DAMPAK BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan ekonomi yang sangat penting dalam percaturan dunia. Ini bukanlah

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI SAWI (Kasus: Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan) JURNAL ILMIAH

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH PADA LAHAN CETAK SAWAH BARU DI KECAMATAN MUARA SABAK BARAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

ANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab.

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

Oleh : Suyono,*Martono Achmar,** ABSTRACT

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TOMAT PADA LAHAN SAWAH DI DESA TOSURAYA SELATAN KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Welson Wangke Benu Olfie L.

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH MELALUI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DENGAN SISTEM TANAM NON JAJAR LEGOWO

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA PADA USAHA TANI PADI SAWAH

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

STUDI KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI BERBASIS SAWAH DAN HORTIKULTURA DI KOTA TOMOHON

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT EKONOMI PETANI PADI RAWA LEBAK SAAT MUSIM HUJAN DAN MUSIM KEMARAU DI DESA PELABUHAN DALAM

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

Istiko Agus Wicaksono Dosen Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRACT. was smaller than t table (t t

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KAJIAN USAHATANI TANAMAN TOMAT TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI,

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VII ANALISIS PENDAPATAN

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

Sartika Krisna Panggabean* ), Satia Negara Lubis** ) dan Thomson Sebayang** ) Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unversitas

e-j. Agrotekbis 1 (3) : , Agustus 2013 ISSN :

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN

Mhd Riswan Hanafi*), Thomson Sebayang**), Yusak Maryunianta**)

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

Perbedaan Biaya Produksi dan Produktivitas Bawang Merah Pada Lahan Sawah dan Kering Dengan Sistem Rotasi dan Non Rotasi

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

ANALISIS USAHATANI JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Keywords: PUAP, Paddy Farming, Productivity, Income, Sukoharjo Regency

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (1) 2015 ISSN ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan)

Transkripsi:

DAMPAK BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI Beby Andrea Sinulingga 1), Lily Fauzia 2), Siti Khadijah 3) 1) Alumni Fakultas Pertanian USU 2) dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pemberian bantuan sarana produksi usahatani padi di PT. Perkebunan Nusantara III, untuk mengetahui dampak bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi, untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat pendapatan petani setelah mendapat bantuan dengan sebelum mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III. Metode penarikan sampel menggunakan metode Random Sampling yaitu penarikan sampel dengan menggunakan acak sederhana yang dianggap sudah mewakili seluruh petani di daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan mekanisme pembagian sarana produksi dari PT. Perkebunan Nusantara III adalah diberi secara bergiliran untuk setiap desa yang berdekatan dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III, produktivitas padi di daerah penelitian setelah mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III lebih tinggi daripada produktivitas padi sebelum mendapatkan bantuan, terdapat perbedaan tingkat pendapatan petani sebelum mendapat bantuan dengan sesudah mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III. Kata Kunci: CSR, Usahatani Padi, Produktivitas, Pendapatan ABSTRACT This research aims to determine how the mechanism of relief rice farming inputs at PT. Perkebunan Nusantara III, to determine the impact of aid on productivity of rice farming, to detect differences in the level of farmers' income before and after receiving assistance from PT. Perkebunan Nusantara III. Method that is used is random sampling using simple random is considered to represent all the farmers in the fieldwork. The results showed how the mechanism of the means of production is given in turn to each of the villages adjacent to the PT. Perkebunan Nusantara III, productivity of rice in the research area is higher than before receiving assistance from PT. Perkebunan Nusantara III, there are differences in the level of income compared to farmers before and after receiving assistance from PT. Perkebunan Nusantara III. Keywords: CSR, Rice Farming, Productivity, Income Latar Belakang PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi dapat didefenisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang 1

diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi haruslah terlebih dahulu dihitung pendapatan nasional riil yaitu PNB ( Produk Nasional Bruto) atau PDB ( Produk Domestik Bruto) menurut harga harga yang berlaku dalam tahun dasar (Sukirno, 2006). Pertumbuhan ekonomi mempunyai empat asumsi yang teguh yaitu barang modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan proporsional dengan pendapatan nasional, rasio antara modal dan produksi ( Capital Output Rasio atau COR) tetap, dan perekonomian dalam dua sektor (Mahyudi, 2004). Pertumbuhan ekonomi yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan, terutama terjadi perubahan menurunnya tingkat pertumbuhan penduduk dan perubahan dari struktur ekonomi, baik peranannya terhadap pembentukan pendapatan nasional, maupun peranannya dalam penyediaan lapangan kerja disebut dengan pembangunan ekonomi (Mahyudi, 2004). Menurut penelitian Rosana Podesta S (2009) tentang tingkat pendapatan petani dengan menggunakan rumus pendapatan yaitu selisih antara penerimaan tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani serta merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai. Dengan menggunakan rumus pendapatan menunjukkan adanya peningkatan pendapatan petani di daerah penelitian. Menurut Pintani M.P.Gea (2011) tentang perbedaan pendapatan petani sebelum mendapat bantuan dan setelah mendapat bantuan dengan menggunakan uji statistik t-hitung. Dengan menggunakan uji statistik t-hitung dapat dilihat bahwa bantuan tersebut berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani yaitu pendapatan petani meningkat setelah mendapatkan bantuan. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana mekanisme pemberian bantuan sarana produksi usahatani padi oleh PT. Perkebunan Nusantara III? 2. Apakah ada dampak bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi? 3. Apakah ada perbedaan tingkat pendapatan petani sebelum dengan setelah mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III? 2

Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui mekanisme pemberian bantuan sarana produksi usahatani padi oleh PT. Perkebunan Nusantara III. 2. Untuk mengetahui dampak bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi. 3. Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat pendapatan petani sebelum dengan setelah mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III. Metode Penentuan Subjek Penelitian METODE PENELITIAN Penarikan sampel dengan menggunakan acak sederhana yang dianggap sudah mewakili seluruh petani di daerah penelitian. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah petani penerima bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III di desa Tumpatan Nibung, kecamatan Batang Kuis, kabupaten Deli Serdang. Metode Analisis Data Masalah pertama dianalisis dengan cara deskriptif yaitu dengan menjelaskan mekanisme pemberian sarana produksi usahatani padi di PT. Perkebunan Nusantara III. Hipotesis kedua yaitu untuk mengetahui dampak bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi dianalisis dengan menggunakan uji statistik t-hitung sampel berpasangan. Hipotesis ketiga yaitu untuk mengetahui perbedaan pendapatan petani setelah mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III dengan sebelum mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III dianalisis dengan cara menggunakan tabulasi dan rumus pendapatan untuk melihat tingkat pendapatan petani sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan di daerah penelitian. Untuk melihat lebih jelas perbedaan pendapatan petani setelah mendapatkan bantuan dengan sebelum mendapatkan bantuan dapat juga menggunakan uji statistik t-hitung sampel berpasangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Mekanisme Pemberian Bantuan Sarana Produksi Usahatani Padi PT. Perkebunan Nusantara III di Daerah Penelitian 3

Pemberian bantuan sarana produksi usahatani padi dari PT. Perkebunan Nusantara III kepada petani dapat dilihat pada skema di bawah ini: PT. Perkebunan Nusantara III Menetapkan Kelompok Tani Yang Akan Diberi Bantuan Kelompok Tani Mekar Wangi Memberikan Syarat Berbentuk Proposal PT. Perkebunan Nusantara III Memberikan Bantuan Berupa Pupuk, Benih, dan Pestisida Tahap Pertama: Pemberian Benih Tahap Kedua: Pemberian Pupuk dan pestisida Kelompok Tani Petani Gambar 1. Mekanisme Pemberian Bantuan Sarana Produksi Untuk Petani 4

