PEMISAHAN MATRIKS 90 Sr/ 90 Y MENGGUNAKAN ELEKTROKROMATOGRAFI BERBASIS FASA DIAM CAMPURAN ALUMINA-SILIKA

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI PENGGUNAAN HCl SEBAGAI LARUTAN PENGELUSI ITRIUM-90 DALAM DOWEX 50WX8-200

PEMISAHAN DAN KARAKTERISASI SPESI SENYAWA KOMPLEKS YTRIUM-90 DAN STRONSIUM-90 DENGAN ELEKTROFORESIS KERTAS

PRODUKSI RADIOISOTOP. NANIK DWI NURHAYATI,M.SI

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN 99 Mo DARI GENERATOR 99 Mo/ 99m Tc BERBASIS PZC

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN 99 Mo (Mo BREAKTHROUGH) DARI GENERATOR

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

Peningkatan Kemurnian Radiokimia Iodium-125 Produksi PRR dengan Natrium Metabisulfit dan Reduktor Jones

PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA IODIUM -125 PRODUKSI PRR DENGAN NATRIUM METABISULFIT DAN REDUKTOR JONES

BAB VI. ELEKTROFORESIS

EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

STUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

GENERATOR 188W/188Re BERBASIS ALUMINA

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN BERBASIS PZC (POLY ZIRCONIUM COMPOUND)

STUDI PERBANDINGAN METODE AKTIVASI NEUTRON DAN ELEKTRODEPOSISI PADA PENENTUAN URANIUM DAN THORIUM DALAM CONTOH URIN

PEMISAHAN RADIOISOTOP 115m In MENGGUNAKAN KOLOM KROMATOGRAFI DENGAN RESIN AG 1X8 (Cl - )

Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini :

EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI KENDALI MUTU SENYAWA BERTANDA 153 SAMARIUM-EDTMP (ETHYLENE DIAMINE TETRA METHYLEN PHOSPHONATE )

Lampiran 1 Prosedur Rotofor

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

Asam Amino dan Protein

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

PENGARUH REGENERASI KOLOM ALUMINA ASAM TERHADAP RECOVERY DAN KUALITAS 99m Tc HASIL EKSTRAKSI PELARUT MEK DARI 99 Mo HASIL AKTIVASI NEUTRON

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

Kelompok 2: Kromatografi Kolom

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI RENIUM DAN WOLFRAM DENGAN METODE EKSTRAKSI MENGGU- NAKAN PELARUT METIL ETIL KETON

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

ELEKTROFORESIS. Muawanah. Sabaniah Indjar Gama

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

SISTEM PERHITUNGAN PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DAN GENERATOR Mo-99/Tc-99M MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

EVALUASI PENGGUNAAN PENCACAH BETA DAN GAMMA PADA PENENTUAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 188/186 Re-CTMP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI. A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan.

UNJUK KERJA GENERATOR RADIOISOTOP 99 Mo/ 99m Tc DENGAN RADIOAKTIVITAS 99 Mo 600 DAN 800 mci BERBASIS PZC *

EVALUASI PEMBUATAN SENYAWA BERTANDA 131 I-HIPPURAN UNTUK DIAGNOSIS FUNGSI GINJAL

PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN RESIN DOWEX 50W-X8 MELALUI PROSES PERTUKARAN ION

OPTIMASI PENANDAAN CA 15.3 DENGAN NA 125 I PRODUKSI PRR SEBAGAI PERUNUT KIT IRMA CA 15.3 ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

MODIFIKASI 99 Mo AUTOMATIC LOADING SYSTEM GENERATOR 99 Mo/ 99 mtc BERBASIS PZC

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

BABV Kromatografi Kolom (Column Chromatography)

PEMBUATAN RADIOISOTOP FOSFOR-32 UNTUK SINTESA ATP BERTANDA 32 P [(Y 32 P)ATP]

PENENTUAN PROFIL ELUSI 125 I SEBAGAI PERUNUT UNTUK TUJUAN RADIOIMMUNOASSAY (RIA) Maiyesni, Mujinah, Dede Kurniasih, Witarti, Triyanto, Herlan S.

