Analisis Progresi Chord Standar dengan Graf

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas

Kasus Perempatan Jalan

Menyelesaikan Topological Sort Menggunakan Directed Acyclic Graph

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

I. PENDAHULUAN. Gambar 1: Graf sederhana (darkrabbitblog.blogspot.com )

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity

Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio

Pencarian Lintasan Hamilton Terpendek untuk Taktik Safe Full Jungle Clear dalam Permainan League of Legends

Algoritma Prim sebagai Maze Generation Algorithm

Aplikasi Teori Graf Pada Knight s Tour

Penerapan Graf pada PageRank

Aplikasi Shortest Path dalam Strategy Game Mount & Blade: Warband

Aplikasi Algoritma Prim dalam Penentuan Pohon Merentang Minimum untuk Jaringan Pipa PDAM Kota Tangerang

Aplikasi Graf Berarah Pada Item Dalam Game DOTA 2

PENERAPAN GRAF DAN POHON DALAM SISTEM PERTANDINGAN OLAHRAGA

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Contoh-contoh graf

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

Aplikasi Graf pada Fitur Friend Suggestion di Media Sosial

Representasi Hierarki Kebutuhan Maslow Menggunakan Teori Graf

Pengaplikasian Graf dalam Pendewasaan Diri

Aplikasi Teori Graf dalam Penggunaan Cairan Pendingin pada Proses Manufaktur

Menentukan Arah Pukulan Terbaik dalam Pertandingan Bulutangkis Kategori Tunggal dengan Teori Graf Terbalik

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Penjadwalan Pertandingan Olahraga Sistem Setengah Kompetisi

Representasi Graf dalam Jejaring Sosial Facebook

BAB II LANDASAN TEORI

Aplikasi Graf dalam Merancang Game Pong

Aplikasi Graf pada Hand Gestures Recognition

Penggunaan Graf Semi-Hamilton untuk Memecahkan Puzzle The Hands of Time pada Permainan Final Fantasy XIII-2

Penggunaan Pohon Biner Sebagai Struktur Data untuk Pencarian

Penerapan Algoritma Prim dan Kruskal Acak dalam Pembuatan Labirin

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

Pemodelan Game Theory untuk Mengatasi Kemacetan

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

TEORI GRAF DALAM MEREPRESENTASIKAN DESAIN WEB

Pengaplikasian Graf dan Algoritma Dijkstra dalam Masalah Penentuan Pengemudi Ojek Daring

Permodelan Pohon Merentang Minimum Dengan Menggunakan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal

Penerapan Teori Graf dalam Pemetaan Sosial

Implementasi Graf pada Metode Crawling dan Indexing di dalam Mesin Pencari Web

Graf Sosial Aplikasi Graf dalam Pemetaan Sosial

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Aplikasi Graf dalam Formasi dan Strategi Kesebelasan Sepakbola

Pengembangan Teori Graf dan Algoritma Prim untuk Penentuan Rute Penerbangan Termurah pada Agen Penyusun Perjalanan Udara Daring

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Perancangan Lalu Lintas Udara

Penerapan Pewarnaan Graf pada Permainan Real- Time Strategy

MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA PRIM DAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM PEMECAHAN MASALAH POHON MERENTANG MINIMUM

Aplikasi Graf untuk Penentuan Aksi Robot Sepak Bola (Robosoccer)

Analisis Pengimplementasian Algoritma Greedy untuk Memilih Rute Angkutan Umum

Asah Otak dengan Knight s Tour Menggunakan Graf Hamilton dan Backtracking

Pengaplikasian Logika, Rekursi dan Rekurens, Teori Graf, dan Teori Pohon pada Video Game Professor Layton

Strategi Permainan Menggambar Tanpa Mengangkat Pena

Penerapan Teori Graf dan Graf Cut pada Teknik Pemisahan Objek Citra Digital

Penerapan Teori Graf untuk Menentukan Tindakan Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan

Aplikasi Teori Graf dalam Algoritma Pengalihan Arus Lalu Lintas

Penerapan Pohon Keputusan pada Penerimaan Karyawan

Aplikasi Graf dan Pohon Merentang untuk Pemilihan Kegiatan yang akan Dilakukan Seorang Individu

