BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hidup Menggereja Kontekstual, (Yogyakarta : 2001), p. 28.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia

f f f i I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang muncul sebagai dampak dari krisis moneter dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

@UKDW BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Tidak perlu di ragukan lagi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembiayaan yang menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan sosial dan ruang bagi debat publik yang jauh lebih besar. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan perbankan Indonesia. Adanya rentang waktu pengembalian pinjaman

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menerus di bidang fisik, ekonomi dan lingkungan sosial yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun kedepan kepada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

DISTRIBUSI KEKAYAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dapat ditingkatkan kalau kemiskinan dapat dikurangi. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dan strategi pembangunan yang dilaksanakan masing-masing negara. Akan tetapi,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. andalan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sektor ini sebagai penyumbang. pertanian memberi andil sekitar 13,39 %, (BPS, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan individu dalam memenuhi. perekonomiannya, bermacam-macam pekerjaan telah menjadi pilihan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia upaya kepedulian terhadap persoalan kemiskinan sudah. Orde Baru, maupun pada masa pemerintahan di era Reformasi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. suatu negara. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan tingkat inflasi yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BAB I PENDAHULUAN. No.20 tahun 2003 juga memuat hakikat pendidikan yang menjadi tolok ukur

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi ketersediaan pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran agregat, tingkat kemiskinan di suatu wilayah lazim digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

Analisis Pengaruh Usaha Mikro Kecil Menengah Terhadap Pendapatan Daerah Kota Bekasi. Nama : Risandra Rejina NPM : Kelas : 3 EB 15

UKDW BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. indikator pekerjaan, tempat tinggal, kesehatan dan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1. PERMASALAHAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penduduk Indonesia yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan adalah permasalahan semua bangsa. Berkaitan dengan. masalah kemiskinan bangsa Indonesia merasa perlu mencantumkan dalam

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. terbukti PBB telah menetapkan Millenium Development Goals (MDGs). Salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Kemiskinan telah membuat pengangguran semakin bertambah banyak,

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerja sama yang akan berlangsung terus,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemiskinan, banyaknya jumlah anak dalam keluarga dan pendidikan yang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Permasalahan. Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

BAB I PENDAHULUAN. usaha akan mendukung pemulihan ekonomi indonesia, menciptakan lapangan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tiwi Kartiwi, 2014 Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan nasional. Menurut Sukirno

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh ulah dan perilaku manusia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 dan 34 mengamanatkan bahwa pemerintah

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUMPULAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH PADA LEMBAGA ZIS AL-IHSAN DAN SOLO PEDULI DI SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan terutama

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak Juli 1997, jumlah penduduk miskin yang pada periode sebelumnya mengalami penurunan dalam hal jumlah, kembali mengalami peningkatan. Salah satu penyebab adalah meningkatnya harga kebutuhan pokok, baik makanan maupun bukan makanan. Di sisi lain, kenaikan pendapatan tidak sebanding dengan kenaikan harga tersebut. Keadaan ini diperparah dengan maraknya pemutusan hubungan kerja. Salah satu alasan pemutusan hubungan kerja adalah untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Akibatnya makin banyak pengangguran yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya 1. Peningkatan penduduk miskin dapat kita lihat dari data yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dari pengumpulan data itu, diketahui bahwa pada bulan Desember 1998, jumlah penduduk miskin mencapai angka 49,5 juta jiwa (24,2 persen) 2. Jumlah penduduk miskin dibanding tahun 1996, telah mengalami peningkatan sebanyak 15 juta jiwa 3. Dalam waktu dua tahun, jumlah penduduk miskin tidak semakin berkurang tetapi justru semakin bertambah. Peningkatan jumlah penduduk miskin ini menunjukkan bahwa program pengentasan kemiskinan mengalami kegagalan. Kemiskinan identik dengan rendahnya pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat. Masyarakat yang tergolong kepada masyarakat miskin yang berpenghasilan rendah antara lain pedagang asongan, pedagang kaki lima, buruh pabrik, pembantu rumah tangga, nelayan dan petani berlahan sempit. Penggolongan mereka kedalam golongan masyarakat miskin bukan hanya karena pekerjaan mereka, tetapi juga karena mereka tidak 1 Badan Pusat Stastistik, Laporan Perekonomian Indonesia 2000: Angkatan Kerja, Konsumsi dan Kemiskinan Penduduk, Jakarta, Seri 07, hal 100 2 Badan Pusat Stastistik, Laporan Perekonomian Indonesia 2000: Angkatan Kerja, Konsumsi dan Kemiskinan Penduduk, Jakarta, Seri 07, hal 100 3 Badan Pusat Stastistik, Laporan Perekonomian Indonesia 2000: Angkatan Kerja, Konsumsi dan Kemiskinan Penduduk, Jakarta, Seri 07, hal 100 1

