PEMBAHASAN. 1. Air beroksigen 2. Pemakaian masker 3. Rokok elektronik 4. Iklan kanker paru 5. MDR TB

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

MULTI DRUG RESISANT TUBERCULOSIS (MDR-TB): PENGOBATAN PADA DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PRAKATA... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-JUNI

Identifikasi Faktor Resiko 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia

2016 GAMBARAN MOTIVASI KLIEN TB PARU DALAM MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT DUSTIRA KOTA CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ,

Diagnosis danpengobatan TB ParuDewasa

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE DI KOTA SURABAYA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama. kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

I. PENDAHULUAN. prevalensi tuberkulosis tertinggi ke-5 di dunia setelah Bangladesh, China,

BAB I PENDAHULUAN. Tuberculosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIAGNOSIS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA TB-MDR. Priyanti Z Soepandi

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga mengenai organ tubuh lainnya (Departemen Kesehatan RI, 2007). Terdapat

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

The burden of MDR/XDR Tuberculosis

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan. Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi. FKUI-RS Persahabatan

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemberian OAT fase awal di BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru)

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan. oleh mikroorganisme patogen.menurut WHO tahun 2012,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Oleh banyak

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.

1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

Priyanti Z Soepandi. Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI- RS Persahabatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ABSTRAK EFEK SAMPING PENGOBATAN TUBERKULOSIS DENGAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS KATAGORI 1 PADA FASE INTENSIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

ABSTRACT. Keywords : Mycobacterium tuberculosis, Resistance, Isoniazid, Rifampin, Streptomycin, Ethambutol. xviii

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

M.D. : Faculty of Medicine, University of Indonesia, Pulmonologist: Faculty of Medicine, Univ. of Indonesia, 2007.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang, yang memiliki kasus TB terbanyak. Negara-negara ini menyumbangkan

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. ATP (Adenosin Tri Phospat) dan karbon dioksida (CO 2 ) sebagai zat sisa hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. napas, batuk kronik, dahak, wheezing, atau kombinasi dari tanda tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengimpor dari luar negeri. Hal ini berujung pada upaya-upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kuman TBC (Microbecterium Tuberkalosis). Sebagian besar kuman TBC

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, maka ikut berkembang pula

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemeriksaan dahak penderita. Menurut WHO dan Centers for Disease Control

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

SALAM KEPERAW A A W T A AN

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

Pengobatan TB pada keadaan khusus. Kuliah EPPIT 15 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Mycobacterium non tuberculosis pertama kali. ditemukan pada abad ke 19 ketika penyakit mirip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepatuhan menurut Trostle dalam Simamora (2004), adalah tingkat perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan erat dengan penderita (Amiruddin. et al. Dokter Paru Indonesia, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. bakterituberkulosis tersebut (Kemenkes RI,2012). Jumlah prevalensi TB di

TUTIK KUSMIATI, dr. SpP(K)

BAB I PENDAHULUAN. komplikasi berbahaya hingga kematian (Depkes, 2015). milyar orang di dunia telah terinfeksi bakteri M. tuberculosis.

BAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari

Transkripsi:

PENDAHULUAN Organisasi dokter paru di Indonesia 680 anggota di seluruh Indonesia Mempunyai tanggung jawab ilmiah dan moral untuk kesehatan paru di Indonesia Memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan ilmu penyakit paru dan penbelitian

PEMBAHASAN 1. Air beroksigen 2. Pemakaian masker 3. Rokok elektronik 4. Iklan kanker paru 5. MDR TB

AIR BEROKSIGEN Daya larut oksigen di dalam air rendah Oksigen yang terlarut dalam air dapat keluar melalui pori halus botol plastik Kadar oksigen di udara 20.9% Sekali menghirup udara, kadar oksigen ang dihisap lebih besar dari kadar oksigen yang terdapat dalam satu boyol air beroksigen JAMA 2003:290; 4008-9

AIR BEROKSIGEN Tidak ada peningkatan kapasitas latihan pada orang yang mengkonsumsi air beroksigen Kadar oksigen yang ada dalam botol lebih rendah dari yang dicantumkan pada label Oksigen telah berikatan dengan Hb, sedikit sekali tambahan oksigen dari air yang larut dalam plasma Pada anak sekolah tidak terdapat peningkatan faal aru setelah mengkonsumsi air beroksigen

KESIMPULAN: AIR BEROKSIGEN Air beroksigen tidak bermamfaat untuk meningkatkan kebutuhan oksigen pemakainya Air beroksigen tidak terbukti peningkatkan emampuan pemakainya untuk elakukan egiatan olah raga Air beroksigen tidak terbukti meningkatkan faal paru pemakainya

PEMAKAIAN MASKER Pada orang yang sehat, orang sakit, pekerja dan petugas kesehatan Tergantung jenis masker dan zat yang akan dihindari Masker biasa tidak bisa mencegah inhalasi partikel < 10 mikron dan gas Masker yang lebih akurat tidak nyaman dipakai

PEMAKAIAN MASKER Ada 9 jenis respirator berdasarkan kemampuan menyaring partikel ukuran 0.3 mikron Ada 95%, 99% dan 100% Jenis N dan P untuk filtrasi terhadap minyak (N-not resitant to oil, P=proof to oil) Ada N95, N99, N100, P95, P99 dan P100

PEMAKAIAN MASKER Perbedaan masker bedah dan respirator Masker bedah ihanya bisa enyaring partikel yang besar dan basah, Masker bedah hanya menyaring partikel sekitar hidung dan mulut dan tidak bisa menyaring artikel dari tempat lain