Perancangan Sistem Transportasi Kota Bandung dengan Menerapkan Konsep Sirkuit Hamilton dan Graf Berbobot

Penerapan Algoritma Branch and Bound pada Penentuan Staffing Organisasi dan Kepanitiaan

Pemanfaatan Algoritma Sequential Search dalam Pewarnaan Graf untuk Alokasi Memori Komputer

Penerapan Travelling Salesman Problem dalam Penentuan Rute Pesawat

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

POLA PERMAINAN SEPAK BOLA DENGAN REPRESENTASI GRAF

Implementasi Graf dalam Penentuan Rute Terpendek pada Moving Object

Penerapan Pohon dan Modulo untuk Menentukan Akor Triad

Penerapan strategi runut-balik dalam penyelesaian permainan puzzle geser

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Kombinatorial

Pengaplikasian Graf Planar pada Analisis Mesh

Penerapan Graf dan Algoritma Prim dalam Perancangan Rute Wisata di Kota Tokyo yang Efisien

Penerapan Sirkuit Hamilton dalam Perencanaan Lintasan Trem di ITB

Penerapah Graf untuk Memecahkan Teka-Teki Menyeberangi Sungai

Penerapan Graf Dalam File Sharing Menggunakan BitTorrent

Penerapan Graf pada Rasi Bintang dan Graf Bintang pada Navigasi Nelayan

BAB 2 LANDASAN TEORI

SIMPLE 3D OBJECTS AND THEIR ANIMATION USING GRAPH

Aplikasi Teori Graf pada State Diagram

Penerapan Teori Graf dalam Game Bertipe Real Time Strategy (RTS)

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA

Aplikasi Pohon Merentan Minimum dalam Menentukan Jalur Sepeda di ITB

BAB II LANDASAN TEORI

Aplikasi Graf Berarah dan Pohon Berakar pada Visual Novel Fate/Stay Night

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

Pengaplikasian Pohon dalam Silsilah Keluarga

Analisa Lalu Lintas dan Keamanan di Kota Bandung dengan Penerapan Teori Graf dan Pohon

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Graf dalam Algoritma PageRank Mesin Pencari Google

Penggunaan Peluang dan Graf dalam Merancang Digital Game

Penerapan Graf pada Database System Privilege

Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis

JOURNAL OF RESIDU Issn Online : Print : X

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

Penerapan Pohon Keputusan pada Pemilihan Rencana Studi Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Pencarian Lintasan Terpendek Pada Aplikasi Navigasi Menggunakan Algoritma A*

Aplikasi Aljabar Lanjar pada Teori Graf dalam Menentukan Dominasi Anggota UATM ITB

Aplikasi Penggunaan Graf Pada Sistem Website Video Streaming Youtube

Aplikasi Graf dan Pohon Pada Permainan Kantai Collection

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

Transkripsi:

