PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 8 TAHUN 1996 T E N T A N G IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 18 TAHUN 1996 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 20 TAHUN 1996 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 6 TAHUN 1997 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 15 TAHUN 1997 SERI B.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN KUTAI BARAT MEMUTUSKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1993 SERI : C.2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 9 TAHUN 1999 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK RUMAH BOLA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 10 TAHUN 1996 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG TANDA NOMOR PERUMAHAN DAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG PAJAK RADIO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1991 TENTANG TERMINAL KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 1991 TENTANG PEMBERIAN IZIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN ( HO )

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PENCATATAN PENDUDUK DALAM WILAYAH KABUPATEN KUTAI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI ATAS IJIN PERUBAHAN FUNGSI RUMAH TEMPAT TINGGAL DI KABUPATEN MURUNG RAYA

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 06 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 5 TAHUN 1999 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 23 TAHUN 1997 SERI B.8

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PENGUSAHAAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 20 TAHUN : 1993 SERI :A.1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 1995 SERI B.2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JAYAPURA NOMOR 11 TAHUN 1996 TENTANG USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 2 TAHUN 2004 TENTANG FATWA PENGARAHAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MUSI RAWAS NOMOR : 4 TAHUN 1994 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG TANDA NOMOR RUMAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT DAN RETRIBUSI PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN DERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 15 TAHUN TAHUN 2010 TENTANG PERIZINAN DIBIDANG ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G. Nomor : 2 TAHUN 2002 Seri : C

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG NOMOR 2 TAHUN 1991 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 29 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 22 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 29 TAHUN 2001 TENTANG

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 8 Tahun 2003 TENTANG : RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LEMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : 4 Tahun 1992 Seri : A No. 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II G R E S I K PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 30 TAHUN 1997 TENTANG

IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG B E C A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN : 1998 SERI : B

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR : 1 TAHUN 1993 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 1991 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 19 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO

NOMOR : 2 TAHUN 1989 SERI : B =================================================================

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN TRAYEK

PERATURAN DAERAH. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

NOMOR : 2 TAHUN 1989 (2/1989) USAHA PROMOSI PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG SURAT IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BISMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA BUPATI ACEH UTARA,

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PARKIR

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 10 Tahun 2000 T E N T A N G USAHA RUMAH MAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta )

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PARKIR KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DALAM KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 14 TAHUN 1997 SERI C.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 2 Tahun 2002 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1991

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR : 23 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 3 PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 3 TAHUN : 1994 SERI : B

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PEMASUKKAN KAYU DARI LUAR DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANTUL NOMOR : 3 TAHUN 1992 TENTANG PAJAK POTONG HEWAN BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 9 TAHUN : 1990 SERI : A.1

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 8 TAHUN 1996 T E N T A N G IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II KUTAI, Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai Nomor 9 Tahun 1995 tentang Izin Mendirikan Bangunan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan, kemajuan dan pertumbuhan ekonomi sekarang ini, baik bentuk maupun materinya, maka dipandang perlu mencabut Peraturan Daerah tersebut; b. bahwa untuk maksud huruf a diatas, dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah guna mewujudkan Otonomi yang nyata dan bertanggung jawab serta untuk menunjang kegiatan Pemerintah dan Pembangunan, perlu menetapkan kembali Izin Mendirikan Bangunan dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai yang diatur dalam suatu Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 1955 tentang Pertimbangan Keuangan Antara Negara dan Daerah Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1957 tentang Penyerahan Pajak Negara Kepada Daerah; 2. Undang-Undang RI Drt Nomor 12 Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1957, Tambahan Lembaran Nomor Nomor 1288); 3. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara RI Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang; 1

4. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); 5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 1987; 6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 1987 tentang Penertiban Pungutan-Pungutan dan Jangka Waktu Pemberian izin Undang-Undang Gangguan (UUG) HO; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang Rencana Tanah-Tanah dan Tata Tertib Pengusahaan Kawasan Industri Untuk Prosedur Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) serta Izin Undang-Undang Gangguan (UUG) H Bagi Perusahaan- Perusahaan Yang Berlokasi di Dalam Kawasan Industri; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 7 Tahun 1992 tentang Tata Cara Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Izin Undang-Undang Gangguan (UUG) HO bagi Perusahaan-Perusahaan Yang Berlokasi di Luar Kawasan Industri; 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 126 Tahun 1979 tentang Pemberian Uang Perangsang Kepada Dinas Pendapatan Daerah; 10. Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 900-099 Tahun 1980 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah; 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Daerah Perubahan; 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 102 Tahun 1990 tentang Manual Administrasi Pendapatan Daerah; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 126 Tahun 1979 tentang Pemberian Uang Perangsang Kepada Dinas Pendapatan Daerah. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TINGKAT II KUTAI MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DALAM WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai; c. Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kutai; d. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tingkat II Kutai; e. Dinas Cipta Karya adalah Dinas Cipta Karya Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai; f. Dinas Bina Marga dan Pengairan adalah Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai; g. Cipta Karya adalah suatu bidang pembinaan atas penetapan Ruang Kota dan Daerah, Bangunan Gedung, Perumahan, Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman; h. Bangunan adalah bangunan-bangunan yang membentuk ruangan tertutup seluruhnya atau sebagian, beserta bangunan-bangunan lainnya yang berhubungan dengan bangunan itu; i. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah Izin Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987. BAB II KLASIFIKASI BANGUNAN Pasal 2 Klasifikasi bangunan dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II ditetapkan sebagai berikut : 1. Bangunan Umum dan Bangungan Pemerintah Daerah; 2 Bangunan Perniagaan; 3. Bangunan Pendidikan; 4. Bangunan Industri; 5. Bangunan Kelembagaan; 6. Bangunan Rumah Tinggal. BAB III OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 3 (1) Obyek Retribusi adalah semua bangunan permanen, semi permanen maupun sementara baik bangunan yang dibangun oleh Pemerintah, pihak swasta dan perorangan; 3

(2) Subyek/Wajib Pajak adalah Pengusaha/Pemilik/Badan Hukum atau perorangan yang mendirikan bangunan baik permanen, semi permanen maupun sementara. BAB IV KETENTUAN PERIZINAN Pasal 4 Setiap Pengusaha/Pemilik/Badan Hukum atau Perorangan untuk dapat mendirikan bangunan dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai harus terlebih dahulu mendapatkan izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Kepala Daerah, serta diwajibkan memasang papan IMB pada tempat yang terlihat umum. Pasal 5 (1) Tata cara persyaratan untuk mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah; (2) Jangka waktu penerbitan Izin Mendirikan Bangunan ditetapkan selama 7 (tujuh) hari dan paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permohonan. BAB V KETENTUAN RETRIBUSI Pasal 5 (1) Pemohon Izin Mendirikan Bangunan wajib membayar Retribusi kepada Kepala Daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah; (2) Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini merupakan Pendapatan Daerah yang harus disetor ke Kas Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai; (3) Tata Cara penyetoran diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah. Pasal 7 (1) Besarnya Biaya Izin Mendirikan Bangunan Baru ditetapkan : a. Bangunan Rumah Tinggal 1. Bea Sempadan : 1 % dari harga bangunan 2. Biaya Administrasi : 20 % dari bea sempadan 4

