5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

dokumen-dokumen yang mirip
5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

4002 Sintesis benzil dari benzoin

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat

4022 Sintesis etil (S)-(+)-3-hidroksibutirat

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana

5026 Oksidasi antrasena menjadi antrakuinon

3 Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

3 Metodologi Penelitian

Theophil Eicher und Hermann J. Roth, Synthese, Gewinnung und Charakterisierung von Arzneistoffen. prof. aza

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

3. Metodologi Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Lingkup Penelitian Penyiapan Gliserol dari Minyak Jarak Pagar (Modifikasi Gerpen 2005 dan Syam et al.

3 Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

3 Metodologi penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

3. Metodologi Penelitian

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III )

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan bulan Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

REKRISTALISASI DAN TITIK LELEH

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

Transkripsi:

57 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein CH H H + 2 + 2 H 2 H C 8 H 4 3 C 6 H 6 2 C 2 H 12 5 (148.1) (11.1) (332.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus karbonil turunan asam karboksilat, substitusi elektrofilik aromatis, asilasi Friedel-Crafts, reaksi pembentukan cincin Asam karboksilat anhidrida, fenol, pewarna Teknik Laboratorium Reaksi dengan mikrowave, pengadukan dengan batang pengaduk magnet, penambahan bertetes dengan corong tetes, pemanasan dengan refluk, penyaringan, ekstraksi Instruksi (skala batch 5 mmol) Peralatan Sistem mikrowave ETHS 16, labu leher-dua ml, pengaduk magnet, batang pengaduk magnet, tabung gelas (4 cm, NS 29), gelas beaker 1 L, corong tetes, labu penghisap, corong Buchner (diameter 8-1 cm), labu leher-dua 25 ml, pendingin refluk, desikator Bahan ftalat anhidrida (tl 129-132 C) resorsinol (tl 19-111 C) Asam klorida pekat Natrium hidroksida ksida fosfor(v) untuk pengering 7,77 g (52,5 mmol) 11, g ( mmol) 5 ml 8, g (2 mmol) 5 g Reaksi Ftalat anhidrida 7,77 g (52,5 mmol) dan 11, g ( mmol) resorsinol dimasukkan ke dalam labu leher-dua ml berisi batang pengaduk magnet dan 6 tetes air ditambahkan. Labu reaksi dilengkapi dengan pengatur temperatur elektronik dan diletakkan dengan tabung gelas 1

dalam mikrowave (lihat Petunjuk teknis: peralatan refluk standar untuk sistem mikrowave ). Campuran diaduk selama 4 menit dengan 9 W pada temperatur target 22 C. Awalnya, campuran reaksi kental, pada akhir reaksi seluruhnya padat. Penyelesaian Mula-mula, produk kotor yang diendapkan dalam labu reaksi dimurnikan dengan memindahkannya bersama larutan natrium hidroksida ke dalam garam dinatrium yang larut dalam air dan kemudian, pengendapan produk dengan HCl. Untuk prosedur ini, larutan natrium hidroksida disiapkan dengan melarutkan 8, g (2 mmol) NaH dalam 8 ml air. Asam sulfat pekat 4 ml dimasukkan ke dalam gelas beaker 1 L dengan batang pengaduk magnet, yang berisi 2 ml air. Corong pisah diletakkan di atas gelas beaker. Sekarang, 2 ml larutan NaH dimasukkan ke dalam labu reaksi dengan padatan produk kotor dan diaduk selama 1 menit (jika batang pengaduk magnet berhenti di dalam lelehan campuran, satu batang pengaduk magnet lainnya dimasukkan ke dalam labu). Kemudian, 3 ml air ditambahkan ke dalam labu reaksi dan diaduk selama 5 menit. Larutan merah gelap yang dihasilkan didekantir dari campuran yang masih mengandung padatan ke dalam corong pisah dan ditambahkan bertetes-tetes dengan lambat (1 sampai 2 tetes per detik) ke dalam asam klorida yang diaduk kuat di dalam beaker. Produk mengendap sebagai padatan merahoranye. Selama waktu penambahan, ditambahkan satu bagian lagi dari 2 ml larutan NaH dalam labu reaksi dengan produk kotor yang masih ada, diaduk seperti sebelumnya selama 1 menit, ditambahkan 3 ml air, diaduk selama 5 menit, kemudian larutan merah didekantir ke dalam corong tetes dan tetesan ini ditambahkan ke dalam beaker yang berisi HCl seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Prosedur ini diulangi dua kali sampai semua larutan NaH digunakan. Isi dalam gelas kimia didinginkan mencapai temperatur kamar dan endapan disaring dengan corong Buchner. (Jika kertas saring tertutup kristal halus, dapat disaring menggunakan kertas penyaring yang dilipat). Untuk pemurnian lebih lanjut, produk yang masih basah dimasukkan bersama-sama dengan ml air dan 1 ml HCl pekat ke dalam labu leher dua 25 ml, yang dilengkapi dengan batang pengaduk magnet, pengatur temperatur elektronik, tabung gelas, pendingin refluk dan dipasang dalam sistem mikrowave. Campuran direfluk selama 1 menit dalam mikrowave dengan 8 W dan temperatur target 13 C. Setelah didinginkan sampai temperatur kamar, dipisahkan lagi dengan corong Buchner. Produk dicuci pada corong Buchner dengan beberapa bagian air (volume total 3 ml), dan dikeringkan dengan cara dihisap dan di dalam desikator dengan oksida fosfor (V) dengan pengurangan tekanan sampai berat konstan. Hasil: 16,2 g (48,8 mmol, 98 %); tl 32-325 C, literatur: 316-32 C. warna produk sesuai dengan ukuran kristal dari merah-russet (kristal kasar) atau merah-oranye (kristal halus). 2

