5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku

dokumen-dokumen yang mirip
5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

G. TALANG, SUMATERA BARAT

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

Telepon: , , Faksimili: ,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara

Jenis Bahaya Geologi

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

DANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari.

PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006

G. SUNDORO, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB II TINJAUAN UMUM

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara

G. SUMBING, JAWA TENGAH

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN

G. KERINCI, SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DEBIT AIR LIMPASAN SEBAGAI RISIKO BENCANA PERUBAHAN LUAS SUNGAI TUGURARA DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA

BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR

Pendahuluan II. Kawasan rawan bencana III. Pokok permasalahan waspada

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta merupakan gunung paling aktif di dunia. Gunung Merapi

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan

Tanggapan Laporan Masyarakat Kepulan Asap dari dalam Tanah di Gedangsari GunungKidul

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH BANDA NEIRA DAN HUBUNGANNYA TERHADAP SISTEM PANAS BUMI KEPULAUAN BANDA

Pengujian Uap/Monitoring Sumur Panas Bumi MT-2, MT-3, dan MT-4 Mataloko Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KARAKTERISTIK AIR PANAS DI DAERAH TANGKUBAN PARAHU BAGIAN SELATAN, JAWA BARAT

BAB IV MANIFESTASI PANAS BUMI DI GUNUNG RAJABASA

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 27 April 2009

Transkripsi:

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku G. Wurlali dilihat dari arah selatan, 2008 (Kristianto, 1994) KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Wuarlili Nama Kawah : Natarweru Posisi Geografi administrasi : : 7 o 7' 30" LS dan 128 o 40' 30" BT P. Damar termasuk dalam wilayah Kec. Kisar, Kab. Maluku Tenggara, Prop. Maluku. Ketinggian Kota terdekat Pos Pengamatan : Puncak G. Wurlali 868 m dpl : Batu Merah, terletak di Barat P. Damar pada ketinggian lk. 5 m dml. : Desa Wulur Kecamatan Pulau Damar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Propinsi Maluku Geografi : 07 o 09 42,00 LS dan 128 o 40 13,04 BT Ketinggian 212 dml.

Lokasi G. Wurlali di Pulau Damar PENDAHULUAN Cara Pencapaian Untuk mencapai G. Wurlali yang ada di P. Damar, dapat ditempuh dengan menggunakan kapal perintis KM. Bandar Naira yang berangkat dari Ambon dengan tujuan Seram, Saruai, Nila, Teon dan Damer, lalu turun di teluk Kuluwali desa Wulur, Kecamatan Damer, dengan lama perjalanan 3 malam (± 60 Jam). Selain jalur tersebut ada juga kapal KM Wetar dengan jalur pelayaran dari Surabaya-Kalabahi-Wetar-Kisar- Damer, lama perjalanan sekitar 1 Minggu. Kecamatan Damer belum mempunyai dermaga, sehingga naik/turun penumpang atau bongkar muat dilakukan di tengah laut dengan menggunakan perahu. Untuk melakukan pengamatan lubang tembusan solfatara di G. Wurlali, perjalanan dapat ditempuh dari desa Wulur ke desa Kehli dengan berjalan kaki (1 jam) atau naik perahu (15 Menit). Dari Kehli jalan kaki ke Kawah G. Wulur mengikuti jalan setapak bekas jalan penambang belerang selama ±3 Jam. Demografi

P. Damar dihuni sebanyak kurang lebih 3.300 jiwa (1993), dengan luas daerah kurang lebih 315 km 2. Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi Gunungapi P. Damar ini sulit untuk dijangkau maka sumberdaya gunungapi berupa batu pecah andesit piroksin dan belerang secara ekonomi dianggap tidak prospek. Kegiatan G. Wurlali ditengarai terdapatnya lapangan solfatara. Wisata Jarak tempuh dari Ambon menuju P. Damar dengan menggunakan kapal perintis dapat memakan waktu 5 s/d 6 jam. P. Damar mempunyai pesona dan potensi wisata yang baik, teknis kendala transportasi sangat besar, karena pulau ini terletak di pulau bebas. Sehingga wisatawan mancanegara maupun domestik diperkirakan merasa enggan untuk berekreasi ke P. Damar. SEJARAH LETUSAN 1965 Tepatnya 19 Juni (K. Kusumadinata) tembusan-tembusan solfatara masih tetap giat. Bunyi tiupan gas terdengar kuat. Perluasan lapangan solfatara terlihat di sekitar kawah II 1976 September (M.Kamid). Kawah I; dasar kawah kering, tidak terlihat kegiatan vulkanik. Kawah II; dasar kawah terdiri dari pasir halus, abu dan lumpur belerang. Tidak terdapat tembusan solfatara maupun fumarola. Kelompok solfatara aktif terdapat di lereng Tenggara dan Selatan. Kawah II; hembusan asap berwarna putih tebal disertai bunyi tiupan gas kuat. Suhu berkisar antara 90 o C - 95 o C. 1982 November - Desember (A.R. Sumailani) tembusan solfatara / fumarola tersebar dari kawah sampai ke ujung kampung Kelili. Mata air panas terdapat disepanjang pantai selatan. Kampung Kelili sampai didekat kampung Wulur. Suhu solfatara maksimum 110 o C, minimum 90 o C, suhu fumarola maksimum 50 o C, minimum 40 o C. suhu mata air panas 82 o C, minimum 37 o C. 1985 November, (Hasan Abas dan Kaharni Uding) pemeriksaan dilakukan disekitar lokasi Kawah II, terdapat solfatara berasap putih. Endapan belerang terdapat dibibir kawah bagian barat dan timur, suhu maksimum. Karakter Letusan Letusan G. Wurlali didominasi aliran lava dan sinder-sinder. Kaldera lama meluas ke arah timur-tenggara. Bila terjadi letusan kemungkinan akan disertai munculnya awan panas. Letusan diperkirakan bersifat eksplosive.

