PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA SOSIAL TERHADAP KEMANDIRIAN LANSIA DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI DI PELAYANAN SOSIAL LANSIA BINJAI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

MEDAN SKRIPSI. Oleh. Universitas Sumatera Utara

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi tua merupakan proses yang alami dalam kehidupan manusia dan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TERHADAP PENURUNAN FUNGSI PENGLIHATAN DI DAERAH YAYASAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA AL- KAUTSAR PALU

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KESEPIAN PADA LANSIA

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

BAB VI PEMBAHASAN. RSPAD Gatot Soebroto. Cara pengambilan data menggunakan metode Cross

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG IDENTITAS DIRI REMAJA PADA SISWA SMA KARTIKA I-2 MEDAN

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ASTER DAN ICCU RSUD dr.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Kata Kunci :Jaminan Kesehatan Nasional, Puskesmas, Pengetahuan, sikap petugas, dan persepsi pasien Kepustakaan : 20 Buah,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

PENCAPAIAN KOMPETENSI TINDAKAN SUCTION DALAM PEMBELAJARAN PRAKTEK KLINIK MELALUI METODA BEDSIDE TEACHING

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

LAMPIRAN JADWAL KEGIATAN PEMBUATAN SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA BERDASARKAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

HUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

Ima Syamrotul M Dosen Kebidanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN. yang sedang dilakukan secara obyektif dengan desain penelitian cross sectional

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA PADA SUKU MELAYU DI KELURAHAN PEKAN LABUHAN KECAMATAN MEDAN LABUHAN

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Kredensial merujuk pada proses verifikasi pendidikan, lisensi, dan

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ISNAINI FITRA UTAMI

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

PENGARUH ANTICIPATORY GUIDANCE TERHADAP PRAKTIK ORANG TUA DALAM TOILET TRAINING PADA TODDLER DI DUSUN NGABEAN KULON SINDUHARJO NGAGLIK SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

MUHAMMAD ARISY DEKY PRABOWO

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Transkripsi:

PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA SOSIAL TERHADAP KEMANDIRIAN LANSIA DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI DI PELAYANAN SOSIAL LANSIA BINJAI Ira Kristayani Saragih*, Ismayadi** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara Telp: 085761762053 E-mail: rha_shmily@ymail.com Abstrak Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Penelitaian ini penting sebab pengetahuan tidak secara langsung mempengaruhi sikap maupun tindakan seseorang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan sikap pekerja sosial terhadap kemandirian lansia dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari meliputi makan, mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah/bergerak, kontinensia (mengontrol BAB/BAK). Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan mengunakan kuesioner dengan 18 pertanyaan pengetahuan dan 18 pertanyaan sikap yang diberikan kepada 16 responden yang diambil secara total sampling pada pekerja sosial di di UPT (Unit Pelayanan Terpadu) Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan pada 21 Mei-1 Juni 2012. Selanjutnya data yang terkumpul diolah secara komputerisasi dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan pekerja sosial semua baik (100%) dan mayoritas bersikap cukup baik (75%). Pihak panti perlu memberikan informasi tentang memandirikan lansia dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari agar dapat meningkatkan perilaku pekerja sosial. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Pekerja Sosial, Aktivitas Sehari-hari PENDAHULUAN Aktivitas Kehidupan Sehari-hari adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh seseorang dalam penghidupannya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhannya (Kementerian Sosial RI, 2011). Kemampuan fungsional menurut indeks Katz yang mengukur aktivitas fungsional mencakup kemampuan aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah, kontinensia, dan makan (Stanley, 2006). Hasil penelitian Rahmayati di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan pada 47 orang lansia menunjukkan bahwa responden mandiri untuk makan sebanyak 38 orang (80,9%), mandiri untuk berpakaian sebanyak 40 orang (85,1 %), mandiri pergi ke toilet dan berpindah masing-masing 36 orang (76,6%), mandiri mengontrol makan dan mengontrol Buang Air Besar/ Buang Air Kecil (BAB/BAK) masing-masing 44 orang (93,6%). Hal yang sama juga diperoleh dari penelitian Huda (2003) bahwa pada umumnya lansia yang di rawat di panti adalah lansia mandiri sehingga ia menyarankan agar lansia dapat mandiri tanpa bantuan orang lain perlu motivasi dari perawat dan keluarga pada klien lansia supaya klien bisa melakukannya sendiri sebab kenyataan yang ada di lapangan kebanyakan klien bisa melakukan aktivitas sendiri. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu 12

