Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Energi Provinsi Kalimantan Timur OLEH : IR. BUDHI APRIASENA KEPALA SUBBID. SDA DAN LH BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Disampaikan dalam rangka : FORUM KOORDINASI PERENCANAAN STRATEGIS BIDANG ENERGI Kalsel, 8 September 2015
OUTLINE 1 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DALAM RPJMD KALTIM 2013-2018 2 STRATEGI PEMBANGUNAN BIDANG ENERGI KALTIM; PELUANG DAN TANTANGAN 3 PEMBANGUNAN BIDANG ENERGI BERKELANJUTAN; HARAPAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DALAM RPJMD KALTIM 2013-2018
Potensi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur Kalimantan memiliki sumber daya alam yang melimpah untuk dikembangkan melalui hilirisasi Potensi GAS Prod: 605,5 JUTA MMBTU MINYAK Prod: 35,2 juta barrel Cad: 523 juta barrel BATU BARA Prod: 234 juta ton Cad: 8.776 juta ton CPO Prod:9,05 juta ton Luas Tanam: 1,02 juta ha KARET Prod:62.1 58 ton Luas Tanam: 107 ribu ha Penggunaan Saat ini Peluang Ekspor LNG dan Pmbangkit Listrik Industri petrokimia hulu ke hilir Diolah di dalam negeri; ekspor Industri petrokimia hulu ke hilir Ekspor; Pmbangkit listrik Gasifikasi batubara untuk industri kimia Ekspor dlm bentuk CPO diolah di Prov lain Biodiesel, minyak goreng, dan produk turunan lainnya Ekspor dlm bentuk crumb rubber, diolah neg lain Industri olahan karet dalam negeri 4
DINAMIKA EKONOMI KALTIM TAHUN 1970-2014 Periode Kayu Periode Migas Periode Migas Periode Batubara Sektor Pertambangan dan Penggalian 69,1 2,2 3,3 1976 1990 2000-0,1 2014 1970 7.4 5.7 4.9 5,48* 2,72* 2,02* 1990 2000 2008 2012* 2013 2014 Ket : *dihitung berdasarkan tahun dasar 2010 (updating BPS) 1. Perekonomian Kaltim 1970-2013 masih berbasis Sumber Daya Alam & didominasi Sektor Primer; 2. Kontribusi sektor migas terus menurun akibat belum ada penemuan sumur baru dan tingginya penurunan produksi; 3. Dalam satu dekade terakhir kontribusi sektor non-migas semakin meningkat; 4. Sektor non migas masih didominasi batubara, sementara sektor pertanian/agroindustri masih rendah. Sektor Pertanian 6,0 0,1 4,4 1976 1990 2000 5,1 2014 Perlu Upaya peningkatan nilai tambah dan sistem rantai nilai (value Chain) melalui pembangunan industri manufaktur yang berkelanjutan
DAMPAK SEKTOR MIGAS DAN BATUBARA TERHADAP PEREKONOMIAN KALTIM Sektor basis yang merupakan faktor determinan (penentu) pertumbuhan ekonomi Kaltim adalah sektor migas dan batubara. Sektor ini sangat terpengaruh oleh situasi ekonomi global terutama negara-negara tujuan ekspor Kaltim Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan Ekonomi Global 2% 1% Berau 16% 10% 4% 1% Kutim Kukar 12% 18% 36% Kubar PHK Tw II 2015 Indonesia : 4,67* Sumber : KEKR Triwulan I Tahun 2015, Bank Indonesia dan BRS BPS Triwulan II Tahun 2015 Triwulan I/2015 Kaltim -1,32 JUMLAH PHK DI KALTIM SEJAK TAHUN 2014 SAMPAI DENGAN SEMESTER II TAHUN 2015 SEBANYAK 3.128 ORANG Tw II 2015 Kaltim : - 0,25*
