFORMASI: MENJALANKAN FUNGSI PENDIDIK PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Oleh: Dian Wulandari Pustakawan Universitas Kristen Petra PERUBAHAN PERAN PUSTAKAWAN Perkembangan teknologi informasi khususnya internet telah membawa perubahan pada profesi kepustakawanan. Perkembangan tersebut membawa perubahan peran bagi para pustakawan dari seorang yang menjaga informasi dan menggunakannya untuk kepentingan penggguna menjadi pemandu pengetahuan dan instruktur yang mengajarkan ilmu yang disebut melek informasi. Perkembangan internet dan tersedianya informasi dalam jumlah yang sangat besar dan cepat, menjadikan pustakawan bertugas untuk mengajarkan cara berpikir kritis kepada pengguna perpustakaan (Anderson; Genit, 1997). Pada era informasi dan digital seperti saat ini pustakawan perguruan tinggi bukan lagi hanya seorang tenaga administrasi yang membantu mahasiswa mencari informasi di tempat yang dinamakan perpustakaan tetapi seseorang yang menyediakan kebutuhan informasi, fasilitas layanan dan pembelajaran tanpa dibatasi tempat, waktu dan bentuk. JENIS LAYANAN REFERENSI Menurut Bopp (1991), ada 3 jenis layanan referensi dasar (pokok) yang pada teorinya digolongkan secara terpisah, tetapi pada prakteknya terkadang dilakukan secara bersama-sama. Ketiga jenis layanan referensi tersebut adalah layanan informasi yang dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna sesuai kebutuhan informasi mereka mulai dari informasi yang sangat sederhana sampai dengan informasi yang sangat kompleks, melayani kebutuhan informasi pengguna dengan cara melakukan kerjasama, silang layan dan lain-lain. 1

Yang kedua adalah pembelajaran (instructional) yaitu memberikan petunjuk dan pengajaran kepada pengguna untuk dapat menemukan letak informasi (locate information) yang dibutuhkan secara mandiri atau membantu pengguna untuk memilih dan menggunakan alat-alat bantu (reference tools) yang ada seperti menggunakan koleksi referensi, menggunakan katalog, menggunakan database online, internet, dll. Jenis layanan yang ketiga adalah bimbingan (guidance). Layanan Informasi Jenis layanan informasi yang diberikan meliputi: Ready Reference Questions A ready reference question adalah pertanyaan yang dapat dijawab secara cepat dengan melakukan konsultasi atau menggunakan 1 atau 2 alat bantu. Pada umumnya seperti pertanyaan mengenai alamat, terjemahan, arti kata atau definisi suatu istilah, tanggal dan tempat sebuah kejadian atau biografi singkat seorang tokoh, dll. Dengan adanya internet, pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ready reference tidak hanya dapat dijawab dengan alat bantu manual, tapi juga bisa diperoleh secara cepat di internet. Media komunikasi antara pengguna dengan pustakawan pun dapat dilakukan dengan tidak hanya bertatap muka secara langsung, tetapi bisa melalui telepon, email bahkan dengan cara chatting. Pertanyaan penelitian (research questions) Selain pertanyaan yang dapat dijawab secara mudah dan cepat, layanan referensi juga menerima pertanyaan-pertanyaan yang kompleks untuk keperluan penelitian, dan untuk memperoleh jawabannya, pustakawan harus melakukan penelusuran informasi terlebih dahulu. Peminjaman antar perpustakaan (interlibrary loan) Pada Perpustakaan di luar negeri, layanan ini bukan merupakan sesuatu yang baru Tapi bagi Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia hal ini masih menjadi perdebatan. Beberapa faktor yang menyebabkan layanan ini sulit terwujud antara lain ketidak-percayaan antar perpustakaan perguruan tinggi, cakupan bidang 2

