BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran UmumPerusahaan Profil Umum PT. Bank Negara Indonesia, (Persero)

59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. food & beverages. J.CO didirikan oleh Jhony Andrean yang sebelumnya terkenal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh

COMPANY PROFILE BNI 46

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Forever 21 merupakan retail fashion yang menyediakan produk-produk

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum perusahaan PT Pos Indonesia (Persero)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. berada di Kota Batu Malang - Jawa Timur. Tempat wisata ini berada sekitar 20

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan dan Responden. 1. Gambaran Umum PT. Indosat Ooredoo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ditukarkan di perusahaan lokal atau nasional. Perusahaan Groupon

BAB I PENDAHULUAN. mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai provider perangkat komputasi dan gedgetnya. Perusahaan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB V. Kesimpulan dan Saran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Statistik Deskriptif. terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan untuk

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah perantara pemasaran (stockist) PT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling.


D. Statistik Deskriptif. Tabel 5 Statistik Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Gaya Kepemimpinan Transformasional.

BAB III METODE PENELITIAN. yang relevan untuk mendesain suatu studi penelitian, menjamin

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

III. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behaviour. Huang (2012) mengemukakan tiga kategori perilaku pekerja, yaitu:

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR MELALUI KOMITMEN ORGANISASI (Studi Kasus: Bank Bukopin Semarang Pusat)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat

BAB III METODE PENELITIAN

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB II. PROFIL PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)Tbk. A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia(Persero)Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah responden sebanyak 150 orang Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat yang dipilih sebagai objek penelitian adalah PT Komatsu

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

KUESIONER. 2. Berapa usia anda? a tahun c tahun b tahun d. > 26 tahun

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Peusahaan ini, memiliki visi dan misi sebagai berikut: dan jaringan pemasaran di dalam dan di luar negeri.

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

77 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini disajikan gambaran data penelitian yang diperoleh dari jawaban responden, proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Analisis yang dilakukan adalah analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Downward Infleunce Tactics dan Implikasinya Terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk analisis dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM). Model SEM juga akan dianalisis untuk mendapatkan dan mengevaluasi kecocokan model yang diajukan. Setelah diketahui semua hasil pengolahan data, selanjutnya akan dibahas dan yang terakhir adalah menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil analisis tersebut. 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejak awal didirikan pada tanggal 5 Juli 1946, sebagai Bank Pertama yang secara resmi dimiliki Negara RI, BNI merupakan pelopor terciptanya berbagai produk & layanan jasa perbankan. BNI terus memperluas perannya, tidak hanya terbatas sebagai bank pembangunan, tetapi juga ikut melayani kebutuhan transaksi perbankan masyarakat umum dengan berbagi segmentasinya, mulai dari Bank Terapung, Bank Sarinah (bank khusus perempuan) sampai dengan Bank Bocah khusus untuk anak-anak. 77

78 Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 3 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan 78

79 lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus. Pada tahun 24, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada akhir tahun 212, Pemerintah Republik Indonesia memegang 6% saham BNI, sementara sisanya 4% dimiliki oleh pemegang saham publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing. Saat ini, BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. BNI menawarkan layanan jasa keuangan terpadu kepada nasabah, didukung oleh perusahaan anak: Bank BNI Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities dan BNI Life Insurance. Pada akhir tahun 212, BNI memiliki total asset sebesar Rp333,3 triliun dan mempekerjakan lebih dari 24.861 karyawan. Untuk melayani nasabahnya, BNI mengoperasikan jaringan layanan yang luas mencakup 1.585 outlet domestik dan 5 cabang luar negeri di New York, London, Tokyo, Hong Kong dan Singapura, 8.227 unit ATM milik sendiri, 42. EDC serta fasilitas Internet banking dan SMS banking. BNI selalu berusaha untuk menjadi bank pilihan yang menyediakan layanan prima dan solusi bernilai tambah kepada seluruh nasabah. Berangkat dari semangat 79

8 perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara. 4.2. Statistik Deskriptif Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel utama, yaitu gaya kepemimpinan, downward influence tactics, dan organizational citizenship behaviour. Penulis mengajukan 12 kuesioner yang telah diisi oleh responden (karyawan PT Bank Negara Indonesia, Tbk Cabang Utama UI Depok) dan hanya digunakan sebanyak 1 kuesioner sesuai dengan ketentuan yang diminta. 4.2.1 Gaya Kepemimpinan Berdasarkan 1 jawaban responden maka diperoleh hasil statistik deskripif untuk variabel gaya kepemimpinan 8

