Fasilitas Pelatihan. Fasilitas untuk pelatihan ini adalah Modul Pelatihan, Sertifikat dan Konsumsi (makan siang + 2X snack/hari).

dokumen-dokumen yang mirip
Pembangunan nasional diarahkan menuju terwujudnya masyarakat yang maju, adil, makmur dan mandiri dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri.

Fasilitas Pelatihan. Fasilitas untuk pelatihan ini adalah Modul Pelatihan, Sertifikat dan Konsumsi (makan siang + 2X snack/hari).

Fasilitas Pelatihan. Fasilitas untuk pelatihan ini adalah Modul Pelatihan, Sertifikat dan Konsumsi (makan siang + 2X snack/hari).

Fasilitas Pelatihan. Fasilitas untuk pelatihan ini adalah Modul Pelatihan, Sertifikat dan Konsumsi (makan siang + 2X snack/hari).

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SCHEDULE TRAINING 2016

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

JADWAL RCCHEM LEARNING CENTER TAHUN 2017

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

KONSEP PERANCANGAN PTPN VII INTEGRATED management system

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NO. : KEP. 311/BW/2002

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

JADWAL SERTIFIKASI. 08 Agust sd 03 Sept. 21 nov sd 17 Des

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

K3 Konstruksi Bangunan

A. KRITERIA AUDIT SMK3

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

BAB III SOLUSI BISNIS

SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

Training & Consulting

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang

PUBLIC TRAINING SCHEDULE 2016

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

JADWAL RCCHEM LEARNING CENTER TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Training Schedule Year

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PT. PHITAGORAS GLOBAL DUTA

PT. DUTA SELARAS SOLUSINDO

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO. : PER.01/MEN/1989 TENTANG KWALIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT OPERATOR KERAN ANGKAT

SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) SESUAI PP NO. 50 TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PELATIHAN STANDARDISASI. w w w. b s n. g o. i d. Pemahaman SNI ISO/IEC 17065:2012. Validasi Metode Pengujian Kimia. Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008

LAYANAN SMKP MINERBA PT INDO SHE 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. layanan pengelolaan limbah. PT PPLi beralamat di Jalan Raya Narogong, Desa

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

Integrated Management System QMS ISO 9001, EMS & OHSMS 4501 Jakarta 19 Desember 2016

Fungsi Jabatan Tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: 1. Jajaran Direksi Perusahaan a.

PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000

: Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor : Kep. 24 /DJPPK/V/2006 Tanggal : 17 Mei 2006

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

PT. DUTA SELARAS SOLUSINDO

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA JL. NGESREP BARAT III NO. 44 SEMARANG TELP SERTIFIKAT ISO TAHUN

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di

2 Auditor SMK3 4 5, Petugas P3K (First Aid) 3 4,

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

DASAR HUKUM - 1. Peraturan Pelaksanaan. Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan. UU No.

CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENTAL MANAGEMENT PLAN REQUIREMENT AND STANDARD

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #5 Ganjil 2015/2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labour Organization (ILO), bahwa di seluruh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Training Schedule PT. CIGMA INDONESIA Year 2016

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MK3 PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

SCHEDULE HSE PUBLIC TRAINING PT SINERGI SOLUSI INDONESIA-INDONESIA SAFETY CENTER 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMBUATA TATA LAKSA A PROYEK PEMBA GU A SISTEM I FORMASI DI U IVERSITAS X BERDASARKA CMMI

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

KRITERIA SNI AWARD 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PUBLIC TRAINING SCHEDULE

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Transkripsi:

Validasi Metode Pengujian Kimia Course date : 01-02 Februari 2010 Course fee = Rp. 1.760.000/person Laboratorium kimia yang melaksanakan bentuk-bentuk pengujian melalui analisis secara kimiawi identik dengan pengendalian mutu, berkaitan dengan kesesuaian spesifikasi uji atau objek uji, dituntut untuk dapat menghasilkan data yang objektif dengan akurasi dan presisi sebaik mungkin. Sebagai pengendali mutu yang data hasil analisisnya terhadap objek uji dapat menjadi dasar kesimpulan terjadi atau tidaknya penyimpangan spesifikasi objek, bukan berarti laboratorium pengujian terbebas dari kesalahan. Dalam hal demikian, kemampuan laboratorium untuk mempertahankan konsistensi dan mengontrol kinerjanya amat diperlukan demi memperoleh presisi serta akurasi data yang akan menjadi bahan pertimbangan utama dalam penentuan kesesuaian spesifikasi objek uji. Ketepatan hasil pengujian kimia analitik di antaranya merupakan cerminan kesesuaian penggunaan metode-metode yang digunakan selain juga keahlian dan keterampilan sumber daya manusianya. Erat kaitannya dengan hal tersebut, validasi terhadap metode-metode pengujian yang digunakan amat penting artinya. Pengetahuan yang komprehensif terhadap validasi metode merupakan langkah dasar dalam pengembangan kompetensi laboratorium pengujian. Pelatihan ini dirancang untuk menggambarkan secara keseluruhan proses teknis validasi suatu metode pengujian kimia analitik untuk mendukung dihasilkannya data ukur kimia analitik yang baik dan benar, serta mampu dipertanggungjawabkan yang akan meningkatkan kepercayaan para pelanggannya. pelatihan ini agar peserta dapat : 1. Memahami pendekatan sistematis dalam merencanakan dan melaksanakan validasi metodemetode analisis kimia kuantitatif. 2. Mampu melaksanakan validasi dan/atau verifikasi terhadap metode-metode analisis kimia kuantitatif yang akan dimplementasikan di laboratoriumnya secara mandiri. 3. Mampu mengevaluasi secara statistik kesesuaian metode-metode analisis kimia kuantitatif yang akan dimplementasikan di laboratoriumnya secara mandiri. 1. Filosofi dan Pengenalan Metode Validasi. 2. Validasi dan Verifikasi : Pengertian dan Perbedaan. 3. Teknik dan Evaluasi metode validasi (Accuracy, Precision, Linearity, Selectivity, LOD, LOQ, dan Robustness). 4. Pemilihan parameter dalam metode validasi kimia. 5. Hubungan validasi dengan jaminan mutu hasil uji. Peserta. Pelatihan ini dapat diikuti oleh Training Manager, Quality Manager, Technical, Laboratory Manager, Teknisi penguji dan teknisi kalibrasi, Penyelia Laboratorium, Management Representative, dan Purchasing.