TRANSFORMASI EKONOMI Untuk mencapai visi Kaltim 2030 pertumbuhan ekonomi hijau yg berkeadilan & berkelanjutan, diperlukan transformasi ekonomi ke arah industrialisasi berbasis sumber daya alam terbarukan MELAMBAT Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur secara historis lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan historis dan wilayah lain. 1 Perekonomian Kalimantan sangat tergantung pada SDA Bergantung pada komoditas yang tidak terbarukan (hampir 60%) Batubara, minyak bumi, gas, dll Dalam beberapa tahun terakhir, harga nya dalam trend yg menurun 2 TERJEBAK TRANSFORMASI 3 Dibutuhkan transformasi ekonomi melalui industrliasasi dengan pendekatan cluster industri Melalui pemanfaatan sumber daya yang ada, dilakukan industrialisasi melalui HILIRISASI 4 Didukung oleh ketersediaan INRASTRUKTUR Sebagai upaya dalam menghadapi tantangan pemenuhan PANGAN 5 % BERKELANJUTAN Industrialisasi meningkatkan daya saing sehingga dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan ENERGI mendukung ketersediaan listrik, sekaligus berdampak langsung ke industrialisasi 7
HILIRISASI KALIMANTAN TIMUR PENINGKATAN DAYA SAING EKONOMI SECARA BERKELANJUTAN DAPAT TERCAPAI APABILA TERDAPAT NILAI TAMBAH PADA OUTPUT 47,98% 18,45% PERTAMBANGAN 7,96% PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Migas Non Migas INDUSTRI PENGOLAHAN Migas Non Migas PERTANIAN ENERGI Batubara Perkebunan Minyak Bumi GasKehutanan 1 Air Perikanan BAHAN BAKU Bijih Besi Bauksit SAAT INI EKSPOR Struktur ekonomi tidak seimbang antara sektor pertambangan dengan sektor lainnya. 1 2 EKSPOR BAHAN MENTAH INDUSTRI KE DEPAN PERTANIAN INFRASTRUKTUR1 2 ENERGI Batubara, Minyak Bumi Gas, Air BAHAN BAKU Bijih Besi Bauksit Strategi : Pengembangan industri turunan dari sektor perkebunan, tanaman pangan, perikanan, dan pertambangan sebagai arah transformsi ekonomi yg lebih seimbang. 1 PERTAMBANGAN INDUSTRI 3 BAR JADI ALUMIN EKSPOR PRODUK OLAHAN
Pert. Ekonomi : 2,28% Pengangguran : 11,22% Kemiskinan : 7,73% Inflasi : 4,31% POSISI RPJMD 2013 2018 MENUJU VISI KALTIM 2030 Periode Peletakan Dasar Transformasi Sosial Ekonomi Menuju Ke Arah Ekonomi Berbasis SDA Yang Terbaharukan 2009 PERIODE INISIASI PERIODE PENGEMBANGAN KAPASITAS 2013 Pert. Ekonomi : 1,59% Pengangguran :8,9% Kemiskinan : 6,06% Emisi Karbon : 1584* PERIODE PENINGKATAN NILAI TAMBAH RPJMD Kaltim 2013-2018 berada pada dua tahapan transformasi ekonomi yaitu periode pengembangan kapasitas dan periode peningkatan nilai tambah Inflasi : 9,65 % 2015 2018 Pert. Ekonomi : 5,20% Pengangguran : 5,11% Kemiskinan : 5% PERIODE PENGEMBANGAN INDUSTRI Emisi Karbon : 1250 * Inflasi : 5,50 % PERIODE PENGEMBANGAN EKONOMI - INOVASI 2020 Pert. Ekonomi : 8-10% Pengangguran : 4-6% Kemiskinan : 3-4% Emisi Karbon : 1000* Inflasi : 5,00 % Ket : *tonco 2 eq/juta$us PDRB 2030
KALTIM BANGKIT 2013
VISI DAN MISI KALTIM RPJMD 2013-2018 (PERDA NO. 7 TAHUN 2014) VISI MEWUJUDKAN KALTIM SEJAHTERA YANG MERATA DAN BERKEADILAN BERBASIS AGROINDUSTRI DAN ENERGI RAMAH LINGKUNGAN FOKUS 1. SUMBER DAYA MANUSIA 2. DAYA SAING EKONOMI 3. INFRASTRUKTUR 4. TATA KELOLA PEMERINTAHAN 5. LINGKUNGAN HIDUP MISI Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan Mewujudkan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Rakyat Secara Merata Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional, Transparan, dan Berorientasi pada Pelayanan Publik Mewujudkan Kualitas Lingkungan yang Baok dan Sehat serta Berprespektif Perubahan Iklim