studi/kekuatan ilmu pada sebuah perpustakaan yang tidak jelas, perbedaan tingkat kemajuan yang tinggi, dll. Informasi dan layanan rujukan (information and referall service) Pustakawan referensi harus dapat mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang ada di luar Perpustakaannya untuk memenuhi kebutuhan informasi para penggunanya. Pustakawan harus dapat melokalisir keberadaan informasi tertentu yang dibutuhkan pengguna. Dalam hal ini, fungsi layanan adalah menjembatani pengguna dengan informasi yang dibutuhkannya dari luar Perpustakaan dan mempertemukannya. Kerjasama (cooperative reference service) Salah satu bentuk layanan informasi adalah mengadakan hubungan dan kerjasama dengan perpustakaan/pusat informasi lain dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Kerjasama dapat dilakuk an secara formal berupa konsorsium, forum perpustakaan maupun kerjasama non formal, sehingga ketika kebutuhan pengguna tidak dapat dilayani di perpustakaan sendiri, pustakawan referensi dapat mencarikan dari perpustakaan lain yang bekerjasama. Selective dissemination of information Menyediakan layanan informasi terpilih yang diolah dan disajikan kepada pengguna sesuai dengan bidang ilmu/minat masing-masing. Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, pustakawan dapat menyediakan informasi terbaru dan terpilih untuk tiap-tiap jurusan sehingga para dosen dapat mengikuti perkembangan informasi terbaru yang tersedia di Perpustakaan. Layanan ini juga bisa menjadi sarana promosi yang sangat tepat. Layanan Database (database searches) Layanan Referensi juga mencakup layanan database, baik database yang tersedia dalam bentuk CD-ROM maupun online. Layanan ini tercakup dalam layanan Referensi karena ketika pengguna ingin mencari informasi tertentu dari database, dibutuhkan seorang pustakawan yang dapat menjelaskan cara penggunaan database, hierarki subyek, cakupan sebuah subyek, dan dapat memberikan alternatif judul lain jika yang dibutuhkan pengguna tidak ditemukan pada database yang dimiliki. Dan kemampuan tersebut telah dimiliki oleh pustakawan referensi dengan baik. 3

Kemas ulang informasi Keberagaman jenis informasi yang dapat diperoleh baik dari media cetak maupun online memberikan pilihan yang luas terhadap informasi yang dibutuhkan. Keterbatasan waktu dari para pengguna informasi, khususnya para praktisi dan pengusaha memberi peluang bagi para pustakaan untuk menyediakan layanan paket informasi yang telah diolah atau dikemas ulang sesuai dengan kebutuhan pemesannya. Layanan informasi pada layanan referensi secara tidak langsung mengarah juga pada fungsi pendidik. Kemauan dan kemampuan pustakawan referensi harus selalu diasah agar sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan pengguna yang dilayani. Pengetahuan tentang subyek-subyek yang menjadi fokus dari perguruan tinggi yang dilayani mutlak untuk diketahui walaupun tidak secara mendalam. Pada fungsi ini, pustakawan referensi juga harus dapat bekerjasama dengan para pengajar jika suatu saat mereka mengalami kesulitan dalam mendeskripsikan sebuah topik/subyek yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Ketersediaan beragam informasi yang terkadang menyesatkan juga perlu diwaspadai oleh pustakawan referensi, sehingga mereka dapat menyajikan informasi yang akurat melalui kemampuan mereka melakukan evaluasi terhadap berbagai koleksi baik online maupun tercetak. Pembelajaran Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat terjadi pula perubahan peran perpustakaan yang tidak saja sebagai penyedia informasi, tapi pustakawan harus menjadi mitra bagi para pendidik. Fungsi yang berhubungan dengan pembelajaran/pelatihan menjadi sangat menonjol di era teknologi informasi seperti saat ini, karena beragamnya informasi yang dapat diakses secara online. Peran baru sebagai pendidik juga membawa perubahan pada pustakawan yang tidak lagi sebagai pengumpul informasi dan menyediakannya bagi pengguna tetapi pustakawan juga perlu mengadakan pelatihan, orientasi dan secara aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dan menumbuhkan masyarakat yang melek informasi (Anderson; Genit, 1997). 4