b. Bangunan untuk Pemerintah, Perusahaan, Penginapan, Bungalow dan Cottage : 1. Bea Sempadan : 2 % dari harga bangunan 2. Biaya Administrasi : 20 % dari harga sempadan (2) Kepala Daerah menetapkan daftar harga bangunan menurut klasifikasi Pasal 8 (1) Besarnya biaya Izin Mendirikan Bangunan ditetapkan : a. Bangunan untuk Rumah /Tempat Tinggal 1. Bea Sempadan : ½ % dari biaya perbaikan 2. Biaya Administrasi : 20 % dari bea sempadan b. Bangunan untuk Pemerintah, Perusahaan, Penginapan, Bungalow dan Cottage : 1. Bea Sempadan : 1 % dari biaya perbaikan 2. Biaya Administrasi : 20 % dari biaya sempadan Pasal 9 (1) Besarnya biaya Izin Pembongkaran Bangunan ditetapkan : a. Bangunan untuk Rumah Tempat Tinggal 1. Bea Sempadan : ½ % dari biaya perbaikan 2. Biaya Administrasi : 20 % dari biaya sempadan b. Bangunan untuk Pemerintah, Perusahaan, Penginapan, Bungalow dan Cottage 1. Bea Sempadan : 1 % dari biaya perbaikan 2. Biaya Administrasi : 20 % dari biaya sempadan (2) Kepala Daerah menetapkan Daftar Biaya Pembongkaran Bangunan menurut klasifikasinya. Pasal 10 (1) Besarnya Biaya Izin Membangun Jembatan ditetapkan : a. Bea Sempadan : 2 % dari biaya perbaikan b. Biaya Administrasi : 20 % dari biaya sempadan (2) Kepala Daerah menetapkan Daftar Harga Pembangunan Jembatan menurut klasifikasi 5

Pasal 11 Untuk melaksanakan Pasal-Pasal 7,8,9 dan Pasal 10 Peraturan Daerah ini, Kepala Daerah dapat membentuk Tim Taksasi/Penaksir yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Daerah. BAB VI PEMBEBASAN BIAYA IMB Pasal 12 Kepala Daerah dapat menerapkan pembebasan Biaya IMB bagi : (1) Bangunan yang rusak karena alam; (2) Bangunan sekolah, bangunan sosial dan keagamaan yang tidak bersifat komersial atau perusahaan; (3) Bangunan yang didirikan oleh mereka yang resmi dinyatakan tidak mampu sepanjang luas bangunan kurang dari 25 M ²; (4) Pembongkaran banungan yang ditetapkan bouwvalling oleh Kepala Daerah bukan karena pelanggaran Peraturan Daerah ini; (5) Pembangunan Rumah Sederhama (RS) dan Rumah Sangat Sederhana (RSS). Pasal 13 (1) Kepala Daerah dalam melaksanakan pungutan dapat menunjuk petugas pemungut; (2) Petugas Pemungut sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini diberi uang perangsang sebesar 5 % (lma persen) dari realisasi pungutan. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN (1) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Dinas yang ditunjuk oleh Kepala Daerah; (2) Tata cara pembinaan dan pengawasan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah. Izin Bangunan dapat dicabut apabila : Pasal 15 1. 6 (enam) bulan setelah diberikan IMB, penerima IMB belum mengadakan permulaan pelaksanaan pekerjaan mendirikan bangunan atau pekerjaan yang telah dimulai dianggap oleh Dinas Cipta Karya, Bina Marga dan Pengairan sebagai pekerjaan persiapan saja; 6

2. Pekerjaan dimulai, kemudian dihentikan berturut-turut selama 6 (enam) bulan dan tidak diteruskan; 3. Persyaratan yang menjadi dasar diberikannya IMB terbukti tidak benar; 4. Pelaksanaan pekerjaan mendirikan bangunan menyimpang dari rencana yang ditetapkan dalam IMB; 5. Pekerjaan mendirikan bangunan belum selesai dalam jangka waktu yang ditetapkan IMB. Pasal 16 (1) Pencabutan IMB ditetapkan oleh Kepala Daerah secara tertulis dan disampaikan Kepada penerima IMB dengan disertai alas an pencabutan; (2) Penerima IMB diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat / keberatannya dan mohon peninjauaan kembali pencabutan IMB kepada Kepala Daerah dalam waktu 14 hari terhitung dari setelah disampaikannya pencabutan IMB. Pasal 17 Setiap yang didirikannya tidak berdasarkan IMB dapat dibongkar oleh Pemerintah Daerah atas resiko dan biaya pemilik bangunan yang bersangkutan. BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 18 (1) Pelanggaran terhadap Pasal 6,7,8,9 dan Pasal 10 Peraturan Daerah ini diancam dengan Pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling banyak Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah); (2) Tindak pidana sebagaimana ayat (1) pasal mini adalah pelanggaran. BAB IX KETENTUAN PENYELIDIKAN Pasal 19 Selain Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas pelanggaran tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Dearah ini dapat juga dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai yang Pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 7

