III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Februai sampai dengan Juni 2015.

dokumen-dokumen yang mirip
Implementasi Rangkaian Penghitung Kerapatan Fluks Neutron Terkoreksi N16 RSG-GAS Berbasis LABVIEW

IMPLEMENTASI RANGKAIAN PENGHITUNG KERAPATAN FLUKS NEUTRON TERKOREKSI N16 RSG-GAS BERBASIS LABVIEW. Oleh PUJI SIAMATUN. Skripsi

PEMROGRAMAN SISTEM AKUISISI DATA PENGUKURAN PADA FASILITAS EKSPERIMEN UNTUK SIMULASI PENDINGINAN CONTAINMENT. G. Bambang Heru, Sagino

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN KEGAGALAN PENGUKURAN KETINGGIAN AIR SISTEM PENAMPUNGAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH (KPK01 CL001) DI RSG-GAS

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil,

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

BAB III PERANCANGAN ALAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyusun inti atom, sedangkan elektron bergerak mengelilingi inti atom. Neutron

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

VISUALISASI PERGERAKAN BATANG KENDALI REAKTOR RSG-GAS

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

VALIDASI DAN KARAKTERISASI FLOW METER E-MAG UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA FASILITAS EKSPERIMEN UNTAI UJI BETA ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

TENIK PENGUKURAN TINGKAT DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR TIPE CANDU

SISTEM KENDALI SUHU DENGAN MENGGUNAKAN. A. Sistem Kendali dengan NI MyRio untuk Mengatur Suhu Ruangan

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

Aplikasi Kamera Pemantau & Electrical Appliance Remote. Berbasis PC Menggunakan Microcontroller. Arduino Uno & LAN Connection

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

ABSTRAK. Modular Production System (MPS) merupakan rangkaian simulasi. beberapa mesin produksi, salah satu bagiannya adalah Processing Station

Dalam perancangan sistem pengendalian gerak palang pintu kereta api ini.

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Pada bab III ini menjelaskan mengenai konsep perancangan alat Monitoring Arus dan

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2011 sampai dengan Maret

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT PULSA SIMULASI DETEKTOR NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang

BAB III METODOLOGI. tertentu yang biasa digunakan pada proses automasi. Smart relay memiliki ukuran

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

Bab III Pengembangan Perangkat Lunak

BAB III METODE PENELITIAN

SIMULASI DATA ACQUISITION ALAT UJI FLIGHT CONTROL ACTUATOR PESAWAT MENGGUNAKAN SOFTWARE LABVIEW

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

SISTEM PENGENDALI DAN PENGAWAS PENGGUNAAN LISTRIK PADA GEDUNG BERTINGKAT BERBASIS WEB

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Jl. Tamansari no. 71, Bandung Telp Fax

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

UJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL

RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 03, No. 2 (2015), hal ISSN x

BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai Februari 2015.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PERANGKAT LUNAK SISTEM PENCACAH RADIASI MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

RANCANG BANGUN SISTEM ANTARMUKA RATEMETER DENGAN PRINTER MENGGUNAKAN KOMPUTER DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBAIKAN CRANE-2 HOTCELL 01 DI INSTALASI RADIOMETALURGI

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN ALAT

I. PENDAHULUAN. metabolisme, dan tubuh tanaman itu sendiri. Menurut Foth (1998), untuk

Transkripsi:

42 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Februai sampai dengan Juni 2015. Pembuatan program dilaksanakan di Sub Bidang Sistem instrumentasi dan Kendali serta pengambilan data di Ruang Kontrol Utama (RKU) PRSG GAS BATAN. B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Perangkat Keras (Hardware) Berikut perangka tkeras yang digunakan dalam penelitian ini adalah; a. Laptop Laptop berfungsi sebagai client (projec LabVIEW) dan server (NI OPC), serta penampil pengukuran data. b. Kabel Kabel digunakan untuk menghubungkan distributor aktif dari multifier ke PLC. c. PLC S7-300 PLC Siemens S7-300 didesain berbentuk modular, sehingga penggunanya dapat membangun suatu sistem dengan mengkombinasikan komponen-komponen atau susunan modul-modul S7-300 seperti yang ditunjukkan pada gambar 11 PLC S7-