Menurut Lancaster dan Sandore (1997) peran perpustakaan di bidang pendidikan dan pelatihan pada prinsipnya mengajarkan 2 keahlian, yaitu kemampuan untuk memperoleh informasi yang relevan dan kemampuan untuk me nyeleksi/mengevaluasi isi informasi. Kemampuan penelusuran informasi pada perpustakaan tradisional meliputi pengetahuan penggunaan katalog, skema klasifikasi, indexing dan abstracting dan lainlain, sedang pada era perpustakaan digital, pengguna memiliki kebutuhan untuk dapat menggunakan sumber-sumber informasi yang tersedia di Pe rpustakaan baik manual maupun online, serta dapat memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana untuk menelusur informasi. Kemampuan menyeleksi/mengevaluasi koleksi sangat diperlukan agar informasi yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan ini menjadi sangat penting dimiliki oleh pengguna di era informasi seperti saat ini, karena membanjirnya jumlah maupun jenis informasi yang dapat diakses yang tidak semuanya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemampuan kedua yang ingin dicapai ini juga mencakup pembelajaran tentang materi-materi yang mengajarkan masyarakat untuk menjadi melek informasi, yaitu masyarakat yang menggunakan informasi (terpercaya) sebagai sarana untuk mengatasi/memecahkan masalah yang dihadapi. Menurut Bopp (1991) Beberapa jenis pembelajaran berdasarkan metodenya dibedakan menjadi 2, yaitu pembelajaran secara perorangan (one to one instruction) dan pembelajaran secara berkelompok (group instruction): Pembelajaran secara peroranga n (one to one instruction) Membantu pengguna untuk mengetahui dan menggunakan koleksi Perpustakaan secara perorangan sudah biasa dilakukan di Perpustakaan. Dan ini juga merupakan interaksi yang biasa terjadi antara pustakawan referensi dengan pengguna, membantu pengguna yang pertama kali berkunjung ke Perpustakaan, membantu menggunakan katalog atau koleksi Perpustakaan. Pembelajaran secara berkelompok (group instruction) - Program pengenalan dan tur Perpustakaan (orientation program dan library tour) Program ini sangat penting bagi para pengguna baru agar mereka dapat mengetahui dan belajar mengenai fasilitas dan sarana penting di perpustakaan, 5

dan ketika mereka menghadapi kesulitan mereka mengetahui ada pustakawan referensi yang siap membantu menemukan kebutuhan informasi mereka (Bopp, 1991). Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, biasanya program pengenalan Perpustakaan diselenggarakan bagi para mahasiswa baru dan dosen baru. Pada program orientasi juga diperlukan human touch berupa library tour yang terbukti sangat efektif sebagai cara untuk memperkenalkan fasilitas dan layanan perpustakaan, sebagai media ucapan selamat datang dan secara tidak langsung mendorong mereka untuk menghubungi pustakawan jika mereka ingin bertanya atau menemui kesulitan di kemudian hari (Bopp, 1991). Program orientasi Perpustakaan ini hendaknya dipersiapkan secara matang dan terencana, mulai dari materi yang akan diajarkan, media yang digunakan, training bagi para pengajar, perencanaan waktu dan ruang, sehingga program ini dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh mahasiswa baru. Bagi para dosen baru, orientasi dapat dilakukan bersamaan dengan pembinaan dosen baru oleh universitas, dalam hal ini Biro Administrasi Umum, atau diselenggarakan tersendiri oleh Perpustakaan dengan bekerjasama dengan biro tersebut. - Pembelajaran yang berhubungan dengan mata kuliah (course-related instruction) Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, dosen mata kuliah dapat membawa mahasiswa ke perpustakaan dan bekerjasama dengan pustakawan untuk membimbing mahasiswa dalam menggunakan Perpustakaan untuk mengerjakan tugas-tugas dan penelitian. - Pembelajaran yang terintegrasi dalam mata kuliah (course-integrated instruction). Course integrated instruction terjadi jika para pengajar bersama-sama pustakawan menyusun program pengajaran bersama dalam sebuah kurikulum yang ditetapkan oleh jurusan. Disini program pelatihan dari Perpustakaan dimasukkan sebagai salah satu materi pelajaran/perkuliahan, dan pengajar materi adalah pustakawan. Materi perpustakaan biasanya ada pada mata kuliah metode penelitian, teknik penulisan dll. Pada course integrated instruction penilaian akhir terhadap mahasiswa dilakukan bersama-sama antara dosen dengan pustakawan. 6

