Korosi Suatu Material 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material

FISIKA EKSPERIMENTAL I 2014

FISIKA EKSPERIMENTAL I 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

PENGARUH KEHADIRAN TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI BESI TUANG KELABU

1. Pengertian Perubahan Materi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B.

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM A 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALATIHAN SOAL BAB 11

EFEK HALL. Laboratorium Fisika Material, Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Pilihlah a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang!

REDUKSI-OKSIDASI PADA PROSES KOROSI DAN PENCEGAHANNYA Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

PELAPISAN ALLOY BERBASIS NIKEL PADA SUBSTRAT CARBON STEEL UNTUK SISTEM PEMIPAAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI PANAS BUMI

OPTIMASI PARAMETER PENGHILANGAN SCALE PADA BAJA LEMBARAN PANAS

MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

TERSELESAIKAN H+7 P2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sanden Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 2 JP

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

Uji Densitas dan Porositas pada Batuan dengan Menggunakan Neraca O Houss dan Neraca Pegas

Pengaruh Perlakuan Panas Pada Anoda Korban Aluminium Galvalum Iii terhadap Laju Korosi Pelat Baja Karbon Astm A380 Grade C

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

II. TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR KERJA SISWA 3

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

PENGARUH JENIS MEDIA QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA ST 42. Oleh: Nugrah Rekto Prabowo ABSTRAK

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Elektrokimia. Sel Volta

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PENINGKATAN KEKERASAN MATERIAL GYPSUM SETELAH MENCAPAI SUHU / TEMPERATUR PENGERINGAN

PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR OPTIMUM DOPED DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

STUDI EKONOMIS PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

LEMBAR KERJA SISWA 2

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika

PERCOBAAN LOGAM KOROSI BASAH DAN KOROSI ATMOSFERIK

LAJU DAN BENTUK KOROSI PADA BAJA KARBON MENENGAH YANG MENDAPAT PERLAKUAN PADA SUHU AUSTENIT DIUJI DI DALAM LARUTAN NaCl 3 N

MASSA JENIS MATERI POKOK

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

PENGARUH PENDINGINAN CEPAT TERHADAP LAJU KOROSI HASIL PENGELASAN BAJA AISI 1045

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kesetaraan kalor lebur es.

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri

KIMIA ELEKTROLISIS

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

Antiremed Fisika. Persiapan UAS 1 Fisika Kelas Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini?

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sifat kimia pada baja karbon rendah yang dilapisi dengan metode Hot Dip

LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I Mengukur Jari Jari Tetes Minyak dan Muatan Listrik Elektron Dengan Eksperimen Tetes Minyak Milikan

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah

TIN107 Material Teknik. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d. Material Teknik

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PERUBAHAN KIMIA. Disusun Oleh. Ari Wahyuni PROGRAM D3 FARMASI LABORATORIUM KIMIA DASAR

ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Proses polimerisasi stirena dilakukan dengan sistem seeding. Bejana

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

ANALISA PERBANDINGAN PELAPISAN GALVANIS ELEKTROPLATING DENGAN HOT DIP GALVANIZING TERHADAP KETAHANAN KOROSI DAN KEKERASAN PADA BAJA

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

Waktu (t) Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.3

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

KOROSI SUATU MATERIAL Korosi Suatu Material 2014 Novi Tri Nugraheni (081211333009), Maya Ardiati (081211331137), Diana Ega Rani (081211331138), Firdaus Eka Setiawan (081211331147), Ratna Yulia Sari (081211332002), Hanif Roikhatul Jannah (081211332006), Khoirotun Nisa (081211332007), Fachrun Nisa (081211332010),Ahmad Zusmi Humam (081211333006) Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya ABSTRAK Dalam eksperimen kali ini, akan dibahas tentang pengukuran korosi suatu material padat dari bahan aluminium. Korosi merupakan perusakan suatu material karena bereaksi dengan lingkungannya dimana sebagian logam akan menjadi oksida, sulfide atau lainnya yang dapat larut dengan lingkungannya. Aluminium merupakan suatu unsur golongan III A bernomor atom 13 dan diberi lambang Al. Aluminium banyak digunakan karena sifatnya yang ringan,kuat,reflektif,mudah dibentuk dan memiliki konduktivitas listrik dan panas yang baik. Namun Aluminium dapat mengalami korosi jika bereaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat merusak struktur Aluminium pada bahan sehingga menyebabkan pencemaran,kebocoran tangki,meledaknya pipa bertekanan,rusaknya konstruksi bangunan dll. Oleh karena itu dilakukan pengukuran laju korosi pada Aluminium sehingga kita tahu seberapa baik resistensi Aluminium terhadap korosi.eksperimen ini dilakukan dengan pengujian immerion corrosion, yaitu yang dilakukan dengan cara memberikan perlakuan panas pada material yang kemudian dicelupkan kedalam suatu bejana yang beriikan larutan HCL yang berkosentrasi 4%. Dari hasil eksperimen ini didapatkan nilai laju korosi sebesar ( ) mm/tahun, melalui tabel tingkat ketahanan korosi dapat diketahui bahwa jenis ketahanan korosi bahan aluminium tersebut jelek sekali > 5. Kata Kunci: Korosi, Aluminium, Reaksi Oksidasi. PENDAHULUAN Dalam era globalisasi kali ini, semua ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat dan telah menuntut penggunaan suatu material dengan tepat. Untuk dapat menggunakan suatu material dengan tepat, kita harus mengetahui dan mengenal terlebih dahulu karakteristik dari suatu material yang akan kita gunakan, 1

