BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang pada umumnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam krisis ekonomi global di tahun 2012 yang memperlambat pertumbuhan. (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia tahun 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

UKDW BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, yang memiliki harapan akan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa. berhadapan dengan persoalan penambahan modal yang tujuannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Pasar modal merupakan komponen penting dalam perekonomian

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat suatu perusahaan mengalami financial distress (Wahyu, 2009 dalam

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki potensi pertumbuhan

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan bertujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I. Perkembangan bisnis Real Estate dan Property mengalami perkembangan. yang cukup pesat di Indonesia. Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal, dan dengan hal tersebut perusahaan dapat mempertahankan. berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi global yang melanda dunia. Krisis ekonomi global telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi nasional. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PT. MUSTIKA RATU TBK DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup bagus dan cenderung diminati oleh investor sebagai salah satu target

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Adapun beberapa tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh keuntungan (profit), meningkatkan nilai perusahaan dan untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Tercapainya tujuan tersebut ditentukan oleh kinerja yang nantinya dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Profitabilitas merupakan salah satu dari sekian banyak tujuan perusahaan. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Dengan adanya profitabilitas maka perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan operasional dalam perusahaan. Akan tetapi ketika profitabilitas dalam suatu perusahaan kurang ataupun tidak ada sama sekali maka perusahaan perlahan akan menurun dan bisa dipastikan perusahaan yang mengalami hal demikian akan segera bangkrut. Di tengah melemahnya perekonomian dunia bahkan Indonesia, industri barang konsumsi di Indonesia cenderung meningkat. Saat ini 50 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif ditopang konsumsi dan investasi. Hal tersebut sangat terkait dengan perkembangan kelas menengah. Kepala Ekonom Bank Dunia Mansoor

2 Dailami mengatakan peningkatan jumlah kelas menengah di negara-negara berkembang telah membuat tren konsumsi dalam negeri meningkat. Hal ini secara bertahap akan menjadi sumber pertumbuhan global berkelanjutan. Negara-negara dengan populasi kelas menengah muda produktif cenderung memiliki tingkat konsumsi lebih tinggi ketimbang negara-negara dengan populasi berusia tua. Jika dibandingkan negara-negara berkembang lain, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia tergolong sangat cepat. Pertumbuhan kelas menengah Indonesia memang telah terlihat dari tingkat konsumsi domestik yang tinggi. Hal tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin stabil yang juga diuntungkan dengan menguatnya sejumlah tren lain. Kontribusi kelas menengah terbukti mendongkrak konsumsi dalam negeri yang pada giliran selanjutnya menjaga pertumbuhan ekonomi di atas level 6 persen selama beberapa tahun ke depan. Sejalan dengan kondisi tersebut, hampir semua sektor industri di Indonesia tumbuh, terutama sektor konsumer. Banyak kalangan menilai kebutuhan sektor tersebut masih akan tinggi meskipun adanya kenaikan harga BBM sekalipun. Sebanyak 240 juta jiwa penduduk Indonesia sudah pasti sangat membutuhkan sandang, pangan, dan kebutuhan pelengkap lainnya. Hal tersebut dapat terlihat dari kinerja saham sektor konsumer yang terus tumbuh. (Sumber: http://wartaekonomi.co.id/berita15156/pelaku-industri-barang-konsumsi-khawatirrusaknya-momentum-pertumbuhan-sektor-konsumer.html, Akses Senin, 20 Januari 2014 Pukul 12.49 WIB)

3 Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah dengan menganalisis tingkat profitabilitas perusahaan tersebut. Profitabilitas inilah yang akan menggambarkan bahwa perusahaan tersebut telah bekerja secara efisien. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan keefektifan pengelolaan perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas yang diperoleh, maka perusahaan mendapatkan laba yang tinggi begitupun sebaliknya bila perusahaan memperoleh profitabilitas yang rendah maka pendapatan yang diperoleh juga rendah. Tingkat profitabilitas yang konsisten dan terus meningkat adalah sebuah tolok ukur kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Profitabilitas juga merupakan tujuan utama dari setiap perusahaan karena apabila suatu perusahaan dalam keadaan yang untung dapat menambah permodalan perusahaan yang pada nantinya akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Untuk lebih jelasnya tentang profitabilitas maka Riyanto, B (2009:35) memberikan pengertian bahwa Profitabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba untuk periode tertentu. Sedangkan menurut Houston & Brigham (2011;98) profitability is the net result of a number and policies and decisions. Darsono

