BAB I PENDAHULUAN. upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas. pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian pertanggungjawaban

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan diterapkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Informasi akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s.

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN. Meiling Hunowu, Hartati Tuli, Siti Pratiwi Husain

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara.tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang-

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka reformasi di bidang keuangan, pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Susilawati & Dwi Seftihani (2014) mengungkapkan bahwa perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

Kata Sambutan Kepala Badan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan

20 Pertanyaan dan Jawaban mengenai Pengelolaan keuangan daerah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan sektor publik merupakan posisi keuangan penting

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR : 03 TAHUN 2013

LAPORAN KEUANGAN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Pergantian Pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi yang. dimulai pertengahan tahun 1998 menuntut pelaksanaan otonomi daerah

BUPATI BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Setelah penulis menggali dan mengganalisis data temuan BPK RI Perwakilan

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan sektor publik khususnya laporan keuangan. pemerintah adalah wujud dan realisasi pengaturan pengelolaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan ini merupakan kelanjutan dari Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006

Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas tentang kebijakan mengenai Sistem Pengendalian

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua,

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 A TAHUN 2009 TENTANG

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Bagian Pendahuluan ini akan menguraikan rencana penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan. Akuntansi sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pergantian pemerintahan dari orde baru kepada orde reformasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas sebagai

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

Bab 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian, tujuan, motivasi, dan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah daerah sepenuhnya dilaksanakan oleh daerah. Untuk

I. PENDAHULUAN. melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

KATA PENGANTAR REVIU LAPORAN KEUANGAN OLEH INSPEKTORAT

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi non

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan single-entry. Sistem double-entry baru diterapkan pada 2005 seiring

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN OPINI BPK ATAS LKPD DAERAH ACEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. XV/MPR/1998 mengenai Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan,

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Keuangan daerah merupakan faktor strategis yang turut menentukan

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance merupakan function of governing. Salah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah

BAB II CATATAN ATAS LAPORAN ALIRAN KAS DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntabilitas laporan keuangan merupakan syarat terciptanya penyelenggaraan pemerintah yang baik, demokratis amanah. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Tahun 1999 pemerintah melakukan reformasi dibidang pemerintah daerah dan pengelolaan keuangan daerah dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Kedua undang-undang tersebut membawa perubahan fundamental daerah(darise, 2009:18). Undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah akan timbul hak dan kewajiban daerah yang dapat

dinilai dengan uang sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah. Pelaksanaan otonomi daerah tidak hanya dapat dilihat dari seberapa besar daerah akan memperoleh sumber dana pendapatan termasuk dana perimbangan, tetapi hal tersebut harus diimbangi dengan sejauhmana instrumen atau sistem pengelolaan keuangan daerah mampu memberikan nuansa manajemen keuangan yang adil, rasional, transparan dan bertanggung jawab (Darise, 2009:190). Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintahan.dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintahditujukan untuk memenuhi tujuan umum pelaporan keuangan, namun tidak untuk memenuhi kebutuhan khusus pemakaianya. Pengguna istilah laporan keuangan meliputi semua laporan dan berbagai penjelasannya yang mengikuti laporan tersebut. Pemerintah Kabupaten Pohuwato dalam standar akuntansi pemerintah berdasarkan pada prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintahan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Hal tersebut dipengaruhi oleh sumber-sumber pencatatan laporan keuangan berasal dari penerimaan dan pengeluaran untuk kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu, pemerintah Kabupaten Pohuwato harus menyajikan dan menyusun

laporan keuangan sesuai dengan kejadian yang sebenarnya, (Datau, 2007:2). Untuk melancarkan penyajian dan penyusunan laporan keuangan, maka perlu adanya pengawasan terhadap proses pencatatan dan pelaporan. Pengawasan dapat dilakukan oleh para wakil rakyat, lembaga pengawasan dan lembaga pemeriksa, serta pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman. Pengawasan dapat dilakukan secara kontinu maupun secara berkala sesuai dengan keputusan yang ditetapkan. Pengawasan tersebut meminimalkan penyimpangan-penyimpangan keuangan negara. Fenomena yang ditemukan dilapangan yaitu telah diterapkan standar akuntansi pemerintahan sejak tahun 2007, namun setelah diterapkan masih saja belum efektif dalam penyusunan laporan keuangan Hal ini terlihat dari hasil pemeriksaan BPK RI Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Pohuwato Tahun Anggaran 2009 BPK memberikan opini wajar dengan pengecualian. Pemerintah Kabupaten Pohuwato menurut pendapat BPK, telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Pohuwato per 31 Desember 2009, laporan realisasi anggaran (LRA), laporan arus kas (LAK) dan catatan atas laporan keuangan (CaLK) untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan, yaitu: Saldo Aset Tetap yang Disajikan di