* Prioritas Pembangunan Daerah 1. Peningkatan kualitas sistem penyelenggaraan pendidikan 2. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan 3. Percepatan Transformasi ekonomi 4. Percepatan pengentasan kemiskinan 5. Peningkatan dan perluasan kesempatan kerja 6. Pengembangan ekonomi kerakyatan 7. Pemenuhan kebutuhan energi ramah lingkungan 8. Pengembangan agroindustri 9. Penguatan cadangan pangan 10. Peningkatan kualitas infrastruktur dasar 11. Reformasi birokrasi dan layanan publik 12. Peningkatan kualitas lingkungan hidup
ARSITEKTUR KINERJA BIDANG ENERGI RPJMD KALTIM TAHUN 2013-2018 VISI KALTIM 2018 Mewujudkan Kaltim Sejahtera yang Merata dan Berkeadilan Berbasis Agroindustri dan Energi yang Ramah Lingkungan Misi II: Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi Terbaharukan Meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau Tujuan/Sasaran Indikator Sasaran (satuan) Kondisi awal (2013) 2015 Target Akhir (2018) Meningkatnya pemanfaatan energi terbaharukan Bauran energi baru terbaharukan (%) 0,02 1,12 3,00
PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI RAMAH LINGKUNGAN ARAH KEBIJAKAN : 1. Peningkatan bauran energi baru dan terbarukan; 2. Peningkatan rasio elektrifikasi PROGRAM Program diversifikasi energi Program peningkatan penerapan teknologi peternakan Program Peningkatan Infrastruktur Ketenagalistrikan Program pengembangan listrik pedesaan INDIKATOR Prosen bauran Energi baru terbarukan (%) Jumlah Instalasi Biogas (unit) TARGET 2015 REALISASI 2015 TW. I TW. II TARGET AKHIR (2018) 1 0,50 0,60 3,00 225 0 50 675 Rasio Elektrifikasi (%) 73 72,00 75,90 80 Prosentase desa berlistrik (%) 90 93,97 93,97 100
STRATEGI PEMBANGUNAN BIDANG ENERGI KALTIM; PELUANG DAN TANTANGAN
PEMPROV KALTIM PENGEMBANGAN KAWASAN-KAWASAN INDUSTRI Kebijakan industrialisasi dengan pendekatan Cluster Industry sangat penting dalam mendorong perekonomian yang lebih berdaya saing dan berkelanjutan.
KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) MALOY BATUTA TRANS KALIMANTAN Basis : Oleochemical, Coal Based Mineral, Chemical, Manufacture Ditetapkan dalam PP No. 85 Tahun 2014 KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) MALOY BATUTA TRANS KALIMANTAN Rencana Pengembangan : 32.800 Ha NO 1 2 3 4 5 6 KEGIATAN STRATEGIS Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy Pembangunan Jalan Akses & Jalan dalam Kawasan Industri Maloy Pengembangan Distribusi Air Baku Sistem Sekerat Pembangunan Bendungan Kaliorang, Kutai Timur Rel Kereta Api Muara Wahau - Lubuk Tutung Pembangunan Jalan Sangkulirang-Talisayan- Guntur-Tg. Redeb INVESTASI (Milyar Rp.) 450 10.000 123 203 9.100 3.000 7 8 Pembangunan Jembatan Tullur Aji Jejangkat Pembangunan infrastruktur pelabuhan sebagai pendukung Intergrated Mining Development MEC Coal Project 550 2.500 9 Pembangunan SPAM Maloy 250 TOTAL 26.200
PEMBANGUNAN REL KERETA API KUTAI BARAT - BALIKPAPAN Penandatanganan MoU Pada tahap awal, kereta api digunakan untuk mengangkut komoditas Sumber Daya Alam (batubara, kelapa sawit, dsb) menuju kawasan industri & outlet. Kedepannya akan digunakan untuk mengangkut penumpang Pembangunan rel kereta api dimulai dari Kab. Kutai Barat Paser PPU Balikpapan, sepanjang +185 Km dengan investasi US$ 1,8 Milyar. Rencana ke depan, Rel kereta akan diteruskan dari Kalimantan Timur hingga Murung Raya, Kalimantan Tengah, sepanjang 60 kilometer dengan investasi US$ 0,4 Milyar.