4 (2007:55) mengatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan manajemen untuk memperoleh laba. Laba terdiri dari laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Dari beberapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah prestasi yang dicapai perusahaan pada periode tertentu yang diperoleh dengan menggunakan semua kemampuan baik itu modal perusahaan atau aktiva. Adapun rasio profitabilitas yang digunakan peneliti sebagai indikator dalam penelitian ini yaitu Return on Assets (ROA). Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. Dengan kata lain, berapa laba yang diperoleh atas setiap rupiah yang tertanam dalam aktiva. Berikut merupakan ROA Perusahaan Kosmetik dan Keperluan Rumah tangga selama tahun 2007-2013 sebagai berikut: TABEL 1.1 RETURN ON ASSETS (ROA) PERUSAHAAN SUB SEKTOR KOSMETIK DAN KEPERLUAN RUMAH TANGGA PERIODE 2007-2013 No Nama Return on Asset (dalam persen) Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 PT Martina Berto 0,85 0,96 8,03 11,04 7,88 7,47 2,64 2 PT Mandom 15,34 12,61 12,53 12,55 12,38 11,92 10,92 Indonesia 3 PT Mustika Ratu 3,6 6,3 5,7 6,3 6,6 6,8 2,32 Rata-rata 6,59 6,62 8,75 9,96 8,95 8,73 5,29 Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Sub Sektor Kosmetik dan Rumah Tangga data diolah. Dari data tersebut dapat terlihat bahwa Return on assets (ROA) mengalami fluktuasi. Berikut gambaran rata-rata ROA Perusahaan kosmetik di Indonesia yang disajikan dalam bentuk grafik.

5 12 Return on Assets 10 9.96 8 8.75 8.95 8.73 6 6.59 6.62 5.29 Return on Assets 4 2 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Sub Sektor Kosmetik dan Rumah Tangga data diolah. GAMBAR 1.1 RETURN ON ASSETS (ROA) PERUSAHAAN SUB SEKTOR KOSMETIK DAN KEPERLUAN RUMAH TANGGA PERIODE 2007-2013 Dari data di atas dapat dilihat PT Martina Berto dari tahun ke tahun cenderung fluktuatif, dilihat dari tahun 2007 sebesar 0,85% kemudian naik menjadi 0,96% di tahun 2008 kembali naik pada tahun 2009 dan 2010 kemudian turun pada tahun 2011 menjadi 7,88%. Sama hal nya dengan Mandom Indonesia yang dari tahun ke tahun terus menurun dari tahun 2007 sampai 2013 sementara PT Mustika Ratu profitabilitasnya terus meningkat dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 dan menurun pada tahun 2013 dengan jumlah 2,52%. Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang

6 digunakan. Return on assets merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Dengan demikian, jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan, tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas suatu perusahaan. Menurut Lukman Syamsuddin (2009:59) faktor-faktor tersebut antara lain adalah volume penjualan, modal kerja, total aktiva, modal sendiri dan faktor lainnya. Perusahaan membutuhkan modal kerja dalam menjalankan kegiatan dalam perusahaan. Perusahaan harus mampu mengelola modal kerja yang ada sebaik mungkin agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dimana hamper sebagian besar kegiatan operasional dalam perusahaan dibiayai dari modal kerja tersebut. Menurut Brigham dan Houston (2006 : 131), modal kerja merupakan investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek. Berikut merupakan gambaran modal kerja perusahaan kosmetik di Indonesia yang diukur menggunakan Working Capital Turnover:

