BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Rayap Pada Kayu Umpan Di Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tiap tahunnya (Rachmawati, 1996), sedangkan menurut Wahyuni (2000), di Kabupaten

PENGENALAN RAYAP PERUSAK KAYU YANG PENTING DI INDONESIA

Keanekaragaman Rayap Tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan sekolah-sekolah sekarang ini dianggap masih kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keanekaragaman Jenis Rayap Tanah dan Dampak Serangan Pada Bangunan Rumah di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang

TINJAUAN PUSTAKA. Kota Medan mempunyai 805 sekolah dasar dengan perincian 401 buah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kayu jati sebagai bahan bangunan seperti kuda-kuda dan kusen, perabot rumah

Rayap Sebagai Serangga Perusak Bangunan & Pengendaliannya (Implementasi SNI 2404:2015 dan SNI 2405: 2015)

TINJAUAN PUSTAKA. setiap kecamatan di Kota Medan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data jumlah sekolah menengah pertama di setiap kecamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERAGAMAN SPESIES RAYAP DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG GUNUNGPATI SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika hama rayap (Coptotermes curvinagthus Holmgren) menurut

KERAGAMAN JENIS RAYAP DAN INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN DI PERUMAHAN ALAM SINARSARI, CIBEUREUM, DARMAGA, BOGOR CUCU SETIAWATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati flora dan fauna. Kondisi iklim tropis dan berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Anonim, 2006). Dengan. Banyak faktor yang membuat potensi hutan menurun, misalnya

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom plantae, Divisi Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas

KETAHANAN LIMA JENIS KAYU BERDASARKAN POSISI KAYU DI POHON TERHADAP SERANGAN RAYAP

BIOLOGI DAN PENGENDALIAN RAYAP HAMA BANGUNAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu

Muhammad Sayuthi Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

TINJAUAN PUSTAKA. Papan Partikel. Sorghum (Shorgum bicolour) merupakan salah satu sumber daya alam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik

IDENTIFIKASI DAMPAK DAN TINGKAT SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Anang Kadarsah ABSTRACT

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hasil hutan tidak hanya sekadar kayu tetapi juga menghasilkan buahbuahan

Identifikasi Rayap Di Bangunan Cagar Budaya Lawang Sewu Kota Semarang. Identification Of Termites In Lawang Sewu Heritage Building Semarang City

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

KERAGAMAN SPESIES RAYAP TANAH DI JAKARTA BARAT DAN JAKARTA TIMUR KARA GUS LANTERA E

BAB I PENDAHULUAN. memiliki separuh keanekaragaman flora dan fauna dunia dan diduga sebagai

Uji Daya Hidup Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) dalam Berbagai Media Kayu di Laboratorium

TUGAS AKHIR PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR PENGERING TERHADAP KUALITAS KAYU SUREN, SENGON, DAN MAHONI

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN OLI DAN INSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN RAYAP DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. dikelompokkan sebagai tanaman berkayu. Bambu tersebar di beberapa belahan

SEBARAN JENIS RAYAP TANAH DI APARTEMEN TAMAN RASUNA KUNINGAN JAKARTA DAN POTENSINYA SEBAGAI HAMA PADA BANGUNAN TINGGI MIRA YUNILASARI

I. PENDAHULUAN. kayu juga merupakan komoditi ekspor, penghasil devisa, maka kualitas kayu

KEANEKARAGAMAN JENIS RAYAP DI KEBUN KELAPA SAWIT PT. BUMI PRATAMA KHATULISTIWA KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA

PENGGUNAAN OLI DAN INSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN RAYAP DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Struktur dan Konstruksi II

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Myrtaceae yang diketahui tumbuh pada areal dataran rendah berawa (coastal

ANALISIS KERUSAKAN BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI OLEH FAKTOR BIOLOGIS DI KOTA BOGOR RULI HERDIANSYAH

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang tergolong

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan siklus hidup rayap dapat dilihat gamabar dibawah ini: Gambar 1. Siklus hidup rayap

KEANEKARAGAMAN KOMUNITAS RAYAP PADA TIPE PENGGUNAAN LAHAN YANG BERBEDA SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS LINGKUNGAN TEGUH PRIBADI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kayu saat ini merupakan komponen yang dibutuhkan dalam kehidupan

IDENTIFIKASI RAYAP YANG MENYERANG TUMBUHAN PADA ZONA PEMANFAATAN YANG BERBEDA DI KEBUN RAYA UNMUL SAMARINDA (KRUS)

BAB I PENDAHULUAN. kering tidak lebih dari 6 bulan (Harwood et al., 1997). E. pellita memiliki

Rayap Sebagai Serangga Perusak Kayu Dan Metode Penanggulangannya

IDENTIFIKASI JENIS RAYAP DI KAWASAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA. Oleh: M. HENDRIANSYAH JUMARI NIM:

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,

Jojon Soesatrijo. Abstrak

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kayu merupakan produk biologi yang serba guna dan telah lama dikenal

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

TINJAUAN PUSTAKA. bujur Timur dan Lintang Utara. Dengan ketinggian permukaan laut

Nama Responden Jabatan Pekerjaan Jenis Kelamin (P/L) Alamat JOSEPTIAN PURBA Direktur L Jl. Gaperta Ujung Perumahan Tosiro Indah No.

