HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI KEBERSIHAN GENITALIA EKSTERNA DAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 1 SUKODONO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA PELAJAR PUTRI SMA NEGERI 9 MANADO

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU DENGAN TERJADINYA KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMA KRISTEN 1 TOMOHON

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan Program Studi Ilmu

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

BAB 1 PENDAHULUAN. Fluor albus (leukorea, vaginal discharge, keputihan) adalah salah satu

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

PENGETAHUAN TENTANG HYGIENE GENETALIA EKSTERNA SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA DI DESA MINGGIRAN

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN VAGINAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PATOLOGIS PADA SISWI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) MODEL 1 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG VULVA HIGIENE

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS XI SMA 1 AL-GHOZALI BOGOR TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

PERILAKU SANTRI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITAL EKSTERNA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.6/ Mei 2017; ISSN X,

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG VULVA HYGIENE DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA WANITA PERIMENOPAUSE DI DESA MOJO KECAMATAN ANDONG BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB 1 PENDAHULUAN. segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan proses reproduksi yang

BAB I PENDAHULUAN. berupa lendir jernih, tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Putu, 2009).

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi keperawatan Universitas

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bagi seorang wanita menjaga kebersihan dan keindahan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, terjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari. bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU GENITAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA NEGERI 4 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

HUBUNGAN PERILAKU EKSTERNAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN KEBERSIHAN GENETALIA REMAJA PUTRI UNTUK MENCEGAH KEJADIAN FLOUR ALBUS DI SMA DALAM MUHAMMADIYAH KALIREJO LAMPUNG TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Masa. menjalani proses terjadi pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kental dari vagina (Holmes et al, 2008) dan rongga uterus (Dorland, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. hormone yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior yang

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan atau fluor albus merupakan salah satu masalah yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (leukorhea, white discharge atau flouralbus) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

Risna Triyani dan Ardiani S. Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

Perilaku Vulva Hygiene Berhubungan dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri Kelas XII SMA GAMA 3 Maret Yogyakarta

HUBUNGAN PERILAKU VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PATOLOGI PADA SISWI KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sistem reproduksi termasuk kebersihan daerah genetalia, khususnya

Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genitalia Eksterna

HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SEBJEK PENELITIAN Assalamualaikum Wr Wb/ Salam Sejahtera Dengan hormat,

BAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun mental (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009).

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP PALAPA BINJAITAHUN 2015

ASSOCIATION BETWEEN KNOWLEDGE OF FEMALE TEENAGERSON REPRODUCTIVE HEALTH AND THE INCIDENCE OF FLUOR ALBUS AT SMPN 2 BANGLI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DENGAN SIKAP PERSONAL HYGIENE DI SMK NEGERI 1 NGAWEN GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN SIKAP DAN PERILAKU REMAJA PUTRI DENGAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA N 3 TAHUNA BARAT KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

HUBUNGAN PERILAKU VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN MIRI PENDOWOHARJO SEWON BANTUL. Eka Sari Pramastuti 1, Karjiyem 2

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai

Dinamika Kesehatan, Vol. 2 No. 2 Desember 2016 Herawati, et. al., Hubungan Pekerjaan & Vulva...

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB I PENDAHULUAN. pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut dengan masa pubertas. Masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna mencapai kesejahteraan yang

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah

BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan perasaan kesegaran serta mencegah timbulnya penyakit akibat