Periode letusan 1965 s/d 1976 = 12 tahun 1976 s/d 1982 = 6 tahun 1982 s/d 1985 = 3 tahun GEOLOGI Secara geologi P. Damar merupakan serangkaian jalur vulkanik dengan pulaupulau lainnya seperti P. Teon, P. Nila, P. Legatala, P. Serua dan P. Manuk. Secara keseluruhan batuannya hampir sama yaitu perselingan anatara batuan lava dan piroklatik atau disebut tipe strato, namun yang muncul di P. Damar itu sendiri (G. Wurlali) yaitu terdiri dari singkapan andesit piroksin dan bongkah-bongkah andesit piroksin. Hal ini dapat dibuktikan bahwa bongkah-bongkah yang terdapat dibagian puncak yaitu Kawah I dan Kawah II, mempunyai ukuran dari 0,25 sampai 2 m. Tebingtebing kawah atau dinding kawah pada pemeriksaan 1976 tidak terdapat kenampakan solfatara / fumarola. GEOFISIKA Jumlah rekaman gempa-gempa tektonik yang dominan di G. Wurlali, berhubungan dengan dekatnya P. Damer dengan pertemuan lempeng tektonik. Berdasarkan kejadian gempa tektonik tahun 1993, terlihat bahwa gempa-gempa tektonik tidak mempengaruhi aktivitas G. Wurlali. Dengan kata lain gempa-gempa tektonik yang terekam di G. Wurlali tidak mempengaruhi gempa-gempa vulkanik. GEOKIMIA Jenis Batuan : terdiri dari batuan andesit piroksin dan bongkah-bongkah vulkanik dari andesit piroksin

Analisa Gas : P. Damar berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Simkin et.al, 1981, bahwa komposisi kimia gas vulkanik yang terdapat dibagian sayap lapangan fumarola di P. Damar sebagai berikut : Sayap Lap. Solfatara Kawah I Kawah II Temperatur solfatara 135 o C 170 o C 170 o C Komposisi kimia Unsur Sayap lap solfatara Kawah I Kawah II Mg H 2 O CO 2 SO 2 H 2 S HCl Hf N 2 H 2 3922 838 143 0,0 13,3 3,50 0,008 2,3 0,09 6692 930 47 11,9 2,0 4,53 0,002 3,9 12262 931 53 14,1 0,4 0,05 0,003 2,0 Pengukuran Hc-isotop ratio dengan Ra = 1.38.10-6 (poreda & craig, pers comm), didapatkan sebagai berikut : - pada bagian sayap didapatkan R/RA = 1,69 - pada bagian puncak didapatkan R/RA = 1,65 Analisa air : Komposisi kimia hasil dari analisa sumber air panas P. Damar hot spring sbb : Temperatur = 70 o C, ph = 6,5 Komposisi Kimia SiO 2 Ca Mg Na K Li HCO 3 SO4 Cl F 242 53 12 114 42 0 199 270 82 0,6

Fe T. Silika T. NaKCa 0 207 243 Pada bulan agustus 2008, Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung melakukan pengamatan langsung ke G. Wurlali, sebagai berikut: pada lereng selatan-tenggara secara umum terdapat tiga komplek solfatara yang saling berdekatan atau dalam jarak 300 400m, Komplek solfatara yang pertama dijumpai berada pada ketinggian ± 278m dpl, terdapat beberapa lubang tembusan solfara dengan ukuran kecil, terlihat asap putih tipis setinggi 1m, suara desis tidak terdengar dan terdapat sublimasi belerang. Komplek solfatara di lokasi satu di lereng selatan G. Wurlali Lokasi yang kedua jaraknya sekitar 300m dari lokasi pertama, berada dekat tebing, kondisi solfaranya hampir sama dengan yang pertama, tapi sublimasi belerangnya relatif lebih sedikit dari yang pertama. Asap putih tipis setinggi 1-2 m, suara desis tidak terdengar.

