BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menukar yang didasarkan atas kehendak suka rela dari masing-masing pihak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

Bab 6 TRANSAKSI INTERNASIONAL

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat meningkatkan perekonomian di negaranya masing-masing, dimana bagi

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak.

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. (pembelian barang-barang modal) meliputi penambahan stok modal atau barang

Perekonomian Indonesia

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Konsep dan Teori Perdagangan Internasional

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

II. TEORI EKONOMI MAKRO KLASIK

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi Indonesia. Persaingan dalam perdagangan global merupakan tantangan

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian

PERNYATAAN ORISINALITAS...

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Aricha (2013), perdagangan internasional adalah perdagangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Dibandingkan dengan negara-negara maju, Indonesia sangatlah tertinggal

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN. 1

SEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Tentang Ekspor (Perdagangan Internasional) Umum di Bidang Ekspor, ekspor adalah kegiatan mengeluarkan dari Daerah

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

E-Jurnal EP Unud, 4 [5] : ISSN:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Produksi Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (input) digunakan untuk menghasilkan produk (output) dan merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa input. Nilai produksi yaitu jumlah barang atau jasa yang dihasilkan suatu usaha dalam 1 periode yang dikalikan dengan harga jual produkproduk tersebut dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia (Moiseeva, 2009:193). Di dalam menganalisis teori produksi, dikenal 2 cara yaitu, (1) Produksi jangka pendek, bila sebagian faktor produksi jumlahnya tetap dan yang lainnya berubah (misalnya jumlah modal tetap, sedangkan tenaga kerja berubah), (2) Produksi jangka panjang, semua faktor produksi dapat berubah dan ditambah sesuai kebutuhan. 2.1.2 Faktor Produksi Menurut Catur Sugiyanto (2002:88) faktor produksi dikelompokkan menjadi sumber daya manusia (termasuk tenaga kerja) dan kemampuan manjerial (entrepreneurship), modal (capital), dan tanah. Mankiw (2002:42) menyatakan bahwa dua faktor produksi yang paling penting adalah tenaga kerja dan modal. Sedangkan faktor-faktor produksi menurut Soekartawi (2003:167) adalah:

1) Tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhatikan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan hanya dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhitungkan. 2) Modal, faktor produksi modal dibedakan menjadi 2 macam yaitu : modal tetap dan modal tidak tetap. Perbedaan ini dilihat dari ciri - ciri yang dimiliki oleh modal tersebut. Modal tetap adalah biaya yang dilakukan dalam proses produksi dan tidak habis dalam sekali proses produksi. Modal tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam waktu satu kali proses produksi. 3) Manajemen, terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta evaluasi dalam suatu proses produksi. Dalam prakteknya, faktor manajemen banyak dipengaruhi oleh berbagai aspek antara lain tingkat pendidikan, tingkat keterampilan, skala usaha dll. 2.1.3 Fungsi Produksi Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang menyatakan hubungan antara tingkat output dengan tingkat penggunaan input-input. Hubungan antara jumlah output Q dengan jumlah input yang dipergunakan dalam produksi X 1, X2, X3, Xn, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: Q = f (X1, X2, X3, Xn) Q = output X = input Ketika input-input produksi terdiri dari capital, labour, resources dan technology maka persamaan produksi menjadi sebagai berikut:

Q = f (C, L, R, T) Keterangan : Q = Quantity, atau jumlah barang yang dihasilkan f = Fungsi, atau simbol persamaan fungsional C = Capital, atau modal atau sarana yang digunakan L = Labour, tenaga kerja R = Resources, sumber daya alam T = Technology, teknologi dan kewirausahaan Persamaan tersebut menjelaskan bahwa output dari suatu produksi merupakan fungsi atau dipengaruhi atau akibat dari input. Artinya setiap barang yang dihasilkan dari produksi akan tergantung pada jenis/macam dari input yang digunakan. Perubahan yang terjadi pada input akan menyebabkan terjadinya perubahan pada output (Sukirno, 2011). 2.1.4 Tenaga kerja Tenaga kerja adalah orang yang melaksanakan segala kegiatan, menggunakan peralatan teknologi dalam menghasilkan barang dan jasa yang bernilai ekonomi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Menurut Simanjuntak (1990) angkatan kerja dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: 1) Pengangguran adalah orang yang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan. 2) Setengah pengangguran adalah mereka yang kurang dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari segi jam kerja dan pendapatan. Setengah pengangguran dibagi menjadi dua yaitu setengah pengangguran kentara dan setengah pengangguran tidak kentara. Setengah penganguran kentara adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu. Sedangkan setengah