objek tertentu. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku. Pekerja sosial adalah seseorang yang mempunyai kompetensi profesional dalam pekerjaan sosial yang diperolehnya melalui pendidikan formal atau pengalaman praktek di bidang pekerjaan sosial/ kesejahteraan sosial yang diakui secara resmi oleh pemerintah dan melaksanakan tugas profesional pekerjaan sosial. (Kepmensos No. 1/HUK/2007). Pengetahaun dan sikap pekerja sosial perlu diteliti sebab pekerja sosial merupakan ujung tombak pelayanan demi kesehatan pelayanan sosial. Hasil penelitian Delobelle (2009) menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara pendidikan dan training terhadap pengetahuan seseorang dan pengetahuan tersebut mempengaruhi sikap seseorang. Namun Nakahira et al (2010) menyebutkan bahwa masih perlu diteliti lebih lanjut bagaimana pengaruh pendidikan maupun pengetahuan mempengaruhi sikap seseorang. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pengetahuan dan sikap pekerja sosial terhadap kemandirian lansia METODE Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional study (Arikunto, 2006). Penelitian menggunakan teknik sampling total sampling dimana seluruh populasi yang ada digunakan sebagai sampel penelitian yaitu semua pekerja sosial yang ada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan yaitu sebanyak 16 orang. Data dari setiap responden diolah secara komputerisasi oleh peneliti. Metode statistik data untuk analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistika univariat. Statistika univariat digunakan untuk menyajikan data data demografi pekerja sosial secara distribusi frekuensi meliputi jenis kelamin, umur, agama, suku, pendidikan, dan lama 13 bekerja. Hasil pengetahuan dan sikap diolah dengan komputerisasi dan disajikan secara distribusi frekuensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Demografi Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi (n=16). Karakteristik Frekuen si % Usia 20-40 tahun 4 25% 41-60 tahun 12 75% Jenis Kelamin Perempuan 12 75% Laki-laki 4 25% Agama Islam 10 62.5% Kristen 6 37.5% Suku Batak 10 62.5% Jawa 6 37.5% Pendidikan SD 1 6.3% SMP 1 6.3% SMA 9 56.2% Perguruan Tinggi 5 31.2% Masa Kerja 1 tahun 2 12.5% 1-5 tahun 2 12.5% 5-10 tahun 3 18.7% >10 tahun 9 56.3% Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini berjumlah 16 orang yaitu pekerja sosial yang bekerja di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Balita Wilayah Binjai dan Medan. Responden 20-40 tahun sebanyak 12 orang (75%) responden 41-60 sebanyak 4 orang (25%). Responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 12 orang (75%) dan responden laki-laki 4 orang (25%). Mayoritas responden beragama Islam 10 orang (62,5%). Responden mayoritas bersuku Batak 10 orang (62.5%). Responden berlatar belakang pendidikan SMA 9 orang (56,2%) diikuti Perguruan Tinggi 5 orang (31,2%) sedangkan SD dan SMP masing-

