HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara dengan sebaik-baiknya. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

KUALITAS LAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PADA BALAI PENGOBATAN SANTA FAMILIA DI BARONG TONGKOK KAB. KUTAI BARAT

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah kemampuan rumah sakit dalam memberikan layanan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata kunci : Persepsi, pasien, pelayanan, kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan kesehatan di Indonesia, bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pelayanan puskesmas adalah untuk membangun. persahabatan yang mendorong hubungan dengan pasien sehingga puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

KUALITAS PELAYANAN CUSTOMER SERVICE DAN LOYALITAS NASABAH PADA BANK BRI UNIT VETERAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

V. KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD AMPANA KABUPATEN TOJO UNA-UNA. Siti Nurhaida 1, Sudirman 2

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ISLAM KOTA MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah

PUSKESMAS. Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden) Nomor Responden...

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya. Salah satunya terjadi di bidang otomotif. Makin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

KEPUASAN PASIEN BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) TERHADAP PELAYANAN DI UNIT RAWAT JALAN (URJ) RUMAH SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG TAHUN 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang jasa pengiriman barang. PT. Pos Indonesia (Persero) sebagai salah satu Badan

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA Dwi Wahyuni 1, Liena Sofiana 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta ABSTRACT Background: Patient s satisfaction was outcome of health service. It was influenced by the quality of service (tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathy). The Health Center of Tepus I was a in-hospital care located in the remote area of Gunung Kidul Regency, which has been never studied by students about its health quality. This study aimed at identifying the relationship between quality of health service and the patient s satisfaction in the Health Center of Tepus I Gunung Kidul Regency. Method: This study was descriptive quantitative with cross sectional approach. 81 samples was used in this study. Result: The result of the study indicated that there was no relationship between tangible and patient s satisfaction, there was no relationship between reliability and patient s satisfaction, there was no relationship between responsiveness and patient s satisfaction, there was no relationship between assurance and patient s satisfaction, and there was relationship between empathy and patient s satisfaction. The result of bivariat test indicated that the p values were respectively 0.076, 0.099, 0.114, 1.00 and 0.016. Conclusion: There was no relationship between the dimensions of tangible, reliability, responsiveness, and assurance to the satisfaction of patients in Health Center Tepus I Gunung Kidul Regency but there was relationship between the dimension of empathy to the satisfaction of patients in Health Center Tepus I Gunung Kidul Regency. Keywords: Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, Patient satisfaction 1. PENDAHULUAN Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan yang di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah Republik Indonesia dan dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, dan sejahtera. 1 Mutu pelayanan kesehatan yang diberikan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan setiap pasien, makin sempurna kebutuhan dan tuntutan setiap pasien, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan. 2 Mutu pelayanan kesehatan bukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan pasien/konsumen dengan biaya berapa saja, harus selalu dihubungkan dengan penggunaan sumber daya yang paling efisien. Kesimpulannya, mutu pelayanan kesehatan itu harus dapat memenuhi kebutuhan pasien/konsumen, seperti yang ditentukan profesi layanan kesehatan, dan harus pula memenuhi harapan pasien, tetapi dengan biaya yang seefisien mungkin. 3 Kepuasan pasien menjadi bagian yang integral dan menyeluruh dari kegiatan jaminan mutu pelayanan kesehatan. Artinya, pengukuran tingkat kepuasan pasien harus menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari pengukuran mutu layanan kesehatan. Konsekuensi dari pola pikir 27