43 300 disusun dari beragam komponen (Reference Manual SIMATIC PLC S7-300, 2003). Daftar pengkabelan ditumjukan pada tabel 1. Tabel 1. Daftar Pengkabelan PLC S7-300 Modul Analog No. Sistem Alamat Keterangan 1 JKT 03 CX811 (Flux) PIW318 MODUL 4 ; PIN 18(+), 19(-) 2 JKT 03 CX821 (Flux) PIW320 MODUL 5 ; PIN 2(+), 3(-) 3 JKT 03 CX831 (Flux) PIW322 MODUL 5 ; PIN 4(+), 5(-) 4 JKT 03 CX841 (Flux) PIW324 MODUL 5 ; PIN 6(+), 7(-) 5 JAC 01 CR811 PIW 284 MODUL 2 ; PIN 16(+), 17(-) 6 JAC 01 CR821 PIW 350 MODUL 2 ; PIN 18(+), 19(-) 7 JAC 01 CR831 PIW 288 MODUL 3 ; PIN 2(+), 3(-) 8 JRG 10 FX801 PIW 326 MODUL 5 ; PIN 8(+), 9(-) Gambar 14 merupakan PLC S7-300 yang sedang dalam proses instalasi pengkabelan PLC. Gambar 14. Instalasi Pengkabelan PLC S7-300 d. Multiplier Phoniex MCR - FL - C - UI - 2UI DCI Gambar 15. Multiplier PhoniexMCR - FL - C - UI - 2UI DCI

44 2. Perangkat Lunak yang Digunakan dalam Penelitian Perangkat lunak merupakan program yang dibuat untuk memantau dan merekam data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan perangkat lunak LabVIEW 2014. LabVIEW adalah perangkat lunak pemograman yang diproduksi oleh National instruments. Seperti bahasa pemograman lainnya yaitu C++, matlab atau Visual basic, LabVIEW juga mempunyai fungsi dan peranan yang sama, perbedaannya bahwa LabVIEW menggunakan Bahasa pemrograman berbasis grafis atau blok diagram sementara Bahasa pemrograman lainnya menggunakan basis text. Program LabVIEW dikenal dengan sebutan Vi atau Virtual instruments karena penampilan dan operasinya dapat meniru sebuah instrument. C. Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan. Prosedur yang dilakukan adalah perancangan sistem, realisasi sistem, pengujian sistem dan data. Jika data yang diinginkan sesuai maka lanjut ke tahap pengambilan data, pengolahan data, pembuatan laporan dan selesai. Gambar 16 merupakan tahapan yang dilakukan pada penelitian ini.

45 Mulai Perancangan Sistem Pembuatan Sistem Uji Coba Sistem Data Benar Tidak Ya Pengambilan Data Data Hasil Analisis Selesai Gambar 16. Diagram Alir Penelitian Langkah kerja yang dilakukan penelitian ini bagian pertama, dilakukan penyusunan blok diagram penelitian guna mempermudah jalannya penelitian. Diagram blok ini juga mempermudah dalam menyusun sebuah rancangan penelitian jika dalam suatu rancangan terdapat kendala kendala. 1. Perancangan Sistem Implementasi dasar desain tersebut dibutuhkan komputer PC yang sudah diinstalasi dengan perangkat lunak program aplikasi LabVIEW dan driver untuk

46 perangkat akuisisi data. Kemudian komputer juga dihubungkan dengan perangkat akuisisi data (PLC) untuk mengakuisisi data dari kanal pengukuran. atau komputer dapat mengambil data dari penyimpan data dalam Gambar 17. LAN PLC Gambar 17. Susunan perangkat Penghitung Fluks Neutron Terkoreksi N16 Program penghitung fluks neutron koreksi N16 melakukan perhitungan matematis berdasarkan data masukan N16 dan kerapatan fluks neutron dari Data Acqusition (DAQ) atau dari penyimpan data komputer. Data PLC digunakan saat perangkat penghitung kerapatan perangkat Rangkaian Penghitung Fluks Neutron Terkoreksi N16 terhubung langsung ke kanal pengukuran saat reaktor beroperasi. Sedangkan data dari penyimpan data digunakan saat akan menjalankan program dengan masukan dari data operasi reaktor sebelumnya. Perancangan alat ini meliputi perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Alat dirancang untuk merubah keluaran distributor pasif dari RPS menjadi aktif yang selanjutnya didistribusikan ke dalam perangkat PLC S7-300 yang akan digunakan. Perancangan perangkat keras dilakukan untuk mengukur data yang dilanjutkan dengan perancangan perangkat lunak sebagai pembaca dan perekam data. Bagan sistem monitoring dapat dilihat pada gambar 18.

47 Panel RKU JKT 03 JAC01 RPS distributor CVA06 Distributor pasif CQA06 KolamReaktor Distributor aktif JRG10 FX801 Client PLC server Gambar 18. Rancangan sistem monitoring Gambar 19 merupakan gambar teras reaktor dan komponen internal dalam kolam. Sedangkan gambar 20 merupakan blok diagram pengukuran kerapatan fluks neutron.