Analisis Progresi Chord Standar dengan Graf Arieza Nadya 35207 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 0 Bandung 4032, Indonesia ariezanadya@s.itb.ac.id Abstrak Progresi chord merupakan sebuah bagian yang krusial dalam pembuatan berbagai macam musik. Semua proses pembuatan musik menggunakan bentuk progesi chord tertentu yang membentuk komposisi dari musik tersebut. Dalam makalah ini, penulis memberikan analisis serta pembentukan beberapa progresi chord dengan pendekatan teori graf. Index Terms directed graph, chord progression, music I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Topik untuk makalah ini diambil didasarkan atas ketertarikan penulis terhadap musik serta pengalaman penulis mempelajari beberapa teori musik sebelumnya. Penulis juga ingin memaparkan keterhubungan dari teoriteori yang dipelajari pada kuliah dengan aplikasi yang umum ditemukan sehari-hari. Progresi chord merupakan salah satu aspek yang dipelajari dalam komposisi musik. Perpindahan chord yang dapat menjalar dari satu chord ke chord lainnya dalam suatu pola dan prioritas tertentu menjadikan pembahasan ini sangat tepat dianalisis menggunakan teori graf. Pada kenyataannya, tidak semua musik dibuat dengan progresi chord standar, karena progresi chord yang akan dibahas pada makalah ini bukan sebuah teori mutlak dalam pembuatan musik. Tidak ada keharusan semua pembuatan musik mengikuti aturan yang sama tetapi hampir semuanya mengikuti suatu keteraturan atau pola. Teori progresi chord yang akan dibahas pada makalah ini merupakan teori progresi chord standar yang dipelajari dalam dasar teori musik dan sangat umum dipakai dalam pembuatan musik. Karena itu, penulis memfokuskan pembahasan di dalam makalah ini pada progresi chord standar yang umum digunakan. B. Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas membuat makalah dari kuliah Matematika Diskrit dan menganalisis serta mengilustrasikan pola yang terbentuk dalam pembentukan progresi chord umum dengan pendekatan teori graf. Selain itu makalah ini juga menunjukkan cara membentuk progresi chord dari teori-teori yang ada dengan menggunakan teori graf. II. TEORI DASAR A. Teori Graf Sebuah Graf G didefinisikan sebagai pasangan dari dua himpunan (V,E), dimana himpunan V merupakan himpunan tidak-kosong yang elemennya terdiri atas simpul-simpul (vertices), dan himpunan E merupakan himpunan yang elemennya terdiri atas sisi (edges) yang menghubungkan dua simpul pada himpunan V. Banyaknya simpul dari himpunan V dinamakan order Graf G, sedangkan banyaknya sisi dari himpunan E disebut size dari Graf G. Graf dibedakan menjadi beberapa jenis. Tabel I menunjukkan perbedaan antar jenis graf. Berdasarkan ada tidaknya gelang atau sisi ganda pada graf tersebut, graf dapat dibedakan menjadi jenis-jenis di bawah: a. Graf sederhana Graf sederhana merupakan graf yang di dalamnya tidak mengandung sisi ganda ataupun sisi gelang. Pada graf sederhana, sisi dari dua buah simpul tidak memiliki orientasi arah. b. Graf tidak sederhana Graf tidak sederhana terdiri atas Graf Ganda dan Graf Semu. i. Graf Ganda Graf Ganda merupakan graf yang memiliki sisi ganda. Sisi ganda pada sebuah graf yang menghubungkan dua buah simpul dapat lebih dari dua. Setiap graf ganda merupakan graf ganda, namun tidak semua graf ganda merupakan graf sederhana. ii. Graf Semu Graf Semu merupakan graf yang di dalamnya mengandung gelung atau loop. Loop merupakan sisi yang menghubungkan sebuah simpul dengan simpul itu sendiri. Gambar 2. Kiri ke kanan: graf sederhana, graf sisi