Pasal 20 (1) Dalam melaksanakan tugas penyidik, para penyidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 Peraturan Daerah ini berwenang : a. Meneriama laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana ; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan ; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka ; d. Melakukan penyitaan benda dan autu surat ; e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang f. Mendatangkan orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; g. Mendatangkan oaring ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksa perkara ; h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya ; i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. (2) PPNS membuat Berita Acara setiap tindakan tentang : a. Pemeriksaan rumah ; b. Pemasukan rumah ; c. Penyitaan benda ; d. Pemeriksaan surat ; e. Pemeriksaan saksi ; f. Pemeriksaan kejadian ditempat kejadian dan mengirimkan Kepada Kejaksaan Negeri melalui Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia. BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 21 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Derah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Dearah; (2) Dengan berlakunya Peraturan Derah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai Nomor 9 Tahun 1985 dinyatakan tidak berlaku lagi. 8

BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupatan Daerah Tingkat II Kutai. Ditetapkan di Tenggarong Pada tanggal 7 Juni 1996 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II KUTAI, Ketua, t t d H.M. RIFAT SALMANI t t d DRS. H.A.M SULAIMAN DISAHKAN Dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur Nomor 503.648-III.1-073 Tanggal 21 Oktober 1996 Kepala Biro Hukum, t d t A.YASPAR HASIM, SH NIP. 550 006 102 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai Nomor 14 Tanggal 12 Desember 1996 Sekretaris Wilayah Daerah, t t d DRS. H. SYAHRIAL SETIA NIP. 010 032 006 9

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DALAM WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI I. PENJELASAN UMUM Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Otonomi Derah Dengan Titik Berat Pada Daerah Tingkat II, Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Kepada 26 (dua puluh enam) Daerah Tingkat II tersebut. Dalam rangka membiayai urusan rumah tangga Daerah, perlu menggali sumber-sumber Pendapatan Daerah dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada secara maksimal. Tujuan dan maksud dibuatnya Peraturan Daerah ini adalah untuk mengatur, menjamin keselamatan bangunan, keselamatan masyarakat, keselamatan lingkungan, pendayagunaan, keindahan wilayah yang dikaitkan pula untuk mempermudah pelaksanaan pemberian Izin Mendirikan Bangunan baik tertib pelaksanaan maupun pengawasannya. Adapun landasan hukun dalam pengaturan Peraturan Daerah ini,adalah Undang-Undang Drt. Nomor 12 Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah dan Peraturan-Peraturan lainnya yang berkaitan dengan Izin Mendirikan Bangunan. Bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai Nomor 9 Tahun 1985 tentang Izin Mendirikan Bangunan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan, kemajuan dan pertumbuhan ekonomi sekarang ini perlu mencabut Peraturan Daerah tersebut. Dalam usaha meningkatkan Pendapatan Daerah untuk menunjang kegiatan Pemerintah dan Pembangunan guna mewujudkan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab, perlu menetapkan kembali Izin Mendirikan Bangunan Dalam Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai yang diatur dalam suatu Peraturan Daerah. 10