Prosedur dalam mendapatkan bantuan CSR (Corporate Social Responsibility) dimulai dari PT. Perkebunan Nusantara III menetapkan kelompok tani yang akan diberi bantuan, kelompok tani yang mendapatkan bantuan adalah Kelompok Tani Mekar Wangi. Para petani yang tergabung dalam kelompok tani di desa nya membuat permohonan berbentuk proposal kepada PT. Perkebunan Nusantara III. Proposal yang diberikan kepada PT. Perkebunan Nusantara III berisi tentang jumlah anggota, luas lahan kelompok tani, komoditi yang diusahakan, dan permohonan untuk diberikan bantuan sarana produksi agar mendukung usahatani padi di daerah penelitian. Petani-petani di daerah penelitian sebagian besar sudah mengetahui tentang program CSR PT. Perkebunan Nusantara III ini, dimana petani yang ingin mendapatkan bantuan wajib bergabung dalam kelompok tani, hal ini dilakukan untuk mempermudah penyaluran bantuan sehingga cepat sampai kepada petani. Para petani terdorong untuk mendapatkan bantuan CSR ini disebabkan karena kebutuhan yang semakin meningkat, oleh karena itu bantuan ini sangat membantu para petani untuk meningkatkan produksi dengan biaya produksi yang lebih rendah. Setelah kelompok tani mengajukan permohonan berbentuk proposal kepada PT. Perkebunan Nusantara III, maka PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan sarana produksi yang dibutuhkan petani di daerah penelitian. Bantuan yang diberikan PT. Perkebunan Nusantara III untuk beberapa desa yang membudidayakan padi sawah adalah secara merata yaitu untuk luas areal lahan 20 ha untuk tiap kelompok taninya. Bantuan diberikan kepada kelompok tani secara dua tahap yaitu: 1. Tahap pertama pemberian benih terlebih dahulu, agar petani dapat menanam secara bersamaan. 2. Tahap kedua pemberian pupuk dan pestisida setelah tanaman mulai tumbuh, hal ini dilakukan agar pemakaian pupuk dan pestisida dapat tepat waktu. Bantuan ini kemudian diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III kepada kelompok tani di daerah penelitian hanya satu periode musim tanam saja, karena PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan CSR ini secara bergiliran untuk semua desa yang berdekatan dengan lingkungan 5

PT. Perkebunan Nusantara III yaitu paling jauh radius 35 kilometer, PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan bukan pada desa yang miskin tetapi kepada desa yang dekat dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III. Hal ini dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III agar semua desa yang dekat dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III dapat merasakan bantuan CSR sehingga dapat pula meningkatkan pendapatan petani. Petani padi yang mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III tidak memberikan imbalan berupa materi maupun non materi kepada Perkebunan Nusantara III setelah petani padi tersebut panen karena bantuan tersebut bukan berupa pinjaman melainkan diberikan secara cuma-cuma oleh PT. Perkebunan Nusantara III. Bantuan yang telah diterima kelompok tani akan dibagikan kepada semua anggota kelompok tani. Petani-petani dalam mendapatkan bantuan ini juga mengalami sedikit masalah yaitu bantuan yang diberikan tidak cukup untuk luas areal lahan mereka karena bantuan yang diberikan untuk tiap kelompok tani di beberapa desa adalah 20 ha sedangkan luas areal lahan untuk kelompok tani di daerah penelitian adalah 41 ha. Oleh karena itu, ketua kelompok tani membagikan bantuan sesuai dengan luas areal lahan tiap petani yaitu memberikan bantuan CSR setengah bagian dari luas lahan petani, jadi apabila petani memiliki lahan satu hektar maka bantuan CSR yang diberikan ketua kelompok tani adalah setengah hektar, sehingga semua anggota kelompok tani bisa mendapatkan bantuan. Kelompok tani di daerah penelitian menggunakan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III untuk luas areal lahan usahatani padi seluas 20 ha dan semua bantuan tersebut memang digunakan untuk mengusahakan padi kering sedangkan luas lahan yang 21 ha diusahakan dengan menggunakan biaya petani sendiri. Petani-petani di daerah penelitian menggunakan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III hanya untuk usahatani padi saja tidak untuk usahatani komoditi lain atau untuk dijual, sehingga para petani tersebut merasakan manfaat dari bantuan yang diberikan PT. Perkebunan Nusantara III seperti biaya produksi berkurang karena sebagian benih, pupuk, dan pestisida sudah diberikan sehingga pengeluaran pun menjadi berkurang, meningkatnya hasil produksi karena bantuan yang diberikan yaitu benih, pupuk, dan pestisida memiliki kualitas 6