EHS Legal Compliance Course date : 05 Februari 2010 Course fee = Rp. 1.250.000/person Peraturan perundangan dalam penerapan pengelolaan Environmental, Health and Safety sangat penting untuk diketahui dan dipahami oleh pelaku bisnis dan perusahaan. Tanpa pemahaman yang memadai tentang hak dan kewajiban yang diatur dalam peraturan perundangan tersebut, pelaku bisnis dan perusahaan dapat terkena permasalahan pertanggungjawaban. Sebaliknya, memiliki sumberdaya manusia yang memahami peraturan akan memberikan banyak manfaat, diantaranya mempermudah perusahaan dalam : 1. Memenuhi kewajiban. 2. Mengetahui hak dalam manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan. 3. Memenuhi persyaratan ISO 14001:2004, OHSAS 18001:1999 dan SMK3 (permenaker 05/96). 4. Mempertajam pemahaman auditor, sehingga mampu memberikan umpan balik berkaitan dengan perundangan; dan 5. Mengelola stakeholder (pembeli, masyarakat sekitar, LSM, Pemerintah, investor, dll.) pelatihan ini agar peserta dapat : 1. Memahami struktur, hierarki, dan substansi perundangan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan. 2. Menganalisa kebutuhan perusahaan masing-masing dalam upaya memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku 3. Merencanakan upaya pemenuhan perundangan sesuai kondisi perusahaannya. 1. Overview EMS ISO 14001:2004 and OHSAS 18001:1999. 2. Klausa : Legal and Other Requirement (Peraturan dan Persyaratan Lainnya) and Evaluation of Compliance (Evaluasi pemenuhan). 3. Hirarki Peraturan dan Perundang-undangan di Indonesia. 4. Metodologi untuk Identifikasi dan Evaluasi terhadap Peraturan dan Persyaratan Lainnya. 5. Workshop 1 : Identifikasi terhadap Peraturan dan Persyaratan Lainnya 6. Workshop 2 : Evaluasi terhadap Peraturan dan Persyaratan Lainnya. Peserta. Pelatihan ini dapat diikuti oleh Factory Manager, QHSE Manager, Enviroment & Safety Inspector/Specialist/Engineer, Quality Assurance, Production, General Services, Maintenance, Purchasing, Legal Compliance dan Warehouse.

Effective Communication Course date : 03 Februari 2010 Course fee = Rp. 1.250.000/person Suatu penelitian menunjukkan bahwa 70 % dari kesalahan di lokasi kerja sepenuhnya akibat komunikasi yang kurang baik. Komunikasi merupakan salah satu perlengkapan penting dalam mencapai hasil, bekerja sama dengan orang lain, ataupun dalam memperkecil setiap persoalan dan konflik sekalipun. Program pelatihan ini dirancang untuk memperlengkapi peserta agar dapat melakukan komunikasi secara efektif sekaligus memperlengkapi hubungan antar pribadi. The Power of Communication Skills akan membuat setiap pribadi lebih produktif dalam mencapai hasil kerja. pelatihan ini agar peserta dapat : 1. Lebih percaya diri berbicara di depan publik. 2. Mendapatkan tips-tips untuk mengembangkan hubungan antar pribadi. 3. Mampu menjual ide (gagasan) dengan meyakinkan. 4. Menjadi lebih disenangi oleh karena daya pesona atau kharisma sebagai communicator. 5. Lebih cerdas memahami dan menggali maksud, kebutuhan, keinginan orang lain. 6. Lebih berani memperagakan bahasa tubuh serta lebih kreatif membaca maksud terselubung dari orang lain. 1. Membangun percaya diri berbicara di depan publik. 2. Proses dan prinsip dasar komunikasi efektif. 3. Teknik mendengar dan menjawab pertanyaan. 4. Teknik komunikasi menang-menang. Peserta. Pelatihan ini dapat diikuti oleh Senior Manager dan Manager di bidang Quality Assurance, Training and Development, Personnel, Customer Service, Production, Technical, Information Technology, Marketing dan Finance & Accounting.

OHS Management System SMK3 (Permenaker 05/96) Interpretation Course date : 11-12 Februari 2010 Course fee = Rp. 1.760.000/person Memasuki era penggunaan teknologi dan peralatan yang semakin kompleks serta perdagangan bebas, setiap perusahaan dituntut untuk dapat selalu meningkatkan efisiensinya agar tetap bisa tangguh menghadapi persaingan. Dalam kaitannya dengan pengelolaan Sumber Daya Perusahaan secara efisien dan efektif, maka perlindungan investasi menjadi semakin mendapatkan perhatian, agar kesinambungan usaha terjamin dan tetap dapat memberikan hasil maksimal bagi perusahan. Untuk menumbuhkan wawasan bagaimana seharusnya pengelolaan perusahaan itu dilakukan dengan baik, terutama skala kecil dan menengah antara lain melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja. Sedangkan produktivitas tenaga kerja perusahaan dapat meningkat apabila kondisi dan atmosfir kerja secara umum mendukung. Sesuai dengan UU No.1 tahun 1970 dan Permenaker No.Per.05/Men/1996, setiap Perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja diatas seratus orang atau memiliki resiko besar terhadap keselamatan dan kesehatan kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3 (sesuai Permenaker no. 5 tahun 1996). Dasar Hukum 1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. 2. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 3. Permenaker RI No. 05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen K3. pelatihan ini agar peserta dapat memiliki pemahaman yang luas terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja, termasuk pemahaman lima prinsip penerapan SMK3 dan penerapannya di tempat kerja melalui beberapa contoh penerapan dan studi kasus. 1. Undang-undang No. 01 tahun 1970. 2. Isu penting Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 3. Maksud dan SMK3. 4. Interpretasi Elemen-elemen SMK3 meliputi : Komitmen dan kebijakan Perencanaan Penerapan Pengukuran dan evaluasi Peninjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen. 5. Pedoman Teknis Audit dan Sertifikasi SMK3. 6. Workshop. Peserta. Pelatihan ini dapat diikuti oleh tingkat Manager/Supervisor atau Officer dari Maintenance, Operation, Technical, Warehouse, Legal, Laboratory dan HSE Dept.