PEMAKAIAN MASKER Pada orang sakit, agar tidak menulari orang lain Pada petughas kesehatan N95 Pada pekerja, harus ada uji kesesuaian ukuran (fit test)

PEMAKAIAN MASKER

PROGRAM PERLINDUNGAN PERNAPASAN Pemilihan APD yang sesuai

KESIMPULAN: PEMAKAIAN MASKER Pemakaian masker direkomendasikan dipakai oleh pasien yang menderita penyakit saluran napas yang menular (Flu, TB), agar tidak menularkan e rang lain Pemakaian masker untuk tujuan encegah terpajan zat yang berbahaya (debu, asap dll) harus memakai masker yang epat, yaitu tepat ukurannya dan harus fit dengan muka, sehingga tidak ada kebocoran Untuk etugas kesehatan, pemakaian masker untk elindungi diri agar tidak tertular, direkomendasikan memakai masker N95

ROKOK ELEKTRONIK Rokok elektronik diiklankan tidak berbahaya karena kadar nilotin rendah, tidak ada tar dan tidak ada risiko terhadap selitar atau p[erokok pasif karena tidak ada asap Tidak ada bukti ilmiah rokok elektrronik aman bagi pemakainya

ROKOK ELEKTRONIK WHGO menyatakan belum ada bukti rokok elektronik dapat menggantikan rokok, juga belum ada bukti bahwa pemakaian rokok elektronik ini aman Badan POM belum merekomendasikan rokok ini

ROKOK ELEKTRONIK

KESIMPULAN: ROKOK ELEKTRONIK Rokok elektronik tidak dianjurkan dipakai untuk mengganti rokok yang biasa Rokok elektronik belum terbukti aman untuk pemakainya

IKLAN KANKER Gejala kronik seperti nafsu makan kurang, badan kurus bukanlah hanya terdapat pada kanker saja Diagnosis kanker harus berdasarkan hasil pemeriksaan patologi Pengobatan kanker paru sampai saat ini adalah : ~ Terapi bedah ~ Kemoterapi ~ Radioterapi ~ Best supportive therapy

KESIMPULAN: IKLAN KANKER PARU Iklan tentang kanker paru yang menyatakan orang dengan gejala-gejala respirasi saja, tanpa dibuktikan secara sitologi atau histologi menderita kanker paru adalah tidak bernar. Diagnosis kanker paru harus ditegakkan berdasarkan pemeriksaan sitologi atau histologi

MDR-TB MDR-TB= Multi-Drugs Resistance Tuberculosis adalah TB paru yang resisten terhadap sekurang-kurangnya rifampisin dan isoniazid (INH) yaitu obat yang bersifat bakterisid Kasus MDR terjadi karena kesalahan manusia ( dokter dan pasien) Kasus MDR-TB meningkat dari ewaktu ke waktu

MDR-TB Kesalahan Dokter meliputi: Pemberian tidak tepat regimen, hanya memberikan satu atau dua macam obat saja. Pemberian tidak tepat dosis, dosis dikurangi atau lebih rendah dari seharusnya, karena efek samping dll. Pemberian obat tidak cukup waktunya, kurang dari waktu yang ditentukan.

MDR-TB Kesalahan pasien meliputi: Tidak makan obat secara teratur Tidak makan obat sampai selesai (putus berobat) Tidak meneruskan pengobatan, karena merasa sudah sembuh Tidak makan obat sesuai dosis (lebih rendah) karena ada efek samping

Distribusi MDR: Tanpa Riwayat Pengobatan Penyebaran MDR kasus baru (yg belum pernah mendapat pengobatan OAT) Zignol M, et al. JID 2006; 194: 479-85

Distribusi MDR: Riwayat Pengobatan Penyebaran MDR pada kasus yg punya riwayat pengobatan Zignol M, et al. JID 2006; 194: 479-85

Perkiraan Kasus MDR Global Perkiraan insidens global dan proporsi MDR pada kasus TB, 2006 2006 Kasus TB Kasus MDR % Kasus baru* 9.123.922 285.718 3,8 Kasus dgn riwayat pengobatan* 1.052.145 203.230 19,3 Total kasus** 10.192.986 489.139 4,8 *data dari 175 negara; **data dari 185 negara WHO Anti-tuberculosis drug resistance in the world, Fourth global report, 2008

PENGOBATAN MDR-TB Memerlukan obat yang masih sensitif dari lini pertama (Etambutol, Pirazinamid, Streptomisin) ditambah obat dari lini kedua (Etionamid, PAS, Sikloserin, Kuinolon Respirasi) Harus ada obat suntik yang diberikan setiap hari bisa doiberikan Streptomisin, Kanamisin atau Kapreomisin selama 2 bulan Pengobatan dilanjutkan 18 bulan setelah tejadi konversi Pengobatan MDR-TB lebih lama, lebih besar biayanya dan lebih banyak efek samping Keberhasilan pengobatan MDR-TB adalah 70-80%

MDR-TB KESIMPULAN: Kasus MDR-TB sudah ada di Indonesia dan prevalensnya terus meningkat Kasus MDR-TB terjadi karena kesalahan dokter dan pasien Kasus MDR-TB perlu diwaspadai karena kasus inpengobatannya membutuhkan waktu yang lama, regimen obat yang berbeda, biaya yang jauh lebih besar, efek samping yang lebih banyak serta kesembuhan yang tidak 100%

Terima Kasih F Y