mempunyai akses untuk mendapatkan sumber-sumber produksi seperti tanah, modal dan kesempatan kerja tambahan 4. Kesulitan dari golongan masyarakat miskin untuk memperoleh akses sumber-sumber produksi khususnya modal, karena adanya anggapan bahwa golongan masyarakat miskin tidak mempunyai agunan dan kemampuan manajerial mereka diragukan 5. Prof.Drs.P.I.Oey Liang Lee, dalam pidato pengukuhan gelar guru besarnya di dalam rapat senat Universitas Gajah 6, menyatakan bahwa sebabsebab pokok rendahnya ketrampilan manajerial pada perusahaan bumiputra ada empat macam, yaitu : kurangnya pengetahuan dan pengalaman dalam bidang manajemen, adanya semangat priyayi, kurangnya jiwa ekonomis dan struktur agraris di Indonesia. Ragnar Nurkse mengemukakan bahwa akibat dari kurangnya pengetahuan akan mengakibatkan keahlian rendah, sehingga pendapatan rendah, karena pendapatan rendah maka orang akan kekurangan makan. Karena kekurangan makan, tubuh lemah sehingga kemampuan untuk bekerja rendah. Lingkaran ini akan tetap berlangsung sampai ada tindakan yang dapat memotong mata rantai tersebut 7. Usaha untuk memotong lingkaran tersebut telah dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia, yaitu dalam usahanya mengentaskan kemiskinan dengan memberikan modal kerja lewat program SLT ( Subsidi Langsung Tunai ). Tetapi pemberian dana ini, tanpa dibarengi dengan pemantauan dan bimbingan yang tepat. Akibatnya dana yang telah diterima oleh golongan masyarakat miskin digunakan untuk membeli barang-barang konsumtif, yang tidak menunjang peningkatan pendapatan mereka. Sehingga menurut penyusun program SLT yang bertujuan mengentaskan kemiskinan mengalami kegagalan. Kegagalan juga dialami P2KP (Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan), dimana masyarakat bisa mengajukan pinjaman sebagai modal kerja lewat program tersebut. Tetapi yang terjadi adalah modal kerja yang telah diterima, tidak digunakan untuk meningkatkan produktifitas usaha, tetapi digunakan untuk memenuhi kebutuhan 4 Nico Gara, Pembangunan Masyarakat dan Pembangunan Prakarsa Masyarakat, dalam Hetty Siregar dkk (ed), Mencari Keseimbangan, Sinar Harapan, Jakarta, 1994, hal 222 5 Nico Gara, Pembangunan Masyarakat dan Pembangunan Prakarsa Masyarakat, dalam Hetty Siregar dkk (ed), Mencari Keseimbangan, Sinar Harapan, Jakarta, 1994, hal 223 6 Heidjrachman Ranupandojo,Persoalan-Persoalan Management Yang Dihadapi Oleh Pedagang Golongan Ekonomi Lemah, Jogjakarta, Fakultas Ekonomi UGM,1977, hal 11 7 Gunnar Myrdal,Bangsa-Bangsa Kaya dan Miskin, terjemahan Paul Sihotang, Gramedia, Jakarta, 1976, hal 35-36 2

konsumtif mereka. Akhirnya mereka tidak mampu untuk mengembalikan modal kerja yang telah mereka pinjam. Melihat permasalahan yang dikemukakan diatas, gereja hendaknya dapat memberikan peran sertanya dalam usaha mengentaskan kemiskinan. Karena gereja memiliki paling tidak, tiga aspek yang harus diberi keseimbangan. Ketiga aspek tersebut adalah ritual, institusional dan etis. Tetapi dalam kenyataannya gereja masih dipadang dari aspek yang ritual, sehingga gereja dalam pelayanannyapun selalu diartikan sebagai hal yang ritual saja yaitu ibadah yang terbatas dalam gedung gereja saja. Melihat permasalahan yang ada disekitarnya, gereja hendaknya mulai untuk mengembangkan aspek institusional dan aspek etis dimana kedua aspek ini berkaitan langsung dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Menurut Kathryn Tanner, Teologi seharusnya tidak lagi dipenjara sebagai ilmu suci yang diturunkan dari atas, tetapi menjadi bagian dari kultur manusia 8. Sehingga gereja tidak terputus pertaliannya dengan pergumulan eksistensial sosial yang menghadapi masalah penderitaan, kemiskinan, penindasan dan eksploitasi terhadap manusia maupun alam. Gereja yang menghadirkan kasih Allah adalah gereja yang memajukan gambaran Kerajaan Allah dalam hidup manusia: berbuat sesuatu demi keutuhan hidup manusia, sebagaimana tindakan Yesus 9. B.Pokok Permasalahan Salah satu pemrakarsa dalam usaha ikut andil dalam menyelesaikan permasalahan kemiskinan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, dilakukan oleh Christian Johan Maria Melchers SJ, seorang Imam Jesuit. Melalui Yayasan Purba Danarta, dia berusaha melakukan pembinaan bagi rakyat kecil, terutama pembinaan dalam menjalankan usaha perdagangan. Cita-cita yayasan ini adalah pengembangan sosio-ekonomi masyarakat kecil Indonesia. Melalui penyusunan skripsi ini penyusun akan mencari tahu, apakah pembinaan yang dilakukan oleh Purba Danarta sebagai sebuah pendidikan yang membebaskan. Sebagai dasar penilaian, penyusun akan menghadirkan sumbangan 8 Kathryn Tanner,1997. seperti dikutip Sudiarja, Agama Teologi dan Kehidupan Bersama dalam Orientasi Baru-Hidup Illahi dalam Kelemahan Manusia: Memberdayakan Gereja Partisipatif Supaya Transformatif,2000, hal 110 9 Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi KWI, Gereja dan Pembangunan Sosial Ekonomi, Jakarta, Seri P.S.E No.3, 1990, hal 9 3