pengangguran tidak kentara adalah mereka yang produktivitas kerja dan pendapatan rendah. 3) Bekerja penuh adalah keadaan dimana bekerja sesuai jam kerja yaitu 35 jam seminggu dan pendapatan serta produktivitas kerjanya tinggi. 2.1.5 Tenaga Kerja Teori Keynes Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam posisi keseimbangan semua sumber daya, termasuk tenaga kerja, akan digunakan secara penuh (full-employed). Dengan demikian di bawah sistem yang didasarkan pada mekanisme pasar tidak ada pengangguran. Kalau tidak ada yang bekerja, daripada tidak memperoleh pendapatan sama sekali, maka mereka bersedia bekerja dengan tingkat upah yang lebih rendah. Kesediaan untuk bekerja dengan tingkat upah lebih rendah ini akan menarik perusahaan untuk memperkerjakan mereka lebih banyak. Kritikan John Maynard Keynes (1883-1946) terhadap teori klasik salah satunya adalah tentang pendapatnya yang mengatakan bahwa tidak ada mekanisme penyesuaian (adjustment) otomatis yang menjamin bahwa perekonomian akan mencapai keseimbangan pada tingkat penggunaan kerja penuh. Dalam kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik di atas. Di manapun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja (labor union) yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan pekerja dari penurunan tingkat upah. Kalaupun tingkat upah diturunkan maka boleh jadi tingkat pendapatan masyarakat akan turun. Turunnya pendapatan sebagian

anggota masyarakat akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, yang pada gilirannya akan menyebabkan konsumsi secara keseluruhan akan berkurang. Berkurangnya daya beli masyarakat akan mendorong turunnya harga-harga. Kalau harga-harga turun, maka kurva nilai produktivitas marginal tenaga kerja, yang dijadikan sebagai patokan oleh pengusaha dalam memperkerjakan tenaga kerja akan turun. Jika penurunan dalam harga-harga tidak begitu besar, maka kurva nilai produktivitasnya hanya turun sedikit. Meskipun demikian jumlah tenaga kerja yang bertambah tetap saja lebih kecil dari jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Lebih parah lagi kalau harga-harga turun drastis maka kurva nilai produktivitas marginal dari tenaga kerja juga turun drastis dimana jumlah tenaga kerja yang tertampung menjadi semakin kecil dan pengangguran menjadi semakin bertambah luas. 2.1.6 Kurs Valuta Asing Peran kurs dalam transaksi perdagangan internasional menentukan besaran nilai ekspor (Dolatti et al, 2012). Sadono Sukirno (2011) menyatakan bahwa kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang negara lain. Valuta asing atau foreign currency dapat diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lain yang digunakan untuk melakukan transaksi ekonomi dan keuangan internasional atau luar negeri dan biasanya mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral atau Bank Indonesia (Hamdy Hady, 2001 : 24). Nilai tukar (kurs) dapat diartikan sebagai harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain sudah secara luas diakui bahwa stabilitas dalam nilai tukar menjamin stabilitas

makro ekonomi yang berdampak pertumbuhan ekonomi positif (Khan dan Qayyum, 2011). Pada dasarnya ada dua cara untuk menentukan kurs valuta asing, yaitu : 1) Permintaan mata uang asing Permintaan terhadap uang asing seperti dolar Amerika Serikat, euro, atau yen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. Semakin tinggi harga mata uang asing, semakin sedikit permintaan atas mata uang asing tersebut. Semakin rendah harga mata uang asing semakin banyak permintaan atas mata uang tersebut. 2) Penawaran mata uang asing Penawaran mata uang asing dilakukan oleh penduduk yang ingin membeli barang-barang buatan Indonesia. Misalnya, jika penduduk Amerika Serikat ingin membeli furniture dari Indonesia maka Amerika Serikat akan menukarkan dolarnya dengan rupiah. Penawaran mata uang asing memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Semakin tinggi harga mata uang asing, semakin banyak penawaran mata uang asing tersebut. Semakin rendah harga mata uang asing semakin sedikit penawaran mata uang asing. Perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta, yang selanjutnya menyebabkan perubahan dalam kurs valuta, disebabkan oleh. a. Perubahan harga barang ekspor dan impor Harga barang merupakan salah satu faktor penting yang menentukan apakah suatu barang akan diimpor atau diekspor. Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga relatif murah akan menaikkan ekspor