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup jelas. Pasal 2 : a. Yang dimaksud Bangunan Umum dan Bangunan Pemerintah Daerah. 1. Bangunan Umum : - Bangunan Peribadatan ; - Gedung-Gedung / Balai Umum atau Pertemuan, Gedung Perpustakaan, Gedung- Gedung Museum dan Seni, Gedung Pameran, Gedung Olah Raga, Stasiun dan sejenisnya ; - Gedung Kesenian dan Gedung-Gedung lainnya yang digunakan untuk pameran fotofoto, gambar-gambar atau film. 2. Bangunan Pemerintah : Yang dimaksud dengan Bangunan Perniagaan ialah bangunan / gedung-gedung Perkantoran Pemerintah, bangunan-bangunan untuk kegiatan - kesehatan, bangunanbangunan untuk kegiatan olah raga, bangunan-bangunan untuk kegiatan pameran, bangunan-bangunan Mess, bangunanbangunan untuk pertemuan dan sejenisnya yang biaya pembangunan dari Pemerintah ; b. Bangunan Perniagaan : Yang dimaksud dengan Bangunan Perniagaan adalah bangunan atau bagian bangunan yang mendapat izin dari yang berwajib terdaftar sebagai atau untuk niaga, termasuk Warung Kopi, Rumah Makan, Bar, Pasar, Ruang Penjualan, Bengkal Sepeda Motor / Mobil, Bengkel Pelayanan dan Depot-Depot Bensin; c. Bangunan Pendidikan : Yang dimaksud dengan Bangunan Pendidikan ialah bangunan yang digunakan untuk kegiatankegiatan pendidikan atau sejenisnya, Sekolah- Sekolah, Gedung-Gedung Lembaga Pendidikan, Bengkel Latihan / Praktek Laboratorium dan sebagainya; d. Bangunan Industri : Yang dimaksud dengan Bangunan Indusri adalah bangunan atau bagian dari pada bangunan dimana barang-barang atau bahan-bahan dibuat, diselesaikan, disimpan dan dijualbelikan tetapi bukan bangunan toko atau bangunan gudang yang harus mendapat izin sebagai industri; 11

Pasal 3 s/d Pasal 10 : Cukup jelas. e. Bangunan Kelembagaan Yang dimaksud dengan bangunan kelembagaan adalah bangunan kelembagaan yang digunakan bagi maksud-maksud urusan administrasi perdagangan tetapi bukan Toko, Gedung atau Pabrik, termasuk Kantor, Rumah Sakit, Gedung Lembaga Pemasyarakatan, Gedung Bank, Studio Pemancar dan Gedung Pasar Bursa. f. Bangunan Rumah Tinggal : - Rumah Tinggal Biasa adalah bangunan yang digunakan bagi penghunian rumah tinggal termasuk rumah gandeng tetapi bukan Flat; - Rumah Tinggal Luar Biasa : Yang Dimaksud dengan Rumah Tinggal Luar Biasa adalah rumah yang bukan merupakan rumah tinggal biasa dan atau rumah gandeng yang digunakan bagi penghuni lebih dari satu rumah tangga (Flat), termasuk gedung pertemuan lingkungan perumahan, Rumah Penginapan, rumah tumpangan dan Hotel. - Rumah Tinggal Bergabung : Yang dimaksud dengan Rumah Tinggal Bergabung adalah bangunan Toko dan perumahan, Pabrik dan perumahan yang digunakan bagi penghuni dari yang menghuni Toko, Kantor Gudang dan Pabrik. Pasal 11 s/d Pasal 12 : Cukup jelas Pasal 13 ayat (1) : Maksudnya dalam melaksanakan pungutan, Kepala Daerah dapat menunjuk petugas pemungut. Pasal 13 ayat (2) : Cukup jelas Pasal 14 ayat (3) : Maksudnya adalah Pembinaan dan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Dinas Cipta Karya Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai, Dinas Pendapatan Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai dan Kepala Bagian Ketertiban Setwilda Tingkat II Kutai. Pasal 14 ayat (2) : Cukup jelas. Pasal 15 s/d Pasal 22 : Cukup jelas. 12

. 13