ANALISIS DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GENERALIZED STRUCTURED COMPONENT ANALYSIS (GSCA)

dokumen-dokumen yang mirip
VARIABEL LATEN SEBAGAI MODERATOR DAN MEDIATOR DALAM HUBUNGAN KAUSAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena melibatkan sejumlah variable bebas (independent variable) dan variabel

SKRIPSI. Oleh : ZAENUDIN ZUHRI J2E

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN CEPAT SAJI MENGGUNAKAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE (Studi Kasus: Burger King Bali)

PEMODELAN STRUKTURAL DARI EMOSI POSITIF SEBAGAI PEMEDIASI TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA

1. Pendahuluan PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR

MODEL TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN BANGLI DENGAN PENDEKATAN PARTIAL LEAST SQUARE

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menjelaskan indikator-indikator dalam menentukan kepuasan

Pendekatan Metode Generalized Structured Component Analysis (GSCA) untuk Model Persamaan Struktural Unidimensional TESIS

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

ANALISIS HUBUNGAN INDIKATOR KETAHANAN PANGAN TINGKAT RUMAH TANGGA DENGAN KEADAAN GIZI BALITA MENGGUNAKAN METODE GSCA

MAMMOGRAPHY SCREENING PADA KANKER PAYUDARA DENGAN GENERALIZED STRUCTURED COMPONENT ANALYSIS

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

PEMODELAN SEM DENGAN GENERALIZED STRUCTURED COMPONENT ANALYSIS (GSCA)

MAMMOGRAPHY SCREENING PADA KANKER PAYUDARA DENGAN GENERALIZED STRUCTURED COMPONENT ANALYSIS

PEMODELAN SEM DENGAN GENERALIZED STRUCTURED COMPONENT ANALYSIS (GSCA)

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN PADA LAYANAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan studi penelitian ini adalah hypothesis testing (pengujian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PARTIAL LEAST SQUARE

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JALAN TOL BALI MANDARA

BAB IV METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE LEAST MEDIAN SQUARE-MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT (LMS-MCD) DALAM REGRESI KOMPONEN UTAMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Penggunaan Sistem Aplikasi D-Pack Terhadap Kepuasan Pengguna pada CV.Sumber Jadi Pangkalpinang

PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS

PEMODELAN SEM DENGAN GENERALIZED STRUCTURED COMPONENT ANALYSIS (GSCA)

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak

PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PEPSODENT. (Studi Kasus Wilayah Tangerang, Karang Tengah) SKRIPSI

BAB V ANALISA HASIL. convergent validity yaitu apakah loading factor indikator untuk masing-masing konstruk sudah

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

ABSTRAK. kualitas pelayanan, account representative, tax knowledge, jenjang pendidikan, kepatuhan. Universitas Kristen Maranatha i

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JALAN TOL BALI MANDARA KOMPETENSI STATISTIKA SKRIPSI

ABSTRAK. Kata Kunci: Partial Least Square (PLS), citra destinasi, motivasi wisatawan, kepuasan wisatawan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerja di sektor publik khususnya di institusi kepolisian. Dipilihnya institusi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

*Corresponding Author:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para

III. METODE PENELITIAN

Sulistiyono ( ) JURUSAN SISTEM INFORMASI ITS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bintaro Jaya Sektor IV Tangerang Selatan pondok betung no. 88 bintaro jaya sektor IV Tangerang Selatan

JURNAL TEKNIK POMITS 1

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan dalam penelitian dibidang ilmu sosial. (structural equation modeling, SEM), karena bisa dikatakan bahwa pemodelan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk

ANALISIS DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) KOMPETENSI STATISTIKA

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, ISSN:

(S.3) METODE MULTILEVEL STRUCTURAL EQUATION MODELING DENGAN WEIGHTED LEAST SQUARE ESTIMATION UNTUK ANALISIS PELAYANAN KESEHATAN IBU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PENGGUNAAN TRANSPORTASI PRIBADI PADA MAHASISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PARTIAL LEAST SQUARE

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

Pemodelan Spline Truncated dalam Regresi Nonparametrik Birespon

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan jumlah keseluruhan sampel kurang dari 100. Dikarenakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit maupun cacat. Sejalan dengan definisi sehat menurut WHO, menurut

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran

Jurnal Jilid 6, No. 2, 2016, Hal ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata-kata Kunci: Kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, penerapan tarif pajak penghasilan, kepatuhan wajib pajak, SEM.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian.