48 Gamabr 19. Teras dan komponen internal kolam reaktor Blok diagram sistem pengukuran kerapatan fluks neutron ditunjukan pada gambar 18.

49 Ionization chamber Giude tube Terminal box Protection tube for measuring cables Liniear DC amplifier High-voltage generator 9. Test and indicator unit 10. simulator 6. Buffer amplifier Limit value unit 11. Indicator recorder neutron fluks density 12. Indicator module, high-voltage>max.resp>min Gambar 20. Blok diagram pengukuran kerapatan fluks neutron Pengukuran kerapatan fluks neutron dideteksi oleh detektor neutron yang berada di teras reaktor. Setiap penggantian atau perubahan susunan bahan bakar di dalam

50 teras reaktor akan berpengaruh terhadap distribusi fluks neutron yang dihasilkan pada tiap titik lokasi oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran distribusi fluks neutron thermal pada pusat teras. Pengukuran fluks neutron dilakukan dengan berbagai metode baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu cara pengukuran fluks neutron secara langsung adalah metode detektor swadaya. Detektor merupakan bagian yang sangat penting dari suatu sistem pencacah radiasi karena alat ini berfungsi untuk menangkap radiasi dan mengubahnya menjadi sinyal atau pulsa listrik. Terdapat dua besaran yang biasa diukur dari suatu paparan radiasi nuklir yaitu jumlah radiasi dan energi radiasi. Jumlah radiasi diperlukan untuk mengetahui aktivitas sumber radiasi, sedangkan energi radiasi digunakan untuk menentukan jenis sumber radiasi. Setiap radiasi yang mengenai detektor akan diubah menjadi sebuah sinyal (pulsa) listrik sehingga jumlah radiasi dapat ditentukan dengan mengukur jumlah pulsa listrik yang dihasilkan detektor. Tinggi sinyal (pulsa) listrik yang dihasilkan detektor menunjukkan energi radiasi yang mengenai detektor sehingga energi radiasi dapat ditentukan dengan mengukur tinggi pulsa listrik yang dihasilkan detektor. Detektor kerapatan fluks neutron berada di teras reaktor, posisi masing masing detektor kerapatan fluks neutron berda di beberapa tempat yang berbeda dengan alasan agar didapatkan nilai pengukuran yang akurat. Posisi tiap detektor kerapatan fluks neutron ditunjukan pada gambar 21.

51 JKT02 CX821 JKT03 CX831 JKT03 CX821 JKT04 CX801 JKT02 CX811 JKT01 CX821 JKT01 CX811 JKT03 CX841 JKT03 CX811 Gambar 21. Posisi detektor fluks neutron Pada tahap perancangan sistem perangkat keras dilakukan pemotongan dan pemindahan titik jalur pengkabelan di kabinet CVA06 untuk pengambilan data

52 pengukuran daya. Pengukuran daya didapat dari dua detektor yaitu detektor kerapatan fluks neutron (JKT03) dan laju dosis gamma yang dihasilkan dari peluruhan N16 (JAC01). Perancangan sistem dilakukan dengan merubah posisi pengkabelan JKT03 CX811/821/831/841, JAC01 CR811/821/831, dan JRE10 FX801. Tabel 2 adalah tabel pengubahan posisi pengkabelan di kabinet CVA06. Tabel 2. Pengubahan pengkabelan No Sistem Alamat Awal Perubahan Alamat 1 JKT03 CX811 CVA06 AA001 18(-)17 (+) CVA06 BA010 18(-) 17(+) 2 JKT03 CX821 CVA06 AA002 26(-)25 (+) CVA06 BA011 26(-) 25(+) 3 JKT03 CX831 CVA06 AA003 18(-)17 (+) CVA06 BA012 18(-) 17(+) 4 JKT03 CX841 CVA06 AA003 20(-) 19(+) CVA06 BA012 20(-) 19(+) 5 JAC01 CR811 CVA06 AA008 5(-) 6 (+) CVA06 BA008 5(-) 6 (+) 6 JAC01 CR821 CVA06 AA006 21(-)22 (+) CVA06 BA009 21(-) 22(+) 7 JAC01 CR831 CVA06 AA005 13(-) 14(+) CVA06 BA009 13(-) 14(+) 8 JRE10 FX801 CVA06 AA008 7(-) 8 (+) CVA06 BA008 7 (-) 8(+) Pengubahan posisi kabel Gambar 22. Pengubahan posisi kabel di kabinet CVA06 Pengubahan posisi kabel di kabinet CVA06 selanjutnya distribusikan ke Multiplier Phoniex MCR - FL - C - UI - 2UI DCI sebagai distributor aktif dengan pengaturan keluaran 0-10 V.