PROSES PEMISAHAN DAN PEMURNIAN 99m Tc DARI MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI KOLOM ALUMINA

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

OPTIMASI PREPARASI SENYAWA BERTANDA 131 I-MIBG SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB III METODE PENELITIAN

PEMISAHAN RADIONUKLIDA 137 CS DENGAN METODA PENGENDAPAN CSCLO 4

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

PENGOLAHAN LIMBAH URANIUM CAIR DENGAN ZEOLIT MURNI DAN H-ZEOLIT SERTA SOLIDIFIKASI DENGAN POLIMER EPOKSI

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

Triani Widyaningrum, Triyanto, Endang Sarmini, Umi Nur Sholikhah, Sunarhadijoso Soenarjo.

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

Kata kunci: Lutesium-177, Yterbium-176, DOTA-TOC, bebas pengemban, radioterapi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

Unjuk Kerja Generator Radioisotop Mo/ Tc dengan Radioaktivitas

STABILITAS DAN UJI PRAKLINIS 99mTc-EC UNTUK RADIOFARMAKA PENATAH FUNGSI GINJAL

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

3 METODOLOGI PENELITIAN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL E

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI RADIOISOTOP TULIUM-170 ( 170 Tm) Azmairit Aziz, Muhamad Basit Febrian, Marlina

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I Pengantar kromatografi Sejarah dan perkembangan kromatografi Teknik pemisahan yang sebenarnya dapat dikatagorikan teknik kromatografi adalah

FISIKA ATOM & RADIASI

Azmairit Aziz. Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN - Bandung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN V (STOIKIOMETRI KOMPLEKS AMMIN-TEMBAGA (II))

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

Metodologi Penelitian. III.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98%

PROTOTIPE GENERATOR RADIOISOTOP TERAPI 188 W/ 188 Re BERBASIS ALUMINA. PROTOTYPE OF THERAPEUTIC RADIOISOTOPE 188 W/ 188 Re GENERATOR BASED ALUMINA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

SISTEM INJEKTOR DAN FASE MOBIL/DIAM. Tuti Suprianti / P Kasmawaty Iswar / P

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Transkripsi:

PEMISAHAN MATRIKS Sr/ Y MENGGUNAKAN ELEKTROKROMATOGRAFI BERBASIS FASA DIAM CAMPURAN ALUMINA-SILIKA Sulaiman, Adang H.G., Artadi Heru W, Sri Aguswarini, Karyadi, Gatot S, Chairuman Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka-BATAN Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang 15314 E-mail untuk korespondensi: sulaiman@batan.goid ABSTRAK PEMISAHAN MATRIKS Sr/ Y MENGGUNAKAN ELEKTROKROMATOGRAFI BERBASIS FASA DIAM CAMPURAN ALUMINA-SILIKA. Itrium- merupakan radionuklida pemancar β yang mempunyai waktu paruh 64,1 jam dan memancarkan energi β maksimum 2280 kev. Itrium- merupakan radionuklida yang banyak digunakan dalam kedokteran nuklir untuk keperluan terapi. Itrium- diperoleh dari hasil peluruhan radionuklida Sr yang mempunyai waktu paruh 28,1 tahun. Untuk memperoleh radionuklida Y, dibutuhkan suatu sistem pemisahan yang sesuai dan pada saat ini yang paling banyak digunakan adalah sistem generator Sr/ Y. Dalam penelitian ini, telah dilakukan studi sistem pemisahan Y dari Sr dengan metode elektrokromatografi untuk parameter tegangan, dan komposisi isian kolom kromatografi. Radionuklida yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran radionuklida Sr/ Y yang diperoleh dari hasil fisi. Hasil percobaan yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan kondisi elektrokromatografi menggunakan tegangan 400 V selama 4 jam, fasa gerak larutan penyangga sitrat 0,1 M; ph 5dan fasa diam sepanjang 9 cm dengan komposisi 2 cm silika 0,5 mm, 4 cm alumina, 1 cm campuran silika 0,2 mm : alumina =1:1 dan 2 cm silika 0,2 mm telah dihasilkan rendemen pemisahan Y sebesar 59,63% dengan kemurnian radiokimia 97,30%. Kata kunci : itrium, stronsium, alumina, silika, generator Sr/ Y ABSTRACT SEPARATION Sr/ Y MATRIX USING ELECTROCHROMATOGRAPHY BASED STATIONARY PHASE MIXED AMULIMA-SILICA. Yttrium- is a β transmitter radionuclide that has 64.1 hours half-life and emits the maximum β energy at 2280 kev. Yttrium- radionuclide is widely used in nuclear medicine for therapeutic purposes. Yttrium- is obtained from the decay of Sr radionuclides which has a half-life of 28.1 years. Yttrium- radionuclide obtained by a suitable separation system and at the moment the most widely used is Sr / Y generator system. In this study, we have performed studies of separation Y from Sr with system electrochromatography method for voltage parameters, and the composition of the chromatographic column packing. Radionuclides used in this study is a mixture of radionuclides Sr/ Y obtained from fission. The experimental results showed that the condition electrochromatography using voltage 400 V for 4 h, mobile phase 0.1 M citrate buffer ph 5 and 9 cm along the stationary phase with the composition of silica 0.5 mm 2 cm, 4 cm alumina, 1 cm a mixture of 0.2 mm silica: alumina = 1.1 and 2 cm silica 0.2 mm separation of Y yield was produced by 59.63% to 97.30% radiochemical purity. Keywords : yttrium, strontium, alumina, silica, generator Sr/ Y PENDAHULUAN Radiofarmaka terapi yang umum digunakan dalam kedokteran nuklir merupakan senyawa yang mengandung radionuklida pemancar partikel bermuatan, seperti β-, α, atau elektron auger. Salah satu radionuklida pemancar partikel bermuatan yang sering digunakan, diantaranya adalah Itrium ( Y) pemancar β- dengan energi maksimum 2280 kev dan waktu paruh 64,1 jam. Radiofarmaka 53