yang demikian adalah dimensi kepuasan pasien menjadi salah satu dimensi mutu layanan kesehatan yang penting. Dengan demikian kualitas pelayanan yang baik akan menimbulkan kepuasan pada pelanggan atau pengguna jasa layanan (pasien). 3 Kualitas berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan dorongan khusus bagi para pelanggan untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan perusahaan. Ikatan emosional semacam ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan dan kebutuhan spesifik pelanggan. Pada gilirannya, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Selanjutnya, kepuasan pelanggan berkontribusi pada terciptanya rintangan beralih (switching barries), biaya beralih (switching costs), dan loyalitas pelanggan. 4 Kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan tingkat kepuasan pasien, sehingga menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat kepuasan pasien dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan. Semakin baik kualitas pelayanan pasien maka akan semakin baik pula tingkat kepuasan pasien, dan berlaku sebaliknya jika kualitas pelayanan pasien kurang baik maka tingkat kepuasan pasien pun akan berkurang. 5 Tingkat kepuasan pelanggan sangat tergantung pada mutu suatu produk, yang bisa berarti barang atau jasa. 6 Survei kepuasan pasien menjadi penting dan perlu dilakukan bersamaan dengan pengukuran dimensi mutu layanan kesehatan yang lain. Kemauan / keinginan pasien dan/atau masyarakat dapat diketahui melalui survei kepuasan pasien. Pengalaman membuktikan bahwa transformasi ekonomi pasti akan mengubah keinginan dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan. Oleh sebab itu, pengukuran kepuasan pasien perlu dilakukan secara berkala dan akurat. Telah terbukti bahwa terdapat hubungan yang positif antara partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan dengan kepuasan pasien. 3 Puskesmas Tepus 1 telah menyediakan kotak saran yang disediakan oleh puskesmas akan tetapi tidak pernah diisi oleh pasien yang berkunjung karena warga yang terlalu pasif dan hanya mengikuti alur saja sekalipun pihak puskesmas sering mengadakan pertemuan dan sosialisasi agar masyarakat tidak sungkan untuk mengisi kotak saran. Hal ini diadakan karena adanya sebagian pasien yang mengeluhkan ketidakpuasannya tetapi hanya menceritakannya saja kepada saudara bahkan tetangga dan hanya menyebar dari mulut ke mulut. 2. METODE Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan. 7 Populasi dari penelitian ini adalah pasien Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul dengan rata-rata kunjungan dalam 1 minggu adalah 278 pasien. Sampel yang didapat dengan menghitung rumus sampel didapat 81 orang dengan tehnik adalah simple random sampling. Variabel yang digunakan adalah kualitas pelayanan yang terdiri dari 5 dimensi yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty (variabel bebas) dan kepuasan pasien (variabel terikat). Untuk mengetahui masingmasing hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu mengetahui ada tidaknya hubungan kualitas pelayanan kesehatan dengan 28

kepuasan pasien, menggunakan uji statistik chisquare. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. HASIL PENELITIAN 1) Analisis Univariat Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 81 pasien dengan karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1 menunjukkan bahwa pendidikan terakhir responden sebagian besar adalah dengan pendidikan terakhir SMP yaitu sebanyak 36 responden (44,4 persen), dan keseluruhan responden merupakan pasien yang telah berkalikali berkunjung ke puskesmas atau dapat dikatakan keseluruhan responden merupakan pasien lama dengan jumlah 81 responden (100 persen). Dari Tabel 1. Karakteristik Responden di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2013 Variabel Frekuensi Persentase (%) Pendidikan terakhir SD 21 25,9 SMP 36 44,4 SMU/SMK 23 28,4 S1 1 1,2 Jumlah kunjungan 2 kali 0 0 >2 kali 81 100 Total 81 100 hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh pasien yang menjadi responden dalam penelitian ini telah mengetahui pelayanan yang ada di puskesmas. 2) Analisis Bivariat Hasil analisis bivariat antara kualitas pelayanan berdasarkan 5 dimensi mutu dengan kepuasan pasien di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Hubungan Tangible dengan Kepuasan Pasien di Puskesmas Tepus 1 Tahun 2013 Kepuasan Total Variabel Tidak Puas Puas Sig CI RR N % n % N % Tangible Tidak Baik 8 9,8 10 12,6 18 22,22 0,076 0,929-8,439 Baik 14 17,2 49 60,4 63 77,78 2,000 Reliability Tidak baik 10 12,6 14 17,1 24 29,7 0,955-7,514 1,979 0,099 Baik 12 14,8 45 55,5 57 70,3 Responsiveness Tidak baik 11 13,5 17 21,1 28 34,6 0,902-6,768 1,893 0,114 Baik 11 13,5 42 51,9 53 65,4 Assurance Tidak baik 4 4,8 10 12,6 14 17,4 0,303-3,913 1,063 1,000 Baik 18 22,2 49 60,4 67 82,6 Emphaty Tidak baik 12 14,8 15 18,5 27 33,3 1,265-9,796 2,400 0,018 Baik 10 12,6 44 54,1 54 66,7 Tabel 2 menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tangible dengan kepuasan pasien dengan p value 0,076, tidak ada hubungan yang signifikan antara reliability dengan kepuasan pasien dengan p value 0,099, tidak ada hubungan yang signifikan antara responsiveness dengan kepuasan pasien dengan nilai p value 0,114, tidak ada hubungan yang signifikan antara assurance dengan kepuasan pasien dengan p value 1,000 dan terdapat hubungan yang signifikan antara emphaty dengan kepuasan pasien dengan p value 0,018 di Puskesmas Tepus 1 kabupaten Gunung Kidul. b. PEMBAHASAN 1) Hubungan Tangible Dengan Kepuasan Pasien 29