REL KERETA API RAS AL-KHAIMAH Rute : MUARA WAHAU LUBUK TUTUNG (135 Km) Ma. Wahau Tabang Lb. Tutung Merupakan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan Ras Al- Khaimah Mineral and Metal Invesments (RMII), Uni Emirat Arab dengan nilai investasi US $ 900 Juta. INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KEK MBTK
KOMITMEN PRESIDEN JOKOWI Lahan marjinal masih banyak sekali, yang tidak perlu air ini banyak juga tanamantanaman yang bias kita pakai untuk membangun energi yang terbarukan. Karena tidak ada riset yang baik, tidak ada yang berani memulai, tidak ada insentif disitu sehingga orang tidak mau masuk kesana. Pertamina harus membuka pasar untuk itu, untuk biofuel harus dibuka (Jokowi, pada debat kelima, 5 Juli 2014) Program 35.000 MW pembangkit listrik merupakan bagian dari upaya untuk tidak bergantung kepada minyak bumi Program ini akan didukung kemudahan perijinan dan pengawasan secara menyeluruh. Ini adalah hutang Negara kepada rakyat karena belum banyak yang menikmati listrik (Jokowi, pada peluncuran program 35.000 MW di Yogyakarta, 4 Mei 2015)
POTENSI ENERGI BIOMASSA DAN LIMBAH CAIR
KETENAGALISTRIKAN DI KALTIM A R E A B E R A U BERAU DM : 20,19 MW Area Balikpapan BP : 18,67 MW Cad.Daya : +1,52 MW AREA SAMARINDA M E L A K DM : 10,96 MW BP : 10,29 MW Cad.Daya : +0,66 MW AREA BALIKPAPAN P E T U N G DM : 15,45 MW BP : 15,20 MW Cad.Daya : 0,25 MW TA N A H G R O G O T DM : 15,9 MW BP : 17,18 MW Cad.Daya : +1,4 MW HINGGA TAHUN 2020 KALTIM MEMERLUKAN 2.250 MW UNTUK MENDUKUNG KEBUTUHAN RUMAH TANGGA DAN INDUSTRI YANG AKAN DIKEMBANGKAN LAJU PERTUMBUHAN KEBUTUHAN LISTRIK 12,2 % PER TAHUN AREA BONTANG S A N G A T T A DM : 16,70 MW BP : 16,30 MW Cad.Daya : +0,4 MW SISTEM MAHAKAM BALIKPAPAN, SMD, BONTANG, KOTABANGUN & TENGGARONG DM : 388,00 MW BP : 366,33 MW Cad.Daya : 21,67 MW KETERSEDIAAN LISTRIK DENGAN SISTEM JARINGAN YANG ADA ADALAH 466,67 MW, BEBAN PUNCAK 443,98 MW DAN CADANGAN 22,69 MW BELUM MAMPU MEMENUHI PASOKAN LISTRIK DAERAH
RASIO ELEKTRIFIKASI DAN DESA BERLISTRIK TAHUN 2014 KAB. MAHULU RATIO ELEKTRIFIKASI : 44,27 % DESA BELUM BERLISTRIK : 20 DESA BERLISTRIK : 59,18 % PLTS : 1.299 Unit KAB. BERAU RATIO ELEKTRIFIKASI : 60,48 % DESA BELUM BERLISTRIK : 0 DESA BERLISTRIK : 100 % PLTS : 981 Unit KAB. KUTAI BARAT RATIO ELEKTRIFIKASI : 64,89 % DESA BELUM BERLISTRIK : 20 DESA BERLISTRIK : 89,47 % PLTS : 1.299 Unit KAB. KUTAI TIMUR RATIO ELEKTRIFIKASI : 73,45 % DESA BELUM BERLISTRIK : 0 DESA BERLISTRIK : 100 % PLTS : 732 Unit KAB. PENAJAM PASER UTARA RATIO ELEKTRIFIKASI : 90,24 % DESA BELUM BERLISTRIK : 0 DESA BERLISTRIK : 100 % PLTS : 384 Unit KOTA BONTANG RATIO ELEKTRIFIKASI : 98,41 % DESA BELUM BERLISTRIK : 0 DESA BERLISTRIK : 100 % PLTS : - Unit KAB. PASER RATIO ELEKTRIFIKASI : 63,34 % DESA BELUM BERLISTRIK : 0 DESA BERLISTRIK : 100 % PLTS : 762 Unit KAB. KUTAI KARTANEGARA RATIO ELEKTRIFIKASI : 62,36 % DESA BELUM BERLISTRIK : 20 DESA BERLISTRIK : 91,56 % PLTS : 785 Unit BALIKPAPAN RATIO ELEKTRIFIKASI : 89,03 % DESA BELUM BERLISTRIK : 0 DESA BERLISTRIK : 100 % PLTS : - Unit Rasio Elektrifikasi (ER) Kaltim 2014: 70,31% Target RPJMD Kaltim 2018: 1. Rasio Elektrifikasi : 80% 2. Desa Berlistrik : 100% KOTA SAMARINDA RATIO ELEKTRIFIKASI : 59,68 % DESA BELUM BERLISTRIK : 0 DESA BERLISTRIK : 100 % PLTS : - Unit