terapi Y diantaranya adalah Y-sitrat yang digunakan untuk synovectomy dan Y-Ibritumomab tiuxetan (Zevalin) untuk terapi NHL (Non Hodgkin's Lymphoma)[Gregory A. et al., 2005]. Perkembangan terakhir berkaitan dengan molecular targeting untuk terapi, radionuklida Y telah cukup luas digunakan dalam penyiapan radiofarmaka specific target untuk radioimmunotherapy maupun peptide receptor radionuclide therapy yang masingmasing menggunakan antibodi dan peptida spesifik terhadap antigen dan reseptor yang berada di permukaan sel kanker [2]. Itrium- dalam bentuk bebas pengemban dapat diperoleh dari peluruhan stronsium- ( Sr), melalui proses pemisahan dari Sr, dari hasil belah 235U. Stronsium- memiliki energi β- maksimum 544 kev dan waktu paro 28,1 tahun. Metode pemisahan Y dari Sr telah banyak dikembangkan dan pada umumnya menggunakan metode ekstraksi pelarut, kromatografi kolom penukar ion, metode pemisahan berbasis membran, dan metode elektrodeposisi [3,4,5,6,7]. Dengan metode elektroforesis kertas kedua campuran radionuklida Sr/ Y dapat terpisah dengan baik [8] dan termasuk dengan media migrasi silika juga memberikan pemisahan menggunakan metode elektroforesis silika [Sulaiman, et al.,2008,2009]. Spesi kompleks anion radionuklida itrium akan dapat dipisahkan dari spesi kation radionuklida stronsium dengan kolom elektrokromatografi menggunakan silika dan alumina sebagai bahan isian kolom [11]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter campuran media alumina dan silika terhadap mobilitas matriks Sr/ Y dari sistem generator Sr/ Y berbasis kolom elektrokromatografi. Campuran media alumina dan silika dibuat dalam dua variasi yaitu kolom I dan kolom II. Dari kolom yang digunakan dipelajari karakter pemisahan yang lebih baik dengan variasi tegangan menggunakan matriks Sr/ Y hasi fisi. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh komposisi isian kolom yang memberikan karakter pemisahan yang baik terhadap Y. TEORI Bahan dan Peralatan Bahan-bahan yang digunakan adalah Sr/ Y hasil fisi (Ritverc), asam klorida 37% pa (MERCK), penyangga sitrat 0,025 M; ph 5, penyangga sitrat 0,1 M; ph 5, silika (silika gel 60 F254 ), alumunium oxide aktif N (Merck). Peralatan yang digunakan adalah sistem elektroforesis yang terdiri dari power supply dan kolom elektrokromatografi (lokal) seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1. Selain itu digunakan alpha beta simple counter Ludlum Model 3030, TLC Scanner bioscan AR 200, dan alat-alat pendukung lainnya. A B Gambar 1. A. Sistem elektrokromatografi kolom (lokal), B. Kolom. Pembuatan Larutan Y Sebagai Sampel Elektrokromatografi Kolom Stronsium sulfat ( SrSO 4) hasil fisi sebanyak 10 µl (0,6 mci) diencerkan dengan 1 ml aquades selanjutnya dipanaskan sampai kering lalu dilarutkan kembali dalam 5 ml HCl 2 M (matriks Sr/ Y). Preparasi Isian Kolom Isian kolom yang digunakan terdiri dari alumia (alumunium oxide aktif N), silika (silika gel 60 F254), dan campuran dengan komposisi alumina : silika = 1:1, semua bahan tersebut dicuci 3 kali dan dijenuhkan dengan penyangga sitrat 0,025 M atau 0,1 M; ph 5. Komposisi isian kolom I: salah satu ujung dari kolom ditutup dengan gelas frit. Kolom dengan panjang 9 cm ( 4 cm diisi dengan silika berukuran partikel 0.5 mm, 2 cm diisi dengan silika berukuran partikel 0,2 mm, 1 cm diisi dengan campuran silika berukuran partikel 0.2 mm : alumina berukuran partikel 0.2 mm = 1:1, 2 cm diisi dengan alumina berukuran partikel 0.2 mm), dan terakhir ujung yang lain ditutup dengan gelas frit (Gambar 2a). 54