ANALISA PENGARUH ASPEK PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA AKADEMIK MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SEM-PLS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, ISSN:

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

Transkripsi:

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, 54-58 ISSN: 2303-1751 ANALISIS DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GENERALIZED STRUCTURED COMPONENT ANALYSIS (GSCA) PUTU NOPITA PURNAMA NINGSIH 1, KETUT JAYANEGARA 2, I PUTU EKA NILA KENCANA 3 1,2,3 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran-Bali e-mail: 1 nopit14@gmail.com, 2 ketut_jayanegara@yahoo.com, 3 i.putu.enk@gmail.com Abstract The aim of this research is to determine the relationship between environmental, behavioral, health services, education, and economic variables to health status in the Province of Bali. These variables are constructs (latents ) that can not be measured directly by observation. If there was a relationship between latent and its indicators, it is recomended to use Structural Equation Modeling (SEM). In this research we used variance-based SEM i.e. Generalized Structured Component Analysis (GSCA). This method not based on many assumptions such as the data does not have a multivariate normal distribution, the sample size does is not necessary large. Moreover, GSCA provides by overall goodness-fit of the model. The result of this research indicates that the environmental, behavioral, economic and educational variable influenced health status, but health service does not significantly affect the health status; economic does not significantly affect the environment; and education does not significantly affect the behavior. The result of the FIT value 0.450 and the AFIT value 0.429 showed that overall model in this research is not good enough because of both of these values are under 0.50. Keywords : Latent Variable, Structural Equation Modeling (SEM), Generalized Structured Component Analysis (GSCA), Derajat Kesehatan 1. Pendahuluan Derajat kesehatan merupakan sebuah konsep yang menurut Hendrik L. Blum dalam Effendy[1] dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik. Untuk meningkatkan derajat kesehatan, faktorfaktor tersebut harus dikendalikan dengan baik. Namun, faktor-faktor tersebut merupakan sebuah konstrak (latent/construct) yang hanya bisa diukur secara tidak langsung melalui pengamatan pada variabel observasi (observation/item variable). Pada saat hubungan antarvariabel yang terbentuk merupakan hubungan antarvariabel laten, maka metode yang dapat digunakan adalah Structural 1 Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana 2,3 Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana

e-jurnal Matematika Vol. 2, No. 2, Mei 2013, 54-58 Equation Modeling (SEM). Terdapat SEM berbasis kovarians dan SEM berbasis varians atau komponen. Generalized Structured Component Analysis (GSCA) merupakan SEM berbasis varians. SEM berbasis varians merupakan soft modeling yang tidak didasari asumsi berdistribusi normal, jumlah data tidak harus besar. Selain itu, dapat menganalisis secara bersamaan indikator dengan bentuk reflektif dan formatif [2]. Generalized Structured Component Analysis (GSCA) yang diusulkan oleh Hwang and Takane dapat mengatasi kelemahan Partial Least Squares (PLS) yang tidak menyediakan criteria global least square optimization yang dilengkapi dengan ukuran goodness-fit model secara keseluruhan [3] karena GSCA memiliki criteria global least square optimization, yang dapat secara konsisten meminimumkan sum squares residual untuk memperoleh estimasi parameter model. Derajat kesehatan sangat penting dalam menggambarkan profil kesehatan masyarakat di suatu daerah. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, digunakan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Faktor-faktor yang memengaruhi derajat kesehatan masyarakat tidak hanya berasal dari sektor kesehatan melainkan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya [4]. Rumusan masalah adalah bagaimana hubungan antara variabel lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, pendidikan dan ekonomi terhadap derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Bali dengan metode Generalized Structured Component Analysis (GSCA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi terhadap derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Bali dengan metode Generalized Structured Component Analysis (GSCA). 2. Metode Penelitian Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kesehatan dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali untuk tiap kecamatan di Provinsi Bali sebanyak 57 kecamatan. Variabel penelitian ini, yaitu: variabel laten ekonomi indikatornya jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian (X 1 ), jumlah penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja (X 2 ), dan jumlah anggota KUD (X 3 ). Pendidikan, indikatornya persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf (X 4 ), jumlah murid SD dan SMP (X 5 ), jumlah penduduk yang lulus sarjana (X 6 ). Pelayanan kesehatan, indikatornya persentase bayi yang diimunisasi campak (X 7 ), persentase persalinan ditolong oleh tenaga medis (X 8 ), persentase ibu nifas mendapat Vit A (X 9 ). Lingkungan, indikatornya persentase rumah sehat (Y 1 ), persentase keluarga memiliki jamban (Y 2 ), persentase keluarga dengan sumber air minum terlindung (Y 3 ). Perilaku, indikatornya persentase keluarga yang berperilaku hidup bersih (PHBS) (Y 4 ), persentase bayi diberi ASI eksklusif (Y 5 ), persentase posyandu aktif (Y 6 ), persentase masyarakat miskin berobat pada tenaga kesehatan (puskesmas) (Y 7 ). Derajat Kesehatan, indikatornya, angka kematian bayi (AKB) per 1000 55

