BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGAMBARAN KONTUR PARTIKULAT DI KECAMATAN GRESIK DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS)

PEMETAAN KONSENTRASI PARTIKULAT DI KAWASAN RSU Dr. SOETOMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

I. PENDAHULUAN. dilepaskan bebas ke atmosfir akan bercampur dengan udara segar. Dalam gas

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

STUDI TINGKAT KUALITAS UDARA PADA KAWASAN RS. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO DI MAKASSAR

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO)

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 167 TAHUN 2003

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997 Tentang : Perhitungan Dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

KAJIAN HUBUNGAN ANTARA VARIASI KECEPATAN KENDARAAN DENGAN EMISI YANG DIKELUARKAN PADA KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

STUDI TINGKAT PENCEMARAN UDARA KARENA ASAP KENDARAAN BERMOTOR DI BEBERAPA WILAYAH PADAT SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

ANALISIS KONSENTRASI PARTICULATE MATTER 10 (PM10) PADA UDARA DILUAR RUANG (STUDI KASUS : STASIUN TAWANG - SEMARANG)

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1 Hasil Uji Kualitas Udara Ambien. Laporan Kegiatan Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun

ANALISIS KUALITAS TSP DALAM RUANG PADA PERPARKIRAN BASEMENT DAN UPPER GROUND (STUDI KASUS: MALL X, SEMARANG)

Udara ambien Bagian 6: Penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien

Penilaian Kualitas Udara, dan Indeks Kualitas Udara Perkotaan

PEMETAAN KONSENTRASI PARTIKULAT DI KAWASAN RSU. Dr. SOETOMO SURABAYA A MAPPING OF PARTICULATE CONCENTRATION IN AREA. RSU Dr.

STUDI IDENTIFIKASI PENCEMARAN UDARA OLEH TIMBAL (Pb) PADA AREA PARKIR (STUDI KASUS KAMPUS UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG)

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara. Eko Hartini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari saluran pembuangan kendaraan bermotor, sehingga industri industri

BAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 45/MENLH/10/1997 TENTANG INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Analisa Bulan November Lokasi/Tahun Penelitian SO2 (µg/m 3 ) Pintu KIM 1 (2014) 37,45. Pintu KIM 1 (2015) 105,85

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

ESTIMASI PRODUKSI DAN DISPERSI GAS POLUTAN DARI KEGIATAN DAUR ULANG LIMBAH ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan, udara sebagai komponen

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

GREEN TRANSPORT: TRANSPORTASI RAMAH LINGKUNGAN DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

KONSENTRASI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR PADA RUAS JALAN SAM RATULANGI MANADO

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2007 TENTANG

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK OPERASIONAL KENDARAAN RINGAN

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

3. Pengelolaan air kotor dan kotoran manusia (Sawage and Exreta Disposal) 4. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation)

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

Studi Kontribusi Kegiatan Transportasi Terhadap Emisi Karbon di Surabaya Bagian Timur. Oleh: Fitri Arini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pembangunan yang dilakukan manusia semakin meningkat yang akan

POLA SEBARAN OZON SEBAGAI POLUTAN SEKUNDER DI UDARA AMBIEN KAWASAN GAYA MOTOR JAKARTA UTARA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-15/MENLH/4/1996 TENTANG PROGRAM LANGIT BIRU MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

CATALYTIC CONVERTER BERBAHAN TEMBAGA BERBENTUK SARANG LABA-LABA UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG PADA SUPRA X 125

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. berpacu untuk menginovasi produk produk kendaraan yang mereka

BAB I PENDAHULUAN.

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor telah lama menjadi salah satu sumber pencemar

Disusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng.

Bab I Pendahuluan. Gambar I.1 Bagan alir sederhana sistem pencemaran udara (Seinfield, 1986)

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

ANALISIS KUALITAS TSP DAN Pb DALAM RUANG PADA PERPARKIRAN BASEMENT DAN UPPER GROUND (STUDI KASUS MALL X, SEMARANG)

PERANCANGAN KOMPOR BIOETANOL MENGGUNAKAN PRINSIP BEJANA BERHUBUNGAN DAN TABUNG BERTEKANAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh Tude Trisnajaya Desak Putu Dewi Kasih Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

ARDHINA NUR HIDAYAT ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT.

Joko Purwadi NIM : S

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS BEBAN PENCEMAR UDARA SO 2 DAN HC DENGAN PENDEKATAN LINE SOURCE MODELING (STUDI KASUS DI JALAN MAGELANG YOGYAKARTA)

Transkripsi:

7.1 Kesimpulan BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan yang telah dilakukan serta tujuan dari tugas akhir ini, dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat konsentrasi partikulat Maksimum pada hari Senin untuk interval waktu pagi (06.00-12.00 WIB) pada jalur keberangkatan bus kota yaitu sebesar 377,44 µg/m 3 dengan jumlah bus kota sebanyak 32 bus. Minimum pada hari Jumat untuk interval waktu malam (01.00-05.00 WIB) pada lokasi parkiran bus antar kota yaitu sebesar 38,26 µg/m 3 dengan jumlah kendaraan yang melintas sebanyak 3 bus dan 5 Mobil Penumpang Umum. 2. Peta pola sebaran partikulat yang dihasilkan dari beberapa titik sampling dengan program winsurf menunjukkan konsentrasi partikulat antara rentang 38,26 µg/m 3 sampai 377,44 µg/m 3. 3. Dari pemetaan pola pesebaran tingkat konsentrasi partikulat pada wilayah studi yang dihasilkan oleh program winsurf dapat ditarik kesimpulan yaitu: a. Tingginya tingkat konsentrasi partikulat didalam Terminal Purabaya Surabaya berdampak pada lokasilokasi yang berhubungan langsung dengan pengunjung, seperti pada ruang tunggu penumpang memiliki konsentrasi partikulat diatas 150 µg/m 3 dan terjadi peningkatan partikulat hingga 152% dari baku mutu yang ditetapkan. b. Tingkat konsentrasi partikulat yang dihasilkan dari aktivitas transportasi didalam terminal mengikuti jumlah kendaraan dimana per sen peningkatan jumlah kendaraan 43,75% hingga 85,71% seiring dengan per sen peningkatan partikulat yang sebesar 13,43% sampai 103