Petugas K3 Listrik Course date : 10-13 Februari 2010 Course fee = Rp. 4.000.000/person Listrik mengandung potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan tenaga kerja atau orang lain yang berada dalam lingkungan tempat kerja dan mengancam keamanan bangunan beserta isinya. Bahwa untuk menjamin keamanan dan keselamatan terhadap instalasi listrik, harus direncanakan, dipasang, diperiksa, dan diuji oleh orang yang berkompeten dan memiliki izin kerja sebagaimana yang dimaksud dalam Standar Nasional Indonesia SNI04-0225 Tahun 2000 Tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik Tahun 2000 (PUIL 2000). Bahwa untuk itu perlu dikeluarkannya ketentuan dan persyaratan kompetensi keselamatan dan kesehatan kerja bagi teknisi listrik yang ditetapkan dengan Surat Keputusan. Dasar Hukum 1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. 2. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 3. Kep. Menakertrans RI No. Kep.75/Men/2003 tentang Berlakunya Standar Nasional Indonesia SNI 04--225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). 4. Keputusan Dirjen Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep. 311/BW/2002/ tentang Sertifikasi Kompetensi K3 Tekhnisi Listrik Sesuai dengan Keputusan Dirjen Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep. 311/BW/2002/ tentang Sertifikasi Kompetensi K3 Tekhnisi Listrik, tujuan kompetensi Petugas K3 Listrik adalah : 1. Umum yaitu dapat melakukan pekerjaan pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan instalasi listrik secara benar dan aman bagi dirinya, orang lain, peralatan dan aman dalam pengoperasiannya. 2. Akademik adalah memahami secara baik tentang Potensi bahaya listrik, Cara pencegahan bahaya listrik, Prosedur kerja selamat, Membaca gambar, Memeriksa dan menguji instalasi listrik, Dasar-dasar teknik kelistrikan, Peraturan dan standar kelistrikan. 3. Keterampilan Teknik yaitu dapat melakukan pekerjaan dengan benar antara lain melaksanakan pekerjaan pemasangan instalasi listrik, melaksanakan pekerjaan perawatan instalasi listrik, mempergunakan alat ukur listrik, mengoperasikan instalasi listrik, dan mengidentifikasi dan mendeteksi bahaya listrik. 1. Peraturan Perundangan Keselamatan & Kesehatan Kerja Listrik 2. Dasar Dasar K3 Listrik 3. Dasar-Dasar Teknik Instalasi Listrik 4. Identifikasi Bahaya Listrik 5. Sistem Pembebanan Listrik 6. Dasar Pengukuran Listrik 7. Sistem Pengamanan/Proteksi Listrik 8. Instalasi Ruang Khusus

9. Kesehatan Kerja Listrik 10. Pertolongan Pertama Kecelakaan Listrik 11. Evaluasi. Peserta. Pelatihan ini dapat diikuti oleh level Supervisor dan Operator dari Operation, Technical, Maintenance, Security, Fire Brigade, Rescue Team dan HSE Dept. Fasilitator. Pelatihan ini difasilitasi oleh instruktur/tim ahli dari Depnakertrans dan Analitika Mandiri Utama. Fasilitas Pelatihan. Fasilitas untuk pelatihan ini adalah Modul Pelatihan, Sertifikat, Surat Penunjukan Petugas K3 Listrik dari Departemen Tenaga Kerja dan Konsumsi Syarat Peserta Pelatihan. 1. Berpendidikan minimal D3 (semua jurusan). 2. Berpengalaman kerja sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun pada perusahaan. 3. Membawa Surat Permohonan dari perusahaan untuk ditunjuk sebagai Petugas K3 Listrik yang ditujukan kepada Direktur PNK3 Depnakertrans RI. 4. Untuk keperluan pembuatan sertifikat dan surat penunjukan sebagai Petugas K3 Listrik, maka para peserta diharuskan menyerahkan: Photo berwarna ukuran 4x6 sebanyak 4 lembar, dan ukuran 2x3 sebanyak 2 lembar Fotocopy ijazah terakhir sebanyak 2 lembar.