yang tinggi sehingga mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan produksi padi mengakibatkan pendapatan petani juga meningkat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Dampak Bantuan PT. Perkebunan Nusantara III Terhadap Produktivitas Usahatani Padi pada Tabel 1. Besar produksi padi sebelum dan sesudah mendapat bantuan dapat dilihat Tabel 1. Besar Produksi Usahatani Padi Sebelum dan Sesudah Mendapat Bantuan Luas Lahan (Ha) Produksi Sebelum Mendapat Bantuan (Ton) Produksi Setelah Mendapat Bantuan (Ton) Peningkatan Produksi (Ton) 0,75 5,23 6,48 1,25 Sumber: Pengolahan Data Primer, Lampiran 24 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa luas lahan adalah 0,75 Ha, dan produksi padi sebelum mendapatkan bantuan adalah sebesar 5,23 Ton sedangkan produksi padi setelah mendapatkan bantuan adalah sebesar 6,48 Ton. Dari hasil yang didapat, terlihat adanya peningkatan produksi padi sebelum dengan sesudah mendapatkan bantuan yaitu sebesar 1,25 Ton. Besar produktivitas padi sebelum dan sesudah mendapat bantuan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Besar Produktivitas Usahatani Padi Sebelum dan Sesudah Mendapat Bantuan Luas Lahan (Ha) Produktivitas Sebelum Mendapat Bantuan (Ton/Ha) Produktivitas Setelah Mendapat Bantuan (Ton/Ha) Peningkatan Produktivitas (Ton/Ha) 0,75 6,90 8,54 1,64 Sumber: Pengolahan Data Primer, Lampiran 25 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa luas lahan adalah 0,75 Ha, dan produktivitas padi sebelum mendapatkan bantuan adalah sebesar 6,90 Ton/Ha sedangkan produktivitas padi setelah mendapatkan bantuan adalah sebesar 8,54 7

Ton/Ha. Dari hasil yang didapat, terlihat adanya peningkatan produktivitas padi sebelum dengan sesudah mendapatkan bantuan yaitu sebesar 1,64 Ton/Ha, hal ini terjadi karena produksi padi per hektarnya juga meningkat. Produksi padi di daerah penelitian dapat meningkat setelah adanya pemberian bantuan benih, pestisida, dan pupuk dikarenakan bantuan yang diberikan PT. Perkebunan Nusantara III adalah yang berkualitas tinggi. Seperti benih yang diberi adalah benih Ciherang yang memiliki kualitas yang bagus, sehingga meghasilkan padi kering yang padat. Apabila memakai benih Ciherang, tanaman padi dapat dipanen pada umur 116-125 hari, anakan produktif 14-17 batang, rata-rata produksi 6 ton per hektar dan potensi hasilnya bisa mencapai 8,5 ton per hektar, tahan terhadap hama dan penyakit, serta cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau, maka dapat disimpulkan bahwa benih padi Ciherang mempunyai kelebihan yaitu umur tanaman padi Ciherang lebih pendek dari pada tanaman padi lainnya dan jumlah anakan produktif Ciherang lebih banyak daripada tanaman padi lainnya (Anonimous, 2008). Setelah itu adalah pemberian pupuk yang juga berkualitas tinggi, seperti pupuk KCL yang berfungsi untuk memadatkan padi kering sehingga padi kering menjadi lebih berat, hal ini juga dapat meningkatkan produksi padi. Pupuk KCL bagi tanaman padi bermanfaat untuk memperbaiki anakan, meningkatkan ukuran dan berat bulir, meningkatkan penyerapan phosfor, penting dalam proses membuka dan menutupnya mulut daun serta meningkatkan ketahanan tanaman padi pada kondisi iklim yang kurang menguntungkan, pemberian Kalium yang seimbang dengan pemberian Netrogen menjadikan tanaman padi tidak mudah rebah dan dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit, sebaliknya apabila kekurangan Kalium tanaman padi tidak dapat memanfaatkan Air dan hara baik yang berasal dari dalam tanah maupun dari pupuk, selain itu pemberian Kalium yang cukup dapat mengurangi keracunan zat besi (Anonimous, 2000). Para petani terkadang tidak dapat membeli pupuk KCL ini karena harga nya yang mahal, sehingga produksi padi mereka tidak meningkat. Pemberian pestisida yang berkualitas dan tepat dosis juga dapat meningkatkan produksi padi karena tidak merusak tanaman utama yaitu padi, melainkan membasmi tanaman pengganggu, hama dan penyakit. Selain dari pemberian 8