Hasil analisis dimensi tangible menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tangible dengan kepuasan pasien di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul, yaitu dengan p (0,076) > 0,05. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tangible di Puskesmas Tepus 1 Gunung Kidul kurang baik, tetapi tidak berhubungan dengan kepuasan pasien. Adapun penyebabnya seperti, lingkungan Puskesmas yang kurang nyaman didalam ruang tunggu dan peralatan medis. Hal ini terkadang menjadi penghambat didalam proses pelayanan terhadap pasien. Bukti langsung pelayanan dalam penelitian ini adalah persepsi sikap atau penilaian pasien terhadap kepuasan pelayanan rawat jalan di di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul. Dimensi ini mencakup bukti langsung yang dirasakan oleh pasien, seperti fasilitas, sarana, dan perlengkapan serta pegawai yang bekerja di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul. Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. 8 Hal ini tidak sejalan dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa bukti langsung (tangible) justru berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan di RSU Herna Medan. 9 Tangible digunakan untuk menilai kualitas pelayanan karena sifat produk atau jasa yang tidak bisa dilihat, dipegang dan dirasakan. Untuk itu perlu adanya ukuran lain yang bisa dirasakan lebih nyata oleh para pengguna pelayanan dalam hal ini pasien yang dapat ditangkap oleh inderanya (mata, telinga, dan perasaan), misalnya gedung yang bagus, ruang yang bersih, lantai berkeramik, seragam staf yang rapi dan bersih, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, tangible sangat erat hubungannya dengan kepuasan pasien, dimana akan mempengaruhi minat kunjung kembali pasien. Bukti langsung pelayanan yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan dan berbagai materi komunikasi yang baik, menarik, terawat lancar berhubungan dengan tingkat kepuasan pelanggan. 10 Mutu pelayanan dinyatakan baik pada variabel ini merupakan hal yang wajar, hal ini dikarenakan puskesmas merupakan lokasi yang menjadi tempat sosialisasi kesehatan pada masyarakat,kemampuan mutu pelayanan pada variabel diatas memperlihatkankemampuan para dokter atau perawat secara tidak langsung memberikanedukasi kepada masyarakat khususnya pasien untuk selalu menjaga kebersihan dalam menjaga kesehatan dan melaksanakan pelayanan jasa yang dijanjikan. Pelanggan yang puas terhadap produk jasa maka dapat bertindak sebagai sales promotion yang efektif. Pasien yang merasa nyaman dengan layanan di sebuah puskesmas, maka akan mempengaruhi kepuasan pasien, sehingga mendorong pasien untuk datang berobat kembali. 2) Hubungan Reliability Dengan Kepuasan Pasien Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara reliability dengan kepuasan pasien di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul, yaitu dengan p(0,099) > 0,05. Reliability dalam penelitian ini adalah persepsi penilaian responden atau pasien terhadap kepuasan pelayanan di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul.Dimensi ini meliputi kemampuan pemberi pelayanan kesehatan atau pegawai puskesmas dalam memberikan pelayanan yang telah dijanjikan dengan segera, cepat, dan memuaskan pasien di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul. Berdasarkan dari dimensi reliability ada beberapa yang mempengaruhi antara lain prosedur penerimaan pasien yang akurat, pelayanan dokter, perawat yang akurat, dokter dan perawat dapat dihandalkan dalam menangani masalah, dokter perawat dan karyawan administrasi dapat menyampaikan pelayanan dan informasi yang akan diberikan sejak 30