Sertifikasi Operator Hoist / Crane Course date : 09-13 Februari 2010 Course fee = Rp. 5.000.000/person Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, bebas dari kecelakaan, dalam hal ini termasuk penyakit akibat kerja, peledakan, kebakaran dan pencemaran lingkungan. Termasuk di dalam program pelaksanaan K3 adalah pemenuhan peraturan dan persyaratan lain terkait K3. Di dalam Permenaker no. 5 tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut pasal 4 dinyatakan bahwa Setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani oleh operator yang mempunyai kemampuan dan telah memiliki keterampilan khusus tentang Pesawat Angkat dan Angkut. Hal tsb diatas yang mendasari bahwa setiap perusahaan yang mengoperasikan Hoist dan Crane diharuskan melakukan Sertifikasi Kompetensi Personil terhadap Operator yang akan mengoperasikan peralatan sejenis.terselenggaranya kegiatan operasi perusahaan yang aman dan selamat adalah dambaan semua orang, baik itu pengusaha, karyawan maupun keluarga, hal tersebut dapat diraih bukan dengan cara yang mudah tapi harus diusahakan dengan sungguh sungguh, penuh perjuangan dan disiplin yang tinggi. Dasar Hukum 1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. 2. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. PER.03/MEN/1978, tentang Persyaratan Penunjukan dan Wewenang serta Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja. 4. Permenaker no. No : PER.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut. 5. Permenaker no. No : PER.01/MEN/1989 tentang Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Keran Angkat. pelatihan ini agar mendapatkan sertifikasi Operator yang memiliki kualifikasi dalam mengoperasikan overhead crane / hoist crane sehingga operator akan bertanggungjawab, disiplin, serta memahami dan mengerti persyaratan keselamatan & kesehatan kerja (K3) dalam mengoperasikan overhead crane / hoist crane yang lebih efisien produktif dan aman. 1. Undang Undang No.01 Tahun 1970. 2. Kebijakan Depnaker. 3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05 Tahun 1985. 4. Pengetahuan Dasar overhead crane & hoist crane. 5. Penggerak Mula (motor bakar). 6. Dasar dasar hidrolik. 7. Sebab sebab kecelakaan pada pengoperasian overhead crane & hoist crane. 8. Pengoperasian yang aman. 9. Dasar pengukuran kapasitas & signal (aba aba). 10. Tali kawat baja & alat bantu angkat. 11. Perawatan dan pemeliharaan overhead crane & hoist crane. 12. Praktik pengoperasian overhead crane & hoist crane.

Peserta. Pelatihan ini dapat diikuti oleh personil yang karena tugas kesehariannya mengemudikan pesawat angkat (hoist / crane) atau para pengawas yang bertanggung jawab bagi kelancaran operasional pesawat angkat (hoist / crane). Fasilitator. Pelatihan ini difasilitasi oleh instruktur/tim ahli dari Depnakertrans dan Analitika Mandiri Utama. Fasilitas Pelatihan. Fasilitas untuk pelatihan ini adalah Modul Pelatihan, Sertifikat, Surat Penunjukan Petugas Operator Hoist / Crane dan Surat Ijin Operasi (SIO) serta Buku kerja dari Departemen Tenaga Kerja dan Konsumsi Syarat Peserta Pelatihan. Umum : Untuk operator kelas 1 : 1. Sekurang kurangnya pendidikan SLTA 2. Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai operator dengan kapasitas 50 ton. Untuk operator kelas 2 : 1. Sekurang kurangnya pendidikan SLTP 2. Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai operator dengan kapasitas 25 s.d 50 ton. Untuk operator kelas 3 : 1. Sekurang kurangnya pendidikan SLTP 2. Berpengalaman minimal 1 tahun sebagai operator dengan kapasitas 25 ton. Khusus : 1. Pendidikan dan pengalaman kerja (sesuai dengan persyaratan umum). 2. Membawa Surat Permohonan dari perusahaan untuk ditunjuk dalam Sertifikasi Petugas Operator Hoist / Crane yang ditujukan kepada Direktur PNK3 Depnakertrans RI. 3. Untuk keperluan pembuatan sertifikat dan surat penunjukan dalam Sertifikasi Petugas Operator Hoist / Crane, maka para peserta diharuskan menyerahkan: Photo berwarna ukuran 4x6 sebanyak 4 lembar, dan ukuran 2x3 sebanyak 2 lembar Fotocopy ijazah terakhir sebanyak 2 lembar.

Food Safety Management System ISO 22000:2005 Internal Audit Course date : 11-12 Februari 2010 Course fee = Rp. 1.760.000/person Sistem manajemen yang efektif dapat diketahui melalui verifikasi oleh pihak independen yang dapat mengukur sejauh mana pencapaian berkaitan dengan persyaratan pada standard internasional yang dijadikan acuan. Salah satu bentuk verifikasi adalah Internal Audit yang dengan kompetensi dan keahliannya sebagai profesional Auditor mampu melakukan audit secara efektif terhadap sistem manajemen yang diterapkan. Untuk itu maka pelatihan ini menjadi penting bagi setiap organisasi yang telah menerapkan sebuah sistem manajemen sebagai salah satu bentuk pemastian terhadap sebuah sistem operasi. Hasil yang baik dan efektif bagi perkembangan system manajemen keamanan pangan tentunya tidak lepas dari kompetensi sumber daya manusia terkait yaitu Internal Auditor yang ada di organisasi. Dengan mengacu pada standar ISO 19011 maka akan memberikan panduan yang detil tentang perencanaan dan implementasi audit yang efektif. pelatihan ini agar peserta dapat : 1. Menjabarkan tujuan dari Sistem Manajemen Keamanan Pangan. 2. Menjelaskan tujuan, isi dan iterelasi antar ISO 22000, ISO 9000 series dan ISO 19011. 3. Mengintepretasikan persyaratan ISO 22000 dalam konteks audit. 4. Menjabarkan peran dan tanggung jawab auditor dan lead auditor. 5. Merencanakan dan melaksanakan audit sesuai dengan ISO 19011. 6. Mampu menyusun laporan audit yang valid, berdasarkan fakta dan memiliki nilai tambah (opportunity for improvement). 7. Melakukan follow up audit mencakup evaluasi efektifitas tindakan perbaikan. 1. Sekilas tentang ISO 22000:2005 Food Safety Management System 2. Kompetensi & kriteria auditor internal 3. Prinsip Dasar Audit 4. Perencanaan Audit Mutu Internal 5. Program Audit dan Audit Plan 6. Pelaksanaan Audit Mutu Internal 7. Pelaporan Audit dan tindak lanjut Audit 8. Potensi Improvement 9. Studi Kasus 10. Presentasi Peserta. Pelatihan ini dapat diikuti oleh Factory Manager, QHSE Manager, Food Safety Inspector/Specialist/Engineer, Quality Assurance, Production, General Services, Maintenance, Purchasing, dan Warehouse.