sarana produksi yang berkualitas, waktu penggunaan pestisida juga berpengaruh dalam tingkat produksi padi, apabila penggunaan pestisida tepat dosis dan tepat waktu maka hasil produksi yang didapat juga meningkat. Oleh karena itu, PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan secara dua tahap, yaitu pemberian benih terlebih dahulu, kemudian setelah tanaman tumbuh dan memerlukan pupuk serta pestisida, maka PT. Perkebunan Nusantara III baru memberikan pupuk dan pestisida. Dengan begitu, pemberian sarana produksi terhadap tanaman padi bisa tepat waktu. Penggunaan sarana produksi untuk tanaman padi sebelum mendapatkan bantuan adalah penggunaan sarana produksi yang bisa dijangkau oleh petani, jadi petani tidak terlalu melihat kualitas dari sarana produksi tersebut. Sedangkan setelah mendapat bantuan, sarana produksi yang diberikan adalah yang berkualitas tinggi sehingga penggunaan sarana produksi untuk tanaman padi petani dapat meningkatkan produksi padi tersebut. Untuk mengetahui lebih jelas adanya dampak bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi dapat dilakukan dengan pengujian t-hitung. Hasil t-hitung dampak bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi dapat dilakukan dengan pengujian t-hitung yang dianalisis menggunakan program spss dengan hasil sebagai berikut: Tabel 3. Hasil uji-t Produktivitas Petani Di Daerah Penelitian Nama Kelompok Tani Jumlah petani t hitung t tabel (2-tailed, α=0,5) Mekar Wangi 39 23,998 1,685 Sumber: Pengolahan Data Primer, Lampiran 27 Keterangan t hitung > t tabel (α=0,5) Maka H0 ditolak Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa hasil uji-t yaitu dampak pemberian bantuan CSR dari PT. Perkebunan Nusantara III terhadap produktivitas usahatani padi di kelompok tani mekar wangi diketahui thitung > ttabel, berarti Ho ditolak dan H1 diterima, yang artinya bahwa adanya perbedaan produktivitas setelah mendapatkan bantuan dengan sebelum mendapatkan bantuan CSR dari PT. Perkebunan Nusantara III yaitu peningkatan produktivitas secara signifikan (0,000 < 0,05). 9

Perbedaan Tingkat Pendapatan Petani Setelah Mendapat Bantuan Dengan Sebelum Mendapat Bantuan Dari PT. Perkebunan Nusantara III Pendapatan petani di daerah penelitian sebelum mendapatkan bantuan lebih rendah daripada pendapatan petani setelah mendapatkan bantuan, hal ini disebabkan karena pada saat sebelum mendapatkan bantuan biaya produksi yang dikeluarkan petani lebih besar karena biaya untuk benih, pupuk, dan pestisida masih masuk dalam biaya produksi usahataninya. Sedangkan setelah mendapatkan bantuan, biaya yang dikeluarkan petani lebih kecil karena biaya untuk benih, pupuk, dan pestisida berkurang dalam biaya produksi usahatani karena sudah dibantu oleh PT. perkebunan Nusantara III. Selain dari biaya produksi semakin kecil setelah adanya bantuan, produksi padi pun lebih meningkat sehingga pendapatan petani juga meningkat. Untuk mengetahui pendapatan petani padi sebelum mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III, maka terlebih dahulu harus dihitung semua biaya-biaya yang dikeluarkan selama satu musim berusahatani padi serta menghitung penerimaan dari hasil penjualan produksi padi yang terangkum dalam analisis usahatani padi tersebut. Adapun analisis usahatani padi petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis Usahatani Padi Per Petani dan Per Ha Sebelum Mendapatkan Bantuan No Uraian Per Petani Per Ha I Luas Lahan (Ha) 0,75 0,75 II Produksi (ton) 3.976,92 5.239,12 III Harga Jual (Rp/Kg) 3.500,00 3.500,00 IV Penerimaan (Rp) 13.919.230,77 18.336.933,76 V Biaya Produksi: a. Total Biaya Pestisida 231.225,89 292.907,20 b. Total Biaya Pupuk 933.694,23 1.236.270,82 c. Total Biaya Benih (Rp) 271.187,18 355.633,78 d. Total Biaya Penyusutan (Rp) 184.253,56 184.253,56 e. Total Biaya Bensin (Rp) 494.769,23 651.106,22 f. Total Biaya Sewa (Rp) 1.133.333,33 1.854.670,33 g. - Total Biaya TKDK (Rp) 1.279.153,84 2.424.351,34 - Total BiayaTKLK 3.097.756,41 3.372.627,18 Total Biaya Tenaga Kerja (Rp) 4.376.910,25 5.796.978,53 10

