UNJUK KERJA METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) DENGAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PADA APLIKASI PENGENALAN WAJAH

dokumen-dokumen yang mirip
PROTOTYPE PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRICIPAL COMPONENT ALAYSIS (PCA) DAN LINIER DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA)

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis)

BAB II LANDASAN TEORI

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR

Hasil Ekstraksi Algoritma Principal Component Analysis (PCA) untuk Pengenalan Wajah dengan Bahasa Pemograman Java Eclipse IDE

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA)

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB III PERANCANGAN SISTEM

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

SISTEM VERIFIKASI WAJAH MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA DATA AKREDITASI SEKOLAH DASAR (SD) DI KABUPATEN MAGELANG

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR

SISTEM PINTU OTOMATIS BERDASARKAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE NEAREST FEATURE LINE

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penerapan Metode Phase Congruency Image (PCI) dalam Pengenalan Citra Wajah secara Otomatis

PENGEMBANGAN SISTEM PENGENALAN EKSPRESI WAJAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PADA DATABASE MUG)

PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN ABSTRAK

SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODA FISHERFACE TUGAS AKHIR. Febrian Ardiyanto NIM :

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

PENGENALAN WAJAH MANUSIA DENGAN METODE PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS (PCA)

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Linear Discriminant Analysis dan k Nearest Neighbor

Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel

PENGEMBANGAN SISTEM ABSENSI BERBASIS FACE RECOGNITION DENGAN METODE LDA

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE

Principal Component Analysis

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Oleh: Ulir Rohwana ( ) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. M. Isa Irawan, M.T.

BAB 2 LANDASAN TEORI

KLASIFIKASI BUNGA EUPHORBIA BERDASARKAN KELOPAK DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM KONTROL AKSES BERBASIS REAL TIME FACE RECOGNITION DAN GENDER INFORMATION

ABSTRAK. Kata Kunci : klasifikasi, musik digital, jenis musik, support vector machine, fitur ekstraksi, daftar putar musik digital

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 Landasan Teori

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH. Oleh: Kholistianingsih

Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra

SIMULASI PENGENALAN TULISAN MENGGUNAKAN LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION )

Pengantar Support Vector Machine

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

2.Jenis Serangan Berikut Berikut ini daftar serangan yang terdapat dalam dataset:

PENDETEKSIAN CITRA PALSU DENGAN MENGGUNAKAN WATERMARKS DAN SUPPORT VECTOR MACHINES. Daniel Hutabarat ( )

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Sistem Absensi Berbasis Webcam

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)

Kombinasi KPCA dan Euclidean Distance untuk Pengenalan Citra Wajah

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3573

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem

Empat Metode Pembobotan Sistem Persamaan Linier Pada Variabel atau Komponen Wajah Pada Sistem Pengenalan Wajah

BAB II KAJIANPUSTAKA

Aplikasi Principle Component Analysis (PCA) Untuk Mempercepat Proses Pendeteksian Obyek Pada Sebuah Image

ENKRIPSI DATA HASIL ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PCA) ATAS CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN ALGORITMA MD5

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

Analisis Akurasi Support Vector Machine...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN NLDA (NULL-SPACE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS)

APLIKASI PENGENALAN WAJAH UNTUK VALIDASI PESERTA UJIAN ONLINE MENGGUNAKAN METODE HAAR CASCADE DAN EIGEN FACE VECTOR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA ALGORITMA SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) DALAM MEMPREDIKSI NASABAH YANG BERPELUANG KREDIT MACET

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

Implementasi Pengenalan Wajah Berbasis Algoritma Nearest Feature Midpoint

Pengembangan Model Pengenalan Wajah Manusia dengan Teknik Reduksi Dimensi Bi- 2DPCA dan Support Vector Machine sebagai Classifier

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN KARYAWAN MELALUI PENGENALAN CITRA WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

PENGENALAN SESEORANG MENGGUNAKAN CITRA GARIS TANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer

Implementasi Pengenalan Citra Wajah dengan Algoritma Eigenface pada Metode Principal Component Analysis (PCA)

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

PENGENALAN HURUF TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN METODE ZONING DAN SUPPORT VECTOR MACHINE

Menurut Ming-Hsuan, Kriegman dan Ahuja (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah sistem pengenalan wajah dapat digolongkan sebagai berikut:

Pengenalan Wajah Dengan Algoritma Canonical Correlation Analysis (CCA)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SEBAGAI SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Oleh : Margito Hermawan

BAB I PERSYARATAN PRODUK

Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Support Vector Machine (SVM)

ABSTRAK. Kata kunci : Principal Component Analysis, Linear Discriminant Analysis, Pengenalan wajah

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

Transkripsi:

ISSN : 1693 1173 UNJUK KERJA METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) DENGAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PADA APLIKASI PENGENALAN WAJAH Yustina Retno Wahyu Utami 1), Teguh Susyanto 2). Abstract Face recognition techniques and classification methods have been proposed, but not many techniques that compare performance between methods. This research wants to analyze the performance of recognition. The method which are studied and compared are support vector machine and learning vector quantization. The result showed that the performance of the method, on the varied training number, LVQ method is better than SVM. In large number of classes, LVQ method is better than SVW. Keywords: classification, face recognition, LVQ, SVM I. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, kemajuan dibidang pemograman juga mengalami peningkatan kerumitan dan fungsi. Salah satu bidang yang sedang berkembang yaitu biometris. Bidang tersebut memproses ciri-ciri khusus fisik seseorang yang dapat digunakan sebagai sistem pengidentifikasian dan keamanan. Meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap berbagai macam ancaman dan semakin lemahnya sistem keamanan dengan menggunakan inputan password yang berupa string atau karakter telah melahirkan cara baru untuk melindungi software, hardware, bahkan gedung dari serangan pihak luar, maka salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu sistem biometris. Contoh biometris adalah finger recognition, voice regonition, iris recognition, face recognition dan lain-lain. Karakteristik fisiologis yang akan dipilih sebagai subjek kali ini yaitu face recognition pengidentifikasian melalui pola wajah, karena pola wajah memenuhi beberapa persyaratan untuk digunakan sebagai 1, 2) Program Studi Teknik Informatika, STMIK Sinar Nusantara Surakarta Jurnal Ilmiah SINUS.45

indikator karakteristik biometrik dalam identifikasi personal yaitu karakteristik tersebut dimiliki oleh semua orang (universal), bersifat unik, karakteristik tersebut tidak dapat diubah (permanen) dan arakteristik tersebut diambil atau diukur secara kualitatif. Sampai saat ini pola wajah masih memegang peranan penting bagi berbagai pihak yang membutuhkan identifikasi personal dengan menggunakan indikator karakteristik fisiologi manusia. Secara umum pola wajah digunakan sebagai sistem identifikasi yang dapat digunakan dalam aplikasi teknologi seperti: Access system security,yaitu akses untuk masuk suatu area atau ruangan tertentu, Restricted dan Authentification system, yaitu akses data yang sifatnya rahasia dan terbatas misalnya pada perbankan dan diplomatik. Teknologi untuk memproses gambar yang telah dikenal antara lain teknologi computer vision dan image processing yang memungkinkan komputer dapat mengenali suatu gambar (citra) digital. Teknologi face recognition adalah suatu proses perhitungan yang dilakukan oleh komputer dengan tujuan agar komputer dapat mengenali wajah seseorang. Teknologi face regonition dapat digunakan untuk mempercepat proses pencarian informasi berdasarkan foto atau image wajah seseorang, dengan catatan data yang dicari harus terlebih dahulu di inputkan kedalam database komputer. Agar aplikasi dapat mengenali suatu wajah, harus dipersiapkan database yang berisi informasi sejumlah citra wajah yang telah diidentifikasi terlebih dahulu. Database ini diperlukan untuk menyimpan bagian-bagian penting dari wajah yang disebut eigenfaces. Terdapat beberapa masalah yang harus diselesaikan dalam penelitian ini. Masalah ini bisa dibagi dalam beberapa bagian sebagai berikut : - Bagaimana algoritma Principal Component Analysis (PCA) dan Linear Discriminant Analysis (LDA) untuk ekstraksi ciri citra wajah? - Bagaimana mengklasifikasikan feature metode Support Vector Machine (SVM) dan Learning Vector Quantization (LVQ)? 46.Jurnal Ilmiah SINUS