CONTRACTOR Safety Management System Course date : 11-12 Februari 2010 Course fee = Rp. 1.760.000/person Perkembangan industri menyebabkan sejumlah pekerjaan menuntut adanya kehandalan setiap personil yang melakukan pekerjaan terlepas kegiatan dilakukan oleh karyawan maupun kontraktor yang bekerja atas nama perusahaan. Kinerja K3 yang kuat dan komitmen manajamen merupakan hal utama yang harus dimunculkan dalam setiap kegiatan dan project yang dilaksanakan oleh organisasi. CONTRACTOR Safety Management System merupakan sebuah sistem yang sering digunakan oleh organisasi untuk mengukur sejauh mana pencapaian kinerja K3 pemberi jasa berkaitan dengan persyaratan dan standard yang ditetapkan pemberi pekerjaan. Saat ini banyak perusahaan pengguna kontraktor melaksanakan Contractor Safety Management System (CSMS) dengan mengacu pada CSMS yang dikeluarkan oleh International Association of Oil & Gas Producers (OGP), Pertamina, API (American Petroleum Institute), untuk memastikan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja dapat dipenuhi dan usaha-usaha untuk pencegahan kecelakaan pada kontraktor dapat berhasil dengan baik. pelatihan ini agar peserta dapat : 1. Melengkapi pertanyaan yang diberikan pada saat pra-kualifikasi. 2. Membuat EHS Plan untuk project/pekerjaan yang sedang ditenderkan. 3. Melakukan semua persyaratan yang diperlukan pada saat sebelum memulai pekerjaan, saat pelaksanaan pekerjaan, dan saat pekerjaan sudah selesai. 4. Melengkapi catatan harian, mingguan, dan bulanan tentang kinerja dan semua kegiatan terkait dengan program keselamatan dan kesehatan kerja. 5. Melengkapi formulir isian untuk appraisal system saat berlangsung pekerjaan ataupun diakhir kontrak. 1. CSMS Overview. 2. Proses CSMS : Tanggung Jawab Kontraktor. Tahap Administrasi (Planning) : Risk Assessment, Pra-kualifikasi, dan Seleksi. Tahap Pelaksanaan : Evaluasi Pra - Pelaksanaan, Mobilisasi, Pengawasan Pelaksanaan dan Evaluasi Akhir. Bank Data (Sistem data kontraktor yang mengikuti tender). Strategi mempersiapkan Safety Plan/OHS Manual. 3. Pengembangan dokumentasi : Database formulir - formulir Risk Assessment, Evaluasi, OHS dan Manual/Safety Plan. 4. Pre Test dan Post Test. Peserta. Pelatihan ini dapat diikuti oleh EHS Profesional/Manager/Superintendent/Officer/Engineer, Construction Project Manager/Engineer/Coordinator, Procurement Officer/Staff.

Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja UMUM AK3 UMUM Course date : 15-25 Februari 2010 Course fee = Rp. 8.000.000/person Pembangunan nasional diarahkan menuju terwujudnya masyarakat yang maju, adil, makmur dan mandiri dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan yang merupakan bagian penting dari pembangunan nasional merupakan upaya menyeluruh yang ditujukan pada peningkatan, pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, produktif, efisien, efektif dan berjiwa wira usaha sehingga mampu mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja serta kesempatan berusaha. Dalam pembangunan ketenagakerjaan perlu dibina dan dikembangkan perbaikan syaratsyarat kerja serta perlindungan tenaga kerja dalam menuju peningkatan kesejahteraan tenaga kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai satu aspek perlindungan tenaga kerja, sangat besar peranannya dalam upaya meningkatkan produktivitas perusahaan dan mewujudkan kualitas hidup masyarakat sesuai dengan harkat dan martabatnya. Pelaksanaan dan penerapan K3 memerlukan sumber daya manusia yang mampu mendeteksi dan menanggulangi sumber-sumber yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja serta menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat. Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia di bidang K3, Depnakertrans telah menyusun program pendidikan dan pelatihan Ahli K3 yang ada di perusahaan sesuai dengan Permenaker No. 02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli K3. Ahli K3 tersebut akan membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan K3 sesuai dengan bidangnya. Dalam menjalankan fungsinya tersebut maka perlu adanya peningkatan yang berkelanjutan sesuai dengan perkembangan jaman terutama dengan diberlakukannya Undang-undang No. 22 tahun 1999. Dasar Hukum 1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. 2. Permenaker RI No. 03/Men/1978 tentang Persyaratan Penunjukkan dan Wewenang serta Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja. 3. Permenaker RI No. 04/Men/1987 tentang Panitia Pembinan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukkan Ahli Keselamatan Kerja. pelatihan ini agar Mendapatkan kualifikasi tenaga teknis berkeahlian di bidang K3 yang dapat melakukan identifikasi, evaluasi, pemeriksaan/pengujian yang berkaitan dengan bidang keselamatan dan kesehatan kerja tertentu. I. MATERI KELOMPOK DASAR 1. Kebijakan K3 2. Dasar-dasar K3 3. Manajemen K3/SMK3 4. Sebab-sebab kecelakaan 5. Laporan dan analisa kecelakaan 6. Audit SMK3 7. Statistik kecelakaan 8. P2K3