Pada fungsi ini, ketrampilan mengajar perlu dimiliki oleh pustakawan referensi yang dalam pekerjaannya banyak berinteraksi dengan pengguna yaitu mahasiswa maupun dosen. Ketrampilan ini dibutuhkan agar proses pengajaran yang dilakukan dapat berlangsung dengan baik. Ketrampilan mengajar dan teknik presentasi dapat dilatih dan dapat diperoleh dengan mengikuti kursus-kursus yang diperuntukkan bagi dosen ataupun kursus pengembangan kepribadian. Kursus dapat diperoleh dengan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh universitas bagi para dosen di lingkungan perguruan tinggi masing-masing, tanpa harus mendatangkan ahlinya secara khusus. Bimbingan Bimbingan yang dimaksudkan disini tidak berbeda jauh dengan pembelajaran (instructional). Menurut pengertian penulis, bimbingan lebih kearah memberikan petunjuk secara langsung, melakukan pemdampingan kepada yang dibimbing, berbeda dengan pembelajaran yang lebih mengutamakan proses belajar, mengajarkan tentang sebuah ilmu atau sistem. Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, bimbingan yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah yang dilakukan oleh sivitas akademika, yang biasanya meliputi bimbingan penulisan karya ilmiah dan bimbingan penelitian. Pada kegiatan ini pustakawan berfungsi sebagai konsultan yang membimbing pengguna untuk memperoleh bahan-bahan penulisan karya ilmiah maupun penelitian dari sumber-sumber informasi yang tersedia pada koleksi Perpustakaan, internet maupun dari pusat informasi lain. Selain itu pustakawan juga dapat berfungsi sebagai dosen pembimbing yang tidak saja membimbing mahasiswa maupun peneliti untuk memperoleh sumber-sumber referensi yang dibutuhkan tetapi juga membimbing cara menulis karya ilmiah, penulisan sumber referensi, cara mengutip (citation style) dan lainlain sesuai format yang berlaku. WEBSITE USER EDUCATION Selain bekerjasama denga n jurusan dalam mengintegrasikan program pelatihan perpustakaan dengan kurikulum jurusan, Perpustakaan Perguruan Tinggi juga dapat 7

membuat website user education yang setiap saat dapat diakses oleh pengguna, dan mereka juga dapat secara bebas men-down-load bahan-bahan bimbingan. Sehingga mahasiswa dapat memperoleh bahan-bahan pembelajaran tanpa ada batasan waktu dan tempat. Apalagi pada era pembelajaran jarak jauh (distance learning) seperti saat ini, pembuatan website yang dapat mendukung proses belajar mengajar jarak jauh wajib disediakan oleh Perpustakaan. Beberapa jenis materi yang dapat ditampilkan pada website user education, seperti: Informasi alamat situs online yang perlu diketahui oleh jurusan-jurusan tertentu Panduan atau handout pembelajaran yang dapat diakses secara online Informasi dan petunjuk tentang search engine, misalnya perbandingan antar search engine, kekhususan yang dimiliki oleh masin-masing search engine. Informasi tentang bahan-bahan perkuliahan Panduan/handout tentang information literacy/melek informasi Berikut ini contoh materi website User Education yang penulis sajikan dengan menggunakan istilah bahasa Inggris: Library Basic - What is Journal, Magazines, and others - Library Terms - Operator Boolean - How to find books Research - Research steps - Research aids by subject - Research aids by title Library Tutorials - News (berisi informasi tutorial yang diselenggarakan oleh Perpustakaan, dll.) - Using Online Catalog - Using Databases - Etc. Web Resources - Search Engines - How to Searching WWW - How to Evaluate Websites - Citing Web Resources Prepare Theses 8