Komposisi isian kolom II: salah satu ujung dari kolom ditutup dengan gelas frit. Kolom dengan panjang 9 cm ( 2 cm diisi dengan silika berukuran partikel 0.5 mm, 4 cm diisi dengan alumina, 1 cm diisi dengan campuran silika berukuran partikel 0,2 mm: alumina berukuran partikel 0.2 mm = 1:1, 2 cm diisi dengan silika berukuran partikel 0,2 mm), dan terakhir ujung yang lain ditutup dengan gelas frit (Gambar 2b). a b Gambar 2. a. Komposisi isian kolom I, b. Komposisi isian kolom II. Pemisahan Y dari Matriks Sr/ Y dengan Larutan Penyangga Sitrat 0,1 M; ph 5 Kolom yang digunakan adalah kolom I dan II (Gambar 2), dipasang pada bejana anoda dan katoda, dialirkan air pendingin, kedua elektrode dihubungkan pada power supply, posisi elektrode kolom II kebalikan dari posisi kolom I. Larutan matriks Sr/ Y dimasukkan ke dalam kolom melalui loading gate 10-50 µl lalu ditutup, ditambah larutan penyangga sitrat 0,1 M; ph 5 ke dalam kedua bejana 3-4 ml. Tegangan power supply diset pada 400 V, 4 jam [10,11], Setelah 1 jam waktu tercapai larutan di bejana anoda diambil dan dicatat volume total, secepatnya bejana ditambahkan dengan larutan yang baru, begitu selanjutnya sampai dengan waktu yang diinginkan. Larutan yang diambil dicuplik 10 µl ke kertas saring, dikeringkan termasuk 10 µl larutan matriks Sr/ Y pada kertas saring yang lain dan dicacah dengan pencacah beta, sehingga dapat ditentukan % yield Y hasil pemisahan. Studi Sistem pemisahan dengan variasi Tegangan Untuk Komposisi Kolom I dan II dan Penyangga Sitrat 0,1 M; ph 5 Kolom yang digunakan adalah kolom I dan II (Gambar 2), dipasang pada bejana anoda dan katoda, dialirkan air pendingin, posisi elektrode kolom II kebalikan dari posisi kolom I, dihubungkan pada power supply. Larutan matriks Sr/ Y dimasukkan ke dalam kolom melalui loading gate 50-100 µl lalu ditutup, ditambahkan penyangga sitrat 0,1 M; ph 5 pada kedua bejana 3-4 ml. Tegangan power supply diset pada variasi (300, 400, 500, dan 600) V, selama 4 jam. Setelah waktu tercapai larutan di bejana anoda diambil dan dicatat volume total. Larutan dicuplik 10 µl ke kertas saring, dikeringkan termasuk 10 µl larutan matriks Sr/ Y pada kertas saring yang lain dan dicacah dengan alpha beta simple counter Ludlum Model 3030, sehingga dapat ditentukan % yield Y hasil pemisahan. Pemisahan Y dari Matriks Sr/ Y dengan Larutan Penyangga Sitrat 0,1 M; ph 5, Tegangan 400 volt, Selama 4 jam Menggunakan Komposisi Kolom II Larutan matriks Sr/ Y dimasukkan ke dalam kolom melalui loading gate 100 µl (121,66 µci), ditambahkan penyangga sitrat 0,1 M; ph 5 pada kedua bejana 3-4 ml, dialirkan air pendingin. Tegangan power supply diset pada tegangan 400 V (dari hasil variasi tegangan). Tiap jam larutan bejana anoda diambil dengan tabung reaksi, segera ditambahkan larutan penyangga sitrat 0,1 M; ph 5 ke bejana anoda 3-4 ml, proses dilanjutkan, begitu seterusnya selama 4 jam. dan dicatat volume total masing-masing larutan di tabung reaksi. Setiap larutan di tabung reaksi dicuplik 10 µl, ditotolkan ke kertas saring, dikeringkan. Diambil 10 µl larutan matriks Sr/ Y pada kertas saring yang lain, dikeringkan dan dicacah dengan alpha beta simple counter Ludlum Model 3030, sehingga dapat ditentukan % yield Y. Penentuan Kemurnian Radionuklida Y Hasil Pemisahan dengan Elektroforesis Kertas Disiapkan kertas elektroforesis dengan ukuran (32 x 1,5) cm. Pada bagian tengah ditotolkan Y hasil pemisahan, dikeringkan dan diberi tanda bagian anoda (+) dan katoda (-). Ditambahkan larutan penyangga sitrat 0,025 M; ph 5 ke dalam bejana elektroforesis kertas secukupnya, kertas elektroforesis dengan bagian bertanda (+) ditempatkan pada bejana anoda, bagian bertanda (-) 55