ganda, graf semu [] Sedangkan berdasarkan ada atau tidaknya orientasi arah pada graf, graf dapat dibedakan menjadi dua jenis: a. Graf tak berarah Graf tak berarah merupakan graf yang sisinya tidak memiliki orientasi arah. Graf tak berarah tidak memperhatikan perbedaan urutan pasangan simpul. Sisi (a,b) dan sisi (b,a) pada sebuah Graf G tak berarah merupakan sisi yang sama. b. Graf berarah Graf berarah merupakan graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah. Graf yang diberikan orientasi arah pada sisi-sisinya menjadikan adanya perbedaan antara sisi (a,b) dan sisi (b,a) karena urutan pasangan simpul diperhatikan, sehingga sisi (a,b) dan sisi (b,a) merupakan dua buah sisi yang berbeda pada graf berarah. Pada sisi (a,b), simpul a disebut sebagai simpul asal dan simpul b disebut simpul terminal. Loop diperbolehkan pada graf berarah, namun sisi ganda tidak. a. Graf ganda berarah Graf ganda berarah merupakan perluasan dari definisi graf. Pada jenis graf ganda berarah, sisi ganda dan loop diperbolehkan ada. Gambar 2.2 Graf ganda berarah (kiri) dan graf berarah (kanan) [] Jenis Sisi Sisi Ganda dibolehkan? Sisi gelang dibolehkan? Graf Tak-berarah Tidak Tidak sederhana Graf ganda Tak-berarah Ya tidak Graf semu Tak-berarah Ya Ya Graf Bearah Tidak Ya berarah Graf-ganda berarah bearah ya Ya Tabel I [] Terminologi graf lain-lain yang penting dalam makalah ini yaitu sebagai berikut: a. Derajat Definisi derajat suatu simpul dalam sebuah graf adalah jumlah sisi yang bersisian dengan simpul tersebut. Penulisan notasi derajat simpul adalah d(v). Sedangkan derajat Graf G merupakan derajat dari seluruh simpul pada Graf G. b. Siklus atau Sirkuit Siklus atau Sirkuit pada suatu graf menunjukkan sebuah lintasan yang berawal dan berakhir pada satu simpul yang sama. Panjang sirkuit adalah jumlah sisi pada sirkuit tersebut. c. Graf berbobot Graf berbobot merupakan jenis graf yang pada setiap sisinya diberi sebuah nilai atau bobot n, dimana n 0. B. Teori Dasar Progresi Chord Tangga nada diatonik standar terdiri atas tujuh skala nada. Pada pembahasan progesi chord dalam makalah ini akan menggunakan fungsi diatonik untuk menjelaskan pergerakan dari chord. Chord Chord merupakan gabungan dari tiga nada atau lebih yang dapat dimainkan secara bersamaan maupun tidak. Salah satu bentuk dari chord yang banyak digunakan adalah triad atau trinada yang terbentuk dari tiga nada. Jenis-jenis chord yang termasuk triad adalah sebagai berikut:. Major Chord major dilambangkan dengan huruf kapital dari chord yang dimainkan, misalnya C, D, E. Chord Major terbentuk atas pola 3 5. 2. Minor Chord minor dilambangkan dengan menuliskan huruf m kecil sesudah huruf kapital dari chord yang dimainkan, misalnya Cm, Dm, Em. Chord minor terbentuk atas pola 3b 5. 3. Diminished Chord diminished dilambangkan dengan menambahkan dim sesudah huruf kapital dari chord yang dimainkan. Misalnya Bdim, F#dim. Chord diminished terbentuk atas pola 3b 5b. 4. Augmented Chord augmented dilambangkan dengan menambahkan aug atau +5 sesudah huruf kapital dari chord yang dimainkan. Misalnya G+5, Caug. Chord augmented terbentuk atas pola 3 5#. 5. Suspended Chord suspended dilambangkan dengan menambahkan sus4 atau sus2 sesudah huruf kapital dari chord yang dimainkan. Misalnya Gsus4, Bbsus2. Chord suspended 4 terbentuk atas pola 4 5, sedangkan suspended 2 terbentuk atas pola 2 5. Fungsi Diatonik Fungsi diatonik merujuk kepada posisi dari masingmasing nada (atau chordnya) pada skala tujuh nada.