81 TABEL 4.1 STATISTIK DESKRIPTIF GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL Indikator Jawaban Responden Mean 1. Idealized Influence (Pengaruh Ideal) 1 2 3 4 5 menyampaikan visi dan misi organisasi secara jelas 5 8 15 4,1 membuat saya merasa bangga menjadi rekan kerjanya 1 8 74 17 4,7 menumbuhkan kepercayaan saya 8 65 27 4,19 2. Inspirational Motivation (Motivasi Inspirasional) mengkomunikasikan harapan yang tinggi secara jelas dan menarik kepada saya 6 11 72 11 3,88 membangkitkan saya untuk semangat kerja 6 5 76 13 3,96 menginspirasi saya untuk selalu antusias dan optimis dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi 3 3 68 26 4,17 3. Intellectual Stimulation (Stimulasi Intelektual) merangsang saya untuk berkreasi dan berinovasi dalam kemajuan perusahaan 1 1 68 21 4,9 menghargai ide-ide yang saya ajukan kepadanya 3 13 61 23 4,4 mengarahkan saya untuk memecahkan masalah secara cermat 2 1 67 21 4,7 4. Individual Consideration (Pertimbangan Individual) memberikan perhatian pada kebutuhan saya sebagai bawahannya 7 16 61 16 3,86 menghargai perbedaan individual, selalu memperlakukan saya sebagai seorang individu dengan kebutuhan dan kemampuan yang berbeda 2 15 66 17 3,98 melatih dan memberi pengarahan kepada saya 6 17 62 15 3,86 81

82 5. Attributed Charisma (Kharisma) mengutamakan kepentingan kelompok dalam menyelesaikan tugas 1 9 87 3 3.92 memberikan teladan yang baik menimbulkan kesan kepada saya rasa bangga dan tenang apabila berada dekat dengannya 2 2 5 24 71 68 22 6 4,13 3,78 Sumber : Hasil Kuesioner Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju terhadap pertanyaan yang diajukan. Artinya, persepsi responden terhadap kepemimpinan transformasional berada pada kategori baik. Dari 1 orang responden yang diteliti menunjukkan bahwa perilaku memberikan kepercayaan terhadap bawahan memiliki nilai rata-rata tertinggi (4,19), artinya, perilaku tersebut paling dominan dalam membentuk konstruk kepemimpinan transformasional. Kemampuan menimbulkan kesan kepada bawahan, serta rasa bangga dan tenang apabila berada dekat dengannya memiliki rata rata terendah (3,78). 82

83 TABEL 4.2 STATISTIK DESKRIPTIF GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL Indikator 1. Contingent Reward (Imbalan Kontingen) Jawaban Responden 1 2 3 4 5 Mean memberikan pedoman kerja kepada saya untuk melakukan pekerjaan 2 6 77 15 4,5 memberikan imbalan jika saya mampu melaksanakan pekerjaan yang diperintahkan dengan baik 2 3 33 48 14 3,69 2. Management By Exception-Active (Manajemen Eksepsi Aktif) melakukan tindakan perbaikan atas kesalahan yang saya lakukan 1 22 77 4,76 mengawasi secara langsung kinerja saya agar sesuai dengan strandar dan prosedur kerja yang telah ditetapkan 3 6 73 18 4,6 4. Management By Exception-Passive (Manajemen Eksepsi Pasif) memantau kesalahan yang saya lakukan dalam bekerja 1 13 79 7 3,92 memberikan peringatan dan sanksi apabila terjadi kesalahan dalam proses kerja yang saya lakukan 2 13 8 5 3,88 5. Laissez Faire memberikan kebebasan sepenuhnya kepada saya dalam menyelesaikan dan mengerjakan pekerjaan yang telah diberikan olehnya 16 23 8 53 3,98 tidak melakukan campur tangan dan pengawasan terhadap saya dalam menyelesaikan dan mengerjakan pekerjaan yang telah diberikan olehnya Sumber : Hasil Kuesioner 3 12 24 47 14 3,57 83

84 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju terhadap pertanyaan yang diajukan. Artinya, persepsi responden terhadap kepemimpinan transaksional berada pada kategori baik. Dari 1 orang responden yang diteliti menunjukkan bahwa perilaku melakukan tindakan perbaikan atas kesalahan yang bawahan lakukan memiliki nilai rata-rata tertinggi (4,76), artinya, perilaku tersebut paling dominan dalam membentuk konstruk kepemimpinan transaksional. Tidak melakukan campur tangan dan pengawasan terhadap bawahan dalam menyelesaikan dan mengerjakan pekerjaan yang telah diberikan memiliki nilai rata-rata terendah (3,57). 4.2.2 Downward Influence Tactics Berdasarkan 1 jawaban responden maka diperoleh hasil statistik deskripif untuk variabel Downward Influence Tactics TABEL 4.3 STATISTIK DESKRIPTIF DOWNWARD INFLUENCE TACTICS 1. Rational Persuasion Indikator Jawaban Responden Mean 1 2 3 4 5 Kemampuan mengajak bawahan untuk ikut serta dalam kegiatan perusahaan 2 15 59 24 4,5 Kemampuan memberikan alasan logis dalam meminta bantuan 15 68 17 4,2 2. Inspirational Appeals Kemampuan membangkitkan antusias dalam bekerja 13 72 15 4,2 Kemampuan dalam memberikan penjelasan yang menarik tentang harapan dan 9 21 41 29 3,9 84