IDENTIFIKASI TINGKAT SERANGAN DAN JENIS RAYAP YANG MERUSAK BANGUNAN DI KOTA AMBON

TINJAUAN PUSTAKA. Keawetan alami kayu adalah suatu ketahanan kayu secara alamiah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas

TINJAUAN PUSTAKA. (C curvinagthus Holmgren) adalah sebagai berikut : Gambar 1 : Siklus hidup rayap Sumber :

PREFERENSI RAYAP TERHADAP BEBERAPA JENIS KAYU LOKAL DI KALIMANTAN TIMUR. Oleh: AFEN SETIAWAN NIM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci : papan partikel, konsentrasi bahan pengawet, asap cair, kayu mahoni, kayu sengon PENDAHULUAN

KAJIAN EKONOMIS SERANGAN RAYAP DAN URGENSI TINDAKAN PENGAWETAN TERHADAP PEMBANGUNAN DI BEBERAPA PERUMAHAN KOTA PEMATANGSIANTAR

SERANGAN RAYAP COPTOTERMES

TINJAUAN PUSTAKA. keanekaragaman jenis organisme yang ada didalamnya. Untuk memperoleh

PENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Oleh: Tarsoen Waryono **)

I. PENDAHULUAN. Hutan jati merupakan bagian dari sejarah kehidupan manusia di Indonesia

Rayap, Serangannya, dan Cara Pengendalian

STRATEGI PENGENDALIAN RAYAP SECARA TERPADU PADA PERTANAMAN KELAPA SAWIT STATEGY OF INTEGRATED CONTROL OF TERMITES ON OILPALM PLANTATION

BAB I PENDAHULUAN. dengan target luas lahan yang ditanam sebesar hektar (Atmosuseno,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari bidang pertanian (Warnadi & Nugraheni, 2012). Sektor pertanian

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.

LAPORAN AKHIR PKM - P. Eksibisi EKSTRAK DAUN SIRIH DAN BIJI BUAH SRIKAYA SEBAGAI OBAT ANTI RAYAP TANAH PADA KAYU SENGON

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, berasal dari bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu merupakan suatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk tujuan penggunaan, baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri maupun kayu bakar (Dumanauw, 1990). Kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan yang jenis pohonnya mempunyai batang berupa kayu. Kayu dibutuhkan untuk berbagai keperluan, namun demikian ketersediaan bahan baku kayu dari jenis yang komersial semakin menurun. Pemilihan dan pemanfaatan kayu yang tepat harus didasari oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh kayu yang akan digunakan. Kayu mempunyai kelemahan yaitu dapat dirusak. Kerusakan kayu dapat disebabkan karena menurunnya kekuatan kayu akibat adanya retak-retak, pecah-pecah, belah, pelapukan karena cuaca, serangan serangga atau jamur. Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Beberapa sifat kayu yang menguntungkan adalah tersedia hampir di seluruh bagian dunia, mudah diperoleh dalam berbagai bentuk dan ukuran, relatif mudah pengerjaannya, serta sangat dekoratif penampilannya (Prayitno, 1997). Rayap adalah serangga sosial pemakan selulosa dan temasuk ke dalam Ordo Isoptera. Rayap memiliki keragaman spesies yang cukup tinggi, tercatat 2500 spesies telah berhasil diidentifikasi. Spesies tersebut terbagi ke dalam tujuh Famili, 15 sub-famili, dan 200 genus yang tersebar di berbagai negara di dunia (Nandika et al., 2003). Rayap banyak memberikan manfaat bagi ekosistem bumi, 1

2 sebagai makrofauna tanah, yaitu rayap memiliki peran dalam pembuatan lorong-lorong di dalam tanah dan mengakibatkan tanah menjadi gembur sehingga baik untuk pertumbuhan tanaman (Sigit & Hadi, 2006). Rayap memiliki peran dalam membantu manusia sebagai dekomposer dengan cara menghancurkan kayu atau bahan organik lainnya dan mengembalikan sebagian hara ke dalam tanah (Nandika et al., 2003). Namun demikian, rayap seringkali juga merusak kayu sebagai bagian dari konstruksi bangunan dan material berselulosa lainnya di dalam bangunan gedung atau menyerang pohon-pohon dan tanaman hidup sehingga menjadi hama bagi tanaman. Hal ini disebabkan rayap merupakan salah satu hama yang menimbulkan kerusakan hebat dan kerugian besar pada produkproduk dari kayu (Eaton & Hale, 1993; Haygreen & Bowyer, 1993). Rayap merupakan hama yang sangat penting dalam merusak konstruksikonstruksi kayu dan produk kayu lainnya yang umumnya terdapat di daerah tropis dan subtropis (Morimoto, 1975; Su & Tamashiro, 1987). Rumah-rumah sederhana dari kayu yang masih dominan di negara-negara tropis khususnya Indonesia, begitu pula rumah-rumah modern di daerah perkotaan juga relatif masih banyak menggunakan komponen dari kayu. Rayap merupakan serangga perusak, hal tersebut tidak terlepas dari berbagai kegiatan rayap yang menimbulkan kerusakan pada tanaman dan kerusakan pada bangunan yang terbuat dari kayu, sehingga merugikan dari sisi ekonomi. Hal tersebut dikarenakan populasi rayap sangat tinggi, daya jelajah rayap yang tinggi, dan daya adaptasi rayap pun sangat baik. Jenis rayap yang paling banyak menimbulkan kerusakan dan ganas dalam menyerang kayu adalah rayap tanah (Nandika et al., 2003). Penelitian mengenai rayap telah dilakukan pada tahun 2008 di daerah Jakarta dengan judul Sebaran Jenis Rayap Tanah di Apartemen Taman Rasuna Kuningan Jakarta dan Potensinya Sebagai Hama pada Bangunan Tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis rayap tanah yang menyerang pada areal di sekitar gedung Apartemen Taman Rasuna Kuningan, Jakarta Selatan. Ketiga rayap tersebut adalah Coptotermes curvignathus Holmgren dari