- Bagaimana unjuk kerja metode klasifikasi Support Vector Machine (SVM) dan Learning Vector Quantization (LVQ)? Adapun maksud dan tujuan penelitian ini, adalah : Merancang-bangun prototype aplikasi pengenalan wajah Membandingkan dan menganalisis unjuk kerja metode SVM dengan LVQ II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Wajah Telah banyak usaha yang dilakukan oleh para peneliti untuk membangun suatu sistem berbasis pengenalan wajah dengan menggunakan berbagai metode yang berbeda-beda meliputi pemilihan ekstraksi ciri dan teknik klasifikasi. Walaupun sudah banyak teknikteknik pengenalan wajah telah dikemukakan dan telah menunjukkan hasil yang signifikan, namun pengenalan wajah yang handal masih sukar didapatkan (Paul and Michael, 2004, Zhao et al, 2005). Studi awal pengenalan wajah telah dilakukan dengan suatu pendekatan sederhana. Pada sistem pengenalan wajah yang akan dikembangkan menggunakan metode gabungan PCA dan LDA. Secara umum diagram blok sistem pengenalan wajah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1 (Zhao et al, 2005). Citra Wajah Deteksi Wajah Ekstraksi Ciri Klasifikasi Identifikasi/Verifikasi Gambar 1 Diagram blok Sistem pengenalan Wajah Pada Gambar 1, ditunjukkan bahwa sistem pengenalan wajah meliputi 3 bagian yaitu: 1. Deteksi dan normalisasi wajah secara kasar 2. Ekstraksi ciri dan normalisasi wajah secara akurat 3. Klasifikasi untuk mendapatkan hasil identifikasi atau verifikasi Jurnal Ilmiah SINUS.47

2.2 Principal Component Analysis (PCA) Principal Component Analysis( PCA) adalah teknik reduksi dimensi yang umum digunakan pada aplikasi pemrosesan citra. Prinsip dasar dari algoritma PCA adalah menentukan komponenkomponen atau dimensi-dimensi dari semua citra mempunyai distribusi energi maksimal pada komponen-komponen tersebut. Maka dimensi-dimensi yang berkontribusi tersebutlah yang dipertahankan untuk tahap pemrosesan selanjutnya dan sisanya disingkirkan. Prinsip das/ar dari algoritma PCA adalah memproyeksikan image ke dalam bidang ruang eigen-nya. Caranya adalah dengan mencari eigen vector yang dimiliki setiap image dan memproyeksikannya ke dalam ruang eigen yang didapat tersebut. Besarnya dimensi ruang eigen tergantung dari jumlah image yang dimiliki oleh program training. 2.3 Linear Discriminant Analysis (LDA) Seperti pada PCA, algoritma LDA memiliki karakteristik perhitungan matriks yang sama dengan PCA, perbedaan dasarnya adalah pada LDA diusahakan adanya perbedaan yang maksimum antar kelas yang berbeda (kelas adalah kumpulan citra dari orang yang sama) dan perbedaan yang minimun dari citra dalam kelas. LDA bekerja berdasarkan analisa matrik penyebaran (scatter matrix analysis) yang bertujuan menemukan suatu proyeksi optimal sehingga dapat memproyeksikan data input pada ruang dengan dimensi yang lebih kecil dimana semua pola (pattern) dapat dipisahkan semaksimal mungkin. Karenanya untuk tujuan pemisahan tersebut maka LDA akan mencoba untuk memaksimalkan penyebaran data-data input diantara kelas-kelas yang berbeda dan sekaligus juga meminimalkan penyebaran input pada kelas yang sama. Perbedaan antar kelas direpresentasikan oleh matriks S b (scatter between class) dan perbedaan dalam kelas direpresentasikan oleh matriks S w (scatter within class). 2.4 Support Vector Machine (SVM) Support Vector Machine (SVM) adalah suatu metode yang berusaha menemukan hyperplane yang terbaik pada input space. Prinsip dasar SVM adalah linear classifier yang selanjutnya dikembangkan agar dapat bekerja pada problem non-linear dengan 48.Jurnal Ilmiah SINUS