85 aspirasinya 3. Consultation Kemampuan melibatkan seseorang untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana Kemampuan melibatkan seseorang untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu perubahan 1 3 11 11 47 69 39 17 2 4, 3,3 4. Ingratiation Kemampuan dalam memberikan apresiasi dalam meminta bantuan Kemampuan mengolah kata kata yang menyenangkan dalam meminta bantuan 3 1 15 8 69 77 13 14 3,92 4,4 5. Personal Appeals Kemampuan bersikap bersahabat untuk melibatkan seseorang dalam mencapai tujuannya Kemampuan meningkatkan loyalitas seseorang untuk terlibat di dalam suatu perencanaan 5 5 12 71 54 24 29 4,19 4,7 6. Exchange Kemampuan mengerti kebutuhan karyawannya Kemampuan menilai kemampuan karyawan untuk penilaian reward and punishment Kemampuan bernegosiasi dalam pemberian imbalan untuk suatu pekerjaan 11 5 1 6 5 3 87 94 73 2 1 12 3,86 3,96 3,74 7. Coalition Kemampuan mencari dukungan orang lain agar mendapatkan persetujuan Kemampuan dalam mebujuk agar orang yang dijadikan target setuju 9 9 11 4 59 67 21 2 3,92 3,98 8. Pressure kemampuan memberikan tekanan agar pekerjaan dilaksanakan sesuai kemauannya 1 12 52 26 3,72 85

86 Kemampuan memebrikan ancaman jika pekerjaan tidak dilaksanakan 12 15 71 2 3,36 Memerintahkan sesuatu secara berulang 17 13 47 23 3,76 Memberikan peringatan jika hasil pekerjaan tidak sesuai 13 2 73 12 3,84 9. Legitimacy Menggunakan jabatan dan kekuasaan untuk memerintahkan sesuatu 12 17 71 3,3 Mengatakan bahwa suatu permintaan adalah kebijakan organisasi atau aturan perusahaan 11 25 53 11 3,64 Sumber : Hasil kuesioner Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju terhadap pertanyaan yang diajukan. Artinya, persepsi responden terhadap Downward Influence Tactics berada pada kategori baik. Dari 1 orang responden yang diteliti menunjukkan bahwa Kemampuan bersikap bersahabat untuk melibatkan seseorang dalam mencapai tujuannya memiliki nilai rata-rata tertinggi (4,19), artinya, perilaku tersebut paling dominan dalam membentuk konstruk Downward Influence Tactics. Kemampuan melibatkan seseorang untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu perubahan dan Menggunakan jabatan dan kekuasaan untuk memerintahkan sesuatu memiliki nilai rata-rata terendah (3,3). 4.2.3 Organizational Citizenship Behaviour Berdasarkan 1 jawaban responden maka diperoleh hasil statistik deskripif untuk variabel Organizational Citizenship Behaviour 86

87 TABEL 4.4 STATISTIK DESKRIPTIF ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR 1. Altruism Indikator Jawaban Responden Mean 1 2 3 4 5 membantu rekan kerja yang beban kerjanya berlebih. 2 14 62 22 4,4 menggantikan peran atau pekerjaan rekan kerja yang berhalangan hadir. 6 11 68 15 3,92 rela membantu rekan kerja yang memiliki masalah dengan pekerjaan. 1 7 72 2 4,11 membantu rekan kerja yang lain agar lebih produktif. 3 8 16 46 27 3,86 membantu proses orientasi lingkungan kerja atau memberi arahan kepada pegawai yang baru meskipun tidak diminta 12 75 13 4,1 2. Courtesy menghormati hak-hak dan privasi rekan kerja saya 4 65 31 4,27 mencoba untuk tidak membuat masalah dengan rekan kerja saya 12 57 31 4,19 menghindari terjadinya perselisihan antar rekan kerja saya 3 12 63 22 4,4 mempertimbangkan dampak terhadap rekan kerja saya dari setiap tindakan yang dilakukan 6 67 27 4,21 mendiskusikan terlebih dahulu dengan rekan kerja saya yang mungkin akan terpengaruh dengan tindakan yang akan dilakukan 4 77 19 4,15 3. Sportsmanship tidak menghabiskan waktu untuk mengeluh atas permasalahan yang sepele. 3 8 4 42 7 3,42 87