7 TABEL 1.2 WORKING CAPITAL TURNOVER PERUSAHAAN SUB SEKTOR KOSMETIK DAN KEPERLUAN RUMAH TANGGA PERIODE 2007-2013 No Nama Working capital Turnover Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 PT Martina 3,13% 4,33% 5,63% 5,78% 1,86% 2,14% 1,88% Berto 2 PT Mandom 2,72% 2,84% 2,86% 2,64% 2,69% 2,80% 3,87% Indonesia 3 PT Mustika 1,22% 1,33% 1,43% 1,46% 1,49% 1,55% 0,95% Ratu Rata-rata 2,35% 2,83% 3,30% 3,29% 2,01% 2,16% 2,03% Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Sub Sektor Kosmetik dan Rumah Tangga data diolah. Berdasarkan data variabel modal kerja di atas, dapat dilihat pada tahun 2007 PT Martina Berto memiliki tingkat nilai Working Capital Turnover tertinggi yaitu sebesar 3,13% sementara di titik terendah terdapat PT Mustika Ratu dengan nilai Working Capital Turnover sebesar 1,22%. Pada tahun 2008 PT Martina Berto memiliki tingkat nilai Working Capital Turnover tertinggi yaitu sebesar 4,33% sementara di titik terendah terdapat PT Mustika Ratu dengan nilai Working Capital Turnover sebesar 1,33%. Sedangkan pada tahun 2009 PT Martina Berto kembali memiliki tingkat nilai Working Capital Turnover tertinggi yaitu sebesar 5,63% sementara di titik terendah terdapat PT Mustika Ratu dengan nilai Working Capital Turnover sebesar 1,43%. Pada tahun 2010 PT Martina Berto memiliki tingkat nilai Working Capital Turnover tertinggi yaitu sebesar 5,78% sementara di titik terendah terdapat PT Mustika Ratu dengan nilai Working Capital Turnover sebesar 1,46%. Sementara pada

8 tahun 2011 PT Mandom Indonesia memiliki tingkat nilai Working Capital Turnover tertinggi yaitu sebesar 2,69% sementara di titik terendah terdapat PT Mustika Ratu dengan nilai Working Capital Turnover sebesar 1,49%. Pada tahun 2012 PT Mandom Indonesia kembali memiliki tingkat nilai Working Capital Turnover tertinggi yaitu sebesar 2,80% sementara di titik terendah terdapat PT Mustika Ratu dengan nilai Working Capital Turnover sebesar 1,55%. Dari data tersebut dapat terlihat bahwa Working Capital Turnover mengalami fluktuasi. Berikut gambaran rata-rata Working Capital Turnover Perusahaan kosmetik dan keperluan rumah tangga di Indonesia yang disajikan dalam bentuk grafik 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 2.35 WORKING CAPITAL TURNOVER 2.83 3.3 3.29 2.01 2.16 2.03 WORKING CAPITAL TURNOVER 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 GAMBAR 1.2 WORKING CAPITAL TURNOVER PERUSAHAAN SUB SEKTOR KOSMETIK DAN KEPERLUAN RUMAH TANGGA PERIODE 2007-2013

9 Menurut Ross, et al. (2008:69), dengan menggunakan persamaan Dupont dapat diidentifikasi komponen yang mempengaruhi Return on Assets yaitu profit margin, total asset turnover, dan financial leverage. Financial leverage menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan mengelola modal dalam bentuk utang yang dimilikinya untuk dapat menghasilkan profitabilitas yang maksimal dan dapat meningkatkan laba perusahaan. Financial Leverage dapat diukur dengan menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR). Debt to Total Asset (DAR) atau rasio hutang terhadap total aktiva, rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Adapun Debt to Total Asset (DAR) perusahaan sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga disajikan dalam tabel 1.3 berikut: TABEL 1.3 DEBT TO TOTAL ASSET RATIO (DAR) PERUSAHAAN SUB SEKTOR KOSMETIK DAN KEPERLUAN RUMAH TANGGA PERIODE 2007-2013 No Nama Debt to Total Asset (dalam persen) Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 PT Martina 3,40 2.87 2,38 2,49 2,60 2,87 2,62 Berto 2 PT Mandom 7,11 10,39 11,44 9,43 9,77 13,06 19,30 Indonesia 3 PT Mustika Ratu 11,6 14,4 13,5 12,6 15,2 15,3 14,77 Rata-rata 7,37% 9,19% 9,10% 8,17% 9,19% 10,41% 12,23% Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Sub Sektor Kosmetik dan Rumah Tangga data diolah. Tabel 1.3 menunujukkan leverage yang dimiliki tiga perusahaan sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga periode 2007-2013 mengalami perubahan, pada tahun 2007 nilai Debt to Total Asset tertinggi diperoleh oleh PT Mustika Ratu