104 c. Berdasarkan hubungan kecepatan angin, nilai konsentrasi partikulat yang tinggi umumnya memiliki kecepatan angin yang rendah. Arah angin juga berperan dalam penyebaran partikulat, arah angin dominan saat penelitian (Senin,8 Mei 2006) bergerak dari arah Timur sebesar 29,16% tetapi pada bagian tengah terminal terdapat bangunan-bangunan tinggi yang dapat merubah arah angin. 4. Upaya reduksi tingginya konsentrasi partikulat di Terminal Purabaya Surabaya dengan peremajaan dan perawatan bus yang dapat mereduksi emisi 28% sampai 30%. Upaya lain berupa mengatur kembali tata letak terminal dengan merelokasi daerah yang memiliki konsentrasi partikulat yang tinggi dapat mereduksi partikulat hingga 31,22% serta penambahan kaca pembatas di ruang tunggu penumpang untuk memutus rantai penyebaran partikulat. Penerapan prosedur jadwal kedatangan dan keberangkatan bus yang baik dapat menggurangi waktu tunggu bus didalam terminal dan memperpanjang jam padat yang dapat mereduksi partikulat sebesar 33,3%. 7.2 Saran Terdapat beberapa saran, yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut adalah : 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang dampak yang dirasakan oleh petugas dan pengguna jasa terminal akibat aktifitas terminal beserta upaya pencegahannya (dari segi kesehatan). 2. Pada penelitian lebih lanjut, diperlukan empat jumlah alat HVS lagi untuk dapat melakukan penelitian secara serentak dan mendapatkan data seaktual mungkin, sehingga data tiap titik mewakili kondisi sesungguhnya dan karena winsurf merupakan pemetaan dengan satu sumber.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1997. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 128 tahun 1997 tentang Baku Cara Pengambilan Contoh Udara Ambien, Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Anonim. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, Kantor Menteri Negara Sekretaris Negara, Jakarta. Anonim. 1993. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 35 tahun 1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor, Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta. Ambient Air-Particulate Matter. 1984. Determination of Total Particulates (TSP)-High, Volume Sampler Gravimetric Method, Standart Association of Australia, Australia Boedisantoso, R. 2002. Teknologi Pengendalian Pencemar Udara, Chamida. 2004. Strategi Pengendalian Pencemaran Udara Berupa Kebijakan Berdasarkan Pemanfaatan Model Matematik Penyebaran Pencemar Udara (PM10) di Kota Surabaya, Thesis Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, ITS, Contact, Swiss. 2000. Perawatan dan Perbaikan Motor Diesel, Clean Air Project, Jakarta. Cooper,C.D and Alley,F.G. 1994. Air Pollution Control A Design Approach, Waveland Press Inc, 2 nd edition, illinois.

Mursid, M., Razif M., dan Slamet A. 2001. Uji Keunggulan Catalytic Converter Tembaga Untuk Mengurangi Pencemaran Udara Dari Knalpot Kendaraan Bermotor. Lem Lit ITS, Mukono, H.J. 1997. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran Pernafasan, Surabaya : Airlangga University Press. Munawar, A. 2005. Dasar-dasar Teknik Transportasi, Jurusan Teknik Sipil, UGM, Jogjakarta : Beta Offset. Nugroho, Joko. 2004. Uji Kemampuan Catalytic Converter Zeolit Untuk Mereduksi Polutan Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Berbahan Bakar Bensin, Tugas Akhir Jurusan teknik Lingkungan FTSP, ITS, Peavy, H.S. Rowe, D.R, Tchobanoglous, G. 1985. Environmental Engineering, Mc.Graw-Hill, New York. Perkins. 1974. Air Pollution,, Tokyo : Mc.Graw-Hill, Kogukosha Ltd. Prasasti, I.S. 2006. Pemetaan Tingkat Konsentrasi Partikulat Akibat Aktivitas Transportasi dan Pengembangan Barrier di Wilayah Surabaya Pusat, Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, ITS, Rio, P. 2004. Analisis Pola Persebaran Pencemar Udara Partikulat (PM 10 ) dan Konsentrasinya di Wilayah Industri PT. SIER, Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, ITS, Sayid, M. 2001. Pencemaran Udara, Elex Media Komputindo, Jakarta Soedomo, M. 1992. Status Pencemaran Udara di Lima Kota Besar, DKI Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang dan Medan, LPM ITB BAPEDAL, Jakarta.

Soedomo, M. 2001. Kumpulan Karya Ilmiah Mengenai Pencemaran Udara, LPM ITB, Bandung. Zainul, Arifin. 2002. Efisiensi Penurunan Kadar Partikulat Pada Emisi Kendaraan Bermotor Diesel Menggunakan Catalytic Converter, Tugas Akhir Jurusan teknik Lingkungan FTSP, ITS,