II. MATERI KELOMPOK INTI 1. Undang-undang No. 01 tahun 1970 2. Keselamatan Kerja Listrik 3. PUIL dan peraturan perundangan dibidang listrik Pengawasan instalasi listrik Pengawasan lift listrik Pengawasan instalasi penyalur petir 4. Penanggulangan kebakaran Peraturan perundangan K3 dibidang penanggulangan kebakaran Pengawasan peralatan dan instalasi pemadam kebakaran dan detektor 5. Keselamatan kerja mekanik dan konstruksi bangunan Peraturan perundangan K3 dibidang mekanik dan konstruksi bangunan Pengawasan pesawat angkat dan angkut Pengawasan Pesawat Tenaga dan Produksi Pengawasan Konstruksi Bangunan Pengawasan instalasi pipa 6. Keselamatan kerja pesawat uap dan bejana tekan Peraturan Perundangan K3 dibidang pesawat uap dan bejana tekan Pengawasan pesawat uap Pengawasan bejana tekan 7. Kesehatan dan Lingkungan Kerja Peraturan perundangan K3 dibidang kesehatan dan lingkungan kerja Pengawasan kesehatan kerja Pengawasan lingkungan kerja 8. Alat pelindung diri 9. Plant visit 10. Diskusi 11. Evaluasi / ujian Peserta. Pelatihan ini dapat diikuti oleh level Manajer dan Supervisor dari Production, Operation, Technical, Maintenance, Warehouse dan HSE Dept. Fasilitator. Pelatihan ini difasilitasi oleh instruktur/tim ahli dari Depnakertrans Republik Indonesia dan. Fasilitas Pelatihan. Fasilitas untuk pelatihan ini adalah Modul Pelatihan, Sertifikat, Surat Penunjukan Ahli K3 Umum, Lencana, Pin dari Departemen Tenaga Kerja dan Konsumsi (makan siang + 2X snack/hari). Syarat Peserta Pelatihan. 1. Sarjana muda atau sederajat dengan pengalaman kerja sesuai bidang keahlian sekurangkurangnya 4 tahun (sesuai dengan Permenaker 02/MEN/1992 pasal 3). 2. Membawa Surat Permohonan dari perusahaan untuk ditunjuk sebagai Ahli K3 Umum yang ditujukan kepada Direktur PNK3 Depnakertrans RI. 3. Untuk keperluan pembuatan sertifikat dan surat penunjukan sebagai Ahli K3 Umum, maka para peserta diharuskan menyerahkan: Photo berwarna ukuran 4x6 sebanyak 4 lembar, dan ukuran 2x3 sebanyak 2 lembar Fotocopy ijazah terakhir sebanyak 2 lembar

Ketidakpastian Pengukuran Metode Pengujian Course date : 18-19 Februari 2010 Course fee = Rp. 1.760.000/person Banyak keputusan penting dibuat berdasarkan hasil analisis kimia kuantitatif, misalnya dalam memperkirakan rendemen, dalam menguji kesesuaian materi terhadap syarat keberterimaan atau batasan nilai, atau untuk memperkirakan nilai ekonomis suatu bahan. Kapanpun keputusan dibuat berdasarkan hasil-hasil analisis kimia kuantitatif, adalah penting untuk memperoleh keyakinan kualitas hasil-hasil pengujian tersebut. Salah satu indikator kualitas hasil-hasil pengujian tersebut adalah adanya suatu estimasi nilai ketidakpastian. Selain dipersyaratkan dalam regulasi yang berlaku seperti halnya ISO 17025 klausul 5.4.6 (terutama klausul 5.4.6.2) yang menyatakan: Laboratorium pengujian harus juga mempunyai dan menerapkan prosedur untuk mengestimasi ketidakpastian pengukuran, nilai ketidakpastian memungkinkan pengguna data hasil ukur untuk dapat mengevaluasi kehandalan data, membandingkan data dari beberapa pengukuran terpisah, mengevaluasi keseuaian dengan spesifikasi, dan mengevaluasi kesesuaian data hasil ukur terhadap tujuan penggunaannya (fitness for purpose). Sebagai konsekuensi dari pemenuhan regulasi dan kebutuhan yang semakin meningkat akan kredibilitas laboratorium serta hasil ukur yang dihasilkannya maka penguasaan yang mendalam akan kuantitasi nilai ketidakpastian dalam pengujian kimia analitik menjadi amat diperlukan dan tidak terhindarkan. Guna memenuhi kebutuhan Anda, Kami menghadirkan paket pelatihan Ketidakpastian Pengukuran Metode Pengujian yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadikan pemahaman Anda akan materi yang disampaikan meningkat pesat dalam waktu yang singkat. pelatihan ini agar peserta dapat : 1. Memahami pendekatan sistematis dalam mengkuantitasikan besarnya ketidakpastian dalam pengujian-pengujian kimia analitik kuantitatif di laboratorium. 2. Mampu melaksanakan perhitungan dan implementasi ketidakpastian di laboratorium secara mandiri. 3. Mampu mengevaluasi secara statistik kewajaran hasil evaluasi ketidakpastian pengujian kimia analitik kuantitatif di laboratorium secara mandiri. 1. Good Laboratory Practise 2. ISO 17025:2005 Overview 3. Konsep dasar dan Pengenalan Ketidakpastian Pengukuran. 4. Proses Analisa 5. Ketidakpastian Pengukuran dalam penetapan (secara gravimetri, Volumetri, Kromatografi dan Spektrometri). 6. Studi Kasus Ketidakpastian Pengukuran Peserta. Pelatihan ini dapat diikuti oleh Factory Manager, Laboratory Analyst/Specialist/Engineer, Quality Assurance, Purchasing, dan Production.