memasukkan konsep kernel trick pada ruang kerja berdimensi tinggi (Nugroho, dkk, 2013). SVM dapat melakukan klasifikasi data yang terpisah secara linier (linearly separable) dan non-linier (nonlinear separable) (Burges, 1998). Linearly separable data merupakan data yang dapat dipisahkan secara linier. Misalkan {x 1,..., x n } adalah dataset dan di x i d, serta yi {+1, 1} adalah label kelas dari data x i. Anggap ada beberapa hyperplane yang memisahkan sampel positif dan negatif, maka x yang berada pada hyperplane akan memenuhi persamaan w.x + b=0. Untuk permasalahan data linier, algoritma support vector hanya mencari hyperplane dengan margin yang terbesar (jarak antara dua kelas pola). Hard margin hyperplane ditunjukkan pada Gambar 2. Hyperplane terbaik tidak hanya dapat memisahkan data dengan baik tetapi juga yang memiliki margin paling besar. Data yang berada pada bidang pembatas ini disebut support vector. Untuk menyelesaikan permasalahan data non-linier dalam SVM adalah dengan cara memetakan data ke ruang dimensi lebih tinggi (ruang fitur atau feature space) (Burges, 1998), dimana data pada ruang tersebut dapat dipisahkan secara linier, dengan menggunakan transformasi Ф. Φ: d H Gambar 2. Hard Margin Hyperplane Dengan demikian algoritma pelatihan tergantung dari data melalui dot product dalam H. Sebagai contoh Ф(x i ). Ф(x j ). Jika terdapat fungsi kernel K, sedemikian hingga K(x i,x j ) = Ф(x i ). Ф(x j ), maka algoritma pelatihan hanya memerlukan fungsi kernel K, tanpa harus mengetahui transformasi Ф secara pasti. Jurnal Ilmiah SINUS.49

SVM pertama kali dikembangkan oleh Vapniks untuk klasifikasi biner, namun selanjutnya dikembangkan untuk klasifikasi multiclass (banyak kelas). Pendekatannya adalah dengan membangun multiclass classifier, yaitu dengan cara menggabungkan beberapa SVM biner. Pendekatan ini terdiri dari metode satu lawan semua (One Against All) dan metode satu lawan satu (One Against One) (Hsu and Lin, 2002). 2.5 Learning Vector Quantization (LVQ) Learning Vector Quantization merupakan metode klasifikasi jaringan saraf tiruan. Algoritma pembelajaran LVQ adalah sebagai berikut (Fauset 1994): x: vector pelatihan (x 1,, x i,, x n ) T: klas atau kategori vector pembelajaran w j :vector bobot unit output C j :kategori/klas yang diberikan oleh unit output j x-w j : jarak eucledian antara vector input dan vector output L0 : Inisialisasi vector referensi Inisialisasi laju pembelajaran α(0) L1 : Selama syarat berhenti false kerjakan langkah 2-6 L2: Untuk setiap vector input pembelajaran x, kerjakan langkah 3-4 L3: Cari j sehingga x-w j minimum L4: Perbaharui w j Bila T=C j, maka w j (baru)= w j (lama) + α. x-w j (lama) Bila T Cj, maka w j (baru)= w j (lama) - α. x-w j (lama) L5 : Kurangi laju pembelajaran L6 : Uji syarat berhenti; Syarat berhenti : spesifikasi cacah iterasi atau laju pembelajaran mencapai nilai yang cukup kecil. Metode LVQ telah digunakan untuk verifikasi wajah (Fadlil dan Yeki, 2010) dan menghasilkan unjuk kerja yang baik. III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka penelitian Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 8 (delapan) bulan. Kerangka penelitian disajikan dalam Gambar 3. 50.Jurnal Ilmiah SINUS

