PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MUNDEL DAN APC

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & DASAR TEORI

perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE THE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) (Studi Kasus di PT. Iskandar Tex, Surakarta)

Model Pengukuran Produktivitas

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan untuk selalu

ABSTRAK. Kata kunci : Produktivitas, Metode Marvin E. Mundell, Diagram Sebab Akibat, Output

Penetapan Angka Indeks Dalam Pengukuran Produktivitas Perusahaan di PT. Cita Bahana Site Palembang Selatan 70

ANALISIS PRODUKTIVITAS UD ASIKIE MONDE KABUPATEN NGANJUK MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PEDAHULUAN. perlu adanya peningkatan performansi produksi agar mampu. efisien sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Ditambah lagi banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan,

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMAKASIH...v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR...

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan definisi Operasional

ANALISIS PRODUKTIVITAS PARSIAL TERHADAP LABA DI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PRODUKTIVITAS MELALUI PENDEKATAN THE AMERICAN PRODUCTIVTY CENTER MODEL (Studi Kasus PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional III Malang)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan

BAB 5. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL. Daniel Roy Sibarani

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Tingkat Produktivitas Perusahaan Kripik Tempe dengan Metode The American Productivity Center

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika sosial merupakan problematika yang biasa dalam era persaingan

JURNAL ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS PADA UD. BALLISTA TAHU CHIPS DI KEDIRI)

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. ANALISIS INVESTASI KELAYAKAN PROYEK CRANK SHAFT TIPE KPH dan KFM di PT. MTM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEMBUATAN KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DAN COBB-DOUGLAS ABSTRACT

AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA

BAB IV ANALISA PERMASALAHAN

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN METODE MUNDEL DAN APC DI PT. RAFFSYA MEDIA

Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MARVIN E. MUNDEL PADA PT. KARYA MURNI PERKASA

atau keluaran yang dihasilkan dari proses.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekitar 40% resep tablet dikontribusikan untuk produksi obat generik. Jika

BAB I PENDAHULUAN. maupun wisatawan mancanegara. Dengan peran ini, Yogyakarta menjadi

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Studi Teknik Industri. Diajukan Oleh : MASHARYONO NIM.

BAB 3 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI METODE THE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER PADA SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA PENGUSAHA KRIPIK TEMPE

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS DI UD. SABAR JAYA MALANG) JURNAL

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

BAB III. Metode Penelitian

PERANCANGAN MESIN PENYAYAT BAMBU SECARA ERGONOMIS

BAB 3 LANDASAN TEORI

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN METODE APC (AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER) DI PT. PANCA WANA INDONESIA KRIAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE POSPAC DI PT. SUPRA MATRA ABADI

Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN TAHU DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

ANALISA PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA DEPARTEMEN PRODUKSI DI PT. MARGA CIPTA PRESISI

METODE PERHITUNGAN ANGKA INDEKS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E MUNDEL

BAB 1 PENDAHULUAN. negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Indonesia yang sempat menempati posisi ke-5

BABVI. KESThIPULAN DAN SARAN

MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN RASIO OUTPUT PER INPUT

serta saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya. BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PRODUKTIVITAS LANTAI PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

BAB II KERANGKA TEORETIS

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. SALAMA NUSANTARA DENGAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC)

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. karena salah satu kunci dari tingkat produktivitas suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dicapai sebuah tingkat produktivitas yang tinggi.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PADA UD. MEGA JAYA GRESIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. work life, innovation dan profitability. Produktivitas kemudian menjadi. Lonnqvist, 2004 dalam TA Tiffany Sophiana).

BAB 1 PENDAHULUAN. UMKM, maka jumlah tenaga kerja yang diserap juga akan meningkat sehingga

BAB 2 LANDASAN TEORI

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) *

PRODUKTIVITAS INDUSTRI DAN SISTEM PENGUKURAN

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

EVALUASI PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN METODE RASIO OUTPUT/INPUT UNTUK MENINGKATKAN SUMBER DAYA DI DIVISI COLD ROLLING MILL PT.

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Melalui produktivitas, perusahaan dapat pula mengetahui. melakukan peningkatan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan dan selalu

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

Produktivitas Bioetanol Menggunakan Metode American Productivity Center (APC): Studi Kasus di PT. Panca Jaya Raharja I.