Gas metana (biogas) dapat ditangkap dan digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik Sebagian besar PKS berada di pedesaan yang tidak memiliki layanan listrik 324ribu rumahtangga di Kaltim (34%) masih belum menikmati layanan listrik, sebagian besar di pedesaan Inisiatif ini dapat menurunkan penggunaan diesel: menurunkan emisi, menurunkan impor BBM, dan menurunkan subsidi BBM Solusi: POME-Biogas untuk listrik pedesaan
Potensi Pengembangan POME-Biogas untuk Listrik Pedesaan di Tingkat Nasional Jumlah PKS seluruh Indonesia: ~ 620 pabrik Yang sudah menerapkan penangkapan gas metana: ~ 10% Elektrifikasi saat ini : 81,5% (2014); Target peningkatan elektfikasi: 96,6% (2019) Penurunan emisi GRK di bawah BAU: 15,5% (2014); Target penurunan 26% (2019) Hasil yang akan diharapkan jika seluruh PKS menerapkan POME-biogas untuk listrik pedesaan: Pengurangan gas rumah kaca (2013): ~ 9,8 juta tco2e per tahun (dari penangkan gas metana) ~ 2,48 juta tco2e per tahun (dari penghindaran penggunaan bahan bakar diesel) Produksi listrik untuk listrik pedesaan: ~ 3,110 GWh
PKS Potensial Perkembangan 2015 Potensi Pengembangan POME-Biogas untuk Listrik Pedesaan di Kalimantan Timur 14 PKS sebagai lokasi pilot potensial dengan dukungan Kemitraan di 3 Kabupaten 3 PKS telah melakukan kerjasama melalui Kemitraan Pre-FS di Berau dan Kutim Dapat terkoneksi dengan 8 Jaringan Subsistem PLN 2 PKS mengkonfirmasi pembangunan PLTBg- POME: PT Tanjung Buyu Perkasa (1,9MW) dalam proses pengurusan PPA pada Kemen ESDM dan PT Hutan Hijau Mas (1 MW) 3 PKS menyatakan ketertarikan untuk membangun PLTBg-POME: PT Telen Prima Sawit (1,5MW); PT Telen (1MW) dan PT Tapian Nadenggan (2,4MW)
Potensi Kelapa Sawit utk PLTBg-Limbah Cair Kelapa Sawit (POME) di Kalimantan Timur Provinsi Kaltim Total Area: 245.238 Km 2 Populasi: 3.5 Juta Penduduk 620 PKS di Indonesia 53 PKS di Kaltim Kapasitas terpasang: 2.765 ton TBS/jam Dg Produksi CPO 1.782.000 ton Rasio Elektrifikasi (ER) Kaltim 2014: 70,31% Target Rasio Elektrifikasi (ER) Kaltim 2018: 80% Mencapai target ER Kaltim 3% dari bauran energi & menghasilkan listrik 30 MW dari PLTBg pada 2018. Berkontribusi untuk mencapai target ER Indonesia 25% dari bauran energi pada 2025 dan juga mengurangi emisi 26% pada 2020 Sumber: RUPTL PLN 2013-2022 RPJMD Kaltim 2013-2018
POME Biogas di Kaltim berpotensi menurunkan emisi 1,4 juta ton CO2eq/tahun dan menghasilkan listrik pedesaan 770.000 MWh/tahun pada tahun 2020 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 Produksi (ton TBS/tahun) Potensi Listrik (MW jam/thn) Reduksi Emisi (tco2 eq/thn) BAU Baseline 1,466,744 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 10,000,000 1,000,000 5,000,000 770,925 500,000-2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 - Sumber : Analisis GIZ, 2013 Memerlukan Dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Perindustrian, Pertanian dan ESDM dalam pengembangan dan pemanfaatanya
