BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH SERTA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun =

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

Daftar Tabel. Halaman

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

3. TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN (IKK II.3)

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

Lampiran Meningkatnya cakupan

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB II ASPEK STRATEGIS

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

KATA PENGANTAR P. Negara, November 2011 BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN JEMBRANA KEPALA,

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

Lampiran 4 : Realisasi RPJMD Kabupaten Bima Tahun

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Profil Kabupaten Aceh Singkil

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PENTAHAPAN PEMBANGUNAN DAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Jembrana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan


DAFTAR TABEL DAFTAR - TABEL

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

Katalog BPS :

TATARAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH SERTA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Gambaran umum kondisi Kabupaten Langkat terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan mencakup aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah, dapat diuraikan sebagai berikut : 2.1 Gambaran Umum Daerah 2.1.1 Geografi Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten yang berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan, terletak di Bagian Barat Laut Provinsi Sumatera Utara, secara geografis berada pada koordinat 3 0 14 4 0 13 LU dan 97 0 52 98 0 45 BT. Secara administratif berbatasan dengan : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tamiang (Provinsi NAD) dan Selat Malaka : Kabupaten Karo : Kabupaten Deli Serdang : Kabupaten Aceh Tenggara/Tanah Alas (Provinsi NAD) Kabupaten Langkat terdiri dari 23 Kecamatan dan 240 desa serta 37 kelurahan dengan Ibukota Kabupatennya adalah Stabat. Kecamatan Pematang Jaya merupakan Kecamatan terjauh dari Ibukota Kabupaten, sedangkan Kecamatan Wampu adalah Kecamatan dengan jarak terdekat dari Ibukota Kabupaten. Luas wilayah Kabupaten Langkat adalah 626.329 Ha atau sekitar 8,74% dari luas Provinsi Sumatera Utara yang mencapai 7.168.000 Ha. Tabel 2.1 : Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Langkat No Kecamatan Banyaknya Desa Kelurahan Luas (Ha) 1 Bahorok 18 1 88,479 2 Salapian 16 1 18,796 3 Kuala 14 2 17,995 4 Selesai 13 1 15,208 5 Sei Bingei 15 1 33,845 6 Sirapit 10 0 12,295 7 Kutambaru 8 0 24,411 8 Stabat 6 6 9,064 9 Wampu 13 1 19,375 10 Secanggang 16 1 24,873 11 Binjai 6 1 4,955 12 Batang Serangan 7 1 93,490 RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 1 -

13 Sawit Seberang 6 1 43,507 14 Padang Tualang 10 1 27,491 15 Tanjung Pura 18 1 16,578 16 Hinai 12 1 11,428 17 Gebang 10 1 16,299 18 Sei Lepan 9 5 30,681 19 Babalan 4 4 10,180 20 Brandan Barat 5 2 9,200 21 Pangkalan Susu 9 2 21,921 22 Besitang 6 3 59,748 23 Pematang Jaya 8 0 18,670 JUMLAH 240 37 626,329 2.1.2 Topografi Wilayah Kabupaten Langkat mempunyai topografi yang sebagian merupakan dataran rendah ada juga yang bergelombang, berbukit sampai dengan bergunung, dengan ketinggian antara 0 m dpl s/d 1.200 m dpl dengan garis pantai sepanjang ±110 Km. Kondisi topografi di bagian Timur Laut Kabupaten Langkat berada disepanjang pantai Selat Malaka relatif datar kecuali daerah perbukitan di bagian Timur laut disekitar Brandan Barat dan Gebang. Daerah tersebut rata-rata memiliki ketinggian 0-4 m dpl, yang meliputi Kecamatan Pematang Jaya, Pangkalan Susu, Brandan Barat, Babalan, Gebang, Tanjung Pura dan Secanggang. Semakin ke Barat serta di bagian Barat Daya relatif datar sampai berbukit dengan ketinggian 0-30 m dpl. Daerah tersebut meliputi Kecamatan Stabat, Binjai, Hinai, Sei Wampu, Padang Tualang, Selesai, Sawit Seberang, sebagian Sei Lepan, Sebagian Besitang, Sebagian Kuala, dan Sebagian Sei Bingai. Daerah yang berbatasan dengan Tanah Karo, Aceh Tenggara dan Gayo Lues bergelombang sampai bergunung yang relatif terjal, dengan ketinggian antara 30 1200 m dpl. Daerah tersebut merupakan Hutan Lindung kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Kecamatan yang termasuk daerah tersebut sebagian Besitang, Sei Lepan, Bahorok, Batang Serangan, Salapian, dan Sei Bingai. 2.1.3 Tata Guna Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Langkat terbagi menjadi kawasan hutan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan hutan lindung seluas ± 280.644 Ha (43,87%) dan kawasan budidaya seluas ± 345.685 Ha (56,13 Ha). Dimana kawasan TNGL seluas ± 216.047,20 Ha (67,28%), Kawasan Suaka Margasatwa Langkat Timur Laut seluas ± 9.520 Ha. (3,58%) dan kawasan hutan lainnya seluas ± 55.077 Ha (29,14%). Penggunaan lahan untuk kawasan budidaya perkebunan seluas ± 195.263 Ha atau sekitar 31,22% dari luas Kabupaten Langkat. Perkebunan yang mendominasi adalah perkebunan rakyat dengan total luas areal sekitar 14,90%, kemudian adalah perkebunan negara sekitar 10,30%, selanjutnya adalah perkebunan nasional dengan total luas areal sekitar 4,30% dan perkebunan asing sekitar 1,72% dari luas Kabupaten Langkat, Tegalan/Kebun ± 36.348 Ha atau sekitar 5, 81%, Ladang mempunyai luas ± RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 2 -

7.900 Ha atau sekitar 1,26%, Tambak/Kolam seluas ± 4.324 Ha atau 1,15% dari luas Kabupaten Langkat, luas areal persawahan ± 43.805 Ha atau sekitar 7% dari luas Kabupaten Langkat, serta penggunaan lahan lainnya seluas ± 54.260 Ha atau sekitar 8,66% dari luas Kabupaten Langkat. (Dinas Pertanian Kab. Langkat). 2.1.4 Karakteristik Wilayah Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang terletak di pantai timur Sumatera dengan kelerengan datar (0-8%) serta iklim berkisar 17º - 24º C yang tergolong suhu sub-tropis dengan intensitas hujan yang sangat variatif antara 2.000 5.000 mm/tahun dengan rata-rata hujan 126 hari/tahun. Selain daerah pantai di Kabupaten Langkat terdapat juga daerah perbukitan dengan kelerengan curam (25-40%) dan terjal (>40%). Kabupaten Langkat dialiri oleh beberapa sungai besar dan kecil. Menurut Permen PU No. 11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Pembagian Wilayah Sungai, Kabupaten Langkat berada dalam Satuan Wilayah Sungai (SWS) Wampu-Besitang yang meliputi sungai wampu dan anak sungainya (DAS) yang terbentang mulai dari Kec. Bahorok, Kutambaru, Salapian, Serapit, Kuala, Selesai, Sei Bingai, Stabat, Hinai, Secanggang hingga Tj. Pura. Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang merupakan hutan hujan tropis kedua terluas didunia dengan udara sejuk serta obyek wisata Bukit Lawang ini terdapat lokasi rehabilitasi orang hutan (mawas) yang menjadi tujuan turis domestik maupun mancanegara serta telah menjadi ikon Kabupaten Langkat dan Prov. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat menjadi satu-satunya Kabupaten di Sumatera Utara yang mempunyai tambang minyak yang dikelola oleh Pertamina serta masih terdapat kandungan minyak mentah yang tersebar di berbagai Kecamatan di Kabupaten Langkat. Berdasarkan jalur lintas antar daerah, Kabupaten Langkat terletak pada jalur utama Sumatera Utara Aceh serta jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Langkat dengan Kota Medan, yang merupakan jalur ekonomi penting untuk wilayah Pantai Timur Sumatera Bagian Utara sehingga Kabupaten Langkat bisa menjadi sentra komoditi perkebunan, buah-buahan dan perikanan. 2.1.5 Wilayah Rawan Bencana Kawasan Rawan Tanah Longsor Kawasan rawan bencana alam tanah longsor di Kabupaten Langkat berada pada ketinggian 100 meter dpl dengan kelerengan lebih dari 40%, bercurah hujan tinggi dan mampu meresapkan air kedalam tanah; termasuk didalamnya kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung; hutan register, KEL dan kawasan TNGL. Berdasarkan hasil analisis fisiografi (aspek topografi, jenis tanah, hidrologi/pola aliran drainase alami dan klimatologi), kawasan rawan bencana tanah longsor berada di bagian Tengah memanjang dari Utara ke Selatan Kabupaten Langkat, yaitu di RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 3 -

Kecamatan Batang Serangan (Utara), hingga Kecamatan Bahorok (Selatan). Pada waktu curah hujan tinggi, sering terjadi longsoran tanah menuju kawasan yang lebih rendah. Kawasan Rawan Banjir Kawasan rawan bencana alam banjir di Kabupaten Langkat berada pada ketinggian 4-10 meter dpl dengan kelerengan antara 0-8%, bercurah hujan tinggi dan kurang mampu meresapkan air kedalam tanah, termasuk didalamnya kawasan budidaya dan sepanjang aliran sungai. Berdasarkan hasil analisis fisiografi (aspek topografi, jenis tanah, hidrologi/pola aliran drainase alami dan klimatologi), kawasan rawan bencana banjir berada di sepanjang kawasan pesisir Kabupaten Langkat, yaitu di Kecamatan Babalan, Tanjung Pura, Secanggang, Hinai, Padang Tualang, Batang Serangan dan Stabat. Pada waktu curah hujan tinggi, sering terjadi banjir terutama disepanjang aliran sungai besar. 2.1.6 Demografi Secara teoritis disebutkan bahwa jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu kekayaan dan modal dasar pembangunan. Hal ini dapat terjadi jika jumlah penduduk yang besar tersebut dapat diberdayakan sesuai kodrat, keahlian dan bidang kerjanya masing-masing. Sebaliknya apabila jumlah penduduk yang besar tadi tidak dapat diberdayakan dan dikendalikan secara bijak dan terencana bahkan akan menjadi beban pembangunan. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk disuatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Dengan diketahuinya jumlah penduduk, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk termasuk kebutuhan dalam bidang sosial dan ekonomi. Pada tahun 2012 penduduk Kabupaten Langkat berjumlah 976.885 jiwa dengan laju pertumbuhan 0,88 % dengan jumlah rumah tangga 243.481 dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga 4,04 orang. Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara penduduk laki-laki dengan banyak penduduk perempuan. Untuk tahun 2012 jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Langkat lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan, dengan rincian 492.424 jiwa penduduk laki-laki dan 484.461 jiwa untuk penduduk perempuan dengan sex rasio 101,64 dengan pengertian bahwa setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 101 s/d 102 jiwa penduduk lakilaki. Pada tabel 2.2 dapat dilihat bahwa Kecamatan Stabat mempunyai jumlah penduduk terbesar yaitu berjumlah 83.114 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 41.117 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 41.937 jiwa. Sedangkan penduduk dengan jumlah paling sedikit di Kabupaten Langkat terdapat di Kecamatan Pematang Jaya dengan jumlah 13.106 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 6.694 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 6.412 jiwa. RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 4 -

Tabel 2.2 : Jumlah Rumah tangga, Penduduk serta Sex rasio Kabupaten Langkat tahun 2012 No. Kecamatan Jumlah Ru-ta Laki-Laki Penduduk Perempuan Total Sex Rasio Rata- Rata ART [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] 1 Bahorok 10.440 20.179 20.041 40.220 101,69 3,9 2 Serapit 4.326 8.097 7.956 16.053 101,77 3,7 3 Salapian 7.015 13.158 12.987 26.145 101,32 3,7 4 Kutambaru 3.729 6.880 6.647 13.527 103,51 3,6 5 Sei Bingai 12.651 24.345 24.427 48.772 99,66 3,9 6 Kuala 10.545 19.703 19.799 39.502 99,52 3,7 7 Selesai 17.260 35.292 34.759 70.051 101,43 4,1 8 Binjai 10.203 21.784 21.107 42.891 103,21 4,2 9 Stabat 19.900 41.177 41.937 83.114 98,1 4,2 10 Wampu 10.572 20.787 20.177 40.964 103,02 3,9 11 Batang Serangan 9.457 18.045 17.279 35.324 104,43 3,7 12 Sawit Seberang 6.311 12.753 12.665 25.418 100,69 4,0 13 Padang Tualang 11.482 23.490 23.598 47.088 99,54 4,1 14 Hinai 11.181 24.307 23.927 48.234 101,59 4,3 15 Secanggang 16.367 33.233 32.696 65.929 101,64 4,0 16 Tanjung Pura 15.072 32.849 32.203 65.052 102.01 4,3 17 Gebang 10.499 21.663 21.263 42.926 101,88 4,1 18 Babalan 14.674 29.011 27.924 56.935 103.89 3,9 19 Sei Lepan 11.641 24.077 23.154 47.231 103,99 4,1 20 Brandan Barat 5.492 11.370 10.756 22.126 105,71 4,0 21 Besitang 11.106 22.427 21.927 44.354 102,28 4,0 22 Pangkalan Susu 10.242 21.103 20.820 41.923 101,36 4,1 23 Pematang Jaya 3.316 6.694 6.412 13.106 104.40 4,0 Langkat 241.687 492.424 484.461 976.885 101,64 4,0 Sumber : Kab. Langkat Dalam Angka 2013 Kepadatan penduduk Kabupaten Langkat Pada tahun 2012 sebesar 155,97 jiwa/km². Namun bila dilihat dari kepadatan penduduk per kecamatan, penyebarannya sangat tidak merata. Hal tersebut dimungkinkan karena masih banyaknya wilayah perkebunan di Kabupaten Langkat baik perkebunan yang dimiliki oleh rakyat, negara maupun pihak swasta serta banyak penduduk Kabupaten Langkat yang bekerja dan mencari nafkah ke Kota Medan dan Binjai sehingga lebih memilih berdomosili dekat dengan tempat pekerjaannya. Dari tabel 2.3 dapat dilihat bahwa Kecamatan Binjai merupakan daerah terpadat penduduknya dimana pada tahun 2012 kepadatan penduduknya sebesar 1.020,00 jiwa/km², sedangkan Kecamatan yang memiliki penduduk paling sedikit berada pada Kecamatan Bahorok dengan kepadatan 36,50 jiwa/km². Dilihat dari distribusi penduduk Kabupaten Langkat menurut wilayah kecamatan, dapat dilihat bahwa wilayah Kecamatan Stabat yang mempunyai luas hanya 1,74 persen RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 5 -

dihuni oleh hampir 8 persen penduduk Kabupaten Langkat. Berbeda halnya dengan Kecamatan Bahorok, dimana dengan luas mencapai 17,59 persen dari wilayah Kabupaten Langkat namun hanya didiami oleh 3,87 persen. Kondisi ini sebagai gambaran bahwa distribusi penyebaran penduduk di Kabupaten Langkat masih belum merata. Tabel 2.3 : Distribusi Penduduk dan Luas serta Kepadatan Penduduk Kabupaten Langkat Menurut Kecamatan 2012 No. Kecamatan Distribusi Penduduk (%) Distribusi Luas (%) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) [1] [2] [3] [4] [5] 1 Bahorok 3,87 17,59 36,50 2 Serapit 1,71 1,57 162,97 3 Salapian 2,95 3,54 117,91 4 Kutambaru 1,48 3,78 57,11 5 Sei Bingai 4,59 5,32 146,39 6 Kuala 3,69 3,29 191,54 7 Selesai 6,54 2,68 417,64 8 Binjai 3,94 0,67 1.020,00 9 Stabat 7,98 1,74 763,56 10 Wampu 3,96 3,1 210,93 11 Batang Serangan 3,73 14,36 39,28 12 Sawit Seberang 2,76 3,34 121,56 13 Padang Tualang 5,08 3,53 212,93 14 Hinai 4,52 1,68 458,24 15 Secanggang 6,58 3,69 285,17 16 Tanjung Pura 6,81 2,87 362,18 17 Gebang 4,60 2,85 240,50 18 Babalan 6,12 1,22 745,12 19 Sei Lepan 5,16 4,48 168,27 20 Brandan Barat 2,29 1,43 246,39 21 Besitang 5,65 11,51 61,54 22 Pangkalan Susu 4,58 2,42 276,99 23 Pematang Jaya 1,42 3,34 62,71 Langkat 100,00 100,00 155,97 Sumber : Kab. Langkat Dalam Angka 2013 2.1.7 Aspek Kesejahteraan A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk mengetahui hasil pembangunan yang dilaksanakan, serta menjadi tolak ukur kelangsungan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kinerja perekonomian Kabupaten Langkat menunjukan perkembangan yang menggembirakan karena dari tahun ke tahun perekonomian Kabupaten Langkat semakin membaik, hal ini ditunjukkan dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2010 sebesar 5,04% meningkat menjadi 5,74% pada tahun 2011 serta meningkat lagi menjadi 5,78% pada tahun 2012. RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 6 -

Untuk mengetahui fluktuasi pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil setiap tahunnya digunakan PDRB atas harga konstan secara berkala dan atas harga berlaku. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Langkat atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang sangat baik dengan minyak bumi ataupun tanpa minyak bumi. Dengan minyak bumi PDRB Kabupaten Langkat pada tahun 2012 sebesar Rp. 22.166.496,51 juta meningkat sebesar 13,30 % bila dibandingkan dengan tahun 2011, sedangkan tanpa minyak bumi sebesar Rp. 19.829.337,79 juta meningkat sebesar 14,41 % dari tahun 2011. Sektor pertanian memberikan konstribusi terbesar penyumbang PDRB Kabupaten Langkat atas harga berlaku sebesar 49,85 %, sedangkan konstribusi penyumbang PDRB terkecil ada di sektor listrik, gas dan air minum sebesar 0,54 %. PDRB Kabupaten Langkat tahun 2012 atas harga konstan 2000 juga mengalami peningkatan, baik dengan minyak bumi maupun tanpa minyak bumi. Dengan minyak bumi PDRB Kabupaten Langkat tahun 2012 sebesar 8.056.645,95 juta meningkat 5,66 % dibandingkan tahun 2012, sedangkan tanpa minyak bumi sebesar Rp. 7.545.541,68 juta meningkat 6,05% dibandingkan tahun 2011. Sektor pertanian memberikan konstribusi terbesar penyumbang PDRB Kabupaten Langkat atas harga konstan 2000 sebesar 54,33 %, sedangkan konstribusi penyumbang PDRB terkecil ada di sektor listrik, gas dan air minum sebesar 0,36 %. Tabel 2.4 : Perkembangan PDRB Kabupaten Langkat atas dasar harga berlaku dan harga konstan Tahun 2007-2012 (juta rupiah) Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Minyak Bumi (Juta Rupiah) Tanpa Minyak Bumi Atas Dasar Harga Konstan Dengan Minyak Bumi (Juta Rupiah) Tanpa Minyak Bumi 2007 11.452.761,74 9.969.475,49 6.178.405,81 5.677.378,38 2008 13.241.169,62 11.592.120,85 6.491.865,73 6.023.345,96 2009 14.789.832,94 13.034.192,47 6.819.233,67 6.352.739,98 2010 17.037.979,50 15.078.992,03 7.210.562,21 6.722.626,48 2011 19.565.250,18 17.331.090.05 7.626.997,33 7.114.973,11 2012* 22.166.496,51 19.829.337,79 8.058.645,95 7.545.541,68 Keterangan : *) Angka Sementara Sumber : Kab. Langkat Dalam Angka 2013 Tabel 2.5 : Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Langkat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2012. 1. Lapangan Tahun No. Usaha/Sektor 2007 2008 2009 2010 2011 2012* 1. Pertanian 48,81 48,71 49,15 49,27 49,53 49,85 2. Pertambangan 12,05 11,57 11,34 11,19 11,19 10,62 dan Penggalian RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 7 -

3. Industri 13,66 14,10 13,79 13,54 13,13 12,96 4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,52 0,56 0,56 0,54 0,53 0,54 5. Bangunan 2,55 2,59 2,67 2,73 2,86 3,19 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi 11,59 11,40 11,16 11,27 11,08 10,97 2,71 2,75 2,79 2,82 2,78 2,83 8. Keuangan 1,70 1,80 1,89 1,91 1,93 2,03 9. Jasa-Jasa 6,41 6,53 6,65 6,73 6,96 7,00 PDRB Dengan Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 PDRB Tanpa Migas 87,05 87,55 88,13 88,50 88,58 89,46 Keterangan : *) Angka Sementara Sumber : Kab. Langkat Dalam Angka 2013 Dari tabel 2.5 diatas dapat dilihat seperti tahun-tahun sebelumnya sektor pertanian merupakan sektor yang paling besar peranannya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Langkat. Pada Tahun 2012 sektor pertanian mencapai 49,85 %, kemudian disusul sektor industri sebesar 12,96 %, sektor perdagangan, Hotel & Restoran sebesar 10,97 %, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 10,62 %, sektor jasa-jasa sebesar 7,00 %, sektor angkutan dan komunikasi sebesar 2,83 %, sektor bangunan 3,19 %, sektor keuangan sebesar 2,03 %, dan sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,54 %. Tabel 2.6 : Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Langkat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007-2012 (%). No. Lapangan Usaha/Sektor Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012* 1. Pertanian 54,21 54,72 54,89 54,66 54,50 54,33 2. Pertambangan dan Penggalian 6,92 6,05 5,78 5,71 5,67 5,43 3. Industri 11,10 11,01 10,92 10,87 10,85 10,77 4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,34 0,35 0,35 0,35 0,36 0,36 5. Bangunan 2,39 2,39 2,40 2,42 2,46 2,71 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 15,64 16,00 16,13 16,32 16,34 16,27 7. Angkutan dan Komunikasi 2,29 2,26 2,24 2,25 2,25 2,26 8. Keuangan 1,58 1,68 1,76 1,82 1,89 2,04 9. Jasa-Jasa 5,53 5,53 5,54 5,59 5,67 5,83 PDRB Dengan Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 PDRB Tanpa Migas 91,89 92,78 93,16 93,23 93,29 93,63 Keterangan : *) Angka Sementara Sumber : Kab. Langkat Dalam Angka 2013 Untuk melihat produkifitas ekonomi di Kabupaten Langkat (mengabaikan inflasi) maka gunakan PDRB atas harga konstan berdasarkan harga konstan (ADHK) pada Tahun 2000, PDRB Kabupaten Langkat pada tahun 2012 sebesar 8.058.645,95 juta. Sektor bangunan mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 16,04 % dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 14,24 %. Kemudian sektor jasa- RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 8 -

jasa/service sebesar 8,63 %. Secara keseluruhan perekonomian di Kabupaten Langkat pada tahun 2012 mengalami perlambatan akan tetapi kinerja perekonomian makro berhasil tumbuh 5,66 %. PDRB perkapita Kabupaten Langkat tahun 2012 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar 20.298.538,43 juta meningkat dari 17.746.627,33 juta pada tahun 2011. Akan tetapi PDRB perkapita atas harga konstan 2000 pada tahun 2012 sebesar 7.724.083,88 naik dari tahun 2008 yang sebesar 5.924.470,26 Tabel 2.7 : Pertumbuhan PDRB Kabupaten Langkat Menurut Lapangan Usaha/ Sektor Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 No. Lapangan Usaha/Sektor Tahun 2008 2009 2010 2011 2012* 1. Pertanian 6,07 5,36 5,30 5,47 5,32 2. Pertambangan dan Penggalian -8,03 0,32 4,51 4,89 1,23 3. Industri 4,25 4,16 5,30 5,54 4,90 4. Listrik, Gas dan Air Minum 6,12 6,47 6,68 6,91 6,03 5. Bangunan 5,38 5,14 6,77 7,76 16,04 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7,45 5,88 7,00 5,92 5,20 7. Angkutan dan Komunikasi 3,76 4,10 6,29 5,84 6,04 8. Keuangan 12,07 9,92 9,08 9,98 14,24 9. Jasa-Jasa 5,00 5,19 6,74 7,35 8,63 PDRB Dengan Migas 5,07 5,04 5,74 5,78 5,66 PDRB Tanpa Migas 6,09 5,47 5,82 5,84 6,05 Keterangan : *) Angka Sementara Sumber : Kab. Langkat Dalam angka 2013 Tabel 2.8 : Pertumbuhan PDRB Kabupaten Langkat Menurut Lapangan Usaha/ Sektor Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 No. Lapangan Usaha/Sektor Tahun 2008 2009 2010 2011 2012* 1. Pertanian 15,36 12,70 15,48 15,46 14,03 2. Pertambangan dan Penggalian 11,02 9,47 13,67 14,86 7,53 3. Industri 19,32 9,25 13,18 11,34 11,80 4. Listrik, Gas dan Air Minum 24,48 12,28 11,91 12,54 13,81 5. Bangunan 17,31 15,26 17,59 20,29 26,45 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 13,77 9,36 16,29 12,94 12,15 7. Angkutan dan Komunikasi 17,19 13,31 16,64 13,08 15,39 8. Keuangan 22,24 17,28 16,23 16,06 19,46 9. Jasa-Jasa 17,81 13,82 16,53 18,78 13,99 PDRB Dengan Migas 15,62 11,70 15,20 14,83 13,30 PDRB Tanpa Migas 16,28 12,44 15,69 14,94 14,41 Keterangan : *) Angka Sementara Sumber : Kab. Langkat Dalam Angka 2013 B. PDRB Perkapita Kabupaten Langkat PDRB Perkapita adalah suatu indikator yang dihitung dengan cara membagi data PDRB terhadap jumlah penduduk pada pertengahan tahun. PDRB Perkapita Kabupaten Langkat setiap tahun menunjukan peningkatan yang terus menerus. Pada RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 9 -

tahun 2011 PDRB Perkapita mencapai 20,03 juta rupiah meningkat menjadi 22,69 juta rupiah pada tahun 2012 atas harga berlaku, sedangkan atas harga konstan pada tahun 2011 7,81 juta rupiah meningkat menjadi 8,25 juta rupiah pada tahun 2012. C. Inflasi Inflasi merupakan fenomena ekonomi sebagai wujud dari ketidakpastian yang hampir terjadi diseluruh daerah tanpa terkecuali Kabupaten Langkat. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidaklancaran distribusi barang, dengan kata lain inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinyu. Laju inflasi juga memiliki arti penting bagi upaya pemerintah dalam menjaga kestabilan perekonomian. Laju inflasi Kabupaten Langkat masih berada dibawah 2 (dua) digit yang masih tergolong inflasi ringan yaitu inflasi pada tahun 2010 sebesar 8,13 %, tahun 2011 sebesar 9,50 % dan tahun 2012 sebesar 7,88 %. Selama tahun 2012 inflasi tertinggi terjadi pada bulan Januari, Maret, November dan menjelang libur sekolah (Mei-Juni). 2.1.8. Aspek Pelayanan Umum Ketersediaan dan rasio pelayanan pegawai negeri sipil, jumlah PNS Kabupaten Langkat sampai dengan tahun 2013 sebanyak 12.301 orang, dengan rincian PNS Gol IV sebanyak 3.979 orang, Gol III sebanyak 5.638 orang, Gol II sebanyak 2.533 orang dan Gol I sebanyak 151 orang. Untuk PNS berdasarkan Eselon berjumlah; Eselon II/B sebanyak 33 orang, Eselon III/A sebanyak 69 orang, Eselon III/B sebanyak 111 orang, Eselon IV/A sebanyak 622 orang dan Eselon IV/B sebanyak 103 orang. Di sisi lain jumlah penduduk yang harus dilayani sebanyak 976.885 orang; sehingga 1 orang PNS melayani 79 penduduk di Kabupaten Langkat. Untuk tahun 2013 PNS yang mengikuti Diklat Fungsional dan Keahlian Profesional berjumlah 3,27% dari PNS yang ada sedangkan pelanggaran PNS pada tahun 2013 berjumlah 0,40%. Pendidikan Peningkatan kualitas dan partisipasi sekolah masyarakat, tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana fisik maupun tenaga pendidik yang memadai. Untuk sekolah SD/Madrasah Ibtidaiyah baik negeri maupun swasta tahun 2012 ada penambahan jumlah sekolah, dengan jumlah keseluruhan SD/Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 619 sekolah. Sedangkan untuk SLTP/Madrasah Tsanawiyah hanya pihak swasta yang bertambah 6 sekolah menjadi 91 sekolah sedangkan untuk SLTP/Madrasah Tsanawiyah negeri sebanyak 66 sekolah, sehingga jumlah keseluruhan SLTP/Madrasah Tsanawiyah baik negeri maupun swasta menjadi 157 sekolah. Begitu juga dengan SMU/SMK/Madrasah Aliyah Negeri jumlahnya sama seperti tahun 2011, hanya saja SMU/SMK/Madrasah Aliyah Swasta mengalami penambahan dari 88 RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 10 -

sekolah pada tahun 2011 menjadi 94 sekolah pada tahun 2012, dengan jumlah keseluruhan 114 sekolah. Tabel 2.9 : Jumlah Sekolah di Langkat Menurut Lembaga Pendidikan dan Pengajaran Kab. Langkat. Tingkat Pendidikan 2011 2012 [1] [2] [3] Negeri 1. SD/Madrasah Ibtidaiyah 582 582 2. SLTP/Madrasah Tsanawiyah 66 66 3. SMU/SMK/Madrasah Aliyah 20 20 Swasta 1. SD/Madrasah Ibtidaiyah 29 37 2. SLTP/Madrasah Tsanawiyah 85 91 3. SMU/SMK/Madrasah Aliyah 88 94 Negeri + Swasta 1. SD/Madrasah Ibtidaiyah 611 619 2. SLTP/Madrasah Tsanawiyah 151 157 3. SMU/SMK/Madrasah Aliyah 108 114 Sumber: Kab. Langkat Dalam Angka 2013 Indikator yang dapat digunakan untuk melihat kecukupan sarana pendidikan disuatu daerah diantaranya adalah ratio murid/sekolah, ratio murid/guru dan ratio murid/kelas. Pada tingkat pendidikan SD/Madrasah Ibtidaiyah tahun 2012, ratio murid dan sekolah sebesar 194,08. Artinya setiap satu sekolah terdapat 194 murid. Jika dalam SD/Madrasah Ibtidaiyah terdapat 6 tingkatan ataupun kelas, maka dalam suatu kelas terdapat 32 murid. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah sekolah masih mencukupi. Sedangkan dari ratio murid dan guru yang sebesar 15,72, yang artinya seorang guru mengawasi atau mendidik sebanyak 15 s/d 16 orang murid. Untuk tingkat pendidikan SLTP/Madrasah Tsanawiyah, ratio murid dan sekolah sebesar 235,03. Yang artinya setiap satu sekolah terdapat 235 murid. Sedangkan ratio murid dan guru sebesar 12,05. Untuk tingkat pendidikan SMU/SMK/Madrasah Aliyah, ratio murid dan sekolah sebesar 245,96. Hal ini menggambarkan setiap satu sekolah terdapat 245 s/d 246 murid. Sedangkan ratio murid dan guru sebesar 8,52. Banyaknya jumlah murid SLTP/Madrasah Tsanawiyah dan SMU/SMK/Madrasah Aliyah belum dibarengi dengan banyaknya jumlah sekolah sehingga kapasitas satu sekolah menampung jumlah murid yang lebih besar dibandingkan kapasitas satu sekolah dalam menampung muridnya. Sedangkan untuk sekolah Taman Kanak-kanak negeri sebanyak 5 sekolah serta Taman Kanak-kanak swasta berjumlah 74 sekolah dengan jumlah total 79 sekolah. Terdapat juga 1 Perguruan Tinggi/Universitas swasta yang ada di Kab. Langkat. RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 11 -

Tabel 2.10 : Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Serta Rasio Murid dan Sekolah di Langkat Menurut Tingkat Pendidikan 2012 Tingkat Pendidikan Sekolah Murid Guru Rasio Murid dan Sekolah Rasio Murid dan Guru [1] [2] [3] [4] [5] [6] 1. SD/Madrasah Ibtidaiyah 2. SLTP/Madrasah Tsanawiyah 2. SMU/SMK/Madrasah Aliyah 619 121.571 7.713 194,08 15,72 157 38.077 3.094 235,03 12,05 114 32.663 3.390 245,96 8,52 Sumber: Kab. Langkat Dalam Angka 2013 Dari total penduduk Kabupaten Langkat tahun 2012 dibandingkan jumlah penduduk yang masih buta aksara diperoleh angka melek huruf sudah mencapai 16,17 % serta untuk tahun 2013 mencapai 17,87 %. Untuk capaian angka lama sekolah rata-rata Kabupaten Langkat tahun 2012 sebesar 6 tahun dan tahun 2013 sebesar 6 tahun. Angka partisipasi sekolah SD/MI tahun 2012 sebesar 81,91 % meningkat pada tahun 2013 menjadi 81,94 %, untuk SMP/MTs tahun 2012 sebesar 67,72 % meningkat pada tahun 2013 menjadi 79,56 % serta SMU/MA/SMK untuk tahun 2012 sebesar 55,14 % meningkat pada tahun 2013 menjadi 57,93 %. Kesehatan Tingkat kesakitan/morbiditas didefinisikan sebagai persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dan mengakibatkan terganggunya aktivitas sehariharinya. Tingkat kesakitan ini selain secara umum dapat dilihat juga jenis keluhan menurut jenis penyakit. Pada tahun 2009 jumlah penderita penyakit di Kabupaten Langkat berjumlah 43.938 dan untuk tahun 2010 turun ± 49 % menjadi 24.446 orang sedangkan untuk tahun 2011 sebanyak 20.744 atau turun ± 20 % serta untuk tahun 2012 sebanyak 35.821 orang atau meningkat ± 57,91 % dari tahun 2011. Ketersediaan tenaga dan sarana kesehatan yang memadai menjadi syarat penting dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat kecukupan tenaga kesehatan adalah rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk. Jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2012 di Kabupaten Langkat masih kurang memadai. Kondisi ini tergambar dari jumlah tenaga kesehatan sebanyak 1.170 orang dan harus melayani 976.885 jiwa penduduk Kabupaten Langkat, atau dengan kata lain setiap 100.000 jiwa penduduk hanya dilayani oleh 130 sampai dengan 131 tenaga kesehatan. Dirinci menurut jenis tenaga kesehatan tampak bahwa pada tahun 2012 setiap 100.000 penduduk Langkat hanya dilayani oleh 19 dokter umum dan hanya ada 2 dokter spesialis. Untuk tenaga bidan dan perawat, setiap 100.000 penduduk di Langkat hanya dilayani 102 sampai 103 tenaga medis lainnya. RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 12 -

Tabel 2.11 : Jumlah Tenaga Kesehatan dan Rasio Tenaga Kesehatan di Kab. Langkat 2012 Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga Jumlah per 100.000 Penduduk [1] [2] [3] 1. Dokter Umum/Gigi 230 26 2. Dokter Spesialis 15 1,5 3. Medis Lainnya 925 102,6 Jumlah 1.170 130,10 Sumber : Kab. Langkat Dalam Angka 2013 Pada tahun tahun 2011 usia harapan hidup 69,12 tahun, dan untuk tahun 2012 meningkat menjadi 69,16. Rumah Sakit Umum Pemerintah hanya ada 1 unit sedangkan Rumah Sakit Swasta sebanyak 5 unit, dan sarana kesehatan lainnya seperti Puskesmas sebanyak 30 unit, Puskesmas pembantu sebanyak 164 unit, Polindes sebanyak 211 unit dan Posyandu sebanyak 1283 unit. Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup harus dilaksanakan secara terpadu, konsisten dan berkelanjutan. Lingkungan hidup merupakan salah satu dari tujuan Milennium Development Goals (MDGs) tahun 2015 sebagai upaya untuk melindungi mahluk hidup yang ada di muka bumi ini, serta upaya untuk meminimalisir pengaruh pencemaran yang ada sehingga tidak berpengaruh buruk pada kesehatan dan aktivitas masyarakat. Pada tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Langkat telah mengadakan pengawasan terhadap 10 perusahaan dari 15 perusahaan yang wajib Amdal atau 67% sedangkan kasus lingkungan yang terselesaikan berjumlah 3 kasus dari 3 kasus lingkungan yang ada atau 100%. Administrasi Kependudukan Peningkatan pelayanan publik yang lebih cepat dan murah untuk rakyat diwujudkan dalam bentuk administrasi kependudukan berupa pengurusan kartu tanda penduduk serta pembuatan akte kelahiran.. Pelayanan KTP terus ditingkatkan dan diperbaiki pelayanannya dengan penyederhanaan prosedur, kepastian tarif, kecepatan pelayanan dengan melakukan modernisasi dan penerapan sistem teknologi berbasis elektronik sehingga kepengurusan administrasi kependudukan di Kab. Langkat hanya 1 hari. Pada tahun 2013 kepemilikan KTP di Kabupaten Langkat sebanyak 434.232 jiwa atau 51,03 % dari penduduk Kabupaten Langkat yang wajib memiliki KTP. Sedangkan untuk penerapan KTP Nasional berbasis NIK sudah diterapkan di Kabupaten Langkat. Untuk kepemilikan Akte Kelahiran sebanyak 624.052 akte atau 51,17 % dari penduduk Kabupaten Langkat. RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 13 -

Air Bersih/Air Minum Penyediaan fasilitas air bersih bagi penduduk di Kabupaten Langkat yang di layani oleh PDAM Tirta Wampu baru mencakup 13 Kecamatan dengan IPA untuk sumber air baku sebanyak 8 WTP serta jumlah penduduk yang baru terlayani sebanyak 14.504 pada tahun 2012. Sedangkan banyak air bersih yang disalurkan pada tahun 2012 sebanyak 3.505.179 m³. Pada tahun 2012 produksi air minum menurut sumber air didominasi oleh air permukaan sebesar 6.421.035,20 m³, sedangkan untuk air bawah tanah sebesar 1.593.879,5 m³, selain hal tersebut Pemerintah Kab. Langkat juga telah membangun/membuat 30 unit sarana air bersih/sumur bor untuk mensuplay air bersih kepada masyarakat. Kebersihan dan Pertamanan Masalah sampah adalah masalah yang cukup rumit serta menjadi permasalahan dimanapun, baik di kota besar, kota kecil sampai ke desa-desa. Pengelolaan sampah secara baik memberikan dampak yang positif bagi peningkatan kwalitas kehidupan di masyarakat. Di Kabupaten Langkat sendiri telah terdapat 4 (empat) Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah yakni TPA Kwala Bingai di Kec. Stabat, TPA Padang Cermin di Kec. Selesai, TPA Tangkahan Durian di Kec. Brandan Barat dan TPA Bahorok di Kec, Bahorok. Sementara untuk daya tampung TPA adalah 260.000 M³, sedangkan volume sampah Kab. Langkat yang bisa di tampung TPA berjumlah 87.127 M³ dan untuk produksi sampah sebanyak 107.443 M³ yang berarti TPA hanya bisa menampung volume sampah sebanyak 81,09 % dari produksi sampah di Kab. Langkat. Kendaraan angkutan sampah yang ada di Kab. Langkat adalah; Dump Truck sebanyak 12 unit, Armroll sebanyak 9 unit, Truck tangki air dan truck tangki tinja masingmasing 1 unit, mobil Crane Plat Form 1 unit, Becak sampah/angkutan sampah roda 3 sebanyak 61 unit, TPS Container sebanyak 21 unit. Kondisi sarana dan prasarana yang ada masih kurang dan kondisinya sebahagian masih kurang baik. Taman merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan pada saat ini, karena taman bukan hanya sebagai daerah resapan air atau ruang terbuka hijau semata tetapi manfaatnya sudah lebih luas dan beragam. Taman-taman kota sekarang telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat rekreasi yang murah bersama keluarga, tempat berinteraksi antar masyarakat, tempat menyalurkan segala kreatifitas yang dimiliki oleh masyarakat. Kabupaten Langkat saat ini memiliki taman kota/ruang terbuka hijau sebanyak 13 buah taman kota, dengan 7 buah taman kota dalam kondisi baik. Penataan taman-taman kota/ruang terbuka hijau publik di Kab. Langkat setiap tahun terus ditata serta memperindahnya dengan memasang lampu sorot dan lampu-lampu hias dan memperbanyak tumbuhan yang ada sehingga terlihat asri dan hijau. RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 14 -

Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Dalam era globalisasi dan keterbukaan saat ini peran keluarga sangat penting dalam menyaring hal-hal negatif yang timbul akibat informasi-informasi yang masuk baik dari media cetak maupun elektronik. Pemerintah Kab. Langkat terus berupaya meningkatkan kualitas perempuan baik di lingkungan rumah tangga maupun dibidang pembangunan. Pada tahun 2013, peserta KB aktif meningkat menjadi 135.805 orang (68,83%) dari tahun 2012 yang hanya 135.680 orang (68,81%), sehingga bisa ditekan jumlah anak perkeluarga hanya 1,96 anak. Kasus KDRT juga menurun menjadi 40 kasus pada tahun 2013, organisasi perempuan sebanyak 54 organisasi untuk tahun 2013. Dengan banyaknya organisasi perempuan di Kab. Langkat, perempuan sudah mulai bisa berbuat banyak untuk kemajuan keluarga dan daerah, seperti partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan pada tahun 2013 berjumlah 7.683 orang dan partisipasi perempuan dilembaga swasta 5.144 orang. Tahun 2013 TFR (total fertility rate) 2,76 dan jumlah keluarga pra sejahtera dan sejahtera I menurun menjadi 99.962 (35,09%). Sosial Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi yang menampung anak-terlantar, gelandangan, cacat fisik, pengemis dan lanjut usia. Untuk tahun 2013 Kabupaten Langkat, sarana sosial yang ada berupa panti asuhan yang berjumlah 5 unit yang menampung 1.170 penghuni, sedangkan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial pada tahun 2013 sebanyak 63.037 jiwa atau 1,85% PMKS yang baru tertangani, untuk bantuan baru 1.150 PMKS yang mendapat bantuan Pemerintah Kab. Langkat. Penduduk miskin yang ada di Kabupaten Langkat pada tahun 2012 tercatat 10,01% atau 97.800 jiwa menurun dibandingkan pada tahun 2011 yang berjumlah 100.800 jiwa atau 10,32% dari total penduduk Kabupaten Langkat. Pengeluaran perkapita penduduk Kabupaten Langkat pada tahun 2011 sebesar Rp. 631.930,00 meningkat menjadi 636.080,00 pada tahun 2012. Tenaga Kerja Masalah pembangunan yang dihadapi pada saat ini disetiap daerah adalah jumlah pengangguran dan ketersediannya lapangan pekerjaan. Hal ini merupakan potret dari kondisi kualitas sumber daya manusia dan sumber daya alam di suatu daerah. Angka pengangguran adalah salah satu indikator penting untuk melihat kemajuan suatu daerah serta kesejahteraan perekonomian masyarakat. Dari data tahun 2013 jumlah angkatan kerja di Kabupaten Langkat berjumlah 452.995 orang. Penduduk yang mempunyai pekerjaan di sektor swasta berjumlah 36.546 orang, sedangkan jumlah tenaga kerja perempuan di sektor swasta berjumlah 4.762 orang. Untuk pencari kerja yang ditempatkan berjumlah 768 orang (21,36%) dari jumlah pencari kerja yang ada serta ditempatkan di 547 perusahaan di Kab. Langkat. Jumlah RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 15 -

pengangguran terbuka pada usia kerja sebanyak 27.103 orang. Kasus ketenaga kerjaan yang terselesaikan berjumlah 8 kasus dari 10 kasus yang ada atau 80%, Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Kab. Langkat mengalami sedikit perubahan yaitu 80,47% pada tahun 2012 menjadi 67,17% pada tahun 2013, untuk angka tingkat pengangguran terbuka menunjukan angka yang sedang yaitu 5,98% pada tahun 2013. Kebudayaan Budaya merupakan ciri suatu daerah yang tak boleh lekang atau hilang terjang oleh arus modernisasi ini, dikarenakan hal tersebut Pemerintah Kab. Langkat terus melestarikan seni dan budaya daerah dengan terbentuknya 16 group kesenian yang didukung oleh 4 unit gedung kesenian serta pada tahun 2012 melaksanakan pagelaran seni dan budaya sebanyak 2 kali dan untuk tahun 2013 sebanyak 3 kali. Pemuda dan Olah Raga Untuk mewujudkan negara yang kuat serta berdaya saing harus didukung oleh generasi muda yang sehat, handal dan tangguh dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan yang ada. Untuk mewujudkan hal tersebut kebutuhan akan organisasi pemuda untuk membentuk karakter pemuda sangat diperlukan, pada tahun 2013 jumlah organisasi pemuda yang ada sebanyak 57 organisasi dengan 5 kegiatan di bidang kepemudaan. Sampai dengan tahun 2013 prestasi olah raga Kabupaten Langkat sangat membanggakan baik di level daerah, nasional maupun internasional dengan mendapatkan 2 prestasi di tingkat provinsi, 10 prestasi ditingkat nasional dan 2 prestasi ditingkat internasional. Pemerintah Kabupaten langkat sangat mendukung kemajuan olah raga didaerah dengan menyiapkan sarana olah raga/lapangan olah raga sebanyak 318 unit yang tersebar di seluruh Kab. Langkat dan didukung oleh 26 organisasi olah raga. Kesbang Linmas Pemerintah Kabupaten Langkat terus berupaya untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban untuk mengantisipasi terhadap ancaman keamanan dan ketertiban dengan menjalin hubungan kepada Instansi Terkait maupun tokoh masyarakat dan pemuka agama. Untuk konflik antar dan intern umat beragama tidak pernah terjadi di Kab. Langkat. Untuk menjaga kondusifitas daerah menjelang pemilu telah diadakan pembinaan politik daerah sebanyak 3, sedangkan aksi Demonstrasi/unjuk rasa pada tahun 2012 sebanyak 11 kali dan menurun pada tahun 2013 sebanyak 7 kali. Pemerintahan Umum Pemerintah Kabupaten Langkat, dalam hal penciptaan investasi yang lebih baik, telah mendirikan unit Pelayanan Perijinan Terpadu satu Atap serta diterbitkannya Peraturan Bupati Langkat nomor : 01 Tahun 2011 tentang standarisasi prosedur pelayanan pada kantor pelayanan terpadu Kabupaten Langkat. Dalam Peraturan Bupati langkat tersebut telah diatur tentang penerbitan perizinan dan non perizinan dengan lama proses nya RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 16 -

berpariasi tergantung jenis perijinan, rata-rata lama proses perijinan adalah antara 1 sampai dengan 7 hari, terkecuali perizinan yang terkait dengan penataan ruang, lingkungan hidup, keamanan, keselamatan dan kesehatan masyarakat atau yang diatur khusus dengan perundang-undangan. Untuk meningkatkan pelayanan perizinan telah ada sistem informasi pelayanan perizinan daerah, sehingga jumlah perizinan yang masuk bisa segera diselesaikan seperti pada tahun 2012 jumlah perizinan 3.432 yang selesai sebanyak 3.431 izin (99,97%) sedangkan untuk tahun 2013 sebanyak 3.061 (99,90%). Pada tahun 2013 izin lokasi yang telah diberikan sebanyak 7 izin dari 7 permohonan izin yang masuk atau 100%. Sedangkan untuk kasus sengketa tanah negara pada tahun 2012 telah di mediasi sebanyak 20 kasus dari 33 kasus yang ada, tahun 2013 yang telah dimediasi sebanyak 15 kasus dari 17 kasus yang terdaftar dan 1 kasus telah terselesaikan dengan memberikan uang tali kasih/kerohiman. Di era globalisasi saat ini kemajuan dibidang infomasi sangat pesat sehingga muncul berbagai perspektif yang ada terutama dibidang keterbukaan informasi yang tersedia, pada tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Langkat telah mempunyai Website milik Pemerintah Kabupaten serta telah ada juga sistem manajemen informasi Pemda, selain itu Website SKPD telah mencapai 32 sub domain dengan 32 jaringan internet yang digunakan oleh SKPD dijajaran Pemerintah Kabupaten Langkat. Tabel 2.12 : Kondisi Makro Sosial Kabupaten Langkat No Indikator Satuan 2012 2013 A Pendidikan 1. Angka Melek Huruf (%) 97,48-2. APK SD + MI (%) 100,33 100 3. APM SD + MI (%) 94,06 79,59 4. APK SMP + MTs (%) 93,73 94,02 5. APM SMP + MTs (%) 81,57 67,25 6. APK SMA + MA SMK 7. APM SMA + MA SMK 8. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 9. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 10. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/ /MA/SMK (%) 81,91 81,94 (%) 62,92 57,93 % 0,22 0,25 % 1,14 1,12 % 1,06 1,10 B Kesehatan 1. Angka Kematian Bayi /1000 kelahiran hidup - - RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 17 -

2. Angka Kematian Ibu /100.000 kelahiran bayi - - 3. Prevalensi Gizi Buruk dan Kurang 4. Usia Harapan Hidup (UHH) 5. Indeks Pembangunan Manusia % - - Tahun 69,16 - - 73,98 - C Ketenagakerjaan dan Sosial lainnya 6. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 7. Pencari kerja yang ditempatkan 8. Tingkat Pengangguran Terbuka 9. Jumlah angkatan kerja perempuan % 80,47 67,17 % 42,29 21,36 % 5,98 5,98 Orang 4.265 4.762 10. Penduduk Miskin % 10,01-11. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk - 1 : 386 - Sumber. Berbagai Sumber Ketahanan Pangan Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya aman, beragam, bergizi dan imbang, selain itu pemerataan distribusi pangan dengan harga terjangkau juga harus menjadi perhatian yang penting. Peran masyarakat dan pihak swasta untuk menningkatkan dan mendukung ketahanan pangan sangat dibutuhkan. Untuk itu sektor pertanian menjadi penting untuk pemenuhan pangan bagi masyarakat, terutama produktifitas padi yang menjadi bahan pangan utama. Meningkatnya produktifitas padi dipengaruhi faktor pola tanam, penggunaan bibit yang berkualitas, penggunaan pupuk dan pengairan/irigasi yang baik. Selain pertanian sektor peternakan juga menjadi perhatian penting untuk pemenuhan pangan dimasyarakat. Kabupaten Langkat merupakan sentra komoditi peternakan di Prov. Sumatera Utara. Komoditi peternakan unggulan yang ada; Ternak Sapi Potong, Ternak Domba, Ternak Kambing dan Ternak Ayam Ras. Akan tetapi hal itu tidak dibarengi dengan sarana dan prasarana yang memadai seperti Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada hanya di RPH Stabat yang beroperasi sementara di Kecamatan Kuala serta Kecamatan lainnya tidak beroperasi dan belum memiliki bangunan fisik RPH. RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 18 -

Tabel 2.13 : Ketersediaan Pangan Utama (Beras, Daging dan Ikan ) No. URAIAN Target 2013 Tahun Realisasi 2013 Pencapaian Target (%) Tahun 2013 1. Produktivitas padi atau bahan utama lainnya/hektar (Kg) - 5.930-2. Ketersediaan pangan utama (Kg/Jiwa) - 213-3. Cakupan bina kelompok tani (%) - 50,13-4. Luasan sawah beririgasi (Ha) - 8.513-5. 6. Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB (%) Konstribusi sektor perkebunan terhadap PDRB (%) - 16,3 - - 16,2 - No JENIS TAHUN KOMODITI 2010 2011 2012 2013 1 DAGING - - - - 2 IKAN - - 30.801,14 31.617,08 Konsumsi/Kapita /Tahun (Kg.) 1 DAGING - - 1,4 1,5 2 IKAN 27,5 28,1 Sumber :berbagai sumber Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat diupayakan serta bertujuan untuk memberdayakan masyarakat untuk menuju keluarga yang sejahtera. Upaya yang dilakukan untuk mencapainya adalah melalui kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPM), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Posyandu Aktif. Dari tahun ketahun kelompok yang dibina melalui LPM mengalami peningkatan, pada tahun 2012 mencapai 2,53% meningkat menjadi 4,69% pada tahun 2013. PKK aktif juga mengalami peningkatan dari tahun 2012 mencapai 92,24% meningkat menjadi 92,71% pada tahun 2013 itu menunjukan bahwa masyarakat mulai aktif dan sadar untuk ikut serta dalam pembangunan didaerahnya. Posyandu aktif sebanyak 1.063 unit pada tahun 2012 dan untuk tahun 2013 tidak mengalami perubahan. Otonomi Desa yang tertuang dalam UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa menyatakan bahwa desa merupakan kesatuan dari masyarakat hukum, mengatur dan mengurus pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan, dari hal tersebut dapat kita menarik kesimpulan bahwa desa merupakan garda terdepan kemajuan dan perkembangan negara. Akan tetapi kenyataannya masih banyak pembangunan yang belum menyentuh sampai kedesa-desa, untuk tahun 2013 di Kabupaten Langkat sendiri masih ada 67 desa tertinggal atau 21,66% dari jumlah desa/kelurahan yang ada. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) berprestasi pada tahun 2012 mencapai 50,54% meningkat menjadi 55,23% atau 153 LPM pada tahun RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 19 -

2013 sedangkan Unit Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) berjumlah 122 kelompok pada tahun 2013. Perpustakaan dan Arsip Perpustakaan merupakan sumber pengetahuan, informasi dan sarana yang sangat strategis untuk meningkatkan sumberdaya manusia. Keberadaan perpustakaan dapat menunjang peningkatan minat baca di masyarakat. Pemerintah Kabupaten Langkat terus menambah jumlah perpustakaan maupun jumlah koleksi buku yang ada di perpustakaan. Banyaknya perpustakaan memberikan kemudahan pada masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Jumlah perpustakaan pada tahun 2013 sebanyak 2 unit dan dilengkapi dengan 2 unit armada perpustakaan keliling. Peningkatan pelayanan perpustakaan dilakukan dengan terus menambah koleksi buku yang ada, untuk tahun 2013 koleksi buku perpustakaan berjumlah 15.486 buku sedangkan pengunjung perpustakaan sebanyak 1.821 orang. Arsip mempunyai fungsi strategis dan menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam upaya penyelamatan arsip-arsip yang ada baik arsip aktif maupu arsip inaktif. Untuk itu perlu ada upaya bersama dari jajaran pemerintahan untuk memulai dan melaksanakan secara optimal dalam penyelamatan arsip-arsip yang penting. Pelaksanaan pengelolaan arsip di Pemerintah Kabupaten Langkat secara baku telah dilaksanakan dengan cukup baik, itu terbukti dengan sudah 100% atau 54 SKPD yang telah mengelola arsip secara baku, serta didukung oleh pelaksanaan 2 kegiatan untuk peningkatan SDM pengelola kearsipan pada tahun 2013. 2.1.9 Aspek Daya Saing Daerah Prasarana Wilayah Jalan merupakan sarana yang sangat penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian serta meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Sarana jalan yang baik dapat meningkatkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu tempat ke tempat lain. Panjang jalan di Kabupaten langkat pada tahun 2013 sepanjang 1.594,70 Km, sedangkan kondisi jalan yang baik di Kabupaten Langkat sepanjang 565,30 Km atau 35,45 % dari total panjang jalan Kabupaten Langkat, sedangkan jalan desa yang tertangani pada tahun 2012 sepanjang 96,50 Km dan meningkat menjadi 109,2 Km pada tahun 2013. Pembuangan air/drainase merupakan hal yang perlu diperhatikan pada saat ini, karena diberbagai daerah banyak terjadi bencana alam yang berupa banjir dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi serta tidak dibarengi dengan pengelolaan drainase yang baik. Kab. Langkat pada tahun 2013 mempunyai drainase sepanjang 20.464 M, drainase yang baik hanya 1,023 M atau 2 % dari panjang drainase yang ada. Jembatan yang menjadi kewenangan Kabupaten Langkat sebanyak 109 unit dengan jembatan dalam kondisi baik sebanyak 70 unit atau 64,22 % dari jembatan yang ada. RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 20 -

Sedangkan untuk irigasi di Kabupaten Langkat seluas 5.578 Ha dengan daerah irigasi dalam kondisi baik seluas 3.095 Ha atau 63 % dari total luas irigasi Kabupaten Langkat. Perhubungan Salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah serta dapat mendorong laju perekonomian di daerah adalah sistem transportasi yang baik. Untuk mempermudah akses dari berbagai arah, baik itu prasarana transportasi, sarana transportasi, sistem aktivitas, sistem pergerakan atau sistem jaringannya. Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, terutama prasarana transportasi darat yang ada di Kabupaten Langkat sudah cukup memadai baik dari segi terminal penumpang maupun dari segi alat angkutan umum. Saat ini di Kabupaten Langkat sendiri sudah mempunyai terminal tipe B yaitu terminal Pasar X Tanjung Beringin dan juga memiliki terminal tipe B lainnya yaitu terminal Bahorok yang merupakan terminal untuk lintas tengah, dan diharapkan kedepannya dapat ditingkatkan baik dari segi sarana dan prasarananya. Kabupaten Langkat terdapat juga terminal tipe C yang berupa terminal angkutan kota yaitu terminal Stabat, Kuala, Selesai, Tanjung Pura, Pangkalan Susu dan Pangkalan Brandan. Untuk angkutan darat/bus atau mobil penumpang yang ada di Kabupaten Langkat sebanyak 557 unit sedangkan angkutan roda 3 berjumlah 147 unit, serta untuk kendaraan roda 4 yang wajib uji KIR sebanyak 4.375 unit dan yang melaksanakan uji KIR sebanyak 5.526 unit. Kenyamanan para pengguna kendaraan bermotor baik roda 4, roda 3 dan roda 2 serta para pejalan kaki harus dibarengi dengan prasarana penunjang jalan raya seperti rambu-rambu lalu lintas dan traffic light, agar angka kecelakaan lalu lintas dijalan raya bisa di minimalisir sekecil mungkin. Pemerintah Kab. Langkat pada tahun 2012 telah memasang rambu-rambu lalu lintas sebanyak 214 unit dan meningkat menjadi 714 unit pada tahun 2013 serta memasang trafific light pada tahun 2013 sebanyak 12 unit. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting pada saat ini karena sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat, sampai dengan saat ini sudah terpasang 298 BTS (tower telekomunikasi) yang tersebar di seluruh penjuru Kab. Langkat. Untuk pelabuhan laut yang ada di Kabupaten Langkat terdapat 12 (dua belas) pelabuhan yaitu pelabuhan Pulau Kampai, Satker P. Sembilan, Pkl. Susu, Tj. Pura, Tapak Kuda/Jaring Halus dan Kuala Serapuh dan lain-lain. Didalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Langkat Tahun 2013-2033 pengembangan pelabuhan kedepannya akan terus dilaksanakan, untuk pelabuhan pengumpul terdapat pada pelabuhan Pkl. Susu sedangkan pelabuhan yang lainnya diarahkan untuk pelabuhan pengumpan dan pelabuhan tempat pendaratan ikan. Untuk alat transportasi laut/sarana angkutan air berjumlah 37 unit. RKPD KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 II - 21 -