pertama kali pasien datang dan petugas kesehatan Puskesmas Tepus 1 Gunung Kidul dapat menepati pelayanan sesuai dengan yang di janjikan dengan lancar. Beberapa indikator tersebut di hubungkan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan. Reliability di Puskesmas Tepus 1 Gunung Kidul kurang baik tetapi tidak berhubungan dengan kepuasan pasien.adapun penyebabnya seperti, prosedur pelayanan yang masih berbelit-belit, pelayanan yang sedikit terlambat dari janji yang diberikan sejak pasien datang dan jawaban dari keluhan pasien yang disampaikan secara asal jawab. Rendahnya mutu pelayanan pada variabel ini merupakan interpretasi kemampuan para dokter dan perawat untuk memberikan pelayanan yang prima bagi pasien meskipun berada didaerah. Hal ini tentunya merupakan implementasi kesesuaian mutu pelayanan yang dikomunikasikan oleh Puskesmas Tepus 1 Gunung Kidul kepada pasien. Rendahnya mutu pelayanan mengakibatkan rendahnya kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas. Keandalan pelayanan (reliability) yaitu kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan, terpercaya, akurat, dan konsisten berhubungan dengan dengan tingkat kepuasan pelanggan. 10 Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan telah yang ditawarkan. Pelayanan yang konsisten adalah paling diinginkan oleh pasien dalam arti pelayanan tersebut harus bisa diandalkan. Pelayanan yang dapat diandalkan mengandung unsur: melakukan apa yang sudah dijanjikan kepada pasien, profesional dalam melayani pasien dan ketepatan dalam memberikan informasi kepada pasien. Jika hal tersebut dapat diberikan kepada pasien, maka akan meningkatkan kepuasan pelayanan pada pasien. 8 Berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Poliklinik RS Haji Medan bahwa variabel kehandalan berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek yang dimiliki oleh Poliklinik RS Haji Medan, dengan demikian harus tetap melakukan upaya perbaikan secara terus menerus sehingga terwujudnya pelayanan prima kepada setiap pasien. 11 Kehandalan adalah berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali. 4 3) Hubungan Responsiveness dengan Kepuasan Pasien Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara responsiveness dengan kepuasan pasien di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul,yaitu dengan p (0,114) > 0,05. Berdasarkan dari dimensi responsiveness ada beberapa yang menjadi indikator dalam responsiveness antara lain paramedis selalu bersedia membantu pasien, pasien tidak pernah menunggu lama untuk memperoleh pelayanan, paramedis sangat mudah bila diminta pertolongannya, paramedis tidak membedabedakan pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan dan paramedis memberi tahu pasien bila akan melakukan tindakan. Dari beberapa indikator tersebut akan di hubungkan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyimpulkan bahwa responsiveness di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul tidak baik tetapi tidak berhubungan dengan kepuasan pasien. Hal ini sesuai dengan fenomena yang ditemukan oleh peneliti. Dimana berdasarkan observasi awal yang telah peneliti lakukan diketahui bahwa responsiveness di Puskesmas Tepus 1 Gunung Kidul kurang baik. Adapun penyebabnya seperti, terkadang ada perawat yang membeda-bedakan pasien, masih ada dokter datang tidak tepat waktu dan terburu-buru artinya tidak 31