Pengumpulan data, Studi Pustaka Citra Wajah Deteksi Wajah Identifikasi/ Verifikasi Klasifikasi SVM LVQ Ekstraksi Ciri PCA + LDA Pengujian Analisis Unjuk Kerja Gambar 3. Kerangka Penelitian Tahapan penelitian yang tersaji dalam gambar 3 adalah sebagai berikut: - Pengumpulan data dan studi pustaka. Hal ini dilakukan untuk mempelajari karakteristik metode/algoritma yang digunakan dalam prototype aplikasi pengenalan wajah - Citra wajah diambil dari database wajah yang sudah ada, database standar dalam penelitian-penelitian. - Citra wajah diekstraksi ciri dengan metode gabungan PCA+LDA. Metode gabungan ini dapat mereduksi ukuran ciri (Purwanto,2008) - Ciri citra kemudian diklasifikasikan dengan metode SVM dan kemudian LVQ. - Hasil Klasifikasi kemudian diidentifikasi apakah citra wajah terklasifikasi dengan benar atau tidak. 3.2 Sumber Data 1) Data primer Data wajah yang digunakan berupa basis data wajah yang sudah ada (standar penelitian) yakni dari YaleB, atau Cambridge, atau Columbia university. 2) Data sekunder Data sekunder diperoleh dari luar obyek penelitian yang masih ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dan dari literatur. Data sekunder yang diperlukan meliputi referensi baik dari buku, jurnal dan media elektronik. 3.3 Metode Pengukuran Unjuk Kerja Unjuk kerja diukur dengan membandingkan banyaknya citra yang terklasifikasi benar dengan banyaknya pengujian. Jurnal Ilmiah SINUS.51

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan A. Ekstraksi citra wajah dengan Algoritma PCA + LDA Tujuan dari ekstraksi citra wajah atau fase training adalah untuk mendapatkan fitur-fitur utama citra wajah, yang disebut eigenface, yang nantinya akan digunakan untuk dibandingkan dengan citra wajah yang akan di deteksi. Tahap-tahap ekstraksi citra atau fase training menggunakan algoritma Principal Component Analysis (PCA) adalah sebagai berikut: 1. Setiap citra wajah yang di-training dikonversikan ke dalam sebuah vektor baris. Seperti pada Gambar 4, matriks a x b dikonversikan ke dalam sebuah vektor kolom x dengan ukuran ab x 1. 1 3 4 2 1 5 3 2 1 33 Gambar 4. Gambaran baris vektor dari citra wajah 2-dimensi 2. Bila terdapat citra sejumlah n buah, maka akan didapat vektor baris ab sebanyak n. Semua vektor baris tersebut digabung menjadi sebuah matrik, dengan ukuran ab x n. S x x x (1) 1 2 3 x n 3. Hitung rata-rata vektor citra wajah dari n vektor baris : n xi i (2) n 4. Hitung matrik Φ, diperoleh dari matrik hasil tahap 2 dikurangi rata-rata vektor citra wajah sebagai berikut: i x i (3) 1 Matrik Φ yang diperoleh mempunyai ukuran ab x n. 52.Jurnal Ilmiah SINUS

5. Hitung matrik Covariance C, yang diperoleh dari perkalian matrik Φ dengan transposenya Φ T, sebagai berikut: C = Φ T x Φ (4) dengan matrik Φ mempunyai ukuran ab x n dan matrik Φ T berukuran n x ab, sehingga diperoleh matrik covariance berukuran n x n. 6. Langkah berikutnya adalah mencari eigenvalue dan eigenvector dari matrik covariance C. Perolehan eigenvalue dan eigenvector yang dapat dianggap mewakili seluruh distribusi data, dalam penelitian ini digunakan fungsi eig dari Matlab. Citra wajah yang di-training, diperoleh beberapa eigenvalue. Kemudian dari eigenvalue tersebut, dipilih beberapa nilai yang tertinggi. Proses selanjutnya adalah melakukan proses pengurutan eigenvector V PCA yang berkorelasi dengan eigenvalue dari nilai terbesar sampai terkecil. 7. Selanjutnya matriks ciri PCA diperoleh dari perkalian V PCA dengan Φ. U = V PCA x Φ (5) 8. Matrik U berisi citra semua kelas. Bila X 1, X 2,, X c adalah kelas wajah pada matriks U di mana setiap kelas X i terdapat k citra wajah, dapat dihitung rata-rata citra i untuk setiap kelas X i adalah: k 1 (6) i x j k j1 9. Hitung rata-rata citra dari semua class di matriks U sebagai berikut: c 1 (7) U c i 1 i 10. Hitung within-class scatter matrix : S W c i1 x X k ( x i k )( x ) 11. Hitung between-class scatter matrix: c S ( i U )( i U ) B N i i1 i k i T T (8) (9) Jurnal Ilmiah SINUS.53