10 dengan nilai 11,66% dan di titik terendah diperoleh PT Martina Berto dengan nilai 3,40%. Sementara pada tahun 2008 PT Mandom Indonesia berada diposisi tertinggi dengan nilai Debt to Total Asset sebesar 10,39% dan diposisi terendah diperoleh oleh PT Martina Berto dengan nilai 2,87%. Pada tahun 2009 PT Mustika Ratu kembali berada diposisi teratas dengan nilai Debt to Total Asset sebesar 13,5% dan sama seperti tahun sebelumnya diposisi terendah terdapat PT Martina Berto dengan nilai 2,38%. Begitu pula pada tahun 2010 PT Mustika Ratu berada diposisi tertinggi dengan nilai 12,6% dan diposisi terendah PT Martina Berto dengan nilai Debt to Total Asset sebesar 2,49%. Pada tahun 2011 PT Mustika Ratu kembali berada diposisi teratas dengan nilai Debt to Total Asset sebesar 15,2% dan sama seperti tahun sebelumnya diposisi terendah terdapat PT Martina Berto dengan nilai 2,60%. Begitu pula pada tahun 2012 PT Mustika Ratu berada diposisi tertinggi dengan nilai 15,3% dan diposisi terendah PT Martina Berto dengan nilai Debt to Total Asset sebesar 2,87%. Pada tahun 2013 nilai Debt to Total Asset tertinggi diperoleh oleh PT Mandom Indonesia dengan nilai 19,30% dan di titik terendah diperoleh PT Martina Berto dengan nilai 2,62%. Dari data tersebut dapat terlihat bahwa Working Capital Turnover mengalami fluktuasi. Berikut gambaran rata-rata Working Capital Turnover Perusahaan kosmetik dan keperluan rumah tangga di Indonesia yang disajikan dalam bentuk grafik.

11 14 12 DEBT TO TOTAL ASSET 12.23 10 8 6 7.37 9.19 9.1 8.17 9.19 10.41 DEBT TO TOTAL ASSET 4 2 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Sub Sektor Kosmetik dan Rumah Tangga data diolah. GAMBAR 1.3 DEBT TO TOTAL ASSET PERUSAHAAN SUB SEKTOR KOSMETIK DAN KEPERLUAN RUMAH TANGGA PERIODE 2007-2013 Dari data di atas dapat dilihat bahwa DAR perusahaan kosmetik cenderung meningkat dari tahun 2010 samapai dengan tahun 2013. Menurut Sutrisno (2012:217) Rasio total hutang dengan total aktiva yang biasa disebut rasio hutang (debt ratio), mengukur prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Yang dimaksud dengan hutang adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang. Kreditor lebih menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik. Berdasarkan masalah di atas dalam usaha meningkatkan profitabilitas yang diukur menggunakan ROA, perusahaan harus mengoptimalkan dan mengefisiensikan

12 modal kerja dan leverage yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat terwujud secara optimal, maka perlu dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Modal Kerja dan Leverage terhadap Profitabilitas (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga Periode 2007-2013). 1.2 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini rendahnya profitabilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya modal kerja. Mengingat modal kerja sangat dibutuhkan dalam aktivitas perusahaan, karena pengeluaran ataupun pemasukkan perusahaan semuanya akan berhubungan erat dengan modal kerja tersebut. Menurut Lukman Syamsuddin (2009:59) faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas antara lain adalah volume penjualan, modal kerja, total aktiva, modal sendiri dan faktor lainnya. Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, untuk memperbaiki profitabilitas perusahaan dapat diperbaiki dengan modal kerja. Menurut Brealey, et.all (2008:75), rasio solvabilitas yang aman digunakan adalah rasio hutang terhadap aset atau debt to asset ratio (DAR). Hubungan antara hutang dengan aktiva sering digunakan untuk meneliti masalah pembiayaan (rasio hutang) (Keown, et.all, 2008:121). Semakin tinggi DAR maka semakin besar risiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva (Sartono, 2001:121).

13 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran modal kerja sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga. 2. Bagaimana gambaran leverage sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga. 3. Bagaimana gambaran profitabilitas sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga. 4. Bagaimana pengaruh modal kerja dan leverage terhadap profitabilitas sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memperoleh gambaran modal kerja sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga. 2. Memperoleh gambaran leverage sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga. 3. Memperoleh gambaran profitabilitas sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga. 4. Memperoleh temuan pengaruh modal kerja dan leverage terhadap profitabilitas sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga.

14 1.5 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dan sumbangan ilmu baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan secara teoritis mengenai rasio keuangan khususnya rasio profitabilitas, modal kerja, dan leverage. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam memecahkan masalah khususnya dalam mengatasi masalah terkait dengan modal kerja dan leverage dengan upaya untuk mengatasi turunnya profitabilitas.