(a) (b) Gambar 2.3 Skala diatonik major (a) dan skala diatonik harmonik-minor(b) [4] Fungsi setiap nada dalam fungsi diatonik dengan lambangnya tertera pada Tabel II, sedangkan chord-chord penting yang umum ditemukan dalam pembentukan progresi chord tertera pada Tabel III berikut, Fungsi Tonic Supertonic Median Subdominant Dominant Submediant Leading Chord Tonic Dominant Predominant Lambang I ii iii IV V vi vii Tabel II Inversi I V vii IV ii Tabel III Pada diatonik major, chord-nya sebagai berikut: I (Major), ii (minor), iii (minor), IV (Major), V (Major), vi (minor), vii (diminished). Sedangkan pada diatonik minor, chord-nya sebagai berikut: i (minor), ii (diminished), III (Major), iv (minor), V (Major), VI (Major), vii (diminished). Nada/chord Tonic merupakan basis dari progresi chord yang akan dibuat. Progresi chord yang akan dibentuk dalam makalah ini berawal dan berakhir pada chord Tonic. Chord Dominant merupakan nada/chord yang terbentuk dari skala ke-5, yaitu chord V, namun ada juga chord lain yang fungsinya sama seperti chord V, yaitu chord vii diminished. Fungsi dari sebuah chord Dominant yaitu membuat instabilitas harmonik namun juga mendekati chord Tonic. Chord Predominant adalah chord yang menuju ke chord Dominant, yaitu chord IV dan chord ii. (a) (b) (c) Gambar 2.4 Ilustrasi pergerakan chord dari Tonic (a), Dominant (b), dan Pre-dominant (c) [4] Pada Gambar 2.4 di atas menggambarkan secara sederhana bagaimana chord umumnya bergerak. Garis putus-putus melambangkan chord yang bertetangga atau passing notes dari nada I yang biasanya kembali lagi ke nada I. III. PENDEKATAN PROGRESI CHORD DENGAN GRAF A. Progresi chord Major Progresi pada chord major biasanya berawal dan juga berakhir pada chord I (chord Tonic). Pola yang dapat terbentuk untuk progresi chord major bervariasi dengan jalur-jalur terkuat antar chord satu dengan yang lain untuk mencapai chord I kembali. Untuk mengilustrasikan pola ini dalam graf, jalur (sisi) terkuat akan diberi bobot, dan jalur lainnya seperti common neighbors atau passing notes akan diberi bobot 2. Sesuai dengan penjelasan atas teori skala diatonik pada bagian Teori Dasar, chord Dominant (chord vii diminished dan chord V) memiliki jalur terkuat untuk menuju chord I. Oleh sebab itu, simpul dari chord vii o dan simpul dari chord V merupakan simpul awal dari sisi berarah dengan simpul terminal chord I. Sisi (vii o,i) dan sisi (V,I) memiliki bobot. Setelah itu dilanjutkan dengan penambahan simpul chord Predominant, yaitu chord ii dan chord IV. Karena kedua simpul Predominant tersebut memiliki jalur terkuat ke arah chord Dominant, maka simpul chord ii akan memiliki sisi (ii,v) dan sisi (ii,vii o ) yang mengarah ke simpul chord V dan vii o dan memiliki bobot. Sedangkan

simpul chord IV akan memiliki sisi (IV,vii o ) dan sisi (IV,V) yang mengarah pada simpul chord vii o dan chord V yang memiliki bobot. Jalur terkuat menuju chord IV adalah chord I, maka penambahan sisi (IV,I) dilakukan dan diberi bobot. Progresi dari chord vi terkuat menuju chord ii, maka ditambah dengan sisi (vi,ii) dengan bobot. Jalur progresi terkuat yang menuju chord vi adalah jalur dengan simpul awal chord iii, maka ditambahkan lagi dengan sisi (iii,vi) dengan pemberian bobot. Jalur terkuat untuk menuju chord iii adalah jalur dengan simpul awal chord vii o. Maka ditambahkan sisi (vii o,iii) dengan bobot. Graf ini sudah memiliki simpul lengkap sebanyak 7 chords dan sudah memiliki jalur-jalur terkuat (bobot ) antara satu chord dengan chord lainnya. Setelah itu, dapat ditambahkan jalur-jalur yang menghubungkan common neighbors atau passing notes dari chord tonic. Simpul chord V menuju chord IV akan ditambahkan sisi (V,IV) dengan bobot 2. Selain itu chord V juga dapat dihubungkan dengan chord vi dengan sisi (V,vi) berbobot 2. Sisi (vi,i) ditambahkan dengan memberi bobot 2 sebagai passing notes. Simpul chord x, dengan x chord apapun pada graf dapat terhubung menuju simpul chord lain selain simpul terminal yang sudah dimiliki jalur-jalur dari chord x. Namun pada graf ini tidak akan diilustrasikan karena pada graf hanya menunjukkan jalurjalur terkuat serta common neighbors dan passing notes. Jika dimasukkan, sisi-sisinya akan diberi bobot 3. Simpul chord I merupakan simpul chord tonic (basis nada) maka dari simpul chord I dapat mengarah ke simpul chord manapun dengan bobot. Ilustrasi graf yang terbentuk dapat dilihat pada Gambar 3. (jalur dari chord I ke semua simpul chord lain dihilangkan untuk penyederhanaan). Gambar 3. Graf untuk progresi chord major Progresi chord major yang umum dipakai dapat divariasikan dengan menggunakan graf tersebut. B. Progresi chord minor Progresi dari chord minor dengan pendekatan graf hampir sama dengan progresi chord pada chord major. Yang membedakan progresi chord major dan minor adalah pada progresi chord minor jalur terkuat menuju simpul chord iii bukan chord vii o melainkan chord VII. Pada progresi chord minor, jalur terkuat untuk menuju chord VII merupakan progresi dari chord iv. Selain itu skala ke-2 dari diatonik minor adalah ii diminished atau dilambangkan dengan ii o tidak seperti ii minor pada progresi chord major. Gambar 3.2 di bawah ini mengilustrasikan graf progresi untuk chord minor (jalur dari chord I ke simpul chord lain dihilangkan untuk penyederhanaan). Gambar 3.2 Graf untuk progresi chord minor C. Pembentukan progresi dengan graf Contoh skala diatonik pada Tabel IV dapat dibandingkan dan dianalisis dengan graf progresi chord major dan minor yang telah dibuat dan dapat dibuat progresi chord-nya. I II III IV V VI VII I C C D E F G A B C D D E F# G A B C# D Gm Gm Adim Bb Cm Dm Eb F Gm Tabel IV Dengan graf yang telah dibuat pada pembahasan sebelumnya, akan dicoba untuk membuat progresi chord standarnya. Bentuk progresi chord yang sederhana dan paling umum adalah bentuk dari chord tonic, melewati jalur terkuat ke chord lainnya (tanpa melewati jalur bobot > ) dan kembali lagi ke simpul chord tonic. Misal diambil C sebagai simpul chord I, maka jika dilihat dari graf, jalur terkuat keluar simpul adalah menuju simpul chord IV, dan dari simpul chord IV dapat menuju ke simpul chord V maupun simpul chord vii o, misalkan diambil chord V, lalu dari simpul chord V diambil lagi jalur terkuat yaitu menuju simpul chord I. Dengan terbentuknya lintasan dari chord I ke chord I kembali, maka telah selesailah progresi chord C. Dengan alur