53 sebelum Sesudah Gambar 23. Instalasi Distribusi Aktif pada Panel CQA06 sebelum dan sesudah pemasangan distributor aktif Keluaran multiplier dihubungkan ke PLC S7-300 sebagai perangkat keras akusisi data yang digunakan untuk menghubungkan server yang dilanjutkan perangkat lunak LabVIEW. Program yang dibuat pada perangkat lunak LabVIEW dimaksudkan untuk pemantauan dan perekaman data pengukuran daya dari detektor neutron dan lajudosis gamma yang selanjutnya dilakukan perhitungan N16 terkoreksi untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan real time. Sebelum dilakukan pengukuran secara langsung menggunakan perangkat lunak yang dibuat maka dilakukan pengujian pembacaan dari perangkat lunak OPC Server dengan memberikan masukan sinyal arus sebesar 0-20 ma menggunakan sumber arus. Kemudian dilakukan pengecekan kanal lainya dengan mengambil tiga titik pengukuran 0 ma, 10 ma dan 20 ma pada tiap kanal. Hasil pembacaan OPC server dengan sumber arus 0-20 ma ditunjukan pada tabel 3.

54 Tabel 3. Hasil Pembacaan OPC Server dengan sumber Arus 0-20 ma Arus [ma] Tampilan OPC [Skala PLC] 0 10 1 1383 2 2764 4 5520 5 6909 6 8298 7 9677 8 11058 9 12447 10 13826 14 19352 15 20736 18 24887 19 26268 20 27645 2. Pembuatan Sistem Perangkat Lunak Pemrograman penghitung dilakukan menggunakan program LabVIEW yang disebut instrumen maya, karena operasi dan tampilannya merupakan imitasi dari instrumen fisik. Untuk memenuhi kinerja penghitung yang ditetapkan dalam desain dasar, seperti pada instrumen fisisnya akan dibuat imitasi panil depan. Program LabVIEW untuk generator sinyal ini dinamakan penghitung fluks neutron terkoreksi N16. Pada panel depan terdapat kontrol tempat pengguna menginputkan : parameter pengukuran, pilihan mode operasi dan penyimpanan data. Disamping itu pada panel depan juga terdapat tombol untuk pengoperasian, serta terdapat monitor berupa chart yang memberikan gambaran visual hasil bacaan dan perhitungan. Panel depan memuat kontrol dan indikator seperti pada tabel 4.

55 Tabel 4. Kontrol dan Indikator pada Panil Depan Jenis Nama Antar Muka Pengguna Kegunaan Tombol Boolean Kontainer Kontrol Numerik Tombol on atau off Tombol mulai pengukuran 2 Tombol simpan data 2 Kontrol Tab Laju data Kecepatan koreksi Limitation Histeris Dial pemilih nilai c Menghentikan menjalankan Program Memulai Pengukuran atau Menyimpan data pengu-kuran atau membatalkan Untuk memilih mode input data : dari PLC atau tempat penyimpan data. Untuk menginputkan se-lang waktu update hasil pengukuran dan atau input PLC. Untuk menginputkan kecepatan koreksi. Untuk Limitation menginputkan Untuk menginputkan Histeris Pemilih nilai c: c = 0 untuk pengujian c = untuk menyamakan nilai N16 dan N16-corr c = koreksi untuk mengaktifkan koreksi Perancangan perangkat lunak ini menggunakan program virtual instrument LabVIEW. Data hasil pengukuran dapat terekam otomatis dan tersimpan kedalam file yang dinginkan. Data pengukuran yang dihasilkan kanal pengukuran daya JKT03 dan JAC01. Gambar 24 merupakan diagram alir dapat mewakili penjelasan dari proses pengolahan data.

56 Mulai NI OPC Server Mean data 10 sampel per detik Konversi dalam nilai Arus, Tegangan, dandaya Perhitungandaya N16 terkorekrsi Hasil data Selesai Gambar 24. Diagram Alir Pengolahan Data Nilai yang dikonversi dari keluaran nilai arus 0-20 ma, cara pengkonversian dilakukan dengan penghitungan menggunakan tabel perawatan operasi reaktor MPR30 (Maintenance Protection Reactor). Tabel pengkonversian nilai arus (ma) ke nilai besaran lain ditunjukan pada tabel 5 pengukuran JAC01 CR831 dan JRE10 FX801 sedang untuk tabel 6 adalah daftar konversi pengukuran JKT03 CX831.