karena suatu material mempunyai berbagai macam sifatnya yang berbeda-beda. Salah satu dari sifat suatu material adalah tahan terhadap korosi. Korosi itu sendiri merupakan masalah yang sangat serius dalam dunia material, karena dapat mengakibatkan kerugian-kerugian yang besar, antara lain dapat menimbulkan kebocoran, meledaknya suatu pipa atau bejana bertekanan dan mungkin juga akan membuat pencemaran pada kwalitas suatu produk. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu cara bagaimana menentukan nilai laju korosi suatu material. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana nilai laju korosi yang diperoleh, apakah material tersebut mempunyai daya tahan yang unggul terhadap korosi (resistan terhadap korosi) DASAR TEORI Pada hampir seluruh bahan material,dikenal terjadinya korosi. Korosi merupakan perusakan bahan material khususnya logam karena bereaksi dengan berbagai zat di lingkungan yang menyebabkan munculnya suatu produk yang tidak dikehendaki. Proses terjadinya korosi berlangsung secara perlahan tetapi pasti. Korosi dapat menyebabkan suatu bahan memiliki keterbatasan pemakaian,yang artinya suatu material 2 yang diperkirakan memiliki waktu yang lama dalam kegunaannya tetapi ternyata material tersebut hanya dapat digunakan pada waktu yang singkat karena telah mengalami pengkorosian. Hal ini disebabkan karena proses korosi tidak dapat diperkirakan berapa rentang waktu suatu material mengalami korosi. Pada umumnya,korosi terjadi pada besi karena besi merupakan logam yang mudah sekali berkarat/berkorosi.zat yang dihasilkan dari peristiwa pengkaratan besi adalah berupa zat berwarna merah kecoklatan yang bersifat rapuh. Korosi disebabkan adanya udara dan air yang bereaksi terhadap bahan logam dan peristiwa korosi dapat berlangsung lebih cepat ketika terdapatnya garam yang bereaksi dengan udara dan air terhadap suatu bahan logam tersebut. Faktor yang menyebabkan korosi dapat dibedakan menjadi 2,yakni yang bersal dari bahan itu sendiri dan yang berasal dari lingkungan.faktor yang disebabkan dari bahan meliputi kemurnian bahan,struktur bahan,bentuk kristal,serta pencampuran bahan dengan materi lain didalamnya.sedangkan dari faktor lingkungan meliputi tingkat kelembapan,suhu,pencemaran yang terjadi disekitarnya,dan keberadaan zat-zat korosif. Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa korosi tidak dapat dicegah namun dapat dikendalikan keberadaannya. Pengendalian korosi dapat dilakukan dengan, Pengecatan, Pelapisan dengan bahan plastic, Pelumuran dengan oli atau

yang mengandung minyak, Pelapisan dengan timah (Tin Plating), Pelapisan dengan zink (Galvanisasi), Pelapisan dengan kromium (Chromium plating), Pengorbanan anode (Sacrificial protection). Dari berbagai pengendalian tersebut,dapat pula dihitung laju korosi suatu logam material,dan ini hanya sebagai perkiraan terhadap ketahanan suatu material.cara tersebut demi menghindari halhal merugikan yang sangat tidak diinginkan. Dan salah satu cara tersebut dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus: Dengan : Vk = laju korosi ( )... (1) A = laus permukaan specimen mula-mula (mm²) t = lama waktu pengujian korosi (sekon) D = berat jenis specimen mula- mula ( ) M = pengukuran berat specimen akibat uji korosi (gram) K = konstanta perubahan satuan mm/s menjadi mm/tahun (32258064,52) Tabel 1. Tingkat Ketahanan Korosi Relatif (Narrayan, 1983) Kecepatan Ketahan Korosi Relatif Korosi (mm/tahun) Luar biasa < 0,02 Baik sekali 0,02 0,15 Baik 0,15 0,5 Cukup 0,5 1,25 Jelek 1,25 5 Jelek sekali > 5 ALAT DAN BAHAN Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah: 1. Plat aluminium 2. Larutan HCl konsentrasi 37 % 3. Air Alat-alat yang digunakan adalah: 1. Peralatan Furnace 2. Gelas ukur 3. Neraca 4. Jangka Sorong 5. Stopwatch METODE EKSPERIMEN 1. Mula-mula mencari nilai tebal bahan, jari-jari serta berat awal bahan. Kemudian menyiapkan larutan HCl dengan konsentrasi 4%. Karena yang tersedia HCl dengan konsentrasi 37% 3