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI 1 Menthari H. Mokodongan 2 John Wantania 2 Freddy Wagey 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Raulangi Email: mentharim@yahoo.com Abstract: Leucorrhoea in teenagers can be caused by bad behavior of leucorrhoea precaution. Knowledge is a factor to build behavior in teenager. Method: observational analytic research with cross sectional design with using 200 samples from 4 Senoir high school at Manado and Kotamobagu city purposely. Data is collected by using questionnaire and be analysed by using chi-square. Result: more teenager at Manado and Kotamobagu city have good knowledge of leucorrhoea. More teenager with good knowledge of leucorrhoea have good behavior in leucorrhoea precaution (53,7, while more teenager with poor knowledge of leucorrhoea have poor behavior of leucorrhoea precaution (66,1. There is a relationship between knowledge level of leucorrhoea with behavior of leucorrhoea precaution (p=0,023). Teenager with good knowledge of leucorrhoea is 1,5 times to have good behavior of leucorrhoea precaution (PR=1,5; 95% CI=1,1-2,2). Conclusion: Knowledge of leucorrhoea is related significantly to behavior of leucorrhoea precaution in teenager. Keywords: leucorrhoea, knowledge, behavior. Abstrak: Keputihan pada remaja dapat disebabkan karena perilaku pencegahan keputihan yang kurang baik. Pengetahuan adalah salah satu faktor terbentuknya perilaku pada remaja. Metode: penelitian analitik observasional dengan rancangan potong lintang menggunakan 200 sampel dari 4 SMA di Manado dan Kotamobagu yang diambil secara tidak acak. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisa dengan chi-square. Hasil: remaja di kota Manado dan Kotamobagu lebih banyak memiliki pengetahuan yang baik tentang keputihan. Remaja dengan pengetahuan yang baik tentang keputihan lebih banyak memiliki perilaku yang baik dalam pencegahan keputihan (53,7, sementara itu remaja dengan pengetahuan yang buruk tentang keputihan lebih banyak memiliki perilaku yang buruk dalam pencegahan keputihan (66,1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang keputihan dengan perilaku pencegahan keputihan pada remaja (p=0,023). Remaja dengan tingkat pengetahuan yang baik tentang keputihan memiliki kecenderungan 1,5 kali memiliki perilaku pencegahan yang baik (PR=1,5; 95% CI=1,1-2,2). Simpulan: pengetahuan tentang keputihan berhubungan secara bermakna dengan perilaku pencegahan keputihan pada remaja. Kata kunci: keputihan, pengetahuan, perilaku Fluor albus/leukorea/cairan putih adalah satu bentuk cairan vaginal dan/atau serviks pada wanita. Fluor albus dapat fisiologis maupun patologis. Fluor albus dikatakan cairan vaginal atau serviks patologis, jika 272 disertai dengan perubahan bau dan warna serta jumlah yang tidak abnormal. Keluhan dapat diserta dengan gatal, gedema genital, disuria, dan nyeri abdominal bawah atau nyeri punggung bawah (LBP). Dalam kondisi normal, terlihat cairan vaginal yang

Mokodongan, Wantania, Wagey: Hubungan tingkat pengetahuan... jernih, putih berkabut atau kekuningan ketika kering pada pakaian. 1 Pada remaja, penyebab keputihan adalah perilaku pencegahan keputihan yang kurang baik, yaitu higien yang buruk setelah buang air kecil dan buang air besar, menyebabkan patogen mengkontaminasi vulva. Cuci tangan yang tidak adekuat dapat mengiritasi atau kontaminasi bakteri pada vulva. Pakaian ketat, celana dalam yang tidak menyerap juga dapat menyebabkan iritasi. 2,3 Pengetahuan adalah salah satu faktor predisposing terbentuknya perilaku pada remaja, yaitu faktor yang memotivasi. Faktor ini berasal dari dalam diri seorang remaja yang menjadi alasan atau motivasi untuk melakukan suatu perilaku. 4 Pentingnya remaja mengetahui tentang keputihan adalah agar wanita khususnya remaja mengetahui tentang keputihan, tanda dan gejala keputihan, penyebab, dan dapat membedakan antara keputihan fisiologis dan patologis sehingga wanita dapat mencegah, menangani dan segera melakukan pemeriksaan apabila terdapat tanda dan gejala keputihan yang tidak normal. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan potong lintang (cross-sectional). Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Manado, SMA Negeri 3 Kotamobagu, SMA Negeri 1 Kotamobagu dan SMA Negeri 4 Kotamobagu, dengan jumlah sampel 200 orang yang diambil secara tidak acak. Data penelitian berupa tingkat pengetahuan dan perilaku. Tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi dua, yaitu tingkat pengetahuan bail bila skor total benar > 75% dan buruk bila skor total benar < 75%. Perilaku dikategorikan menjadi dua, yaitu perilaku baik jika skor > 10 dan perilaku buruk jika skor <10. Kemudian data dianalisa dengan menggunakan uji statistik chi-square. HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan sampel penelitian sebanyak 200 orang yang diambil secara tidak acak dari 4 SMA, yaitu 50 orang dari SMA Negeri 1 Manado, 50 orang SMA Negeri 3 Kotamobagu, 80 orang dari SMA Negeri 1 Kotamobagu dan 20 orang SMA Negeri 4 Kotamobagu. Tabel 1.Gambaran Sampel Kategori N % 13 1 0,5 14 21 10,5 15 33 16,5 Umur 16 52 26 17 84 42 18 5 2,5 Tidak diketahui 4 2 Orang tua / 76 38 keluarga Sumber Media massa 12 6 Informasi Tenaga 57 28,5 kesehatan Tidak diketahui 55 27,5 SD 19 9,5 SMP 24 12 SMA 81 40,5 Pendidikan Terakhir Org Tua ( Ibu ) Perguruan Tinggi Tidak Diketahui 43 21,5 33 16,5 Hasil analisis statistik pada tabel 2 menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang keputihan dengan perilaku pencegahan keputihan pada remaja (p=0,023). Remaja dengan tingkat pengetahuan tentang keputihan yang baik memiliki kecenderungan 1,5 kali memiliki perilaku pencegahan keputihan yang baik (PR=1,5; 95% CI=1,1-2,2). Seperti yang ditunjukkan pada tabel 2, remaja dengan pengetahuan yang baik tentang keputihan lebih banyak memiliki perilaku yang baik dalam pencegahan keputihan (53,7, sementara itu remaja dengan pengetahuan yang buruk tentang keputihan lebih banyak memiliki perilaku yang buruk dalam pencegahan keputihan (66,1. 273