P.Nopita Purnama Ningsih, Ketut Jayanegara, I P.E. Nila Kencana Metode Generalized Structured Component Analysis (GSCA) kelahiran hidup (Y 8 ), jumlah kasus penyakit TB Paru (Y 9 ), persentase balita gizi buruk (Y 10 ), angka kematian ibu (AKI) per 100000 kelahiran hidup (Y 11 ). Adapun langkah-langkah untuk analisis data dengan metode Generalized Structured Component Analysis (GSCA), sebagai berikut: 1. Spesifikasi model. 2. Mengestimasi parameter menggunakan software open source GeSCA. 3. Mengevalusi model pengukuran dengan melihat signifikansi, menguji validitas dan reliabilitas menggunakan Average Variance Extracted (AVE) dengan AVE > 0.50 [5] dan Composite Reliability (ρc) dengan nilai ρc 0.6. 4. Mengevaluasi model struktural menggunakan koefisien determinasi (R 2 ) dan signifikansi koefisien jalur strukturalnya dilihat dari nilai CR (critical ratio) setara t-statistik melalui tahap bootstraping. 5. Evaluasi overall goodness fit model. 6. Membuat kesimpulan. 3. Hasil dan Pembahasan Angka Kematian Bayi (AKB) terendah terdapat di Kecamatan Pupuan dan Kuta Utara dengan tidak ditemukannya kematian bayi. AKB tertinggi terdapat di Kecamatan Bangli sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup. Jumlah kasus penyakit TB Paru terendah di Kecamatan Busungbiu, Selemadeg Timur dan Petang sebanyak 2 kasus sedangkan yang tertinggi di Kecamatan Denpasar Utara sebanyak 79 kasus. Persentase balita gizi buruk terendah terdapat di 20 Kecamatan dengan tidak ditemukannya balita gizi buruk di daerah tersebut dan tertinggi di Kecamatan Jembrana sebesar 1,90%. Angka Kematian Ibu (AKI) terendah terdapat di 25 Kecamatan dengan tidak ditemukannya kematian ibu dan yang tertinggi di Kecamatan Pekutatan sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil evalusi model pengukuran menunjukkan bahwa indikator X 1, X 2, X 5, X 6, X 7, X 8, X 9, Y 1, Y 2, Y 3, Y 6, Y 7, Y 8, Y 9 berpengaruh terhadap variabel laten masing-masing, dengan nilai AVE lebih besar dari 0,5 dan composite reliability (ρc) di atas 0,7 maka indikator dikatakan valid dan reliabel dalam mengukur variabel latennya. Dilanjutkan dengan evaluasi model struktural. Tabel 1. Estimasi Parameter pada Model Struktural Hubungan variabel Estimate SE CR Korelasi Ekonomi dengan Pendidikan 0,674 0,101 6,66 * Ekonomi Lingkungan 0,110 0,143 0,77 Ekonomi Derajat Kesehatan -0,351 0,140 2,51 * Pendidikan Perilaku -0,029 0,153 0,19 Pendidikan Derajat Kesehatan -0,321 0,140 2,29 * Pelayanan Kesehatan Derajat Kesehatan -0,176 0,144 1,22 Lingkungan Derajat Kesehatan -0,217 0,104 2,09 * Perilaku Derajat Kesehatan 0,305 0,117 2,6 * CR* = signifikan pada taraf nyata 0,05. Dikatakan signifikan pada α = 0,05 jika nilai t- statistik(critical ratio) > t 0,025;56 = 2. 56