masing 1 orang (6,3%). Responden telah bekerja selama >10 tahun adalah 9 orang (56.3%), 5-10 tahun sebanyak 3 orang (18.7%) serta 1 tahun dan 1-5 tahun masing-masing 1 orang (12,5%). Pengetahuan Pekerja Sosial Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pekerja Sosial terhadap Kemandirian Lansia dalam Aktivitas Sehari-hari (n=16). Pengetahuan Frekuensi % Baik 16 100 Jumlah 16 100 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan sebanyak 16 orang (100%) memiliki pengetahuan baik tentang kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas seharihari. Sikap Pekerja sosial Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Pekerja Sosial terhadap Kemandirian Lansia dalam Aktivitas Sehari-hari (n=16). Sikap Frekuensi % Cukup 12 75 Baik 4 25 Jumlah 16 100 Berdasarkan tabel 3 hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh responden sebanyak 4 orang (25%) orang bersikap baik dan 12 (75%) orang bersikap cukup. Pembahasan Pengetahuan Pekerja Sosial tentang Kemandirian Lansia dalam Aktivitas Sehari-hari. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan suatu objek tertentu baik melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Tetapi sebagian besar pengetahuan 14 manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan (Notoatmodjo dan Soekidjo, 2003). Hasil penelitian Suominen et al (2010) mendukung pernyataan tersebut bahwa jenjang pendidikan berhubungan positif dengan pengetahuan. Pengetahuan pekerja sosial yang diteliti adalah semua informasi meliputi enam aspek Activity Daily Livings (ADLs) pada lansia menurut indeks Katz yaitu makan dan minum, mandi, berpakaian,berpindah/bergerak, kontinensia, pergi ke toilet. Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden mengetahui tentang cara memandirikan lansia. Dapat dilihat dari distribusi jawaban bahwa pengetahuan pekerja sosial terhadap setiap kemampuan sudah baik, Hal ini dimungkinkan karena umumnya para pekerja sosial sudah bekerja dalam waktu yang cukup lama (9 orang bekerja >10 tahun). Namun demikian pengetahuan pekerja sosial terhadap kemampuan makan dan minum masih sangat kurang dibandingkan kemampuan lain. Secara umum pekerja sosial tidak mengetahui bahwa lansia yang tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulut dan menggunakan alat bantu makan adalah lansia yang mengalami ketergantungan (56,3%). Menurut asumsi peneliti hal ini mungkin disebabkan kurangnya informasi yang diperoleh pekerja sosial terkait kemandirian lansia dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Pengetahuan pekerja sosial tentang pemenuhan kebutuhan berpakaian pada lansia terutama dalam hal mengajarkan lansia yang untuk berpakaian mayoritas sudah baik (75%) namun masih ada pekerja sosial yang tidak mengetahui bahwa lansia tetap harus diajarkan cara berpakaian jika ia tidak mampu. Notoadmodjo dan Soekidjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal yaitu mencakup: pendidikan, pekerjaan, umur. Dilihat dari segi tingkat pendidikan, jumlah terbanyak responden pada penelitian ini lebih dari separuh adalah memiliki pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) sebanyak 9 orang. Latar

belakang pendidikan memungkinkan mayoritas pekerja sosial mengetahui cara pemenuhan berpakaian pada lansia. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa selain pendidikan lama bekerja seseorang dapat mempengaruhi pengetahuannya. Hal ini didasarkan dari pengalaman dan kematangan jiwa. Hal ini didukung oleh penelitian Yim et al (2010) bahwa pengalaman kerja yang sedikit berhubusngan dengan pengetahuan yang kurang. Walaupun beberapa penelitian terkait menyebutkan bahwa masa kerja atu pengalaman tidak berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang (Suominen et al, Delobelle et al). Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa masa kerja responden mayoritas adalah >10 tahun sebanyak 9 orang (56,3%) sehingga masih bias untuk diasumsikan bahwa masa kerja memberikan pengalaman yang lebih banyak kepada pekerja sosial sehingga pengetahuannya cenderung lebih baik daripada pekerja sosial dengan masa kerja yang lebih singkat. Sikap Pekerja Sosial terhadap Kemandirian Lansia dalam Aktivitas Sehari-hari. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo dan Soekidjo, 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 4 orang (25%) orang bersikap baik dan 12 (75%) orang bersikap cukup baik. Jika dilihat dari hasil pengetahuan pekerja sosial yang sudah baik, cukup menjadi suatu pertanyaan jika sikap dari pekerja sosial mayoritas cukup baik. Pengetahuan lansia dalam pemenuhan kemampuan pergi ke toilet sudah baik namun sikap mereka tidak sebaik pengetahuan mereka. Dapat dilihat bahwa para pekerja sosial mayoritas setuju (50%) untuk mengingatkan lansia untuk BAB/BAK di toilet namun tanpa mengawasinya. Dan saat ditanyakan kesediaan pekerja sosial untuk mengajarkan lansia untuk membersihkan alat ekskresi sesudah BAB/BAK, mayoritas (36,7%) Pekerja sosial tidak setuju. Hasil penelitian Rahmayati menunjukkan bahwa kemandirian lansia untuk pergi ke toilet adalah mayoritas mandiri. Hal ini kemungkinan menjadi faktor yang membuat pekerja sosial merasa tidak perlu mengawasi maupun mengajarkan lansia. Padahal jika dicermati lebih lagi kebersihan diri dapat mempengaruhi kesehatan lansia. Hasil penelitian sikap pekerja sosial dalam pemenuhan kebutuhan mandi pada lansia menujukkan bahwa mayoritas tidak bersedia membantu lansia yang tidak mampu menjangkau bagian punggung saat mandi (56,3%). Menurut asumsi peneliti ketidaksediaan pekerja sosial melakukan bantuan tersebut dikarenakan faktor umumnya lansia yang tinggal di panti adalah lansia sehat sehingga dianggap mampu dalam setiap aktivitas. Faktor lain mungkin adalah secara umum pekerja sosial di panti hanya bertugas mengawasi tanpa turut terlibat dalam perawatan lansia. Selain dua pemenuhan aktivitas di atas sikap pekerja sosial yang tidak sejalan dengan hasil pengetahuan yang diperoleh adalah terdapat persentase yang cukup besar (31,3%) pekerja sosial yang tidak bersedia mengajarkan lansia cara mengontrol BAB/BAK sekalipun lansia tersebut mengompol/beser di tempat tidur. Tidak dapat dipastikan faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut namun hal tersebut dapat mempengaruhi status kesehatan lansia. Dari hasil penelitian tersebut responden yang mempunyai sikap cukup baik merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek, secara manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Bila dikaitkan dengan pendapat Notoadmojo bahwa sikap yang baik disesuaikan dengan beberapa tingkatan hanya menerima, merespons, dan menghargai, tidak dapat bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain yaitu sikap akan 15