Sambungan Tabel 4. Analisis Usahatani Padi Per Petani dan Per Ha Sebelum Mendapatkan Bantuan No Uraian Per Petani Per Ha VI Total Biaya Produksi (Rp) (Biaya TKDK Tidak dimasukkan) 6.346.219,84 8.041.944,25 VII Pendapatan Bersih Petani (Rp) (IV - VI) 7.573.010,92 10.294.989,51 Sumber:Pengolahan Data Primer, Lampiran 2-16 Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa pengeluaran atau biaya yang paling besar dikeluarkan oleh petani adalah biaya tenaga kerja yaitu Rp. 5.796.978,53/musim tanam per hektar, dimana biaya tenaga kerja dalam keluarga sebesar Rp. 2.424.351,34/musim tanam per hektar dan biaya tenaga kerja luar keluarga sebesar Rp. 3.372.627,18/musim tanam per hektar. Oleh karena itu, biaya tenaga kerja berpengaruh paling besar dalam biaya produksi yang dapat mengakibatkan pendapatan petani semakin kecil, apabila pendapatan petani semakin rendah maka tingkat kesejahteraan petani pun semakin rendah juga. Oleh karena itu, diupayakan untuk mengurangi menggunakan tenaga kerja luar keluarga dengan memaksimalkan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Dari tabel di atas juga dapat dilihat penerimaan petani padi yaitu sebesar Rp. 18.336.933,76/musim tanam per hektar. Penerimaan petani padi ini didapat dengan mengkalikan jumlah produksi dengan harga jual, dengan biaya produksi yang dikeluarkan dalam usahatani padi ini adalah sebesar Rp. 8.041.944,25/musim tanam per hektar. Biaya produksi tersebut tidak termasuk biaya tenaga kerja dalam keluarga karena petani tidak mengeluarkan biaya tenaga kerja untuk keluarga nya sendiri. Setelah penerimaan dan biaya produksi diketahui, maka pendapatan bersih petani pun dapat diketahui dengan cara penerimaan petani dikurangi dengan biaya produksinya, sehingga didapat pendapatan bersih petani sebesar Rp. 10.294.989,51/musim tanam per hektar. Data tersebut menunjukkan bahwa pendapatan sangat dipengaruhi oleh biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani, apabila biaya produksi yang dikeluarkan petani kecil maka pendapatan petani bisa meningkat, dan sebaliknya apabila biaya produksi yang dikeluarkan petani besar maka pendapatan petani pun menurun. 11

Pendapatan petani setelah mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III lebih tinggi daripada pendapatan sebelum mendapatkan bantuan, hal ini dapat dilihat dari analisis usahatani di bawah ini. Tabel 5. Analisis Usahatani Padi Per Petani dan Per Ha Setelah Mendapatkan Bantuan No Uraian Per Petani Per Ha I Luas Lahan (Ha) 0,75 0,75 II Produksi (ton) 4.915,89 6.486,66 III Harga Jual (Rp/Kg) 3.534,61 3.534,61 IV Penerimaan (Rp) 17.345.423,08 22.927.859,21 V Biaya Produksi: a. Total Biaya Pestisida (Rp) 84.944,23 90.887,72 b. Total Biaya Pupuk (Rp) 525.109,66 694.552,46 c. Total Biaya Benih (Rp) 136.619,23 181.235,69 d. Total Biaya Penyusutan (Rp) 184.253,56 184.253,56 e. Total Biaya Bensin (Rp) 494.769,23 651.106,22 f. Total Biaya Sewa (Rp) 1.133.333,33 1.854.670,33 g. - Total Biaya TKDK (Rp) 1.279.153,84 2.424.351,34 - Total BiayaTKLK 3.097.756,41 3.372.627,18 Total Biaya Tenaga Kerja (Rp) 4.376.910,25 5.796.978,53 VI Total Biaya Produksi (Rp) (Biaya TKDK Tidak dimasukkan) 5.656.785,66 7.123.808,32 VII Pendapatan Bersih Petani (Rp) (IV - VI) 11.688.637,41 15.803.118,31 Sumber:Pengolahan Data Primer, Lampiran 5-12 dan 17-23 Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa biaya untuk pestisida, pupuk, dan benih berkurang karena adanya bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III sehingga total biaya produksi yang dikeluarkan petani pun semakin kecil. Total biaya produksi sebelum mendapat bantuan adalah Rp. 8.041.944,25/musim tanam per hektar sedangkan total biaya produksi setelah mendapat bantuan adalah sebesar Rp. 7.123.808,32/musim tanam per hektar. Tabel memperlihatkan bahwa penerimaan setelah mendapat bantuan meningkat yaitu sebelum mendapat bantuan sebesar Rp. 18.336.933,76/musim tanam per hektar sedangkan setelah mendapatkan bantuan sebesar Rp. 22.927.859,21/musim tanam per hektar. Hal ini terjadi karena produksi padi per hektar meningkat yaitu sebesar 6486.66 ton, 12