Daftar PLTBg dan PLTBm yang sudah ada Nama Perusahaan (hingga Sept 2015): Nama Pabrik Jenis Pembangkit REA Kaltim Cakra Mill PLT-Biogas 2 x 4 MW REA Kaltim Perdana Mill PLT-Biogas 2 x 4 MW Kapasitas Lokasi Ket Kembang Janggut, Kukar Kembang Janggut, Kukar PT Prima Mitrajaya Mandiri Benua Puhun Mill PLT-Biogas 830 kw Kukar PT Tanjung Buyu Perkasa PT Hutan Hijau Mas PT Telen Pengadan PT Telen Prima Sawit Talisayan Mill PLT-Biomassa 500 kw Talisayan, Berau BPOM 1 PLT-Biomassa 200 kw Segah, Berau Pengadan Mill PLT-Biomassa 500 kw Karangan, Kutim Muara Bengkal Mill PLT-Biomassa 500 kw Muara Bengkal, Kutim
Daftar Rencana Pembangunan PLT-Biogas Nama Perusahaan PT Tanjung Buyu Perkasa PT Tapian Nadenggan PT Hutan Hijau Mas Jenis Pembangkit Kapasita s Lokasi Waktu Ket PLT-Biogas 1,9 MW Talisayan, Berau 2015 PLT-Biogas 2 X 4MW Kembang Janggut, Kukar PLT-Biogas 200 kw Segah, Berau 2015 PT Telen PLT-Biogas 1,5 MW Karangan, Kutim 2017 PT Telen Prima Sawit PLT-Biogas 1,5 MW Muara Bengkal, Kutim 2016
Kendala Pengembangan Energi Baru Terbarukan POME: Rendahnya minat PKS Rendahnya minat perusahaan kelapa sawit memanfaatkan biogas untuk listrik tidak sebanding dengan tingginya minat perusahaan pengembang energi terbarukan. Skema feed-in-tariff PLN merupakan faktor penguat ketertarikan perusahaan pengembang untuk berinvestasi membangun pembangkit listrik biogas-pome. Di sisi lain perusahaan pengembang energi terbarukan tidak dapat memanfaatkan biogas yang berlimpah tersebut untuk listrik tanpa akses yang dibuka oleh perusahaan sawit. Hal ini berarti biogas-pome (terutama gas metana) tersebut hanya akan ter-emisi ke atmosfir dan kita kehilangan kesempatan untuk meningkatkan elektrifikasi pedesaan
USULAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dalam Mengembangkan dan Memanfaatkan POME MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, MENERBITKAN REGULASI YANG MENGATUR BAKU MUTU EMISI METHANE DARI PENGOLAHAN LIMBAH KELAPA SAWIT; MENTERI PERTANIAN, MENETAPKAN PERATURAN UNTUK MEMBUKA AKSES PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT UNTUK BIOGAS SEKALIGUS MEWAJIBKAN PABRIK KELAPA SAWIT UNTUK MEMANFAATKAN METHANE TRAPPING UNTUK MENGHASILKAN LISTRIK; MENTERI ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL, MENDUKUNG PEMBANGUNAN JARINGAN LISTRIK PEDESAAN SERTA MENYUSUN SKEMA FEED-IN-TARIFF YANG LEBIH MENARIK BAGI INVESTASI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR LISTRIK BERBASIS BIOMASSA DAN POME; MENTERI KEUANGAN, MEMBERIKAN INSENTIF FISCAL BAGI PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN.
PEMBANGUNAN BIDANG ENERGI YANG BERKELANJUTAN; HARAPAN
TERIMA KASIH BAPPEDA PROV. KALTIM Jl. Kesuma Bangsa No. 2 Samarinda Telepon 0541-741044 Faximile 0541-742283 http://bappeda.kaltimprov.go.id