88 tidak membesar-besarkan permasalahan yang terjadi dalam organisasi 2 6 68 24 4,12 menerima setiap kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh organisasi 3 73 24 4,21 mentolerir ketidaknyamanan yang terjadi di tempat kerja 7 12 53 28 4,2 4. Conscientiousness melapor kepada atasan atau memberitahukan rekan kerja terlebih dahulu, ketika saya tidak masuk kerja 13 59 28 4,15 berusaha untuk menyelesaikan tugas sebelum waktunya 12 63 25 4,13 berusaha untuk melakukan lebih dari apa yang seharusnya dilakukan 1 72 18 4,8 melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi organisasi disamping tugas utama secara sukarela 17 64 19 4,2 tidak membuang-buang waktu kerja dan mengambil waktu istirahat secara berlebihan 1 8 13 56 22 3,9 mematuhi peraturan dan ketentuan organisasi meskipun dalam kondisi tidak ada seorang pun yang mengawasi 13 61 26 4,13 5. Civic Virtue peduli terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam organisasi. 3 79 18 4,15 turut serta dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi. 1 25 59 15 3,88 mengambil inisiatif untuk memberikan rekomendasi atau saran inovatif untuk meningkatkan kualitas organisasi secara keseluruhan Sumber : Hasil kuesioner 12 71 17 4,5 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju terhadap pertanyaan yang diajukan. Artinya, persepsi responden terhadap Organizational Citizenship Behaviour berada pada kategori baik. Dari 88

89 1 orang responden yang diteliti menunjukkan bahwa perilaku menghormati hak-hak dan privasi rekan kerja memiliki nilai rata-rata tertinggi (4,27), artinya, perilaku tersebut paling dominan dalam membentuk konstruk Organizational Citizenship Behaviour. Kemampuan tidak menghabiskan waktu untuk mengeluh atas permasalahan yang sepele. memiliki nilai rata-rata terendah (3,42). 4.3 Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian 4.3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Uji validitas menggunakan model Factor Analysis. Yang perlu diperhatikan dalam uji ini adalah Nilai Standardize Loading Factor (SLF) pada table Anti Image dan nilai Extraction pada table Communalities. Pertanyaan akan dianggap valid apabila memiliki nilai SLF dan Extraction lebih besar dari,5. Hasil pengujian untuk masing masing variable adalah sebagai berikut. a. Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional TABEL 4.5 HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL Indikator Standardize Loading Factor Nilai Standar Keterangan TRANSF1,44,5 Tidak Valid TRANSF2,558,5 Valid TRANSF3,69,5 Valid TRANSF4,697,5 Valid TRANSF5,563,5 Valid TRANSF6,66,5 Valid TRANSF7,681,5 Valid TRANSF8,659,5 Valid TRANSF9,853,5 Valid TRANSF1,69,5 Valid TRANSF11,589,5 Valid 89

9 TRANSF12,622,5 Valid TRANSF13,466,5 Tidak Valid TRANSF14,66,5 Valid TRANSF15,431,5 Tidak Valid Sumber : Hasil pengolahan data dengan program SPSS (214) Dari table 4.5 diatas terlihat bahwa terdapat 3 indikator yang memiliki Standardize Loading Factor <,5 yaitu TRANSF1, TRANSF13 dan TRANSF15 sehingga dikeluarkan b. Variabel Gaya Kepemimpinan Transaksional TABEL 4.6 HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL Indikator Standardize Loading Factor Nilai Standar Keterangan TRANSK1,49,5 Tidak Valid TRANSK2,287,5 Tidak Valid TRANSK3,27,5 Tidak Valid TRANSK4,686,5 Valid TRANSK5,718,5 Valid TRANSK6,623,5 Valid TRANSK7,382,5 Tidak Valid TRANSK8,417,5 Tidak Valid Sumber : Hasil pengolahan data dengan program SPSS (214) Dari table 4.6 diatas terlihat bahwa terdapat 5 indikator yang memiliki Standardize Loading Factor <,5 yaitu TRANSK1, TRANSK2, TRANSK3, TRANSK7 dan TRANSK8 sehingga dikeluarkan 9