Tabel 2. Analisis Bivariat Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Keputihan dengan Perilaku Pencegahan Keputihan Tingkat Perilaku pengetah Buru Baik uan k Baik 73 63 (53,7 (46,3 Buruk 23 (35,9 P R 1, 41 5 (64,1 95 % CI 1,1-2,2 P 0,02 3 BAHASAN Perilaku adalah faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. 5 Pada remaja, penyebab keputihan adalah perilaku pencegahan keputihan yang kurang baik, yaitu higien yang buruk setelah buang air kecil dan buang air besar, menyebabkan patogen mengkontaminasi vulva. Cuci tangan yang tidak adekuat dapat mengiritasi atau kontaminasi bakteri apda vulva. Pakaian ketat, celana dalam yang tidak menyerap juga dapat menyebabkan iritasi. 2,3 Pada penelitian ini didapatkan bahwa lebih banyak remaja yang memiliki perilaku buruk dalam pencegahan keputihan (52, ada 10% remaja yang sering menggunakan produk pembersih wanita, ada 17,59% remaja yang tidak mengeringkan genitalia eksterna setelah buang air kecil atau buang air besar dengan menggunakan tisu atau handuk kering, ada 25,76% remaja yang membersihkan genitalia eksterna dengan arah dari belakang ke depan, ada 17% remaja yang sering menggunakan celana atau celana dalam ketat dalam aktivitas sehari-hari, ada 8,2% remaja yang sering memakai celana dalam dengan bahan bukan katun, dan ada 2,5% remaja yang sering memakai bersama pakaian, pakaian dalam dan handung dengan orang lain. Kelompok ini adalah kelompok remaja yang memiliki risiko tinggi akan mengalami keputihan patologis. Memakai celana dalam yang terbuat dari katun. Kain katun menyerap lembab dan memberikan sirkulasi udara yang bebas ke area genitalia. Lembab dapat meningkatkan infeksi vagina tertentu. Tidak memakai pakaian yang ketat untuk memberikan sirkulasi udara yang lebih baik. Celana atau jeans yang ketat dapat menyebabkan lembab terperangkap dan menyebabkan iritasi. Hindari penggunaan pengharum atau sabun deodorant, mandi busa dan tisu berwarna. Mereka mengandung bahan kimia yang dapat mengiritasi vagina dan genitalia eksterna. Hindari bilas vagina, karena akan menghilangkan flora normal dri vagina dan jika ada infeksi akan menyebabkan berpindahnya patogen ke alat genitalia yang lebih tinggi. Mengganti pembalut paling sedikit tiga kali sehari. Jika pembalut terlalu banyak menyerap lembab, akan menyebabkan iritasi. Bersihkan genitalia dari depan ke belakang. Bakteri dari daerah rektal dapat menyebabkan infeksi vagina. Hindari penggunaan pakaian maupun handuk orang lain. 6 Pada penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang keputihan dengan perilaku pencegahan keputihan pada remaja. Remaja yang memiliki pengetahuan yang baik tentang keputihan cenderung memiliki perilaku yang baik tentang pencegahan keputihan. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku pada remaja dapat dimodifikasi melalui peningkatan pengetahuannya. Pengetahuan adalah salah satu faktor predisposing terbentuknya perilaku pada remaja, yaitu faktor yang memotivasi. Faktor ini berasal dari dalam diri seorang remaja yang menjadi alasan atau motivasi untuk melakukan suatu perilaku. 4 Pentingnya remaja mengetahui tentang keputihan adalah agar wanita khususnya remaja mengetahui tentang keputihan, tanda dan gejala keputihan, penyebab, dan dapat membedakan antara keputihan fisiologis dan patologis sehingga wanita dapat mencegah, menangani dan segera melakukan pemeriksaan apabila terdapat tanda dan gejala keputihan yang tidak normal. 274