maka terlebih dahulu dilakukan pengenceran dengan rumus M1V1 = M2V2. 2. Memanaskan bahan uji di dalam furnace dengan temperature 550 C selama 30 menit. Kemudian mendinginkannya dengan cepat dengan medium quenching air, proses ini disebut perlakuan panas peralutan. Tujuan dari proses perlakuan panas untuk menghasilkan sifat-sifat logam yang diinginkan. 3. Melakukan pengujian korosi dengan mencelupkan bahan uji ke dalam larutan HCl dengan konsentrasi 4% selama 15 menit. Kemudian menimbang massa dari bahan uji sesudah dilakukannya uji korosi tersebut. DATA HASIL PENGAMATAN Besaran yang Diukur Massa (Sebelum) Massa (Sesudah) Jari jari Tebal Waktu 4 Nilai 6,880 gram 6,850 gram 1,375 cm 0,275 cm 15 menit PEMBAHASAN Percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan laju korosi Aluminium. Laju korosi menunjukkan kecepatan korosi (mm) pertahun suatu bahan. Metode yang digunakan adalah solution heat treatment. Metode ini dilakukan dengan memanaskan Aluminium pada furnace pada suhu 550 C selama 30 menit. Pemanasan ini dilakukan agar Aluminium memiliki fasa yang sama sehingga mendekati homogen. Hal ini perlu dilakukan karena kepingan Aluminium yang digunakan sebagai sampel merupakan campuran dari beberapa bahan logam lainnya. Setelah dipanaskan kemudian melakukan proses Quenshing yaitu pendinginan Aluminium agar kembali kepada suhu awal sebelum dipanaskan. Quenching bertujuan agar padatan homogen yang terbentuk pada solution heat treatment dan kekosongan atom dalam keseimbangan termal pada temperature tinggi tetap pada tempatnya sehingga membantu diffusi atom pada suhu ruangan. Setelah itu kami gunakan metode immersion corrosion dengan cara menyiapkan cairan HCl 4% sebagai cairan korosifnya. Keping aluminium dimasukkan kedalam larutan HCl selama 15 menit. Pada proses tersebut

aluminium mengalami reaksi oksidasi. Yaitu: 2Al(s) + 6HCl 2AlCl 3 (aq) + 3H 2 (g) Pada saat percobaan tersebut nampak larutan HCl menjadi keruh karena ada AlCl 3 dan terdapat gelembung udara yang merupakan gas H 2. Kemudian keping Aluminium ditimbang. Hasilnya menunjukkan ada penurunan dari yang awalnya 6,880 gram menjadi 6,850 gram.. Artinya keping aluminium telah mengalami korosi sehingga massanya tereduksi. Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis data, diperoleh laju korosi Aluminium adalah ( ) mm/tahun. Artinya dalam satu tahun akan terjadi pengurangan massa sebesar 179,0920 mm akibat korosi. Hasil ini lebih dari 5 mm/tahun sehingga berdasarkan tabel tingkat ketahanan korosi relatif, maka kategori ketahanan korosif Aluminium tersebut adalah jelek sekali. Setelah diketahui nilai laju korosi suatu bahan,maka kita dapat merumuskan cara untuk mencegah dan mengurangi efek korosi pada bahan tersebut. Metode yang bisa digunakan diantaranya sacrificial anode,inhibitor,dll. Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan kondisi bahan yang akan dilindungi dari korosi. KESIMPULAN 1. Laju korosi Aluminium pada larutan korosif HCl adalah ( ) mm/tahun. 2. Aluminium tersebut dikotegorikan memiliki ketahanan korosi relatif yang sangat jelek berdasarkan tabel ketahanan korosi relative pada literature karena memiliki nilai >5. DAFTAR PUSTAKA 1. Callister, W.D., Jr, 1984, Introduction to Material Science and Engineering, John Wiley and Sons, New York. 2. Nace, 1979, Corrosion Hand Book ASTMG 31th, Nineth Edition, Metal park, Ohio. 5