tersebut, maka progresi chord C yang terbentuk adalah I IV V I, yaitu C F G C. Alternatif kedua dari bentuk ini adalah I IV vii o I, yaitu C F Bdim C. Telah disebutkan bahwa simpul chord I dapat menuju ke simpul manapun dengan bobot. Maka juga dimungkinkan alur dari chord C (chord I) menuju simpul chord vi, yaitu chord A minor. Maka alur progresinya menjadi I vi ii V I, yaitu C Am Dm G C. Diperhatikan bahwa alur progresi ini merupakan progresi menggunakan bobot terkecil (selalu menggunakan jalur dengan bobot ). Variasi dari progresi chord dapat ditambah dengan menggunakan jalur berbobot lebih dari. Misalkan alur I vi ii V IV vii o I. Penggunaan jalur berbobot lebih dari satu akan memberikan variasi yang lebih pada progresi, namun bentuk progresi chord dasar dari suatu chord tonic dicari hanya dengan menggunakan bobot terkecil. V. KESIMPULAN Berikut adalah kesimpulan yang penulis dapatkan dari makalah ini: - Progresi dari chord dapat dianalisis dan diilustrasikan dengan menggunakan teori graf. - Progresi chord standar untuk chord tonic sembarang dapat dicari dengan menggunakan graf berarah dan berbobot, progresi chord sederhana dicari dengan mencari lintasan dengan bobot terkecil. REFERENSI [] Munir, Rinaldi. 2005. Matematika Diskrit. Bandung: Penerbit Informatika [2] http://yuni_dwi.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/267/bab ++-+Dasar+Teori+Graf.pdf Tanggal akses: 6 Desember 203, 22:0 [3] Kodijat, Latifah. 979. Tangganada dan Trinada. Jakarta: Penerbit Djambatan [4] http://www.artofcomposing.com/08-diatonic-harmony Tanggal akses: 7 Desember 203, 0.9 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa makalah yang saya tulis ini adalah tulisan saya sendiri, bukan saduran, atau terjemahan dari makalah orang lain, dan bukan plagiasi. Bandung, 27 November 203 ttd Arieza Nadya (35207)