Pada penelitian ini, berdasarkan umur sebagian besar sampel berada dalam kategori remaja pertengahan. Pada masa ini, remaja sedang mengembangkan cara berpikir yang baru untuk membuat keputusan sendiri. Masa remaja adalah masa yang rentan dengan terpaparnya mode atau trend, hal ini sangat mempengaruhi remaja putri dalam berperilaku terutama masalah kebersihan organ genitalia dalam mencegah keputihan. Banyak media yang menyediakan iklan tentang pembersihan organ genitalia akan memicu remaja putri untuk mencoba tanpa memikirkan dampaknya pada organ genitalia, ini disebabkan karena remaja putri kurang mengetahui tentang masalah organ genitalia dan akibat perilaku yang buruk terhadap kesehatan organ genitalia. Umur merupakan faktor penentu dalam tingkat pengetahuan, pemahaman, pengalaman, keyakinan dan motivasi, sehingga umur mempengaruhi perilaku seseorang terhadap objek tertentu. 7 Dalam perilaku higiene organ reproduksi, maka yang paling mempengaruhi adalah lingkungan keluarga terutama ibu sebagai sumber informasi, karena seorang putri akan belajar dan menganut kebiasaan yang sudah ada sebelumnya dari keluarga terutama dari ibu. Pada penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang keputihan di SMP Al-Ikhlas Surabaya didapatkan hasil bahwa sebagian besar siswi memiliki pengetahuan yang kurang tentang keputihan. Hal ini berbanding terbalik dengan hasil pada penelitian kali ini, yang dapat disebabkan karena perbedaan umur dan tingkat pendidikan antara SMP dan SMA. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah untuk menerima informasi, sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki untuk meningkatkan kesehatan. 7 Perlu adanya upaya peningkatan pengetahuan remaja putri tentang keputihan dan personal higiene khususnya alat genital yaitu dengan memberikan konseling sehingga kejadian keputihan pada remaja putri dapat berkurang. Mokodongan, Wantania, Wagey: Hubungan tingkat pengetahuan... Remaja wanita harus mengetahui tentang keputihan dan penyebabnya secara dini. Karena pada masa peralihan anakanak ke masa dewasa terdapat perubahanperubahan fisiologis wanita khususnya daerah organ reproduksi dan dapat menjadi masalah pada remaja jika tidak mengetahui permasalahan seputar organ reproduksinya dan hal tersebut merupakan pengalaman yang baru bagi remaja wanita. Banyaknya remaja putri pada penelitian ini yang kadang-kadang melakukan perilaku berisiko keputihan menunjukkan bahwa banyak remaja putri masih belum mengerti dengan benar perilaku-perilaku yang berisiko menimbulkan keputihan. Oleh karena itu, diperlukan pemberian pengertian kepada remaja putri mengenai keputihan dan perilaku pencegahan keputihan. SIMPULAN DAN SARAN Sebagian besar remaja putri di kota Manado dan Kotamobagu memiliki pengetahuan yang baik tentang keputihan. Lebih banyak remaja putri yang memiliki perilaku buruk mengenai pencegahan keputihan. Pengetahuan tentang keputihan berhubungan secara bermakna dengan perilaku pencegahan keputihan pada remaja. Remaja putri yang memiliki pengetahuan yang baik tentang keputihan cenderung 1,5 kali memiliki perilaku yang baik mengenai pencegahan keputihan. Bagi tenaga kesehatan untuk menggalakkan program penyuluhan kepada remaja putri tentang perilaku menjaga kebersihan organ genitalia dalam mencegah keputihan. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai data untuk peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengambil sampel yang lebih besar dan mewakili populasi yang ada dengan menggunakan pendekatan kualitatif agar dapat lebih mendalam mengetahui perilaku remaja putri tentang menjaga kebersihan organ genitalia dalam mencegah keputihan. DAFTAR PUSTAKA 1. Monalisa, Abdul RB, Muhammad DA. Clinical aspects fluor albus of 275

female and treatment. IJDV 2012;1(1):19-22. 2. Kokotos F. Vulvovaginitis. Pediatrics in Review 2006;27(3):116. 3. Sikanic ND, Nives P, Vlasta HH, Amarela LG. Microbiological findings in prepubertal girls with vulvovaginitis. Acta Dermatovenerol Croat 2009;17(4):268. 4. Lestary H, Sugiharti. Perilaku berisiko remaja di Indonesia menurut survey kesehatan reproduksi remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007. Jurnal 5. Kesehatan Reproduksi 2011;1(3):137. 6. Maulana HDJ. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC; 2009. p.185-6. 7. California State University Northridge. Preventing vaginal infection. Diakses tanggal 9 Oktober 2013. Diunduh dari : http://www.csun.edu/shc/pdfs/educa tion/preventing_vaginal_infections. pdf 8. Amelia MR, Dewi YI, Karim D. Gambaran perilaku remaja putri menjaga kebersihan organ genitalia dalam mencegah keputihan. Diakses tanggal 8 Januari 2014. Diunduh dari: http://www.scribd.com/doc/192473 343/MANUSKRIP-MELIZA- RIZKY 276