91 c. Variabel Downward Influence Tactics TABEL 4.7 HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL DOWNWARD INFLUENCE TACTICS Indikator Standardize Loading Factor Nilai Standar Keterangan DIT1,361,5 Tidak Valid DIT2,387,5 Tidak Valid DIT3,422,5 Tidak Valid DIT4,375,5 Tidak Valid DIT5,498,5 Tidak Valid DIT6,419,5 Tidak Valid DIT7,755,5 Valid DIT8,78,5 Valid DIT9,41,5 Tidak Valid DIT1,455,5 Tidak Valid DIT11,696,5 Valid DIT12,351,5 Tidak Valid DIT13,779,5 Valid DIT14,536,5 Valid DIT15,68,5 Valid DIT16,644,5 Valid DIT17,876,5 Valid DIT18,691,5 Valid DIT19,711,5 Valid DIT2,877,5 Valid DIT21,619,5 Valid Sumber : Hasil pengolahan data dengan program SPSS (214) Dari table 4.7 diatas terlihat bahwa terdapat 9 indikator yang memiliki Standardize Loading Factor <,5 yaitu DIT1, DIT2, DIT3, DIT4, DIT5, DIT6, DIT9, DIT1 dan DIT12 sehingga dikeluarkan 91

92 d. Variabel Organizational Citizenship Behaviour TABEL 4.8 HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR Indikator Standardize Loading Factor Nilai Standar Keterangan OCB1,761,5 Valid OCB2,85,5 Valid OCB3,72,5 Valid OCB4,564,5 Valid OCB5,781,5 Valid OCB6,796,5 Valid OCB7,864,5 Valid OCB8,668,5 Valid OCB9,768,5 Valid OCB1,659,5 Valid OCB11,41,5 Tidak Valid OCB12,568,5 Valid OCB13,762,5 Valid OCB14,64,5 Valid OCB15,68,5 Valid OCB16,753,5 Valid OCB17,625,5 Valid OCB18,661,5 Valid OCB19,71,5 Valid OCB2,566,5 Valid OCB21,484,5 Tidak Valid OCB22,672,5 Valid OCB23,738,5 Valid Sumber : Hasil pengolahan data dengan program SPSS (214) Dari table 4.8 diatas terlihat bahwa terdapat 9 indikator yang memiliki Standardize Loading Factor <,5 yaitu OCB1 dan OCB2 sehingga dikeluarkan 92

93 4.3.2 Uji Reliabilitas Syarat data reliable adalah nilai Cronbach s Alpha sebesar,6. Hasil uji reliabilitas masing masing variable adalah sebagai berikut: TABEL 4.9 HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL PENELITIAN Indikator Cronbach s Nilai Alpha Standar Keterangan Gaya Kepemimpinan Transformasional,878,6 Reliable Gaya Kepemimpinan Transaksional,754,6 Reliable Downward Influence Tactics,86,6 Reliable Organizational Citizenship Behaviour,827,6 Reliable Sumber : Hasil pengolahan data dengan program SPSS (214) Dari table 4.9 diatas terlihat nilai Cronbach s Alpha masing masing variable adalah >,6 dengan demikian hasil penelitian tersebut reliable 4.4 Uji Model Pengukuran SEM 4.4.1 Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Terdapat delapan variable teramati Gaya Kepemimpinan Transformasional yang telah diuji mendapatkan hasil Chi-Square=47.28, df=2, p-value=.54, RMSEA=.117 93

94 Gambar 4.1 Model Pengukuran Variabel Gaya Kepemimpinan Trnsformasional Sumber : Hasil pemgolahan data dengan program LISREL (214) Berdasarkan gambar 4.1 diatas, terdapat 8 variabel teramati yang memiliki standardize loading factor,5 sehingga valid dan reliable mengukur gaya kepemimpinan transformasional sebagai konstruk yang diukur. Kedelapan variable teramati tersebut adalah TRANSF1, TRANSF4, TRANSF6, TRANSF7, TRANSF8, TRANSF9, TRANSF1, dan TRANSF11 94

95 4.4.2 Variabel Gaya Kepemimpinan Transaksional Terdapat tiga variable teramati Gaya Kepemimpinan Transaksional yang telah diuji mendapatkan hasil Chi-Square=,, df=, p- value=1., RMSEA=. Gambar 4.2 Model Pengukuran Variabel Gaya Kepemimpinan Transaksional Sumber : Hasil pemgolahan data dengan program LISREL (214) Berdasarkan gambar 4.2 diatas, terdapat 3 variabel teramati yang memiliki standardize loading factor,5 sehingga valid dan reliable mengukur gaya kepemimpinan transaksional sebagai konstruk yang diukur. Ketiga variable teramati tersebut adalah TRANSK1, TRANSK2, dan TRANSK3, 95

96 4.4.3 Variabel Downward Influence Tactics Terdapat lima variable teramati Gaya Kepemimpinan Transaksional yang telah diuji mendapatkan hasil Chi-Square=5,84, df=5, p- value=.3221, RMSEA=.41 Gambar 4.3 Model Pengukuran Variabel Downward Influence Tactics Sumber : Hasil pemgolahan data dengan program LISREL (214) Berdasarkan gambar 4.3 diatas, terdapat 5 variabel teramati yang memiliki standardize loading factor,5 sehingga valid dan reliable mengukur gaya kepemimpinan transaksional sebagai konstruk yang diukur. Kelima variable teramati tersebut adalah DIT6, DIT7, DIT8, DIT9 dan DIT12 96