dan apabila harganya naik maka ekspornya akan berkurang. Pengurangan harga barang impor akan menambah jumlah impor, dan sebaliknya, kenaikan harga barang impor akan mengurangi impor. Dengan demikian, perubahan harga-harga barang ekspor dan impor akan menyebabkan perubahan dalam penawaran dan permintaan atas mata uang negara tersebut. b. Kenaikan harga umum (inflasi) Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan nilai suatu valuta asing. Kecenderungan seperti ini disebabkan efek inflasi yang berikut. Inflasi menyebabkan harga-harga di dalam negeri lebih mahal dari harga-harga di luar negeri. Oleh sebab itu, inflasi cenderung menambah impor. c. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara itu. Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu negara, permintaan atas mata uangnya bertambah, maka nilai mata uang tersebut bertambah. Nilai mata uang suatu negara akan merosot apabila lebih banyak modal negara dialirkan ke luar negeri karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi di negara-negara lain. d. Pertumbuhan ekonomi Efek yang akan diakibatkan oleh suatu kemajuan ekonomi kepada nilai mata uangnya tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi yang berlaku.

Apabila kemajuan itu terutama diakibatkan oleh perkembangan ekspor, maka permintaan atas mata uang negara itu bertambah lebih cepat dari penawarannya dan oleh karenanya nilai mata uang negara tersebut naik. Akan tetapi, apabila kemajuan tersebut menyebabkan impor berkembang lebih cepat dari ekspor, penawaran mata uang itu lebih cepat bertambah dari permintaannya dan oleh karenanya nilai mata uang negara tersebut akan merosot. 2.1.7 Teori Ekspor Pertumbuhan ekspor suatu negara merupakan sumber penting bagi negaranegara sedang berkembang seperti halnya Indonesia (Anthony, Peter dan Richard, 2012). Winardi (1992) menyatakan bahwa ekspor adalah barang-barang (termasuk jasa-jasa) yang dijual kepada penduduk negara lain, ditambah dengan jasa-jasa yang diselenggarakan kepada penduduk negara tersebut berupa pengangkutan permodalan dan hal-hal lain yang membantu ekspor tersebut. Menurut Collins (1994 : 218) pengertian ekspor dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1) Ekspor yang dapat dilihat (Visible Export), merupakan suatu barang yang diproduksi dan secara fisik diangkat dan dijual dipasar luar negeri, kemudian diperoleh penerimaan dalam mata uang asing. 2) Ekspor yang tidak dapat dilihat (Invisible Export), merupakan suatu jasa yang disediakan bagi orang asing baik didalam negeri maupun diluar negeri yang keduanya menghasilkan mata uang asing.

3) Ekspor modal, merupakan modal yang ditempatkan diluar negeri dalam bentuk investasi portofolio, investasi langsung luar negeri dalam bentuk akte fisik dan deposito bank. Ekspor terjadi terutama karena kebutuhan akan barang dan jasa suatu negara bisa kompetitif, baik harga maupun mutu dengan produksi sejenis di pasar internasional. Ekspor dengan sendirinya memberikan pemasukan devisa bagi negara bersangkutan yang nantinya dipergunakan untuk mebiayai kebutuhan impor maupun pembangunan dalam negeri. Menurut Amir MS (2003) sebabsebab kelemahan dalam bisnis ekspor yaitu : 1) Kebutuhan devisa yang mendesak Kebanyakan pensuplai komoditi yang mempunyai keunggulan mutlak ini adalah negara yang struktur ekonominya masih agraris dan termasuk kelompok negara berkembang yang sumber devisa negaranya kebanyakan dari sektor agraris dan ekstraktif. Persaingan untuk merebutkan pasar antara produsen ini di pasar internasional sulit dihindarkan. 2) Peranan Konsumen Seandainya negara produsen yang mempunyai komoditi yang termasuk dalam apa yang lazim disebut dengan berkeunggulan mutlak dapat bersatu dalam suatu Marketing-Board, maka badan jenis ini akan mempunyai posisi awal yang sangat kuat. 3) Taktik Pemasaran Taktik Pemasaran kurang disadari dan kurang diperhitungkan selaku produsen adalah bahwa pada saat yang bersamaan, negara konsumen

memperluas dan mempertinggi daya tampung persediaan di negaranya, sehingga negara konsumen mempunyai cadangan yang cukup banyak untuk menjadi sumber energi bagi kelangsungan hidup industrinya. Adapun manfaat dari kegiatan ekspor sebagai berikut : a. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar. Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang. b. Menambah Devisa Negara Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan devisa negara. Dengan demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan negara. c. Memperluas Lapangan Kerja Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.