terwujud dalam suatu tindakan tergantung saat situasi itu. Selain itu sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu pada pengalaman orang lain. Jika dikaitkan dengan dengan karakteristik pekerja sosial berdasarkan suku terdapat Batak 10 orang (62.5%) dan suku Jawa 6 (37.5%). Menurut Nakahira et al (2008) bahwa usia responden, pengalaman kerja, tingkat pendidikan berbuhungan dengan sikap. Seseorang yang lebih tua dan memiliki pengalaman cenderung memiliki sikap yang lebih positif daripada seseorang yang lebih muda dan belum berpengalaman. Sekalipun ia menyebutkan bahwa sikap negatif yang dihubungkan dengan tingkat pendidikan perlu diteliti lebih lanjut. SIMPULAN DAN SARAN Penelitian tentang pengetahuan dan sikap pekerja sosial terhadap kemandirian lansia dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan menghasilkan kesimpulan bahwa pengetahuan semuanya baik dan sikap pekerja sosial umumnya bersikap cukup baik. Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap Pekerja sosial serta pengaruhnya terhadap kemampuan fungsional lansia. 21 Nopember 2011 dari www.digilib.itb.ac.id. Kementerian Sosial RI. (2011). Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Mawas, Kerja Selaras dan Kerja Mawas Glosarium Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Diakses pada 26 November 2011 dari www.depsos.go. id. Nakahira et al. (2008). Attitudes toward dementia- related aggression among staff in Japanese aged care setting. Journal of Clinical Nursing,18, 807-816. Diakses pada 2 Juli 2012 dari www.ebscohost.com. Notoadmodjo & Soekidjo. (2003). Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta. Stanley M, Patricia Gauntlett. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2, Jakarta: EGC. Suominem. (2010). Nurses Knowledges and Attitude to HIV/AIDS. International Journal of Nursing Practice 2010,16, 138-147. Diakses pada 6 Juni 2012 dari www.ebscohost. com. Yim et al. (2010). Knowledge of evidenced-based urinary catheter care practice recommendations. Journal of the American Geriatrics Society,20, 1685-1695. Diakses pada 10 Juli 2012 dari www. ebscohost. com DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI, Jakarta: Rineka Cipta Delobelle et al. (2009). HIV/AIDS knowledge, attitude, practices and perception of rural nurses in South Africa. Journal of Advanced Nursing,1061-1073. Diakses pada 20 Juni 2012 dari www.ebcsohost.com. Huda, N. (2003). Tingkat Kemandirian Lansia dalam Memenuhi Aktivitas Kehidupan Sehari-hari di BRSD Kepanjen Malang. Universitas Muhamadiyah. Diakses pada tanggal 16