pada bejana katoda. Semua permukaan kertas dibasahi dengan larutan penyangga, dan ditutup. Dialirkan air pendingin dan power supply diset pada tegangan 500 volt selama 2 jam. Setelah proses selesai kertas dikeringkan, ditutup dengan sealtape dan dicacah dengan pencacah TLC Scanner bioscan AR 200. memberikan % yield Y yang lebih tinggi dari kolm I. Tengangan 600 V tidak memberikan hasil yang baik karena kendala seringnya terbentuk bunga api dalam kolom berakibat arus dari power supply terputus. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil elusi Y pada 400 V, sampai 6 jam dengan komposisi kolom I dan 4 jam dengan komposisi kolom II, menggunakan penyangga sitrat 0,1 M; ph 5 ditampilkan pada Gambar 3. Gambar 4. Elektrokromatogram larutan matriks Sr/ Y dengan elektrokroforesis kertas dengan larutan penyangga sitrat 0,025 M; ph 4 dengan tegangan 400 V. Gambar 3. Profil elusi Y pada 400 V, 4 jam dengan komposisi kolom I dan II, dengan penyangga sitrat 0,1 M; ph 5. Dari Gambar 3 terlihat kolom II lebih baik dari kolom I, dimana kolom II dapat memberikan % yield Y yang lebih besar dari kolom I dan juga dari segi waktu kolom II memberikan % yield Y yang lebih besar dengan waktu yang lebih cepat dari kolom I. Pada waktu 3 jam kolom II telah memperlihatkan hasil tertinggi sementara kolom I baru terlihat mulai menghasilkan Y yang dua jam sebelumnya cacahan larutan masih sama dengan latar. Untuk variasi tegangan % yield Y hasil dari kedua kolom I dan II disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Profil elusi Y pada studi variasi tegangan pada kolom I dan II, dengan penyangga sitrat 0,1 M; ph 5. Tegangan (V) % Yield 300 400 500 Kolom I 4.03 2.59 Kolom II 5.5 16.5 10.5 Tabal 1 memperlihatkan hasil dari studi sistem pemisahan dengan variasi tegangan untuk kedua kolom dengan lama proses elusi 4 jam, dimana hasil yang lebih baik ditunjukkan oleh tegangan 400 V. Dengan tegangan 400 V kolom II Dari Gambar 4 adalah Elektrokromatogram larutan matriks Sr/ Y dengan elektrokroforesis kertas menggunakan larutan penyangga sitrat 0,025 M; ph 4, tegangan 400 V. Kertas elektroforesis yang sama dilakukan dua kali pencacahan dengan alat gamma management system (GMS). Pencacahan kedua dilakukan setelah 81 jam dari pencacahan pertama. Terlihat dari pencacahan pertama spesi Y bergerak kearah anoda, diduga dalam bentuk anion seperti senyawa komleks negatif Y-citrat. Pencacahan kedua setelah 81 jam cacahan Y di daerah anoda turun karena terjadi peluruhan Y menjadi radionuklida Zr netral. Puncak pada daerah katoda pada pencacahan pertama yang diperkirakan adalah puncak dari Sr yang mestinya pada pencacahan kedua cacahannya tetap karena waktu paro dari Sr panjang, terlihat bertambah setelah 81 jam karena Sr mengalami peluruhan membentuk radionuklida anak Y yang aktif, dimana laju pertumbuhan Y yang dihasilkan lebih tinggi dari peluruhan Y menjadi radionuklida Zr netral, dengan demikian pada pencacahan kedua ini puncak daerah katoda telah tercacah dua jenis radionuklida aktif yaitu Sr yang belum meluruh dan Y dari hasil peluruhan Sr. Mengacu pada elektrokromatogram Gambar 4 bahwa spesi di bagian anoda adalah radionuklida Y, maka spesi yang diperoleh dalam bejana anoda hasil pemisahan dengan generator Sr/ Y juga merupakan radionuklida Y. Profil kemurnian radiokimia Y pada bejana anoda dengan tegangan pemisaha 400 V, komposisi kolon II, dan penyangga sitrat 0,1 M; ph 5 yang diperoleh 56