- Citation Style - MLA Citation style - APA Citation Style - Final Paper Writers s Guide - Etc. Library Rules - General Rules - Rules of Book Loan Services - Others Rules Tips - How to be a good student - How to manage your time - Etc. Download Files KESIMPULAN Tidak ada sesuatu yang tidak bisa dilakukan. Asal ada kemauan, segala sesuatu dapat diwujudkan. Begitu juga dengan layanan Referensi di Perpustakaan Perguruan Tinggi, dimana para pustakawan seharusnya juga menjalankan fungsi sebagai pendidik. Di tengah keprihatinan kondisi Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia, pustakawan harus memiliki semangat untuk menjalankan fungsinya dengan baik agar dapat sejajar dengan Perguruan Tinggi di luar negeri (internasional). Untuk menjalankan fungsinya sebagai pendidik, ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh pustakawan. Sebagai seorang pendidik, pustakawan perlu membekali diri dengan ketrampilan mengajar dengan secara aktif mengikuti pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada para dosen, dalam hal ini biasanya ditangani oleh Biro Administrasi Umum. Bagi mahasiswa di tingkat pemula,perpustakaan dapat bekerjasama dengan panitia pembinaan mahasiswa baru atau Biro Administrasi Kemahasiswaan agar dapat menyampaikan materi pengenalan perpustakaan secara lebih intensif agar mahasiswa baru siap memasuki kehidupan belajar di kampus yang sangat berbeda ketika mereka masih menjadi siswa Sekolah Menengah. Pada tingkat lanjutan, Perpustakaan dapat menyelenggarakan sendiri atau bekerjasama dengan jurusan atau dosen matakuliah untuk mengajarkan cara penggunaan 9

katalog online, database online, strategi penelusuran informasi, ketrampilan mengevaluasi koleksi, dan materi-materi lain yang dibutuhkan. Bagi mahasiswa tingkat akhir, Perpustakaan dapat bekerjasama dengan koordinator Tugas Akhir di masing-masing jurusan untuk melatih penelusuran informasi dengan topik-topik khusus, mengajarkan cara penulisan citation style, memaparkan materi tentang plagiarisme yang diharapkan dapat mencegah timbulnya tindakan plagiarisme dalam pembuatan tugas akhir, dan sebagainya. Pada awal-awal pelaksanaan Perpustakaan yang harus secara aktif melakukan kerjasama atau penawaran tapi jika sudah berjalan dan jurusan dapat merasakan manfaat dari penyelenggarakan pelatihan-pelatihan tersebut, secara otomatis selanjutnya jurusan sendiri yang akan meminta kepada Perpustakaan untuk memberikan pelatihan. Para pustakawan Perguruan Tinggi, khususnya pustakawan referensi harus secara proaktif menjalankan fungsinya sebagai seorang pendidik. 10

DAFTAR PUSTAKA Anderson, Debbie and Genit, Jasen. (1997). The evolving roles of information professional in the digital age. March 6, 2006. www.educause.edu/ir/library/html/cnc9754/cnc9754.html Bopp, Richard E. and Smith, Linda C (Eds.). (1991). Reference and information services. Englewood, Colorado: Libraries Unlimited. Katz, William A. (1987). Introduction to reference work. Vol. I.: Basic information source. NewYork: McGraw-Hill. Lancaster, F.W.; Sandore, Beth. (1997). Technology and management in library and information services. Illinois: Graduate School of Library and Information Science, University of Illinois. 11