Hearing Loss Prevention Program Course date : 18-19 Februari 2010 Course fee = Rp. 1.760.000/person Lingkungan sehat merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang kehidupan manusia. Salah satu lingkungan yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang dan ataupun masyarakat adalah lingkungan kerja atau industri. Dampak perkembangan industri adalah kebisingan yang dijabarkan oleh para ahli fisika sebagai koleksi dari fenomena fiskal (suara chaotic) yang kita terima melalui organ kita yaitu telinga; oleh Littre sebagai gabungan dari suara yang membingungkan (International Labour Office, 1976). Gangguan pendengaran atau kebisingan akibat kerja di Indonesia belum mendapat perhatian penuh padahal gangguan ini menempati urutan pertama dalam daftar penyakit akibat kerja di Amerika dan Eropa dengan proporsi 35%. Sementara di pelbagai industri di Indonesia, diperkirakan berkisar pada angka 30-50%. Seiring dengan kebutuhan pembangunan, penggunaan peralatan industri yang menimbulkan bising di negara berkembang, termasuk Indonesia, makin lama akan makin bertambah. Untuk mengurangi risiko kesehatan diperlukan sebuah Program Pencegahan Kehilangan Pendengaran (Hearing Loss Prevention Program) yang akan memberikan panduan terhadap penyebab kebisingan ditempat kerja dan pengaruhnya terhadap kesehatan dan keselamatabn manusia, pengetahuan tentang criteria dan peraturan kebisingan ditempat kerja, dan kemampuan mengidentifikasi, mengukur dan menganalisis kebisingan ditempat kerja. pelatihan ini agar peserta dapat : 1. Meningkatkan pengetahuan tentang aspek fisis kebisingan ditempat kerja. 2. Meningkatkan pengetahuan tentang tanggapan manusia terhadap kebisingan ditempat kerja. 3. Meningkatkan keterampilan tentang pengukuran dan analisis kebisingan ditempat kerja. 4. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang criteria dan peraturan kebisingan ditempat kerja yang berlaku di Indonesia dan Negara lain. 5. Meningkatkan pengetahuan dalam menyusun program kerja pengendalian kebisingan di unit kerja nya yang terintegrasi dengan program kerja operasional perusahaan/ pabrik baik pada saat normal operasi, start up dan shut down. 1. Dasar akustik I meliputi Gelombang suara, Nilai RMS, Skala Decibel ( dblin, dba, dbhl.), Penyebaran suara didalam dan diluar ruangan, Bunyi yang timbul di udara dan di struktur bangunan dan Kriteria bising. 2. Karakteristik akustik telinga manusia meliputi Mekanisme pendengaran, Karateristik akustik pendenagaran manusia, Pengaruh bising pada pendengaran dan Perlindungan pendengaran di Industri. 3. Sumber bising di Industri meliputi Karateristik sumber bising dan Beberapa tipe sumber bising : fan, jet & turbine, pipe, pump, furnace, electrical equipment. 4. Pengukuran dan analisis frekuensi suara meliputi Dasar pengukuran dan analisa, Metodologi pengukuran & Sound level meter, Microphone, Time varying noise dan spectrum analysis, Noise dosimeter, Intensity meter dan Monitoring kebisingan & Bising ditempat kerja.

5. Telinga manusia dan penurunan kemampuan pendengaran meliputi Prinsip dasar tes audiometry & Peralatan tes audiometry, Hasil analisa tes audiometry dan Audiometery pada konservasi pendengaran. 6. Kriteria dan peraturan bising ditempat kerja meliputi Nilai Ambang Batas dan Kepmenaker no. Kep.51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang batas faktor Fisika ditempat kerja. 7. Pengendalian bising terpadu ditempat kerja meliputi Konsep pemecahan masalah kebisingan, Program kerja pengendalian bising dan Contoh penerapan program pengendalian bising terpadu di tempat kerja. Peserta. Pelatihan ini dapat diikuti oleh tingkat Manager/Supervisor atau Officer dari Maintenance, Operation, Technical, Warehouse, Legal, Laboratory dan HSE Dept.

Introduction to Malcolm Baldridge Course date : 19 Februari 2010 Course fee = Rp. 1.250.000/person Sistem manajemen kualitas MBPE (Malcolm Baldridge Performance Excellence) diperkenalkan dan diterapkan sebagai panduan bagi perusahaan untuk menjadi perusahaan yang unggul atau excellence dalam era persaingan global ini. Sistem ini pertama sekali diciptakan oleh US Congress pada tahun 1987 dibawah Public Law 100-107, sebagai penghormatan kepada Malcolm Baldridge (Commerce Department Secretary). Penghargaan MBNQA (Malcolm Baldridge National Quality Award) diberikan setiap tahun kepada berbagai organisasi dan perusahaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat. Saat ini MBNQA berada dibawah tanggungjawab the National Institute of Standards and Technology (NIST), Departemen Perdagangan AS. Ada 7 kriteria yang dinilai dan dijadikan acuan dalam mengelola kinerja perusahaan, yaitu kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pasar dan pelanggan, informasi dan analisis, fokus sumber daya manusia, manajemen proses, dan hasil-hasil bisnis. Berdasarkan peninjauan secara seksama terhadap 20 perusahaan yang memiliki skor tertinggi untuk kriteria MBPE, diperoleh kesimpulan bahwa ada 6 faktor kunci yang sangat besar kontribusinya pada peningkatan performa atau keunggulan kinerja perusahaan, yaitu antara lain fokus pelanggan, kepemimpinan manajemen senior, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan, kultur perusahaan yang terbuka, pembuatan keputusan berdasarkan fakta, dan kemitraan dengan pemasok. pelatihan ini agar peserta dapat : 1. Memahami konsep Malcolm Baldridge Performance Excellence. 2. Memahami alasan-alasan perusahaan untuk menerapkan Malcolm Baldridge Performance Excellence. 3. Memahami hal-hal yang menunjang kesuksesan penerapan Malcolm Baldridge Performance Excellence. 1. Konsep dan Infrastruktur Malcolm Baldridge Performance Excellence. 2. Malcolm Baldridge Performance Excellence : Leadership (kepemimpinan perusahaan dan tanggung jawab sosial), Strategic Planning (pengembangan strategi dan penjabaran strategi), Customer & Market Focus (pengetahuan pelanggan & pasar, hubungan & kepuasan pelanggan), Measurement, Analysis & Knowledge Management (Pengukuran & Analisa Kinerja Perusahaan, Manajemen Informasi & Pengetahuan), Human Resources Focus (Sistem Kerja, Pembelajaran dan Motivasi Pegawai, Kesejahteraan & Kepuasan Pegawai), Process Management (Proses penciptaan nilai, Proses Pendukung), dan Business Results (Hasil fokus pada pelanggan, hasil produk & jasa, hasil keuangan & pasar, hasil SDM, hasil efektivitas perusahaan, hasil governance, dan tanggung jawab sosial). 3. Konsep Improvement berdasarkan daur Define-Measure-Analyze-Improve-Control (DMAIC). Peserta. Pelatihan ini dapat diikuti oleh Senior Manager dan Manager di bidang Quality Assurance, Training and Development, Personnel, Customer Service, Production, Technical, Information Technology, Marketing dan Finance & Accounting.