setelah dilakukan elektroforesis kertas disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Profil kemurnian radiokimia Y pada 400 V, komposisi kolon II, dan penyangga sitrat 0,1 M; ph 5. Gambar 5 memperlihatkan kemurnian radiokimia Y, untuk elusi 1 jam jauh lebih kecil dari elusi berikutnya, tiga fraksi berikutnya memberikan kemurnian lebih dari % bahkan untuk fraksi tiga atau lama proses 3 jam memberikan hasil kemurnian 100%. Kemurnian radiokimia secara keseluruhan sebesar 97,30 % dan telah diperoleh rendemen hasil pemisahan (yield Y) sebesar 59,63 %. Namun bentuk kimia dari radionuklida Y yang diperoleh belum dapat dipastikan. Karena ion Y 3+ merupakan ion pseudolanthanide yang memiliki bilangan koordinasi sampai sembilan, maka dengan adanya ligand ion negatif, seperti Cl -, dapat diperkirakan terbentuknya spesi ion kompleks itrium bermuatan negatif. Spesi ini akan bergerak ke arah anoda bila diberikan medan listrik. Karena dalam preparasi generator Sr/ Y digunakan HCl untuk pelarutan matriks Sr/ Y dan dalam pemisahan dengan elektrokromatografi menggunakan penyangga sitrat, kedua jenis larutan ini merupakan ligan yang masing-masing dapat membentuk senyawa kompleks negatif dengan Y 3+. Karenanya bentuk kimia dari radionuklida Y yang diperoleh belum dapat dipastikan antara bentuk klorat atau dalam bentuk sitrat. Untuk membuktikan yang diperoleh dari pemisahan tersebut adalah Y maka dilakukan pencacahan kembali dalam selang waktu tertentu hasil uji kemurnian radiokimia dengan TLC Scanner bioscan AR 200, diambil fraksi 3 (3 jam). Hasilnya ditampilkan pada Gambar 6. Gambar 6. Profil peluruhan Y hasil uji kemurnian radiokimia menggunakan pencacah TLC Scanner bioscan AR 200. Dari Gambar 6 terlihat pola peluruhan hasil pencacahan dengan alat TLC Scanner bioscan AR 200 dalam selang waktu 49 jam, dan 283 jam. Pada daerah bagian katoda tidak terlihat adanya pertumbuhan puncak sebagai pertanda adanya Sr ( Gambar 4). Jika keberadaan Sr ada pada daerah katoda, Sr akan meluruh menjadi Y maka akan terlihat puncak atau cacahan dibagian katoda yang bertambah yang berasal dari aktivitas Y seiring waktu peluruhan Sr menjadi Y. Jadi dari Gambar 6 dapat disimpulkan bahwa hasil elektrokromatografi yang diperoleh adalah Y. KESIMPULAN Dari studi sistem pemisahan Y dari matriks Sr/ Y dengan metode elektrokromatografi yang telah dilakukan terhadap kolom atau fasa diam sepanjang 9 cm yang memberikan karakter pemisahan lebih baik adalah dengan komposisi terdiri dari 2 cm silika 0,5 mm, 4 cm alumina, 1 cm campuran silika 0,2 mm: alumina = 1:1, dan 2 cm silika 0,2 mm, dan parameter proses pemisahan 400 V, 4 jam, menggunakan penyagga sitrat 0,1 M; ph 5. Dengan menggunakan komposisi isian kolom tersebut, telah diperoleh rendemen hasil pemisahan (yield Y) sebesar 59,63 % dan kemurnian radiokimia 97,30 %. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada DR. Abdul Mutalib, DR. Rohadi Awaludin, Prof. Drs. Sunarhadijoso, M.Sc dan Dra. Siti Darwati, M.Sc serta kawan-kawan yang telah membantu serta memberikan masukan dalam pembuatan makalah ini. 57

DAFTAR PUSTAKA 1. Gregory A., Wiseman and Thomas E., Witzig, 2005, Yttrium- ( Y)Ibritumomab Tiuxetan (Zevalin ) Induces Long-Term Durable Responses in Patients with Relapsed or Refractory B-Cell Non-Hodgkin s Lymphoma, CANCER BIOTHERAPY & RADIOPHARMACEUTICALS, Volume 20, Number 2, hal.185-188. 2. Mutalib. A., 2006, Radionuklida dan Radiofarmaka untuk Keperluan Medik: Pengembangan teknologi produksi di PRR- BATAN, Prosiding SeminarTeknoekonomi Iptek Nuklir, Serpong, hal. 200-212. 3. Happel S., Streng R., Vater P., Ensinger W., 2003, Sr/Y Separation by Supported Liquid Membranes Based on Nuclear Track Micro Filter, RadiationMeaseruments 36, Elsever Ltd, 761-766. 4. International Atomic Energy Agency(IAEA), 2009, Therapeutic radionuclide Generators: Sr/ Y and 188 W/ 188 Re Generators, Technical Reports Series No. 470, Vienna. 5. Barrio G., and Osso J.A., 2007, Development of Methodology for the preparation of Sr- Y generators, INAC, Santos, SP, Brazil. 6. Saito, N., 1984, Selected Data on Ion Exchange Separations in Radioanalytical Chemistry Pure & Application Chemistry, 56, (4), Pergamon Press Ltd., Great Britain. 7. L Annuaziata, M. F., 2007, Radioactivity: Introduction and History, Elsevier, Amsterdam, p.63. 8. Sulaiman, Adang H.G., Anis Kundari N., A. Mutalib, 2006, Karakterisasi Spesi Senyawa Kompleks Itrium- dan Stronsium- Dengan Elektroforesis Kertas, Prosiding seminar Nasional XV Kimia Dalam Industri Dan Lingkungan,Buku II, Yogyakarta, hal.145-152. 9. Sulaiman, Adang H.G., A. Mutalib, 2008, Silika Sebagai Media Migrasi Pemisahan Itrium- dari Strontium- dengan cara Elektroforesis, Proseding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Fungsional Pengembangan Teknologi Nuklir II, Yogyakarta, hal.98-109. 10. Sulaiman, Adang H.G., A. Mutalib, 2009, Pemisahan Spesi Radionuklida Itrium dari Spesi Radionuklida Strontium dengan Metode Elektroforesis Silika, Prosiding seminar Nasional XVIII Kimia Dalam Industri Dan Lingkungan, Yogyakarta, hal.141-148. 11. Sulaiman, Adang H.G., A. Mutalib, 2011, Mobilitas Radionuklida Itrium dan Radionuklida Stronsium di Dalam Kolom Elektrokromatografi, Prosiding Pertemuan Ilmiah Radioisotop, Radiofarmakadan siklotron, Bandung, hal. 126-130. 58