12. Cari eigenvalue dan eigenvector dari S W dan S B yang disebut V LDA. (10) 13. Matrik U dikurangi rata-rata seluruh citra. R= U - U (11) 14. Matrik ciri diperoleh dari perkalian dari matriks R dengan eigenvector V LDA : LDA = V LDA x R (12) B. Deteksi Wajah dengan Algoritma PCA + LDA 1. Wajah yang akan dideteksi I terlebih dahulu diektrak untuk mendapatkan fitur-fitur utamanya, kemudian diproyeksikan ke ruang citra wajah hasil training dengan rumus (13): ω i = U i T x (I ) (13) i = 1, 2,, k dimana U adalah matrik eigenface wajah hasil training, dan adalah rata-rata vektor baris citra wajah yang di-training. Nilai yang dihasilkan ω i mewakili wajah yang dideteksi dan disimpan dalam vektor Z. = [ω 1 ω 2 ω 3 ω k ] (14) 2. Selanjutnya Z dikurangi dengan U yakni rata-rata matriks U. Y = Z - U (15) 3. Matrik Y dikalikan dengan eigenvector V LDA. = Y x V LDA (16) 4. Matrik ini kemudian dikelaskan dengan metode klasifikasi SVM dan LVQ. 4.2 Implementasi Tahapan implementasi meliputi pembuatan fungsi PCA, fungsi LDA, klasifikasi dengan SVM, pembuatan training untuk LVQ, klasifikasi dengan LVQ. Implementasi program menggunakan perangkat lunak matlab. A. Ekstraksi Ciri 1) Mengubah citra dimensi 2 menjadi vektor baris I=OneD(i); 2) Fungsi PCA 54.Jurnal Ilmiah SINUS

Fungsi untuk mencari matriks ciri dari citra training menggunakan algoritma PCA adalah sebagai berikut. [VPca,DPca,fPca,g,rerataPCA, training, Q]=PCA(faces,group, 8,10); 3) Fungsi LDA Fungsi untuk memperoleh matriks ciri hasil fungsi PCA menggunakan algoritma LDA adalah sebagai berikut. [VLda, DLda, flda,reratalda] =LDA(fPca,train,kelas); B. Deteksi wajah 1) Bila terdapat wajah yang akan diklasifikasikan, ubah citra menjadi vektor baris J=OneD(i); 2) Cari ciri dari matriks J [f,fl]=ekstraksi(j,reratapca, reratalda, VPca, VLda ) 3) Klasifikasi menggunakan Support Vector Machine (SVM) Setelah diperoleh matriks ciri citra training dan citra uji menggunakan algoritma PCA + LDA, citra tersebut diklasifikasi dengan metode klasifikasi SVM. Fungsi SVM menggunakan fungsi yang telah tersedia di matlab. Pemanggilan fungsi klasifikasi dengan SVM adalah sebagai berikut. kelas=multisvm(flda,g,fl) 4) Klasifikasi menggunakan Learning Vector Quantization (LVQ) Klasifikasi dengan metode LVQ menggunakan fungsi yang telah tersedia di matlab. Penggunaan metode klasifikasi LVQ didahului dengan membuat training dari LVQ. - Membuat training set LVQ function net=lvqclaasify(flda,g,w) fl=flda'; t=ind2vec(str2num(char(g))'); net=newlvq(fl,20,w); net.trainparam.epochs=100; net=train(net,fl,t); end - Klasifikasi LVQ Y=sim(net,double(f)); Yc=vec2ind(Y); Jurnal Ilmiah SINUS.55