Neraca Minimal Sebesar Rp330.254.007.901,00 Belum Didukung Dengan Daftar Aset Daerah yang Memadai, (BPK RI, 2009). Masalah lain penyebab kurangefektifnya penyusunan laporan keuangan yaitu keterlambatan dalam penyusunan dan penyampaian laporan keuangan.beberapa permasalahan signifikan sehubungan dengan keterlambatan dalam penyusunan dan penyampaian laporan keuangan tersebut terkait dengan sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku, BPK dalam hasil pemeriksaan menyebutkan permasalahan-permasalahan tersebut antara lain: 1. Penatausahaan dan Pengendalian Atas Pengelolaan Kas Pada Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan SKPD Tidak Dilaksanakan Sesuai Dengan Ketentuan yang Berlaku; 2. Penganggaran Belanja Belum Sepenuhnya Sesuai Dengan Alokasi dan Penggunaan yang Tepat; 3. Saldo Aset Tetap yang Disajikan di Neraca Belum Didukung Dengan Daftar Aset Daerah yang Memadai Minimal Sebesar Rp330.254.007.901,00; 4. Mekanisme Pemungutan dan Penetapan Pajak Daerah Belum Sepenuhnya Sesuai Dengan Ketentuan yang Berlaku; 5. Mekanisme Pemungutan Retribusi Daerah dan Lain-lain PAD yang Sah Tidak Didukung Surat Tanda Bukti Pembayaran Sejumlah Rp153.930.000,00;

6. Pemungutan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Lain-lain PAD yang Sah Dilakukan Tanpa Dasar Hukum yang Memadai; 7. Potongan Pajak Penghasilan (PPh) atas Tunjangan/Penghasilan Lain Pimpinan dan Anggota DPRD Tidak Disetor ke Kas Negara dan Digunakan Untuk Kepentingan Pribadi Bendahara Pengeluaran DPRD Sejumlah Rp387.492.444,00; 8. Aset Tetap Tanah Seluas 2.345.647,20 m 2 Belum Bersertifikat Atas Nama Pemerintah Kabupaten Pohuwato; 9. Piutang Lain-lain Berpotensi Tidak Tertagih Senilai Rp.3.670.606.676,00; 10. Laporan Pertanggungjawaban Belanja Hibah dan Bantuan Sosial Belum Disampaikan Oleh Penerima Sebesar Rp1.730.400.000,00 dan Realisasi Belanja Hibah dan Bantuan Sosial Sebesar Rp2.789.400.000,00 Tidak Didukung Oleh Keputusan Kepala Daerah; 11. Hasil Pemeriksaan BPK RI Pada Pemerintah Kabupaten Pohuwato Belum Sepenuhnya Ditindaklanjuti. Melihat Permasalahan tersebut, hal ini menguatkan berbagai penelitian dan teori yang mengatakan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintah yang baik akan menciptakan laporan keuangan yang baik pula atau laporan keuangan yang berkualitas. Pemeriksaan laporan keuangan pemerintah dilakukan oleh BPK dengan tujuan untuk memberikan opini kewajaran laporan keuangan tersebut. Agar laporan keuangan tersebut berkualitas pemerintah harus mempertimbangkan kesesuaian laporan

keuangan dengan SAP, kecukupan pengungkapan, efektivitas sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap perundang-undangan, (Soetjipto dan Sudikdiono, 2011: 35). Berbagai penelitian terdahulu membuktikan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan, diantaranya penelitian dari Kusumah (2012) yang dilakukan pada SKPD/OPD pemerintah Kota Tasikmalaya, hasil penelitiannya membuktikan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintah berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Kota Tasikmalaya, Selain itu penelitian dari Nugraheni dan Subaweh (2008) membuktikanterdapat pengaruh penerapan SAP di Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional. Adanya fenomena dan penelitian teradahulu yang telah dijelaskan tersebut. Maka penulis ingin meneliti dengan merumuskan judul penelitian Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kabupaten Pohuwato. 1.2 Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengidentifikasi masalah terhadap pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan(sap) terhadap kualitas laporan keuangan:

1. Hasil pemeriksaan BPK RI Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Pohuwato Tahun Anggaran 2009 BPK memberikan opini wajar dengan pengecualian. Pemerintah Kabupaten Pohuwato telah menyajikan secara wajar namun masih ada beberapan masalah yang ditemukan oleh BPK sehingga masih memberikan opini WDP atas laporan keuangannya dimana BPK masih menemukan saldo aset tetap yang disajikan di neraca minimal sebesar Rp.330.254.007.901,00 belum didukung dengan daftar aset daerah yang memadai. 2. Belum efektifnya penyusunan laporan keuangan daerah walaupun sudah diterapkan standar akuntansi pemerintahan (SAP). Dikarenakan masih saja mengalami keterlambatan penyusunan laporan pertanggungjawaban terkait dengan sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas,penulis menentukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan standar akuntansi pemerintahan(sap) berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan pada BPKAD Kabupaten Pohuwato.

1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian terdiri atas manfaat teoritis dann manfaat praktis yaitu : 1.5.1 Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dibidang akuntansi khususnya terkait dengan penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan. Dari hasil penelitian ini sebagai referensi untuk diperbandingkan dengan penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang. 1.5.2 Manfaat praktis dari penelitian ini adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi BPKAD kabupaten pohuwato dalam penyajian penyusunan laporan keuangan.