97 4.4.4 Variabel Organizational Citizenship Behaviour Terdapat lima variable teramati Gaya Kepemimpinan Transaksional yang telah diuji mendapatkan hasil Chi-Square=9.49, df=5, p-value=.998, RMSEA=.95 Gambar 4.4 Model Pengukuran Variabel Downward Influence Tactics Sumber : Hasil pemgolahan data dengan program LISREL (214) Berdasarkan gambar 4.4 diatas, terdapat 5 variabel teramati yang memiliki standardize loading factor,5 sehingga valid dan reliable mengukur gaya kepemimpinan transaksional sebagai konstruk yang diukur. Kelima variable teramati tersebut adalah OCB1, OCB3, OCB6, OCB7, dan OCB19 4.4.5 Keseluruhan Variabel Pengujian model pengukuran dari keseluruhan variable pada penelitian bertujuan untuk melihat kesesuaian model dengan tampilan hasil uji kesesuaian model menurut format LISREL. Terkait dengan model keseluruhan variable akan digambarkan pada halaman 97

98 Gambar 4.5 Model Pengukuran Keseluruhan Variabel Sumber : Hasil pemgolahan data dengan program LISREL (214) 98

99 Suatu model dikatakan fit dengan data apabila model mampu menghasilkan RMSEA (Roots Means Square Error Of Approximation) yang kecil mendekati nol. Nilai RMSEA maksimum sebesar,5 sampai dengan,8 merupakan ukuran yang direkomendasikan dapat diterima sebagai dasar untuk mengatakan model fit dengan data. Berdasarkan gambar 4.5 tersebut di atas, diketahui RMSEA sebesar,85 dengan demikian model dikatakan fit dengan data. Selain RMSEA, indikator Goodness of fit statistics yang lain diringkas dalam tabel sebagai berikut: TABEL 4.1 HASIL UJI KECOCOKAN MODEL STRUKTURAL KESELURUHAN VARIABEL No Kriteria GOF Cut-oof value Hasil Evaluasi Model 1 Roots Means Square Error RMSEA of Approximation,8 (RMSEA),85 Marjinal Fit 2 Normated Fit Index (NFI) NFI,9,79 Marjinal Fit 3 Tucker-Lewis Index (TLI) atau Non-Normated Fit NNFI,9,87 Marjinal Fit Index (NNFI) 4 Comparative Fit Index (CFI) CFI,9,88 Marjinal Fit 5 Incremental Fit Index (IFI) IFI,9,89 Marjinal Fit 6 Relative Fit Index (RFI) RFI,9,76 Marjinal Fit 7 Goodness of Fit Index (GFI) GFI,9,77 Buruk 8 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) AGFI,9,71 Buruk Sumber : Hasil pengolahan data dengan program LISREL, 214 Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa konstruk yang digunakan untuk membentuk sebuah model penelitian, pada pengukuran keseluruhan variabel ada beberapa yang belum memenuhi Kriteria Goodness of fit yang telah ditetapkan. 99

1 Oleh karena itu peneliti memodifikasi data agar dapat memenuhi standar nilai RMSEA dan kriteria Goodness of fit. Gambar 4.6 Model Modifikasi Pengukuran Keseluruhan Variabel Sumber : Hasil pengolahan data dengan program LISREL (214) 1

11 Berdasarkan gambar 4.6 tersebut di atas, diketahui RMSEA sebesar,77 dengan demikian model dikatakan fit dengan data. Selain RMSEA, indikator Goodness of fit statistics yang lain diringkas dalam tabel sebagai berikut: TABEL 4.11 HASIL UJI KECOCOKAN MODIFIKASI KEDUA MODEL STRUKTURAL KESELURUHAN VARIABEL No Kriteria GOF Cut-oof value Hasil 1 Roots Means Square Error of Approximation (RMSEA) RMSEA,8 Evaluasi Model,77 Baik 2 Normated Fit Index (NFI) NFI,9,81 Marjinal Fit 3 Tucker-Lewis Index (TLI) atau Non-Normated Fit Index (NNFI) NNFI,9,89 Baik 4 Comparative Fit Index (CFI) CFI,9,91 Baik 5 Incremental Fit Index (IFI) IFI,9,91 Baik 6 Relative Fit Index (RFI) RFI,9,77 Marjinal Fit 7 Goodness of Fit Index (GFI) 8 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Sumber : Hasil pengolahan data dengan program LISREL(214) GFI,9,78 Buruk AGFI,9,71 Buruk Berdasarkan tabel 4.11 terlihat bahwa konstruk yang digunakan untuk membentuk sebuah model penelitian, pada pengukuran keseluruhan variabel telah memenuhi Kriteria Goodness of fit yang telah ditetapkan. Dimana untuk RMSEA, NNFI, CFI dan IFI berada dalam rentan nilai yang diharapkan walaupun NFI, dan RFI diterima secara marginal fit serta GFI dan AGFI diterima secara buruk. 11