A B Komplek solfatara di lokasi dua (A) dan tiga (B) di lereng selatan G. Wurlali Lokasi yang ketiga letaknya lebih tinggi lagi dari yang ke dua pada jarak ±300 m, lubang solfara dan sublimasi belerang lebih besar, terlihat asap putih sedang setinggi 10-20 m, suara desis lemah-sedang. (Foto B). Pada lokasi ini terdapat penambangan belerang oleh perusahaan dari Surabaya. Pada tahun 1911 belerang di pulau Damer telah ditambang oleh maskapai Perancis di bawah pimpinan Carlo. Di ujung Desa Kehli menuju G. Wurlali terdapat mata air panas Sentosa, airnya jernih, tidak berasa dan berbau, di tempat ini terlihat ada dua mata air. Mata air yang di atas lebih panas dari yang di bawah. Mata air panas Sentosa di atas desa Kehli Di ujung Desa Kehli sebelah selatan dekat pantai pada koordinat 128 0 39 57.1 BT dan 07 0 08 I 29.7 LS, terdapat air panas Arung Loro, airnya jernih, tidak berasa dan berbau, ada bualan-bualan air.

Air panas Arung Loro yang berada di ujung desa Kehli Di Teluk Kuluwali antara Desa Wulur dan Desa Kehli, dekat pantai pada 128 0 39 I 18.7 BT dan 07 0 08 I 15 LS, terdapat air panas S. Letua Im, airnya jernih, tidak berasa dan berbau, dari dasar sungai banyak terdapat bualan-bulan kecil udara. Air panas Letua Im yang berada di dekat kantor Camat Damer, terlihat bualan udara di dasar sungai MITIGASI BENCANA GEOLOGI Sistem Pemantauan Kegiatan G. Wurlali dipantau secara menerus baik secara visual dan kegempaan dari pos Pos Pengamatan di Desa Wulur Kecamatan Pulau Damar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Propinsi Maluku. Visual Pengamatan visual dan cuaca yang meliputi: kenampakan gunung, warna dan tinggi asap, tekanan gas, sinar api, suhu udara, keadaan cuaca, kelembaban udara, tekanan udara, curah hujan, angin.

Kegempaan Seismometer jenis L4C 1 komponen (vertical) penerima gempa dengan sistem radio telemetri dipasang di sebelah tenggarat puncak G. Wurlali pada posisi geografi 07 o 07 42,07 LS dan 128 o 40 58,06 BT, ketinggian lk. 376 m dpl. Sinyal gempa ditransmisikan dengan sistim radio pancar (RTS) ke Pos Pengamatan dan direkam dengan PS-2. Peta Daerah Bahaya Daerah bahaya G. Wurlali terbagi atas Dareh Bahaya dan Daerah Waspada. Daerah Bahaya Berdasarkan topografi kawah G. Wurlali berbentuk tapal kuda, terbuka kea rah timur sehingga daerah bahayanya ke arah ini. Daerah ini terletak di dalam kaldera lama yang meluas ke arah timur-menenggara. Bila terjadi letusan kemungkinan besar akan terlanda awan panas, jauthan abu vulkanik dan batu/batu pijar. Luasnya lk. 48,3 km 2 termasuk Kampung Wulur dan Kehli. Daerah Waspada Daerah Waspada adalah daerah di luar Daerah Bahaya dengan jari-jari 8 km berpusat di tengah kawah utamanya, ditambah sebuah jalur sepanjang sungai yang ada di bagian selatan pulau. Meliputi luas 152,8 km 2. Kampung-kampung yang termasuk didalamnya adalah Mehlu, Kuwon, Bebar dan Ili.

Peta Daerah Bahaya G. Wurlali DAFTAR PUSTAKA Kristianto, Sumaryono, 1994. Laporan Pengamatan Visual, Seismik dan Pemasangan Seismograf di G. Wurlali, Laporan, Direktorat Vulkanologi, K. Kusumadinata (1965), M. Kamid (1976), A.R. Sumailani (1982), Hasan Bas dan Kaharni Uding, Soeparto Siswowidjojo (1978)., Lembaga Meteorologi dan Geofisika Stasiun Ambon dalam laporan peninjauan singkat ke pulau-pulau Teon, Nila, Damar, Serua di Maluku Tengah. Kusumadinata., K, 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat Vulkanologi, Bandung, hal. 590 598. Patria, C., dkk, 2008. Pemantauan G. Wurlali, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Laporan. Suratman., 1992. Berita Berkala Vulkanologi, edisi khusus, Direktorat Vulkanologi Sumailani, 1982. Pengukuran Situasi Puncak G. Wurlali di P. Damar, Kabupaten Maluku Tenggara, Direktorat Vulkanologi. Simkin et al, 1981, Geochemisty of hot springs and fumarolic gases from the Banda Arc. Wittiri, S.R., Sumaryono, 1993..Laporan Kunjungan ke G. Wurlali, P. Damar, Maluku Tenggara 6 s/d 20 Februari 1993. Direktorat Vulkanologi