C. Implementasi Antarmuka Pengguna Hasil implementasi antarmuka pengguna adalah seperti Gambar 5. 4.3 Pengujian Unjuk kerja dalam penelitian ini diukur melalui perbandingan berapa citra yang terklasifikasi benar dengan banyaknya pengujian yang dilakukan. Pengujian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui: 1. pengaruh banyaknya citra training terhadap unjuk kerja SVM dan LVQ 2. pengaruh banyaknya kelas terhadap unjuk kerja tiap metode. Citra yang digunakan dalam pengujian diambil dari basis data citra standar untuk aplikasi pengenalan wajah. Citra diunduh dari basis data AT&T yang berukuran 112 x 92 piksel. Citra berisi wajah dengan berbagai posisi dengan terang yang sama. Gambar 5. Antarmuka Pengguna Prototipe Pengenalan Wajah Pengujian pertama dilakukan dengan mengambil 10 kelas wajah dengan jumlah sampel 10 citra untuk tiap wajah. Pengujian pada 7 citra training dan 3 citra uji diperoleh metode klasifikasi SVM memiliki unjuk kerja 80% dan metode LVQ 87%. Pengujian dengan 6 citra training dan 4 citra uji diperoleh bahwa unjuk kerja SVM 68% dan LVQ 80%. Pengujian dengan 5 citra uji dan 5 citra training diperoleh bahwa unjuk kerja SVM sebesar 72% dan LVQ 86%. 56.Jurnal Ilmiah SINUS

Unjuk Kerja Prosentase Prosentase Unjuk Kerja terhadap Jumlah 100% Training 50% 0% 7/3 6/4 5/5 Rerata Jumlah Training Gambar 6. Prosentase Unjuk Kerja terhadap Jumlah Data Training Berdasarkan pengujian terhadap 100 sampel dari 10 kelas wajah diperoleh bahwa unjuk kerja klasifikasi dengan metode Learning Vector Quantization (LVQ) lebih baik dari metode Support Vector Machine (SVM). Pengujian kedua menggunakan 5 citra training dan 5 citra uji. Pengujian dilakukan pada jumlah kelas yang berbeda yaitu 5, 10, 15, dan 20 kelas. Hasil pengujian disajikan dalam Gambar 7. SQM LVQ 100% 80% 60% 40% 20% 0% 5 10 15 20 Jumlah Kelas SVM LVQ Gambar 7. Unjuk Kerja Metode terhadap Jumlah Kelas Berdasarkan pengujian terhadap banyaknya kelas, metode SVM menunjukkan unjuk kerja lebih dari 95% pada jumlah kelas yang kecil, namun pada kelas yang besar metode ini memiliki unjuk kerja lebih rendah dari LVQ. Sedangkan metode LVQ dengan semakin bertambahnya jumlah kelas memiliki unjuk kerja yang lebih baik dari SVM. Jurnal Ilmiah SINUS.57

V. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan sampai saat ini adalah: Pengenalan wajah dapat dilakukan dengan yang menggabungkan algoritma PCA dan LDA untuk ekstraksi ciri, dan sebagai metode klasifikasinya menggunakan metode Support Vector Machine (SVM) dan Learning Vector Quantization (LVQ). Berdasarkan pengujian terhadap 100 sampel wajah diperoleh bahwa unjuk kerja metode Learning Vector Quantization (LVQ) 11% lebih baik dari Support Vector Machine (SVM). Pengujian terhadap banyaknya kelas, SVM memiliki unjuk kerja 8% lebih baik dari LVQ pada 5 kelas, dan LVQ 42% lebih baik dari SVM pada 15 kelas. DAFTAR PUSTAKA Burges JC, 1998, A Tutorial on Support Vector Machines for Pattern Recognition, Data Mining and Knowledge Discovery, 2: 955-974. Fadlil, Abdul dan Yeki, Surya, 2010, Sistem Verifikasi Wajah Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector Quantization, Jurnal Informatika, Vol. 4, No. 2 Hsu CW and Lin CJ, 2002, A Comparison of Methods for Multiclass Support Vector Machines, IEEE Transactions on Neural network, 13: 415-425. Nugroho, Witarto dan Handoko, Support Vector Machine : Teori dan Aplikasinya Dalam Bioinformatika. Kuliah Umum Ilmu Komputer.com, URL: http://www.ilmukomputer.com/ antosvm.pdf, diakses tanggal 10 Desember 2013 Purwanto, JE, 2008, Prototipe Pengenalan Wajah Melalui Webcam dengan menggunakan Algoritma Principal Component Analysis dan Linier Discriminant Analysis (LDA), Tugas Akhir, Universitas Komputer Indonesia. Zhao, W., Chellappa, R., Phillips, P. J., and Rosen feld, A., 2005, Face Recognition: A Literature survey, ACM Computing Surveys, Vol. 35, No. 4, pp. 399 458. 58.Jurnal Ilmiah SINUS