12 4.5 Pengujian Hipotesis Pengujian model structural dari keseluruhan variabel pada penelitian bertujuan untuk menjelaskan prediksi hubungan antara variabel penyebab terhadap variabel akibat, dan hasilnya terkait erat dengan pengujian hipotesis. Gambar model structural dari keseluruhan model dengan tampilan hasil uji kesesuaian model menurut format LISREL digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.7 Model Struktural Keseluruhan Variabel Sumber : Hasil pengolahan data dengan program LISREL (214) 12

13 Uji kelayakan model struktural keseluruhan variabel ini diringkas sebagaimana dalam tabel berikut ini: TABEL 4.12 HASIL UJI KECOCOKAN MODEL STRUKTURAL PENGUJIAN HIPOTESIS No Kriteria GOF Cut-oof value Hasil 1 Roots Means Square Error of Approximation (RMSEA) RMSEA,8 Evaluasi Model,77 Baik 2 Normated Fit Index (NFI) NFI,9,81 Marjinal Fit 3 Tucker-Lewis Index (TLI) atau Non-Normated Fit Index (NNFI) NNFI,9,89 Baik 4 Comparative Fit Index (CFI) CFI,9,91 Baik 5 Incremental Fit Index (IFI) IFI,9,91 Baik 6 Relative Fit Index (RFI) RFI,9,77 Marjinal Fit 7 Goodness of Fit Index (GFI) 8 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Sumber : Hasil pengolahan data dengan program LISREL, 214 GFI,9,78 Buruk AGFI,9,71 Buruk Berdasarkan tabel 4.11 terlihat bahwa konstruk yang digunakan untuk membentuk sebuah model penelitian, pada pengukuran keseluruhan variabel telah memenuhi Kriteria Goodness of fit yang telah ditetapkan. Dimana untuk RMSEA, NNFI, CFI dan IFI berada dalam rentan nilai yang diharapkan walaupun NFI, dan RFI diterima secara marginal fit serta GFI dan AGFI diterima secara buruk. Dengan demikian uji kelayakan struktural keseluruhan variabel ini telah memenuhi syarat penerimaan. Gambar 4.7 tersebut diatas menampilkan signifikansi hubungan antar variabel, dimana hubungan yang memiliki nilai t > 1,96 adalah hubungan yang signifikan (Gaya kepemimpinan transformasional terhadap Downward Influence Tactics dan Gaya kepemimpinan transformasional terhadap Organizational 13

14 Citizenship Behavior) namun ada hubungan yang memiliki nilai < 1,96 adalah hubungan yang tidak signifikan (Gaya kepemimpinan transaksional terhadap Downward Influence Tactics, Gaya kepemimpinan transaksional terhadap Organizational Citizenship Behavior dan Downward Influence Tactics terhadap Organizational Citizenship Behavior). pada penelitian ini terdapat 5 hipotesis seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan statistic uji t, dengan LISREL menetapkan (default) statistik di uji t pada tingkat kesalahan () 5%, artinya nilai statistik t karena yang ditetapkan adalah sebesar 1,96. Ini adalah hasil estimasi atas hubungan kausal dari model struktural yang diuji dan hasil pengujian hipotesis dengan nilai t masingmasing hubungan (keterangan: berpengaruh apabila t-values > 1,96). TABEL 4.13 HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis Structural Path t-values Keterangan Kesimpulan H1 Gaya Kepemimpinan Transformasional Downward Influence Tactics 2,32 Data Mendukung Hipotesis H2 H3 H4 H5 Gaya Kepemimpinan Transformasional Organizational Citizenship Behaviour Gaya Kepemimpinan Transaksional Downward Influence Tactics Gaya Kepemimpinan Transaksional Organizational Citizenship Behaviour Downward Influence Tactics Organizational Citizenship Behaviour 3,58 Data Mendukung Hipotesis -1,74-2,5 Data Mendukung Hipotesis Data Mendukung Hipotesis -2,32 Data Mendukung Hipotesis Sumber : Hasil pengolahan data dengan program LISREL, 214 Gaya Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif terhadap Downward Influence Tactics Gaya Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif terhadap Organizational Citizenship Behaviour Gaya Kepemimpinan Transaksional tidak berpengaruh terhadap Downward Influence Tactics Gaya Kepemimpinan Transaksional berpengaruh negative terhadap Organizational Citizenship Behaviour Downward Influence Tactics berpengaruh negative terhadap Organizational Citizenship Behaviour 14