Chemical Safety in the Laboratory Course date : 24-25 Februari 2010 Course fee = Rp. 1.760.000/person Dalam lingkungan industri, bahan kimia biasanya digunakan dalam jumlah besar akan tetapi dengan jenis yang sedikit. Sebaliknya, laboratorium biasanya menggunakan bahan kimia digunakan dalam jumlah sedikit akan tetapi dengan jenis yang banyak. Sayangnya sejumlah bahan kimia belum atau bahkan tidak dikendalikan sesuai petunjuk disebabkan ketidaktahuan atau ketiadaan informasi terkait bahan kimia tersebut. Bekerja menggunakan bahan kimia merupakan pekerjaan berisiko sejak dari proses, penyimpanan, transportasi dan penggunaannya. Namun, betapapun besarnya bahaya bahan kimia, penanganan yang benar akan mengurangi risiko bahaya yang diakibatkannya. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan teknik penganganan bahan kimia terutama bagi personil laboratorium. pelatihan ini agar peserta dapat : 1. Mengetahui Risiko kesehatan akibat pajanan bahaya kimia di laboratorium. 2. Mengetahui Bahaya kebakaran dan peledakan bahan kimia. 3. Mengetahui Prinsip dasar pencegahan kecelakaan. 4. Mengetahui Prosedur dalam keadaan darurat bahan kimia. 5. Mengetahui Pengelolaan bahan kimia di lokasi kerja. 1.. 2. Bahaya kesehatan akibat pajanan bahan kimia. 3. Bahaya kebakaran dan peledakan. 4. Prinsip dasar pencegahan. 5. Prosedur darurat bahan kimia. 6. Manajemen dan program pengendalian bahan kimia meliputi : Keselamatan kerja penggunaan bahan kimia. Keselamatan kerja penyimpanan bahan kimia. dentifikasi dan pemasangan label. Lembar data keamanan bahan kimia. 7. Manajemen pengelolaan limbah beracun dan berbahaya. 8. Studi kasus penyimpanan bahan kimia. Peserta. Pelatihan ini dapat diikuti oleh tingkat Manager/Supervisor atau Officer dari Maintenance, Operation, Technical, Warehouse, Legal, Laboratory, Purchasing, Security, Fire Brigade/Rescue Team dan HSE Dept.

Introduction to Six Sigma Course date : 25 Februari 2010 Course fee = Rp. 1.250.000/person Sebagai salah satu management tools, Six Sigma merupakan suatu pendekatan manajemen untuk menjadikan perusahaan excellence dengan tingkat mutu 3,4 defect dari satu juta kemungkinan (3,4 deffect per million opportunity). Six Sigma sejak kelahirannya di Motorola sampai kemudian berkembang pesat di General Electric telah menghapus banyak kekeliruan, mengurangi biaya, dan lebih memuaskan pelanggan. Cacat produksi, pekerjaan ulang, pemborosan, dan kekeliruan lainnya, menjadi begitu menakutkan, saat dikalkulasikan dalam nilai cost. Beberapa perusahaan telah mengaplikasikan Six Sigma, namun tidak sedikit yang belum mendapatkan dampaknya secara signifikan sehingga membuat para Manajemen Puncak mempertanyakan apa yang salah dalam implementasi Six Sigma. Kepemimpinan Manajemen Puncak dan Budaya Improvement, disamping infrastruktur yang menunjang implementasi six sigma merupakan sebuah hal yang tidak bisa dipisahkan dari penerapan six sigma. Penerapan Six Sigma di seluruh jajaran organisasi akan memberikan bottomline bagi perusahaan. Pelatihan ini merupakan sarana bagi organisasi untuk melakukan re-engineering fungsi manajemen dalam penerapan six sigma agar memiliki kemampuan proses analisa yang tajam, akurat, dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data dan fakta di lapangan, serta membuat perubahan berkelanjutan yang lebih baik di perusahaannya. pelatihan ini agar peserta dapat : 1. Memahami konsep Six Sigma 2. Memahami alasan-alasan perusahaan untuk menerapkan Six Sigma. 3. Memahami hal-hal yang menunjang kesuksesan penerapan Six Sigma. 4. Memahami dan mampu melakukan Small Improvement berdasarkan metode six sigma. 1. Konsep Six Sigma. 2. Mengapa perlu Six Sigma. 3. Six Sigma Infrastruktur. 4. Six Sigma Management. 5. Kaizen dan Konsep Small Improvement berdasarkan daur Define-Measure-Analyze-Improve- Control (DMAIC). Peserta. Pelatihan ini dapat diikuti oleh Factory Manager, Quality Assurance Manager, HSE Manager, Training and Development Manager, Technical Manager and Line Manager.