sesuai dengan yang petugas kesehatan janjikan kepada pasien semenjak pertama kali datang ke puskesmas. Daya tanggap petugas yaitu kemauan dari karyawan dan dari pengusaha untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan dari konsumen dan hal tersebut berhubungan dengan tingkat kepuasan pelanggan. 10 Daya tanggap petugas dalam penelitian ini yaitu persepsi penilaian responden atau pasien terhadap kepuasan pelayanan di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul. Dimensi ini meliputi keinginan dari petugas pelayanan kesehatan untuk membantu dan melayani dengan tanggap dan cepat kepada pasien di Puskesmas Tepus 1 kabupaten Gunung Kidul. Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. 8 Pelayanan yang diberikan petugas puskesmas merupakan salah satu penunjang keberhasilan pelayanan kepada pasien yang sedang menjalani pengobatan serta perawatan. Perilaku pelayanan diantaranya ditunjukkan sikap petugas puskesmas dalam melayani pasien. Sikap yang ditunjukkan dengan tingkah laku hendaknya memenuhi norma yang dikehendaki oleh masyarakat terutama oleh penderita dan keluarga pasien. Dalam memberikan pelayanan seorang petugas puskesmas harus bersikap sopan, sabar, ramah, tidak ragu-ragu, penuh perhatian terhadap penderita, selalu memberikan pertolongan yang di berikan, membina hubungan yang baik dengan perawat yang menangani pasien, menjalin hubungan yang baik dengan pasien dan keluarganya agar timbul kepercayaan penderita kepada petugas puskesmas tersebut. 2 Hal ini tentunya harapan dari setiap pasien dan menjadi tanggung jawab penyedia jasa dalam hal ini petugas puskesmas yang langsung berhubungan dengan pasien. Bagaimana petugas merespon setiap keluhan dan keinginan pasiendengan cepat dan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Jika hal tersebut dapat diberikan kepada pasien, maka akan meningkatkan kepuasan pelayanan pada pasien. Ada hubungan yang bermakna antara persepsi pasien terhadap dimensi kehandalan dengan kepuasan pasien yaitu dengan pelayanan yang lebih tanggap dan peduli terhadap harapan dan keinginan pasien harus selalu diperhatikan dan ditingkatkan agar teprnuhinya kepuasan pasien. 12 4) Hubungan Assurance Dengan Kepuasan Pasien Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara assurance dengan kepuasan pasien di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul,yaitu dengan p (1,00) < 0,05. assurance pelayanan puskesmas dalam kategori kurang baik tetapi tidak memiliki hubungan dengan kepuasan pasien. Hal ini sesuai dengan fenomena peneliti yang melakukan observasi sedari awal bahwa assurance pada Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul pun terlihat kurang baik. Adapun penyebabnya yaitu petugas kesehatan yang belum mampu memberikan kepercayaan pasien terhadap petugas kesehatan didalam melakukan tata cara tindakan pemeriksaan, pengobatan, sampai menjawab segala pertanyaan keluhan dari pasien. Jaminan pelayanan (assurance) dalam penelitian ini adalah persepsi penilaian responden atau pasien terhadap kepuasan pelayanan di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul. Dimensi ini meliputi mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh pemberi pelayanan kesehatan, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan pasien di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul. Assurance (kepastian jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat 32

dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan. 8 Kepastian jaminan pelayanan yaitu kemampuan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada konsumen, dan hal tersebut berhubungan dengan tingkat kepuasan pelanggan. 10 Hasil analisis pada variabel ini merupakan interpretasi secara nyata bahwa petugas kesehatan (dokter dan perawat) puskesmas secara personal dianggap belum mampu menjalankan tugas sesuai dengan tugas dan etika profesi yang dimiliki. Disisi lain jaminan akan kemampuan puskesmas dalam memberikan pelayanan yang baik bagi pasien memberikan manfaat dalam membangun citra positif dilingkungan sosial pasien sehingga memberikan kontribusi terhadap peningkatan citra puskesmas yang lebih baik dimata masyarakat. Ada hubungan yang bermakna antara persepsi pasien terhadap dimensi jaminan dengan kepuasan pasien dapat terlihat dari kompetensi yang dimiliki oleh perawat dan harus diperhatikan yaitu dengan cara pendidikan dan pelatihan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 12 5) Hubungan Emphaty Dengan Kepuasan Pasien Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara empahty dengan kepuasan pasien di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul,yaitu dengan p (0,018) < 0,05. Hal ini sesuai dengan fenomena peneliti yang melakukan observasi sedari awal bahwa empathy pada. Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul terlihat cukup baik. Hal ini terlihat dari sikap petugas kesehatan yang mampu memberikan perhatian/kepedulian terhadap pasien secara perorangan, kemudian penjelasan jawaban dari keluhan pasien yang cukup bisa dimengerti sampai tersedianya waktu untuk mensosialisasikan informasi terkait produk dan layanan yang tersedia didalam Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul. Hal ini diperkuat dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa perhatian (empahty) mempunyai hubungan yang sangat bermakna dengan kepuasan, adanya empati (perhatian) yang baik akan memberi kepuasan kepada pasien yang selanjutnya menyebabkan pasien memutuskan untuk memanfaatkan pelayanan. 13 Perhatian petugas yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk lebih peduli memberikan perhatian secara pribadi kepada pelanggan yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pelanggan. 10 Perhatian (empahty) petugas dalam penelitian ini adalah persepsi penilaian responden atau pasien terhadap kepuasan pelayanan di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul. Dimensi ini meliputi perlakuan yang diberikan petugas pelayanan kesehatan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian kepada pasien, dan memahami kebutuhan pasien di Puskesmas Tepus 1 Kabupaten Gunung Kidul. Empathy, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. 8 Dimensi kualitas berpengaruh pada harapan pelanggan dan kenyataan yang mereka terima. Jika kenyataannya pelanggan menerima pelayanan melebihi harapannya, maka pelanggan akan mengatakan pelayanannya berkualitas dan jika kenyataannya pelanggan menerima pelayanan kurang atau sama dari harapannya, maka pelanggan akan mengatakan pelayanannya tidak berkualitas atau tidak memuaskan. 8 Dimensi kualitas diatas dapat dijadikan dasar bagi manajemen puskesmas atau rumah sakit untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara harapan pelanggan dan kenyataan yang mereka terima. Harapan pelanggan sama dengan keinginan pelanggan yang ditentukan oleh informasi yang mereka terima dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman masa lalu dan komunikasi eksternal melalui iklan dan promosi. 33

4. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Tidak ada hubungan yang signifikan antara tangible, reliability, responsiveness, assurance dengan kepuasan pasien dan Ada hubungan yang signifikan antara emphaty dengan kepuasan pasien di Puskesmas Tepus 1 kabupaten Gunung Kidul. b. Saran 1) Semua unsur dimensi kualitas pelayanan hanya mempunyai 1 dimensi yang memiliki hubungan terhadap kepuasan pasien. Untuk itu sebaiknya manajemen Puskesmas Tepus 1 Gunung Kidul tetap mempertahankan dimensi tersebut untuk meningkatkan kepuasan pasien. 2) Petugas medis Puskesmas Tepus 1 Gunung Kidul meningkatkan pelayanan yang mencakup dimensi-dimensi dalam kualitas pelayanan yaitu tangible, reliability, responsiveness, dan assurance yang saat ini belum memiliki hubungan dengan kepuasan pasien. Seperti dalam hal yang bisa dilakukan dengan lebih memperhatikan terhadap kebutuhan dan keinginan pasien, peningkatan fasilitas sarana dan prasarana, jaminan rasa aman, nyaman, dan kepercayaan serta pelayanan yang dijanjikan secara cepat, akurat dan pasti sehingga akan meningkatkan kepuasan pasien. DAFTAR PUSTAKA 1. Trihono, Arrimes Manajemen Puskesmas, cetakan 1 : Sagung Seto, Jakarta, 2005. 2. Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan edisi ketiga, Jakarta, 1996. 3. Pohan, I.S., Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2006. 4. Tjiptono, Service, Quality, & Satisfaction, ANDI, Yogyakarta, 2005 5. Andriani, S., Sunarto, Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Magelang. Jurnal Kesehatan, Vol 2 (1): 71-79, 2009. 6. Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta, Jakarta, 2011. 7. Arikunto, Manajemen Penelitian, Edisi revisi cetakan ketujuh, Rineka Cipta, Jakarta, 2010. 8. Muninjaya, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2011. 9. Saragih, R., Lubis, A.N., Sutatniningsih, R., Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Loyalitas Pasien Rumah Sakit Umum Herna Medan, Tesis, Program studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, 2010 10.Kotler, Philip., 2000, Manajemen Pemasaran, PT Prenhallindo, Jakarta, 2000 11. Lubis, R.Z., Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Citra Merek pada Poliklinik RS. Haji Medan, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2011. 12. Mustofa, A., Hubungan antara Persepsi Pasien Terhadap Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Temanggung, Jurnal Keperawatan, Volume 1 (2) : 23-27, 2008. 12. Mursyida, R.F., Mawarni, A., Agushybana, F., Kepuasan Ibu Hamil dan Persepsi Kualitas Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang Madura, Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 11 (2): 174-181, 2012 34