Komentar Air yang ditambahkan pada keadaan awal, membantu pengeluaran energi mikrowave dalam campuran reaksi sampai meleleh. Pengerokan reaktan sebelum reaksi tidak diperlukan karena akan meleleh sempurna di dalam mikrowave dalam satu menit dengan pengadukan. Proses pemurnian dengan HCl encer panas membantu untuk memisahkan pengotor yang larut dalam air, seperti reaktan yang tidak bereaksi, dari produk yang sedikit larut dalam air. Melalui pelarutan dan pengendapan produk kotor dengan basa dan asam, akan dihasilkan bahan yang sangat halus, lebih cocok untuk ekstraksi berikutnya daripada produk kotor yang hanya digerus dengan mortar. Reaksi dapat dengan mudah dilakukan dalam skala batch sampai 1 mol. Manajemen Limbah Pembuangan Limbah Limbah Filtrat air Pembuangan dinetralkan, kemudian: campuran pelarut air, mengandung halogen Waktu Kira kira 4 jam (tanpa waktu pengeringan) Penghentian sementara Sebelum penyelesaian Sebelum ekstraksi dalam mikrowave Tingkat kesulitan Mudah 3

Analisis Hubungan temperatur-waktu-bergantung pada tahap kerja dengan energi mikrowave Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein 2 9 8 Temperatur [ C] 15 5 T1 [ C] 7 6 5 4 3 2 Mikrowellenenergie [W] Energie [W] 5 15 2 25 3 35 Zeit [ C] Ekstraksi produk kotor 9 8 Temperatur [ C] 8 6 4 T1 [ C] Energie [W] 7 6 5 4 3 Energie [W] 2 2 2 4 6 8 12 14 Zeit [ C] 4

Spektrum 1 H NMR produk fluorescein (4 MHz, DMS-D 6 ) 8.5 8. 7.5 7. 6.5 6. 5.5 (ppm) 5. 4.5 4. 3.5 3. 2.5 17 16 18 H 9 8 19 2 15 14 1 11 12 1 2 13 3 6 5 7 4 CH δ (ppm) Multiplisitas Jumlah H Keterangan 7,99 d 1 18-H 7,79 dt 1 16-H 7,71 dt 1 17-H 7,26 d 1 15-H 6,72 m 2 4-H, 7-H 6,57 m 4 1-H, 2-H, 9-H, 1-H 2,53 pelarut 5

Spektrum 13 C NMR produk fluorescein (4 MHz, DMS- D 6 ) 17 16 15 14 (ppm) 13 12 11 δ (ppm) Keterangan 168,52 C-2 159,62 C-3, C-8 151,85 C-5, C-6, C-14 135,38 C-16 129,93 C-17 128,91 C-1, C-1 126,14 C-19 124,56 C-18 124, C-15 112,65 C-2, C-9 19,56 C-11, C-13 13,15 C-4, C-7 39,5 pelarut H 9 8 16 15 14 1 11 6 7 17 18 19 2 CH 12 1 2 13 3 5 4 6

Spektrum IR produk fluorescein (KBr) 69,1 68 66 64 62 6 58 3225,9 362,73 1697,69 185,71 916,12 588,1 798,15 665,43 864,51 753,91 53,22 75,99 56 846,8 458,98 %T 54 52 5 48 46 44 Fluorescein 1539,17 1177,88 1314,28 1388,1 1111,52 1461,75 1244,23 1211,5 1262,67 42 4 1594,47 38,2 4, 3 2 15 4, cm-1 7