3 Famili Rhinotermitidae, Macrotermes gilvus Hagen dan Odontotermes javaicus Holmgren (Mira, 2008). Penelitian selanjutnya mengenai rayap dilakukan di daerah Sukabumi pada tahun 2012 dengan hasil penelitian ditemukan dua Famili rayap yaitu Rhinotermitidae dan Termitidae. Genus yang berhasil ditemukan pada Famili Termtidae diantaranya Macrotermes, Nasutitermes, Odontotermes dan Pericapritermes. Famili Rhinotermitidae hanya satu genus yang dapat ditemukan yaitu Schedorhinotermes (Farikhah, N & Firmansyah, 2012). Penelitian mengenai rayap dilakukan di daerah Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang. Hal ini dikarenakan di daerah tersebut diketahui terdapat kelimpahan rayap. Banyak pepohonan, kayukayu mati, dan kayu pada rumah yang diserang oleh rayap, sehingga menyebabkan kerusakan kayu. Dengan demikian peneliti mencoba untuk menemukan jenis rayap yang menyerang kayu-kayu dan pepohonan yang menyebabkan kerusakan kayu di daerah Kampung Babakan Cimareme. Kayu umpan yang digunakan untuk penelitian rayap ini adalah enam jenis kayu, yaitu kayu karet, kayu kelapa, kayu mahoni, kayu nangka, kayu rasamala, dan kayu sengon. Keenam jenis kayu tersebut merupakan kayu yang sering digunakan di daerah Kampung Babakan, oleh karena itu peneliti menggunakan keenam jenis kayu tersebut untuk dijadikan kayu umpan. Keenam jenis kayu yang dipakai untuk kayu umpan memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya dapat dijadikan kayu perumahan yaitu pembuatan tiang, kaso, mebel, peti, peralatan rumah tangga yang terbuat dari kayu, dll. Makanan rayap salah satunya adalah kayu yang mengandung selulosa, oleh karena itu kayu rentan terserang oleh rayap. Serangan rayap sendiri dapat menyebabkan kerusakan pada kayu dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan kekuatan dan keawetan kayu tergantung dari kandungan kimia yang terdapat di dalam kayu. Penelitian mengenai rayap di daerah Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang belum pernah dilakukan, sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui jenis rayap yang ada di daerah Kampung Babakan Cimareme.

4 Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian Identifikasi Rayap pada Kayu Umpan di Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis rayap pada kayu umpan di daerah Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang. C. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diharapkan diperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai sumber pengetahuan bagi peneliti 2. Dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya 3. Memberi informasi mengenai jenis rayap dan keberadaan rayap pada kayu umpan 4. Memberi informasi mengenai faktor lingkungan yang sesuai dengan keberadaan rayap 5. Memberi informasi mengenai kayu yang kuat dan kayu yang kurang kuat D. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian yang dilakukan adalah Jenis rayap apa yang menyerang pada kayu umpan di daerah Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur? E. Pertanyaan Penelitian

5 Dari uraian di atas maka didapat pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Jenis rayap apa yang menyerang keenam jenis kayu umpan? 2. Bagaimana keberadan rayap pada kayu umpan di Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang? 3. Apakah faktor lingkungan berpengaruh terhadap rayap? F. Batasan Masalah Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas dan tidak menyimpang dari judul penelitian, maka peneliti membatasi masalah-masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Subjek dalam penelitian ini adalah enam jenis kayu yang ditanam di tanah 2. Objek penelitian ini adalah rayap yang terdapat pada kayu 3. Kayu yang digunakan, yaitu: kayu karet, kayu kelapa, kayu mahoni, kayu nangka, kayu rasamala, dan kayu sengon yang ditanam di daerah Babakan Cimareme 4. Penelitian dilakukan pada enam jenis kayu umpan yang terserang rayap, pada enam jenis kayu umpan, masing-masing dibuat kayu umpan sebanyak empat kali pengulangan dengan ukuran 2x2x30 cm 3 5. Faktor lingkungan yang diukur mencakup kelembaban tanah, dan suhu tanah