57 Tabel 5. Daftar konversi nilai kanal pengukuran JAC01 CR831 dan JRE10 FX801 Tegangan Daya (MW) Arus (ma) Persen (%) (A*8) (A/2) (C/3,333) A C B D 0,00 0,00 0,00 0,00 2,00 1,00 16,00 4,85 4,00 2,00 32,00 9,70 10,00 5,00 80,00 24,00 12,00 6,00 96,00 29,09 16,00 8,00 128,00 38,40 18,00 9,00 144,00 43,20 20,00 10,00 160,00 48,00 Tabel 6. Daftar konversi nilai kanal pengukuran JKT03 CX811/821/831/841 Daya (MW) Arus (ma) Volt (A/2) Persen(%) (A*8) (C/3,333) A B C D 0,00 0,00 0,00 0,00 3,33 1,67 26,64 7,99 4,00 2,00 32,00 9,70 6,66 3,33 53,28 14,55 8,00 4,00 64,00 19,40 10,00 5,00 80,00 24,00 13,33 6,67 106,6 29,09 14,00 7,00 112,00 31,52 16,67 8,33 133,34 38,40 18,00 9,00 144,00 43,20 20,00 10,00 160,00 48,00 Proses pengolahan data dimulai dengan mengkonversi nilai keluaran dari pengukuran daya detektor ke distributor aktif dengan keluaran menjadi 0-20 ma. Hasil perekaman data ditampilkan kembali dalam bentuk chart dan numerik agar pengguna dapat memantau hasil pengukurannya. Dari hasil data yang terekam dilakukan perhitungan matematis daya N16 terkoreksi, persamaan matematis yang dibuat dimasukan dalam program LabVIEW, sehingga didapatkan hasil akhir daya N16 terkoreksi.

58 3. Uji coba sistem Realisasi sistem dilakukan di Ruang Kontrol Utama (RKU). Pengujian sistem dilakukan dengan membaca data pada kanal pengukuran fluks neutron dan pengukuran laju dosis gamma di sistem pendingin primer. Realisasi sistem dilakukan di Ruang Kontrol Utama (RKU). Uji coba ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kinerja sistem yang telah dibangun. Pengujian sistem dilakukan dengan membaca data pada kanal pengukuran fluks neutron dan pengukuran laju dosis gamma di sistem pendingin primer. Hasil data yang terbaca merupakan nilai dari perhitungan N16. Gambar uji coba sistem ditunjukan pada gambar 25. Mulai NI OPC Server Volt (0-10 V) Perhitungan N16 terkoreksi Simpan Selesai Gambar 25. Bagan uji coba sistem 4. Data Data yang dihasilkan dari proses akuisisi data adalah berupa data pengukuran daya dari kanal pengukuran kerapatan fluks neutron JKT03 dan laju dosis gamma JAC01 yang dikonversikan nilai tegangan. Hasil ini kemudian diolah kembali

59 untuk dilakukan perhitungan N16 terkoreksi sebagai hasil akhir pengukuran daya sebenarnya menggunakan perangkat lunak LabVIEW 2014. Tabel 7 adalah tabel data pengukuran kerapatan fluks neutron JKT03 dan laju dosis gamma JAC0, dan tabel 8 merupakan tabel data pengukuran JRG10 FX801 terpasang dengan intrumentasi maya N116 terkoreksi. Tabel 7. Data pengukuran detektor JKT 03 CX831 dan JAC01 CR831 Detektor kerapatan fluks Detektor laju dosis gamma (JAC01) N neutron (JKT03) o 1 2 3 Tegangan (V) Persentase (%) Daya (MW) Tegangan (V) Persentase (%) Daya (MW) N16 terkoreksi (MW) Tabel 8. Data pengukuran JRG10 FX801 terpasang dengan instrumentasi maya N16 terkoreksi N16 terkoreksi (MW) N16 terkoreksi (MW) No Terpasang Instrumentasimaya 1 2 3 5. Analisis Analisis dilakukan untuk menentukan nilai daya di kolam reaktor dengan menggunakan LabVIEW untuk mendapatkan data pengukuran daya N16 terkoreksi dari detektor laju dosis gamma JAC01 CR831dan detektor kerapatan fluks neutron JKT03 CX831. Nilai daya yang didapat dari masing-masing detektor digunakan sebagai data primer untuk perhitungan N16 terkoreksi persamaan 13.

60 N16-corr = + U XN (13) Di mana : N16-corr = tegangan N16 terkoreksi (volt); = tegangan kerapatan fluks nuetron (volt); U XN = tegangan keluaran trigger amplifier (Inter Atom, 1989).