pemikiran Paulo Freire sebagai tokoh pendidikan yang membebaskan. Dengan mempelajari mengenai pembinaan yang diterapkan oleh Yayasan Purba Danarta, penyusun akan mencari relevansi yang bisa dilakukan oleh gereja Protestan dalam usahanya ikut mengentaskan kemiskinan yang dialami oleh bangsa Indonesia. C. Judul Skripsi ini disusun dengan mengangkat judul: Pembinaan Dalam Bank Purba Danarta Judul ini diangkat karena konsep utama dari Bank Purba Danarta adalah pembinaan bagi masyarakat ekonomi lemah. Dengan konsep utamanya itu, diharapkan Bank Purba Danarta bisa membuat perubahan yang cukup berarti bagi kehidupan masyarakat golongan ekonomi lemah. D. Batasan Permasalahan Dalam menyusun skripsi ini, penyusun akan membatasi diri dalam program pembinaan yang dilakukan oleh Bank Purba Danarta terhadap masyarakat ekonomi lemah. Tokoh pendidikan yang penyusun akan gali pemikirannya adalah Paulo Freire, sebagai tokoh pendidikan yang membebaskan dan saat ini menjadi tokoh yang cukup berpengaruh dalam dunia pendidikan. E. Tujuan Penulisan Hal yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Mempelajari konsep pendidikan yang membebaskan yang dikemukakan Paulo Freire, dalam rangka mencari relevansi bagi pendidikan masyarakat ekonomi lemah. 2. Melihat pengalaman Bank Purba Danarta dan menganalisa program pembinaan yang mereka lakukan, untuk mencari hal-hal yang berguna untuk kehidupan Gereja Protestan dalam usahanya ikut mengentaskan kemiskinan di Indonesia. F. Metode Penelitian 1. literatur 4

Penyusunan skripsi ini akan dilakukan dengan mempelajari mengenai gambaran kemiskinan yang ada di Indonesia, terutama mengenai golongan masyarakat miskin yang menjalankan usaha kecil, juga akan mempelajari konsep-konsep pedidikan yang bisa digunakan untuk mengentaskan mereka dari kemiskinan dan akan mempelajari konsep pembinaan yang dilakukan oleh Bank Purba Danarta. Untuk memahami konsep pembinaan yang dilakukan Bank Purba Danarta, penyusun akan mempelajari literatur dan buku-buku yang membahas mengenai pemikiran dari Christian Johan Maria Melchers SJ, sebagai pendiri Bank Purba Danarta. 2. Wawancara Penyusun juga akan melakukan wawancara dengan Petugas Purna Waktu (PPW) dan nasabah Bank Purba Danarta, sebagai dasar penilaian terhadap pembinaan yang dilakukan oleh Bank Purba Danarta. G.Sistematika Penulisan Supaya alur penyusunan skripsi ini mudah diikuti, maka penyusun akan membuat sistematika penyusunan dalam V Bab. Adapun pembagiannya sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bagian ini merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, alasan pemilihan judul, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II : Bank Purba Danarta Bab ini akan memaparkan mengenai Bank Purba Danarta dan pelayanan kepada masyarakat ekonomi lemah, khususnya dalam program pembinaan terhadap mereka. Bab III: Pendidikan yang Membebaskan Dalam bab ini penyusun akan menghadirkan konsep pendidikan membebaskan yang dikemukakan oleh Paulo Freire. Bab IV: Pendidikan Bagi Masyarakat Ekonomi Lemah Dalam bab ini penyusun akan menganalisa pembinaan yang dilakukan Bank Purba Danarta dengan menggunakan konsep-konsep pendidikan yang 5

membebaskan dan berusaha menemukan aspek-aspek pembinaan yang bisa digunakan untuk dikembangkan dalam kehidupan Gereja Protestan Bab V : Relevansi dan Penutup Dalam bab ini, penyusun akan mengemukakan mengenai tugas-tugas gereja di dunia dan apa yang harus dilakukan ketika melihat pergumulan kemiskinan yang ada disekitarnya. Penyusun juga akan mencoba mengusulkan program kegiatan kepada gereja Protestan dalam usahanya terlibat untuk mengentaskan kemiskinan. Pada bagian akhir, penyusun akan memberikan kesimpulan penyusunan skripsi ini. 6