dari sini dapat dilihat pendapatan bersih petani juga meningkat yaitu sebelum mendapatkan bantuan sebesar Rp. 10.294.989,51/musim tanam per hektar sedangkan setelah mendapat bantuan sebesar Rp. 15.803.118,31/musim tanam per hektarnya. Pendapatan bersih petani lebih meningkat setelah adanya bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III daripada sebelum mendapatkan bantuan karena total biaya produksi yang dikeluarkan petani lebih kecil dan total produksi padi meningkat. Untuk mengetahui lebih jelas adanya perbedaan pendapatan petani sebelum dengan sesudah mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III dapat dilakukan dengan pengujian t-hitung. Hasil t-hitung terhadap pendapatan usahatani para petani sebelum dan sesudah menerima bantuan CSR yang dianalisis menggunakan program spss dengan hasil sebagai berikut: Tabel 6. Hasil uji-t Pendapatan Petani Di Daerah Penelitian Nama Kelompok Tani Jumlah petani t hitung t tabel (2-tailed, α=0,5) Mekar Wangi 39 24,046 1,685 Sumber: Pengolahan Data Primer, Lampiran 29 Keterangan t hitung > t tabel (α=0,5) Maka H0 ditolak Dari Tabel 6, dapat dilihat bahwa hasil uji-t yaitu dampak pemberian bantuan CSR dari PT. Perkebunan Nusantara III terhadap pendapatan petani di kelompok tani mekar wangi diketahui thitung > ttabel, berarti Ho ditolak dan H1 diterima, yang artinya bahwa adanya perbedaan pendapatan petani setelah mendapatkan bantuan dengan sebelum mendapatkan bantuan CSR dari PT. Perkebunan Nusantara III yaitu perubahan peningkatan pendapatan secara signifikan (0,000 < 0,05) terhadap petani padi. KESIMPULAN 1. Mekanisme pembagian sarana produksi dari PT. Perkebunan Nusantara III adalah PT. Perkebunan Nusantara III menetapkan Kelompok Tani Mekar Wangi yang mendapat bantuan CSR, setelah itu kelompok tani memberi proposal kepada PT. Perkebunan Nusantara III dan kemudian 13

PT. Perkebunan Nusantara III memberikan bantuan berupa pupuk, benih, dan pestisida secara dua tahap. Bantuan CSR yang telah diberikan PT. Perkebunan III kepada kelompok tani kemudian akan diberikan ke petani di daerah Penelitian, bantuan CSR ini diberikan secara bergilir untuk setiap desa yang berdekatan dengan lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III yaitu paling jauh radius 35 kilometer dari PT. Perkebunan Nusantara III. 2. Produktivitas padi di daerah penelitian setelah mendapatkan bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III lebih tinggi yaitu sebesar 8.54 ton/ha daripada sebelum mendapatkan bantuan yaitu sebesar 6.90 ton/ha. 3. Pendapatan petani setelah mendapat bantuan dari PT. Perkebunan Nusantara III lebih tinggi yaitu sebesar Rp. 15.803.118,31/ha daripada sebelum mendapat bantuan yaitu sebesar Rp. 10.294.989,51/ha. DAFTAR PUSTAKA Gea, Pintani.,2011. Dampak Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Terhadap Pendapatan Petani, Universitas Sumatera Utara. Mahyudi, Ahmad., 2004, Ekonomi Pembangunan dan Analisis Data Empiris, Ghalia Indonesia, Bogor. Pitojo, Setijo., 2006, Budi Daya Padi Sawah Tabela, Jakarta: PT Penebar Swadaya. Podesta, Rosana., 2009, Pengaruh Penggunaan Benih Sertifikat Terhadap Efisiensi dan Pendapatan Usahatani Padi Pandan Wangi, Institut Pertanian Bogor. Sukirno, Sadono., 2006, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 14