e-jurnal Matematika Vol. 2, No. 2, Mei 2013, 54-58 Diperoleh nilai R 2 untuk variabel derajat kesehatan sebesar 0,679, artinya keragaman derajat kesehatan dapat dijelaskan oleh variabel laten ekonomi, pendidikan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan sebesar 67,9%. sedangkan sisanya yaitu sebesar 32,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model penelitian. Seperti yang dinyatakan oleh Kementerian Kesehatan RI[4] faktor-faktor yang memengaruhi derajat kesehatan tidak hanya ekonomi, pendidikan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan. Akan tetapi terdapat faktor lain yaitu: ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, lingkungan sosial, keturunan, dan kontribusi sektor yang terkait yang ikut memengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Pada tabel 1 dapat dijelaskan nilai koefisien jalur dan signifikansinya, yaitu: Nilai koefisien jalur hubungan ekonomi terhadap lingkungan sebesar (0,110), menyatakan bahwa ekonomi tidak signifikan berpengaruh positif terhadap lingkungan. Nilai koefisien jalur hubungan ekonomi terhadap derajat kesehatan sebesar (-0,351) menyatakan bahwa kondisi ekonomi berpengaruh negatif terhadap derajat kesehatan. Nilai koefisien jalur hubungan pendidikan terhadap perilaku sebesar (-0,029), menyatakan bahwa pendidikan tidak signifikan berpengaruh negatif terhadap perilaku. Nilai koefisien jalur hubungan pendidikan terhadap derajat kesehatan sebesar (-0,321) menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh negatif terhadap derajat kesehatan. Nilai koefisien jalur hubungan pelayanan kesehatan terhadap derajat kesehatan sebesar (-0,176) menyatakan bahwa pelayanan kesehatan tidak signifikan berpengaruh negatif terhadap derajat kesehatan. Nilai koefisien jalur hubungan lingkungan terhadap derajat kesehatan sebesar (-0,217) menyatakan bahwa lingkungan berpengaruh negatif terhadap derajat kesehatan. Nilai koefisien jalur hubungan perilaku terhadap derajat kesehatan sebesar (0,305) menyatakan bahwa perilaku berpengaruh positif terhadap derajat kesehatan. Serta terdapat korelasi positif yang signifikan antara ekonomi dengan pendidikan sebesar 0,674. Berdasarkan hasil evaluasi model keseluruhan didapatkan nilai FIT sebesar 0,450 dan AFIT sebesar 0,429. Hal ini menunjukkan bahwa model belum cukup baik memperhatikan nilai FIT dan AFIT di bawah 0,5 dan hanya sekitar 45% keragaman data dapat dijelaskan oleh model. 4. Kesimpulan Semakin tinggi ekonomi, semakin tinggi tingkat pendidikan, dan semakin baik lingkungan akan menurunkan pengukur derajat kesehatan (AKB, kasus TB paru). Semakin meningkat pengukur perilaku sehat akan meningkatkan pengukur derajat kesehatan (AKB, kasus TB paru). Pengaruh ekonomi terhadap lingkungan, pendidikan terhadap perilaku dan pelayanan kesehatan terhadap derajat kesehatan menunjukkan hubungan tidak signifikan. Model yang dibangun dalam penelitian ini belum cukup baik memperhatikan nilai FIT dan AFIT di bawah 0,5. Peneliti yang tertarik melanjutkan agar lebih mengkaji indikator yang 57

P.Nopita Purnama Ningsih, Ketut Jayanegara, I P.E. Nila Kencana Metode Generalized Structured Component Analysis (GSCA) digunakan dan disarankan memperhatikan adanya kemungkinan efek moderasi dan mediasi pada model struktural. Daftar Pustaka [1] Effendy, N., 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kedokteran EGC. [2] Ghozali, I., 2008. Generalized Structured Component Analysis (GSCA) Model Persamaan Structural Berbasis Komponen. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro. [3] Hwang, H. & Takane, Y., 2004. Generalized Structured Component Analysis. Psychometrika, 69(1), pp.81-99. [4] Kementerian Kesehatan RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. [5] Fornell, C. & Larcker, D.F., 1981. Evaluating Structural Equation Models with Unobservable Variables and Measurement Error. Journal of Marketing Research, 18(1), pp.39-50. 58