15 Dari tabel 4.13 diatas, maka dapat menarik kesimpulan mengenai model penelitian untuk variabel, Gaya Kepemimpinan Transformasional yaitu bahwa Gaya Kepemimpinan Transformasional berpengaruh signifikan terhadap Downward Influence Tactics, ditunjukan dengan nilai t>1,96, sebesar 2,32. Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional berpengaruh Organizational Citizenship Behaviour dapat ditunjukan nilai t>1,96 dengan nilai sebesar 3,58 dan mendapat nilai terbesar dibandingkan dengan nilai t variabel yang lainnya. Variabel Gaya Kepemimpinan Transaksional tidak berpengaruh terhadap Downward Influence Tactics ditunjukan nilai t>1,96, dengan nilai sebesar -1,74. Terdapat dua variabel kembali yang tidak berpengaruh signifikan yaitu Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Organizational Citizenship Behaviour yang nilainya t < 1,96, dengan nilai sebesar -2,5. Serta variabel Downward Influence Tactics terhadap Organizational Citizenship Behaviour mempunyai nilai t < 1,96 sehingga tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dua hipotesis yang dapat diterima dan tiga hipotesis tidak dapat diterima. 4.6 Pembahasan 4.6.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Tranformasional terhadap Downward Influence Tactics Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Downward Influence Tactics. Hasil penelitian ini 15

16 mengindikasikan bahwa kepemimpinan transformasional dipersepsikan baik oleh para karyawan, seperti adanya pemberian perhatian pada kebutuhan bawahan, penghargaan perbedaan individual serta pemberian pelatihan dan pengarahan kepada bawahan, dan ternyata hal tersebut merupakan karakter yang dimiliki oleh gaya kepemimpinan transformasional yang sesuai dalam memepengaruhi karyawan untuk dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. 4.6.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Organizational Citizenship Behaviour Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi intensitas penerapan kepemimpinan transformasional maka semakin tinggi tingkat OCB karyawan PT BNI, Tbk Cabang Utama UI Depok. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah intensitas penerapan kepemimpinan transformasional maka semakin rendah tingkat OCB PT BNI, Tbk Cabang Utama UI Depok. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa perilaku pemimpin yang mampu memunculkan rasa bangga dan kepercayaan bawahan, menginspirasi dan memotivasi bawahan, merangsang kreativitas dan inovasi bawahan, memperlakukan setiap bawahan secara individual serta selalu melatih dan memberi pengarahan kepada bawahan, akan meningkatkan perilaku OCB bawahan. Perilaku OCB yang meningkat ditandai dengan 16

17 meningkatnya perilaku berinisiatif untuk membantu atau menolong rekan kerja secara sukarela, perilaku menjaga hubungan baik dengan rekan kerja agar terhindar dari perselisihan, bersedia menerima apapun yang ditetapkan oleh organisasi meskipun dalam keadaan yang tidak sewajarnya, pengabdian atau dedikasi yang tinggi pada pekerjaan dan keinginan untuk melebihi standar pencapaian dalam setiap aspek, serta bertanggung jawab untuk terlibat, berpartisipasi, dan peduli dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan organisasi. Perilaku OCB para karyawan dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan intensitas penerapan kepemimpinan transformasional 4.6.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Downward Influence Tactics Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa kepemimpinan transaksional tidak berpengaruh terhadap Downward Influence Tactics. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa perilaku pemimpin yang mengetahui apa yang diinginkan bawahan, menjelaskan apa yang akan mereka dapatkan apabila kerjanya sesuai dengan harapan, dan responsif terhadap kepentingan pribadi bawahan merupakan teknik yang tidak sesuai digunakan untuk mempengaruhi karyawan bekerja sesuai dengan kapasitasnya untuk mencapai tujuan perusahaan 17

18 4.6.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Organizational Citizenship Behaviour Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh negatif terhadap Organizational Citizenship Behaviour. Karakter gaya kepemimpinan transaksional yang cenderung bersifat negosiasi untuk perhitungan reward and punishment justru membuat karyawan bekerja individual karena cenderung ingin mendapatkan penilaian yang baik tanpa peduli rekan sejawatnya membutuhkan bantuan. Maka dengan demikian perilaku OCB tidak tercipta. 4.6.5 Pengaruh Downward Influence Tactics terhadap Organizational Citizenship Behaviour Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa Downward Influence Tactics berpengaruh negatif terhadap OCB. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa apapun taktik yang digunakan pemimpin tidak memepengaruhi perilaku kerja karyawannya. 18