2.1.8 Hubungan Tenaga Kerja Terhadap Ekspor Dapat diketahui tenaga kerja mencakup orang yang mampu bekerja untuk memberikan jasa/usaha kerja, mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, maka dari hal tersebut tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekspor. Naik turunnya jumlah tenaga kerja perusahaan produksi akan mempengaruhi jumlah ekspor suatu produk perusahaan tersebut. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suci Endang (2000) mengenai pengaruh jumlah tenaga kerja, produksi terhadap ekspor bahwa semakin meningkatnya jumlah tenaga kerja maka produksi yang dihasilkan suatu perusahaan akan semakin meningkat maka jumlah ekspor produksi tersebut juga akan meningkat. Jadi antara tenaga kerja terhadap ekspor memiliki hubungan yang positif. 2.1.9 Hubungan Jumlah Produksi Terhadap Ekspor Dapat diketahui bahwa setiap kenaikan produksi haruslah disertai dengan adanya peningkatan jumlah tenaga kerja, investasi pemerintah atau pengeluaran pembangunan pemerintah pada sektor ini. Menurut Sugiarsana (2013) bahwa jumlah produksi berpengaruh terhadap jumlah ekspor, kenaikan volume ekpor tidaklah lepas dari peningkatan jumlah produksi yang dikarenakan semakin bertambahnya jumlah produksi yang dihasilkan suatu perusahaan akan mengakibatkan semakin bertambahnya jumlah ekspor suatu produk tersebut. Peningkatan produksi akan mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri dan sebagian produksi tersebut dapat diekspor. Peningkatan ekspor ini akan

menyebabkan pendapatan negara berupa mata uang asing (devisa) menjadi meningkat juga. Hal ini akan dikembalikan dalam faktor pendukungnya seperti ijin pengembangan lahan-lahan produktif akan lebih mudah. Jumlah produksi dan volume ekspor mempunyai hubungan yang searah dan signifikan, dimana semakin banyak produksi yang dilakukan, maka volume ekspor juga meningkat. Jadi antar jumlah produksi dengan ekspor memiliki hubungan yang positif. 2.1.10 Hubungan Kurs Valuta Asing Terhadap Ekspor Ilegbinosa et al. (2012) menyatakan bahwa, nilai tukar berhubungan positif terhadap ekspor. Kurs mempengaruhi perekonomian apabila kurs tersebut apresiasi atau depresiasi. Bila nilai kurs mata uang rupiah terapresiasi, barang dan jasa luar negeri menjadi relatif lebih murah dibandingkan dengan barang dan jasa domestik. Sebaliknya bila kurs mata uang rupiah terdepresiasi, barang atau jasa luar negeri relatif lebih mahal dibandingkan dengan barang atau jasa domestik. Fluktuasi atau perubahan kurs merupakan pusat perhatian pasar mata uang luar negeri atau foreign exchange market. Untuk mengetahui hubungan kurs valuta asing dengan nilai ekspor dapat dijelaskan dengan konsep teori penawaran. Teori penawaran menyatakan bahwa apabila harga meningkat, maka penawaran akan suatu barang juga akan meningkat, maka penawaran akan suatu barang juga akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, apabila harga suatu barang menurun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang (Sukirno, 1996 : 87). Apabila nilai valuta asing mengalami kenaikan terhadap mata uang dalam negeri, maka hal ini dapat meningkatkan ekspor. Sebaliknya apabila nilai valuta asing mengalami penurunan terhadap mata uang dalam negeri, maka hal ini dapat menurunkan

ekspor (Saunders dan Schumacher, 2002). Jadi apabila kurs dollar Amerika meningkat maka eksportir akan berusaha untuk mengekspor barang lebih banyak karena dengan demikian eksportir akan mendapatkan Rupiah lebih banyak. Dengan demikian kurs valuta asing memiliki hubungan yang positif dengan ekspor. 2.2 Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis, yaitu: 1. Jumlah produksi, tenaga kerja, dan kurs valuta asing secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ekspor perhiasan perak di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. 2. Jumlah produksi, tenaga kerja, dan kurs valuta asing secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor perhiasan perak di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali.