POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU

TATA GEREJA PEMBUKAAN

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

PERMATA GBKP PERSADAN MAN ANAK GEREJANTA ( Persekutuan Pemuda Gereja Batak Karo Protestan)

TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN

PENELAHAAN ALKITAB ANTAR GENERASI

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja

ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Gereja merupakan persekutuan orang-orang percaya di dalam Kristus.

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN FISIKA MEDIK DAN BIOFISIKA INDONESIA (HFMBI) BAB I UMUM. Pasal 1

Telah melayani sebagai guru KAKR selama 2 tahun. untuk mempraktekkannya. Tidak ada pembagian kelas dalam KAKR

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI)

IKATAN ALUMNI CEDS UI

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat

BAB 5. Penutup. (GBKP Lau Buluh), semi kota (GBKP Pancur Batu) dan juga jemaat kota (GBKP Km 7

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020

PERATURAN PENATALAYANAN KEUANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

BAB I PENDAHULUAN UKDW

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR

KATA PENGANTAR. Manado, Agustus Pengurus Pusat Departemen Pemuda dan Anak Gereja Bethel Indonesia TATA KERJA DPA GBI

BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU Pasal 1 NAMA

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN,

FORUM KOMUNIKASI PEMUDA, PELAJAR DAN MAHASISWA

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:

YAYASAN BHAKTI TRI DHARMA KOSGORO JAKARTA ( KESATUAN ORGANISASI SERBAGUNA GOTONG ROYONG ) SURAT KEPUTUSAN

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

Pasal 3 1. Peserta Biasa mempunyai Hak Bicara dan Hak Suara 2. Peserta Luar Biasa mempunyai Hak Bicara

AD/ART Last Updated Thursday, 13 October 2011

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

KELUARGA KATOLIK INDONESIA HOUSTON

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI)

KEPUTUSAN RAPAT ANGGOTA BANJAR DHARMA AGUNG KUPANG NOMOR : 2/KEP/R.ANGG/2013 TENTANG ANGGARAN RUMAH TANGGA BANJAR DHARMA AGUNG KUPANG

KEPALA DESA SUKARAJA KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA CIPTA BINA MANDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA

PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 7 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI)

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

TATA DASAR TATA DASAR

Anggaran Dasar Daihatsu Zebra Club

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG,

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

RANCANGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI HSINCHU TAHUN 2014

MEMUTUSKAN. Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI)

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMA NEGERI DELAPAN JAKARTA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 SERI A NOMOR 24

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

Halaman PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR ORGANISASI IKATAN ALUMNI STM PEMBANGUNAN/SMKN 26 JAKARTA JAKARTA (IASPEM26)

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI ARSITEKTUR TARUMANAGARA ILUMARTA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) BUPATI SITUBONDO,

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA SERTA TATA CARA PEMBENTUKANNYA

PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP

ANGGARAN RUMAH TANGGA

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Transkripsi:

Rumusan Amandemen P2P MAMRE GBKP POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP 2015 2020 BAB I HAKEKAT, KEDUDUKAN DAN TUGAS PANGGILAN Pasal 1 Nama dan Kedudukan 1. Perbapan (Kaum Bapak) merupakan salah satu Lembaga Persekutuan Kategorial yang ada di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), dihimpun dalam suatu wadah yang disebut MAMRE GBKP 2. Pembentukan lembaga ini sesuai dengan amanat Sidang Sinode GBKP XXXI tanggal 21 s/d 30 November 1994 di PPWG GBKP Kabanjahe 3. Pengesahan berdirinya lembaga ini dilaksanakan pada Musyawarah Pelayanan I MAMRE GBKP pada tanggal 26 Agustus 1995 di Kabanjahe. 4. Lembaga ini berkedudukan dan berkantor pusat di Kabanjahe sesuai dengan kedudukan Kantor Sinode GBKP Pasal 2 D a s a r 1. Dasar dari MAMRE GBKP adalah Tritunggal Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus sesuai dengan kesaksian Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. 2. MAMRE GBKP dalam menata kehidupan dan tugas pelayanannya tidak boleh bertentangan dengan Tata Gereja GBKP. Pasal 3 T u j u a n MAMRE GBKP bertujuan untuk meningkatkan Spiritualitas dan Pemberdayaan lebih berperan dalam Keluarga, Gereja, Bangsa dan Negara. anggotanya Pasal 4 Logo, Seragam, Mars, Lagu Wajib dan Motto 1. Logo MAMRE GBKP diangkat dari Logo GBKP dengan menambah Tulisan Kej.18. 2. Motto MAMRE GBKP : MAMRE ERDIATE, MAMRE ERPEMERE 3. Seragam Mamre GBKP adalah baju kemeja lengan panjang dengan motif Uis Adat Karo (Beka Buluh), bentuk atau model (lihat penjelasan/website Mamre GBKP). 4. Mars MAMRE GBKP adalah Lagu dengan judul ALU BULAT UKURKU. 5. Lagu Duka MAMRE GBKPadalah lagu yang berjudul LEBUHLAH YESUS 6. Lagu Suka MAMRE GBKP adalah lagu yang berjudul REHLAH KAM Pasal 5 Kegiatan Mengadakan kegiatan kegiatan dalam bidang Kesaksian, Persekutuan dan Pelayanan, berupa: 1. Membentuk dan meningkatkan kegiatan Penelaahan Alkitab (PA) Melaksanakan pembinaan melalui kursus, ceramah, retreat, olahraga, penelitian, studi banding dan sebagainya yang bersifat membangun kehidupan spiritualitas dan pemberdayaan anggotanya. 2. Melaksanakan kegiatan perayaan-perayaan Gerejawi. 3. Mengadakan retreat keluarga dalam upaya menciptakan keharmonisan hidup keluarga 4. Mempelopori upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat (Sosial, Budaya, Ekonomi, Hukum dan Politik) melalui kegiatan studi kemasyarakatan, aksi sosial dan lingkungan hidup. 5. Melaksanakan kegiatan kegiatan lainnya yang tidak bertentangan dengan P2P MAMRE GBKP, Tata Gereja GBKP serta Undang- undang yang berlaku dan termasuk adat istiadat karo yang tidak bertentangan dengan Iman Kristiani

BAB II K E A N G G O T A A N Pasal 6 Anggota Biasa Semua Perbapan ( Kaum bapak ) anggota GBKP adalah anggota biasa MAMRE GBKP Pasal 7 Anggota Luar Biasa 1. Yang menjadi anggota luar biasa MAMRE GBKP ialah yang ditetapkan pada Rapat Pengurus MAMRE GBKP sesuai tingkatannya, berdasarkan kebutuhan ataupun atas permintaan seseorang (jemaat Gereja anggota PGI) 2. Pemuda / Permata anggota GBKP berumur 35 tahun keatas dapat menjadi anggota luar biasa MAMRE GBKP. Pasal 8 Hak dan Kewajiban Anggota 1. Semua anggota berhak memperoleh pelayanan dan pembinaan dalam suasana suka dan duka. 2. Semua anggota biasa berhak memilih dan dipilih menjadi pengurus dalam semua tingkatan 3. Semua anggota luar biasa tidak berhak memilih dan dipilih 4. Semua anggota berhak memberikan sumbangan pikiran demi kemajuan Lembaga melalui saluran dan tata cara yang sah 5. Semua anggota berkewajiban dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan lembaga 6. Semua anggota wajib mengikuti kegiatan kegiatan yang telah ditetapkan. 7. Semua anggota wajib membantu pekerjaan lembaga melalui doa, pikiran dan tenaga, perbuatan dan materi 8. Semua anggota wajib membantu anggota lainnya dalam keadaan suka dan duka. 9. Semua anggota wajib membayar iuran. Pasal 9 Berakhirnya Keanggotaan Keanggotaan berakhir apabila : 1. Meninggal dunia. 2. Pindah keanggotaan gereja ke gereja diluar GBKP 3. Dikeluarkan dari keanggotaan GBKP berdasarkan peraturan penggembalan GBKP. BAB III S T R U K T U R Pasal 10 Bentuk dan Tingkatan 1. MAMRE GBKP ini adalah Lembaga Kategorial didalam GBKP (Band. Tata Gereja GBKP BAB XL Pasal 161. Ayat 1) 2. Bentuk dan tingkatan lembaga ini diselaraskan dengan bentuk tingkatan dalam struktur GBKP. 3. Berdasarkan bentuk dan tingkatan ini maka ada MAMRE GBKP tingkat Sektor (Perpulungen Jabu- Jabu), Majelis Jemaat (Runggun), Klasis dan Pusat. Pasal 11 Jenjang MAMRE GBKP 1. Ditingkat Sektor (Perpulungen Jabu-Jabu) dibentuk MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu-Jabu) 2. Ditingkat Majelis Jemaat (Runggun) GBKP dibentuk MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun) disebut Badan Pengurus Runggun. 3. Ditingkat Klasis GBKP dibentuk MAMRE GBKP Klasis disebut Badan Pengurus Klasis. 4. Ditingkat Sinode GBKP dibentuk MAMRE GBKP Pusat disebut Badan Pengurus Pusat.

Pasal 12 Hubungan dengan GBKP 1. MAMRE GBKP adalah sarana pelayanan khusus untuk dan oleh Perbapan ( Kaum Bapak) didalam GBKP, untuk mencapai tujuan Tri Tugas Gereja. 2. MAMRE GBKP berada dibawah Moderamen / Sinode GBKP. 3. MAMRE GBKP wajib mematuhi Tata Gereja dan keputusan keputusan yang berlaku dalam GBKP. BAB IV KEPENGURUSAN Pasal 13 Susunan Pengurus 1. Dalam tingkat Sektor (Perpulungen Jabu Jabu) GBKP dibentuk Pengurus MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu Jabu) dengan susunan : Ketua Sekretaris Bendahara Anggota 2 (dua) orang 2. Dalam tingkat Majelis Jemaat (Runggun) GBKP dibentuk Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat / Runggun dengan susunan : Ketua Ketua Bidang Persekutuan Ketua Bidang Kesaksian Ketua Bidang Pelayanan Bidang Dana dan Usaha Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Anggota 3 (tiga) orang 3. Dalam tingkat Klasis dibentuk Pengurus MAMRE GBKP Klasis dengan susunan Ketua Ketua Bidang Persekutuan Ketua Bidang Kesaksian Ketua Bidang Pelayanan Ketua Bidang Dana dan Usaha Ketua Bidang Pemberdayaan. (Sosial, Budaya, Ekonomi, Hukum dan Politik) Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Anggota 4 (empat) orang 4. Dalam tingkat Sinode GBKP dibentuk Pengurus Pusat MAMRE GBKP dengan susunan : Ketua Umum Ketua Bidang Persekutuan Ketua Bidang Kesaksian Ketua Bidang Pelayanan Ketua Bidang Dana dan Usaha Ketua Bidang Lit Bang (Research and Development) Ketua Bidang Pemberdayaan (Sosial, Budaya, Ekonomi, Hukum dan Politik). Sekretaris Umum Wakil Sekretaris Bendahara Umum Wakil Bendahara

Anggota 6 (enam) orang Pasal 14 Pemilihan Pengurus 1. Pengurus MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu Jabu) GBKP dipilih oleh Anggota MAMRE GBKP Sektor / (Perpulungen Jabu Jabu) setempat dalam Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu-Jabu). 2. Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun) GBKP dipilih oleh Pengurus MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu-Jabu) bagi yang sudah ada, bagi yang belum ada Pengurus MAMRE Sektor (Perpulungen Jabu-Jabu), dipilih oleh Anggota MAMRE GBKP dan Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun) dalam Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP Majelis Jemaat (MUPEL) Runggun GBKP. 3. Pengurus MAMRE GBKP Klasis dipilih oleh utusan MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun) dan Pengurus MAMRE GBKP Klasis dalam Musyawarah Pelayanan (Mupel) MAMRE GBKP Klasis. 4. 5. Pengurus MAMRE GBKP Pusat dipilih oleh utusan MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun), utusan MAMRE GBKP Klasis dan Pengurus MAMRE GBKP Pusat dalam Musyawarah Pelayanan (MUPEL) MAMRE GBKP Pusat. Pengurus MAMRE GBKP yang dipilih harus utusan resmi dari MAMRE GBKP pada setiap tingkatanya. 6. Pengurus Harian tidak boleh tugas rangkap dalam tingkatannya. (Ketua, Sekretaris dan Bendahara) lihat penjelasan 7. Periode kepengurusan dimulai dari pemilihan tingkat Pusat kemudian Klasis seterusnya Majelis jemaat (Runggun) terakhir Sektor (Perpulungen Jabu-Jabu ). Pasal 15 Pelantikan Pengurus 1. Pengurus MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu Jabu) dilantik oleh BP Majelis Jemaat (BP Runggun) GBKP setempat berdasarkan Surat Keputusan Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun) dan disaksikan oleh Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun) dalam Kebaktian Minggu. 2. Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun) dilantik oleh BP Majelis Jemaat (BP Runggun) GBKP setempat berdasarkan Surat Keputusan Pengurus MAMRE GBKP Klasis, dalam Kebaktian Minggu disaksikan oleh Pengurus MAMRE GBKP Klasis. 3. Pengurus MAMRE GBKP Klasis dilantik oleh BP GBKP Klasis berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat MAMRE GBKP dan disaksikan oleh Pengurus Pusat MAMRE GBKP dalam Kebaktian Penutupan MUPEL MAMRE GBKP Klasis. 4. Pengurus Pusat MAMRE GBKP dilantik oleh Moderamen GBKP berdasarkan Surat Keputusan Moderamen dalam Kebaktian Penutupan Mupel MAMRE GBKP. Pasal 16 Periode Kepengurusan 1. Periode Kepengurusan MAMRE GBKP dalam semua tingkatan adalah 5 (lima) tahun. 2. Jabatan jabatan dalam Kepengurusan MAMRE GBKP hanya dapat diduduki oleh Seseorang paling lama 2 (dua) periode dalam jabatan yang sama. Pasal 17 Pertanggung jawaban Pengurus 1. Pengurus MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu Jabu) bertanggung jawab kepada Rapat Anggota dan Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun). 2. Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun), bertanggung jawab kepada Rapat Pengurus Lengkap MAMRE GBKP Majelis (Runggun), BP Majelis Jemaat (BP Runggun), Pengurus MAMRE GBKP Klasis. 3. Pengurus MAMRE GBKP Klasis bertanggung jawab kepada Rapat Pengurus Lengkap MAMRE GBKP Klasis, Musyawarah Pelayanan (MUPEL) MAMRE GBKP Klasis, BP. GBKP Klasis dan Pengurus Pusat MAMRE GBKP. 4. Pengurus Pusat MAMRE GBKP bertanggung jawab kepada Rapat Pengurus Pusat Lengkap (RPPL) MAMRE GBKP. MUPEL MAMRE GBKP dan Moderamen GBKP.

Pasal 18 Penyisipan Pengurus 1. Penyisipan Pengurus MAMRE GBKP dalam semua tingkatan dapat dilaksanakan apabila ada pengurus yang tidak dapat aktif lagi karena : 1.1.Meninggal Dunia 1.2.Kesehatannya tidak mengijinkan 1.3.Kena peraturan Penggembalaan Khusus / siasat Gereja 1.4.Pindah ke tempat lain diluar wilayah kepengurusannya 1.5.Atas permintaan sendiri 1.6.Terus menerus selama 6(enam) bulan tidak aktif tanpa alasan 2. Penyisipan dilaksanakan dalam Rapat Pengurus Lengkap dengan sepengetahuan Badan Pekerja Gereja menurut tingkatannya untuk meneruskan peroide kepengurusan yang berjalan. BAB V P E R S I D A N G A N Pasal 19 Persidangan Tingkat Sektor ( Perpulungen Jabu-Jabu) 1. Rapat Anggota 1.1. Rapat Anggota diadakan sekurang kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun 1.2. Rapat Anggota bertugas untuk menetapkan rencana kerja tahunan dan mengevaluasi kegiatan tahun sebelumnya. 2. Rapat Pengurus 2.1. Rapat Pengurus diadakan sekurang kurangnya 1 (satu) kali dalam satu bulan 2.2. Rapat Pengurus sah bila dihadiri ½ n + 1 dari jumlah Pengurus, apabila rapat berikutnya tidak memenuhi korum maka rapat yang kedua dinyatakan sah. 2.3. Rapat Pengurus bertugas menjabarkan pelaksanaan keputusan Rapat Anggota Tahunan dan Keputusan Rapat Pengurus Lengkap tingkat Jemaat, seturut dengan GBP GBKP dan Keputusan Sidang Majelis Jemaat 3. Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu-Jabu) : 3.1. Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu Jabu) diadakan 5 (lima) tahun sekali. 3.2. Peserta Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu Jabu) adalah semua Pengurus dan anggota MAMRE GBKP Sektor (Perpulungan Jabu-Jabu) yang berada di wilayah Pelayanan sektor (Perpulungan Jabu-Jabu) tersebut. Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP Sektor sah bila dihadiri 1/2n+1 dari peserta Musyawarah Pelayanan dan apabila belum Korum Sidang ditunda selama 30 ( tiga puluh ) menit dan selanjutnya Sidang dianggap korum/sah. 3.3. Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu-Jabu ) ini bertugas mengevaluasi pekerjaan pengurus selama 5 (lima) tahun, menyusun rencana kegiatan 5 (lima) tahun dan memilih Pengurus untuk periode berikutnya. Pasal 20 Persidangan ditingkat Majelis Jemaat (Runggun) 1. Rapat Pengurus : 1.1. Rapat Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun) diadakan sekurang kurangnya 1 (satu) kali dalam satu bulan. 1.2. Rapat sah apabila dihadiri ½ n + 1 dari jumlah Pengurus, apabila dua kali berturut turut tidak memenuhi korum maka rapat yang ketiga dinyatakan sah. 1.3. Rapat Pengurus bertugas menjabarkan pelaksanaan Keputusan Rapat Pengurus Lengkap MAMRE GBKP tingkat Majelis Jemaat (Rungun), Keputusan Rapat Pengurus MAMRE GBKP Klasis serta menampung usul usul MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu-Jabu) serta usul usul BP.Majelis Jemaat (BP Runggun). 2. Rapat Pengurus Lengkap : 2.1. Rapat Pengurus Lengkap MAMRE GBKP tingkat Majelis Jemaat (Runggun) diadakan sekurang

kurangnya 6 (enam) bulan sekali. 2.2. Peserta Rapat Pengurus Lengkap MAMRE GBKP tingkat Majelis Jemaat (Runggun) adalah semua Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun) dan 3 (tiga) orang utusan dari Pengurus MAMRE GBKP Sektor (Perpulungan Jabu-Jabu). 2.3. Rapat sah apabila dihadiri ½ n + 1 dari jumlah peserta. dan apabila belum korum sidang ditunda selama 30 (tiga puluh) menit dan selanjutnya Sidang dianggap korum/sah. 2.4. Rapat Pengurus Lengkap bertugas mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan menjabarkan pelaksanaan kegiatan kegiatan berikutnya. 3. Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP Tingkat Majelis Jemaat (Runggun) : 3.1. Diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun 3.2. Peserta Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP tingkat Majelis Jemaat (Runggun) adalah semua Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun) dan utusan Pengurus MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu-Jabu ) sebanyak 3 (tiga) orang. 3.3. Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun) bertugas mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat selama 5 (lima) tahun dan memilih Pengurus Mamre Majelis Jemaat (Runggun) untuk periode berikutnya. 3.4. Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun) dianggap sah apabila dihadiri oleh ½ n + 1 dari Peserta dan apabila belum korum ditunda sampai 30 (tiga puluh) menit dan selanjutnya dianggap korum/sah. 3.5. Kabid Persekutuan (Koinonia) / Tim (Seksi) MAMRE GBKP Runggun dan BP. MAMRE GBKP Klasis diundang sebagai konsultan. 3.6 Musyawarah Pelayanan Majelis Jemaat dipimpin oleh 3 (tiga) orang majelis ketua yang di pilih dari peserta 4. Undangan Rapat dibuat secara tertulis. Pasal 21 Persidangan Tingkat Klasis 1. Rapat Pengurus 1.1. Rapat Pengurus MAMRE GBKP Klasis diadakan sekurang-kurangnya 1 kali dalam satu bulan. 1.2. Rapat Pengurus sah apabila dihadiri oleh ½ n+1 dari seluruh Pengurus, apabila 2 (dua) kali berturut-turut tidak memenuhi korum maka rapat yang ketiga dinyatakan sah. 1.3. Rapat Pengurus bertugas menjabarkan pelaksanaan keputusan Rapat Pengurus Lengkap MAMRE GBKP Klasis dan keputusan Rapat Pengurus Lengkap Pusat MAMRE GBKP, keputusan Rapat Pengurus Pusat MAMRE GBKP serta menampung usul-usul Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat, maupun usul-usul BP Klasis/ Sidang Klasis. 2. Rapat Pengurus Lengkap 2.1. Rapat Pengurus Lengkap MAMRE GBKP Klasis diadakan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali 2.2. Peserta Rapat Pengurus Lengkap MAMRE GBKP Klasis adalah seluruh Pengurus MAMRE GBKP Klasis dan 3 (tiga ) orang utusan dari Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun). 2.3. Rapat Pengurus Lengkap MAMRE GBKP Klasis sah apabila dihadiri ½ n+1 dari peserta, dan apabila belum korum Rapat ditunda selama 30 (tiga puluh) menit dan selanjutnya dianggap korum/sah. 2.4. Tugas dari Rapat Pengurus Lengkap MAMRE GBKP Klasis adalah : 2.4.1. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan menjabarkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan berikutnya serta menampung dan membicarakan usul Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun). 2.4.2. Merumuskan usul-usul kepada Pengurus Pusat MAMRE GBKP 3. Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP Klasis. 3.1. Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP Klasis diadakan 5 (lima) tahun sekali 3.2. Peserta Musyawarah Pelayanan Klasis adalah seluruh Pengurus MAMRE GBKP Klasis dan 3 (tiga) orang utusan dari Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat, BP GBKP Klasis dan Pengurus Pusat MAMRE GBKP diundang sebagai konsultan. 3.3. Musyawarah Pelayanan Klasis sah, apabila dihadiri oleh ½n+1 dari Peserta. Setelah persidangan dibuka, ternyata belum memenuhi korum, maka rapat ditunda 30 (tiga puluh) menit, dan setelah

itu rapat dianggap sudah sah/ korum. 3.4. Musyawarah Pelayanan Klasis bertugas mengevaluasi pelaksanaan tugas selama lima tahun serta memilih Pengurus MAMRE GBKP Klasis untuk priode berikutnya. 3.5. Musyawarah Pelayanan Klasis dipimpin oleh 5 (lima) orang Majelis Ketua yang dipilih dari peserta 4. Undangan Rapat dibuat secara tertulis. Pasal 22 Persidangan Tingkat Pusat 1. Rapat Pengurus Pusat MAMRE GBKP: 1.1. Rapat Pengurus Pusat MAMRE GBKP diadakan 1 (satu) bulan sekali. 1.2. Rapat Pengurus Pusat MAMRE GBKP sah apabila dihadiri oleh ½ n+1 oleh seluruh Pengurus Pusat MAMRE GBKP. Jika tidak korum maka diadakan undangan rapat ulangan dan rapat sah tanpa memperhitungkan korum. 1.3. Rapat Pengurus Pusat MAMRE GBKP dipimpin oleh Ketua Umum dan apabila berhalangan dipimpin oleh salah satu Ketua Bidang. 1.4. Rapat Pengurus Pusat MAMRE GBKP bertugas untuk menjabarkan hasil Rapat Pengurus Pusat Lengkap MAMRE GBKP dan menampung usul-usul Pengurus MAMRE GBKP Klasis dan Moderamen GBKP. 2. Rapat Pengurus Pusat Lengkap MAMRE GBKP 2.1. Rapat Pengurus Pusat Lengkap MAMRE GBKP diadakan 1 (satu) tahun sekali. 2.2. Peserta Rapat Pengurus Pusat Lengkap MAMRE GBKP ialah semua Pengurus Pusat MAMRE GBKP ditambah 3 (tiga) orang dari setiap Pengurus MAMRE GBKP Klasis 2.3. Rapat Pengurus Pusat Lengkap MAMRE GBKP sah apabila ½ n+1 dari peserta.setelah Persidangan dibuka ternyata belum memenuhi korum, maka Rapat ditunda 30 (tiga puluh) menit dan setelah itu Rapat dianggap sudah sah/korum. 2.4. Tugas dari Rapat Pengurus Pusat Lengkap MAMRE GBKP adalah mengevaluasi pelaksanaan kegiatan selama satu tahun, menyusun program kegiatan dan anggaran tahunan serta menampung dan membicarakan usul-usul dari Pengurus MAMRE GBKP Klasis dan Moderamen GBKP. 2.5. Rapat Pengurus Pusat Lengkap MAMRE GBKP dipimpin oleh Pengurus Pusat MAMRE GBKP. 3. Musyawarah Pelayanan (MUPEL) MAMRE GBKP 3.1. Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali. 3.2. Peserta Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP adalah seluruh Pengurus Pusat MAMRE GBKP, 3 (tiga) orang utusan Pengurus MAMRE GBKP Klasis dan dua orang utusan Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun). 3.3. Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP sah, apabila dihadiri oleh ½n+1 dari Peserta. Setelah persidangan dibuka, ternyata belum memenuhi korum, maka rapat ditunda 30 (tiga puluh) menit, dan setelah itu rapat dianggap sudah sah/ korum. 3.4. Mupel MAMRE GBKP Pusat dilaksanakan oleh Badan Pengurus Pusat MAMRE GBKP. 3.5. Tugas dari Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP Pusat adalah mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan, menyusun program dan menerima usul-usul serta pemilihan Pengurus Periode berikutnya.. 3.6. Musyawarah Pelayanan MAMRE GBKP Pusat dipimpin oleh 5 (lima) orang Majelis Ketua yang dipilih dari peserta. 3.7. Moderamen diundang sebagai Konsultan. 4. Undangan Musyawarah Pelayanan dibuat secara tertulis.

BAB VI PERBENDAHARAAN Pasal 23 Sumber Pemasukan 1. Iuran anggota minimal Rp. 60.000,- per tahun atau Rp5000 / bulan 2. Persembahan dalam pelaksanaan PA. 3. Sumbangan/ Persembahan anggota jemaat. 4. Subsidi dari Moderamen, Klasis dan Majelis Jemaat (Rg) menurut tingkatannya. 5. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan P2P Mamre, Tata Gereja GBKP dan Perundangundangan yang berlaku. Pasal 24 Setoran 1. Iuran anggota dibagi untuk disetor sebagai berikut: 1.1. Kas MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu-Jabu) 50% 1.2. Kas MAMRE GBKP Majelis Jemaat (Runggun) 30% 1.3. Kas MAMRE GBKP Klasis 15% 1.4. Kas MAMRE GBKP Pusat 5% 2. Pengurus MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu-Jabu ) menyetorkan yang 50 % kepada Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat. 3. Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat menyetorkan 20% (15% MAMRE GBKP Klasis dan 5% MAMRE GBKP Pusat) ke Pengurus MAMRE GBKP Klasis 3 bulan sekali. 4. Pengurus MAMRE GBKP Klasis menyetorkan yang 5 % kepada Pengurus Pusat MAMRE GBKP. 5. Persembahan Penelaahan Alkitab (PA) tingkat Majelis Jemaat 10% disetor ke Bendahara Majelis Jemaat dan untuk selanjutnya 80 % untuk Kas MAMRE GBKP Majelis Jemaat dan 20% disetor ke Pengurus MAMRE GBKP Klasis untuk selanjutnya 5 % disetor ke MAMRE GBKP Pusat. 6. Persembahan PA tingkat Klasis 90% untuk Kas MAMRE GBKP Klasis dan 10% disetor ke Badan Pengurus Pusat MAMRE GBKP Pasal 25 Penggunaan Keuangan 1. Untuk biaya kegiatan-kegiatan bidang Kesaksian: 1.1. Dukungan untuk Pekerjaan Pekabaran Injil (PI) 1.2. Perkunjungan ke Daerah Pekabaran Injil (PI) 1.3. Dan lain-lain sehubungan dengan bidang kesaksian 2. Untuk biaya kegiatan-kegiatan bidang persekutuan antara lain meliputi: 2.1. Bahan-Bahan Penelaahan Alkitab (PA) 2.3. Kursus-kursus 2.4. Rapat-rapat / Administrasi 2.5. Dan lain-lain sehubungan dengan bidang persekutuan 3. Untuk biaya kegiatan-kegiatan bidang pelayanan antara lain: 3.1. Membantu anggota yang dalam kesusahan 3.2. Membantu anggota yang ditimpa kemalangan 3.3. Dan lain-lain sehubungan dengan bidang pelayanan 4. 5. 6. 7. Untuk biaya kegiata-kegiatan Penelitian (pembinaan/ pemberdayaan dan sebagainya). Untuk biaya kegiatan-kegiatan Pembinaan Masyarakat Untuk biaya kegiatan-kegiatan Dana dan Usaha Untuk biaya sekretariat dan bagian Umum

Pasal 26 Pertanggung Jawaban Keuangan 1. Bendahara bersama-sama dengan Ketua bertanggungjawab mengelola semua harta benda dan keuangan MAMRE GBKP menurut tingkatannya. 2. Pengelolaan harta benda dan keuangan sesuai dengan program yang ditetapkan dalam rapat. 3. Keuangan dipertanggungjawabkan oleh Pengurus MAMRE GBKP Sektor (Perpulungen Jabu Jabu) dalam Rapat Anggota, oleh Pengurus MAMRE GBKP Majelis Jemaat dalam Rapat Pengurus Lengkap Majelis Jemaat (Runggun) oleh Pengurus MAMRE GBKP Klasis dalam Rapat Pengurus Lengkap MAMRE GBKP Klasis, oleh Pengurus MAMRE GBKP Pusat dalam Rapat Pengurus Pusat Lengkap MAMRE GBKP setahun sekali dengan cara tertulis. 4. Keuangan dipertanggung jawabkan di Mupel MAMRE GBKP secara rinci dalam setiap tingkatannya. Pasal 27 Verifikasi 1. Setiap tahun sebelum pertanggungjawaban keuangan dibentuk tim verifikasi keuangan menurut tingkatannya. 2. Laporan Tim Verifikasi disampaikan dalam Laporan Pertanggungjawaban Keuangan menurut tingkatannya. 3. Tim verifikasi GBKP dapat memeriksa Keuangan MAMRE GBKP menurut tingkatannya 4. Tugas Tim Verifikasi memeriksa keuangan dan pengelolaan harta benda MAMRE GBKP menurut tingkatannya. 5. Anggota Tim verifikasi sebanyak 3 (Tiga) orang yang diangkat oleh Pengurus MAMRE GBKP menurut tingkatannya.

BAB VII ATURAN TAMBAHAN, PERUBAHAN, PENUTUP Pasal 28 Aturan Tambahan Hal-hal yang belum diatur dalam P2P MAMRE GBKP ini dapat dibuat dalam Rapat Pengurus Pusat Lengkap MAMRE GBKP sepanjang tidak bertentangan dengan P2P MAMRE GBKP dan tata Gereja GBKP dan keputusan Sidang-Sidang Gereja demi kelancaran tugas-tugas MAMRE GBKP. Pasal 29 Perubahan 1. Pokok-pokok Peraturan MAMRE GBKP (P2P Mamre GBKP ) ini dapat ditinjau kembali 5 (lima) tahun sekali. 2. Perubahan P2P MAMRE GBKP ini dapat diadakan dalam Mupel MAMRE GBKP, Jika disetujui oleh 2/3 dari peserta Mupel. Pasal 30 Penutup P2P MAMRE GBKP ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan disahkan pada Mupel MAMRE GBKP tanggal 27 s/d 30 Agustus 2015 di Retreat Center GBKP Sukamakmur, Sibolangit. BADAN PENGURUS PUSAT MAMRE GBKP Ketua Umum, Sekretaris Umum, ( Pt. Ir. Mulia Barus, M.Si ) (Pt. Dana Barus, S.H., Sp.N.)

Penjelasan atas pokok-pokok peraturan (P2P) Mamre GBKP 2015-2020, sebagai berikut : Pasal 1 : cukup jelas. Pasal 2 : cukup jelas. Pasal 3 : cukup jelas. Pasal 4 : model dan bentuk jahitan baju Mamre dapat dilihat dalam website Mamre GBKP. Pasal 5 : cukup jelas. Pasal 6 : cukup jelas. Pasal 7 : cukup jelas. Pasal 8 : cukup jelas. Pasal 9 : cukup jelas. Pasal 10 : cukup jelas. Pasal 11 : cukup jelas. Pasal 12 : cukup jelas. Pasal 13 : cukup jelas. Pasal 14 : Ayat 6 kalau sudah duduk di kepengurusan Pusat dalam pengurus inti (Ketua, Sekretaris, dan Bendahara) tidak boleh lagi duduk dikepengurusan Klasis maupun Runggun demikian sebaliknya. Pasal 15 : cukup jelas. Pasal 16 : cukup jelas. Pasal 17 : cukup jelas. Pasal 18 : cukup jelas. Pasal 19 : cukup jelas. Pasal 20 : cukup jelas. Pasal 21 : cukup jelas. Pasal 22 : cukup jelas. Pasal 23 : cukup jelas. Pasal 24 : Ayat 5 Kolekte / Persembahan dalam Penelaahan Alkitab (PA) Setor ke Majelis Jemaat (Runggun) 10 % Setelah disetor 10 % selanjutnya dibagi dan disetor menjadi : Kas Mamre Sektor (PJJ)/Perpulungen 50% Kas Mamre Majelis Jemaat (Runggun ) 30% Kas Mamre Klasis 15% Kas Mamre Pusat 5% Pasal 25 : cukup jelas. Pasal 26 : cukup jelas. Pasal 27 : cukup jelas. Pasal 28 : cukup jelas. Pasal 29 : cukup jelas. Pasal 30 : cukup jelas.