ANALISA PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN THE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER METHODS

1 BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN ANGKA INDEKS MARVIN E. MUNDEL PADA PERUSAHAAN UD. MARGO JATI

TUGAS AKHIR. ANALISIS TINGKAT PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL (Studi kasus: CV. SAMI SEJATI, JEPARA ) Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PG.KREBET BARU MALANG

Transkripsi:

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT. ITS Jakarta) Robertus Tang Herman*), Faisal Safa*), Rhiren R. Mukti*) Binus University, Jl. KH.Syahdan, No 9. Kemanggisan - Palmerah, Jakarta Barat Email:robertth@binus.edu ABSTRAK Dalam kegiatan produksi atau operasi setiap perusahaan atau manajer operasi pasti mengharapkan terciptanya produktivitas hasil produksi termasuk juga produktivitas biaya produksi. Penelitian ini bertujuan untuk membantu decision maker melalui pengkuruan terhadap produktivitas dengan menggunakan model American Productivity Center (APC) dan Model Mundel. Data yang dikumpulkan terdiri dari data sekunder seperti data produksi dan biaya produksi sedangan data primerr diperoleh melalui kuisioner. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan kedua model tersebut terdapat perbedaan hasil perhitungan produktivitas. Perbedaan tersebut yaitu pada model mundel diketahui terjadi penurunan terhadap material dan modal, sedangkan dengan menggunakan model APC terjadi kenaikan pada keseluruhan input. Dengan melakukan perbandingan dengan kedua model tersebut maka perusahaan dapat memilih model mundel yang memberikan data dan hasil perhitungan lebih spesifik dibandingkan model The American Productivity Centre (APC) Keywords : Produktivitas, Biaya Produksi, Model Mundel, Model APC PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Memasuki era perdagangan bebas dan kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan berusaha untuk merencanakan dan mengembangkan strategi guna memperbaiki kinerjanya dan mempertahankan eksistensinya. Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk harus melakukan perbaikan-perbaikan diberbagai sector agar perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang akan membuat perusahaan berkembang dan bukan hanya bertahan hidup saja. Perusahaan juga perlu meningkatkan kinerjanya secara lebih efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan. Produktivitas merupakan salah satu alternative untuk mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan bahkan merupakan salah satu cara yang sangat efektif didalam menilai efisiensi pemakaian sejumlah input dalam menghasilkan output tertentu. Suatu perusahaan juga perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan tersebut beroperasi, agar dapat membandingkannya dengan produktivitas yang telah ditetapkan oleh manajemen. Dalam hal ini produktivitas sangat diperlukan untuk mengukur biaya produksi secara tepat dan akurat. Dan dari hasil pengukuran dan evaluasi ini akan memberikan informasi kepada perusahaan mengenai tingkat efisiensi yang berhasil dicapai oleh perusahaan dalam melakukan aktivitasnya, hal ini menjadi penting agar perusahaan dapat meningkatkan daya saing dari produk yang dihasilkannya dipasar global yang kompetitif. Perumusan Masalah Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian adalah sbb: 1 Perusahaan belum mengetahui tingkat produktivitas biaya produksi pada bagian spinning dan aftertreatment. 2 Berapa besar indeks produktivitas biaya produksi dengan menggunakan model APC (American Productivity Centre) dan model mundel? 3 Apakah terjadi perbedaan antara model mundel dengan model APC (American Productivity Centre)? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Menghitung dan menganalisis tingkat produktivitas dengan menggunakan model APC dan Mundel berdasarkan data keuangan dan data produksi periode tahun 2004 dan 2005 64

2. Membandingkan dua model produktivitas yang digunakan dalam mengukur tingkat produktivitas biaya produksi dan memberikan usulan bagi perusahaan untuk dapat memakai salah satu hasil perbandingan kedua model produktivitas yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Model Pengukuran Produktivitas dalam Sistem Industri Dalam mengukur produktivitas, terdapat bermacam-macam model pengukuran, antara lain model rasio/input, model angka indeks, model APC (The American Productivity Center), model mundel. Secara garis besar semua model tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengukuran produktivitas total dan pengukuran produktivitas parsial. Model APC (The American Productivity Centre) Pusat Produktivitas Amerika (The American Productivity Centre- APC) mengemukakan ukuran produktivitas sebagai berikut: hasil penjualan Profitabilitas biaya biaya banyaknya output X harg a per unit banyaknya input X harg a per unit banyaknyaoutput banyaknya input h arg a X biaya (produktivitas) X (faktor perbaikan harga) Dari ukuran produktivitas yang dikemukakan APC tampak bahwa ada hubungan profitabilitas dengan produktivitas dan faktor perbaikan harga. Rasio produktivitas memberikan suatu indikasi penggunaan sumber-sumber dalam menghasilkan output perusahaan. Dalam model APC, kuantitas output dan input setiap tahun digandakan dengan harga-harga tahun dasar untuk menghasilkan indeks produktivitas. -harga dan biaya per unit setiap tahun digandakan dengan kuantitas output dan input pada tahun tertentu sehingga akan menghasilkan indeks perbaikan harga pada tahun itu. Bila diketahui indeks produktivitas dan indeks perbaikan harga maka indeks profitabilitas dapat ditentukan dengan jalan: Indeks profitabilitas (indeks produktivitas) X (indeks perbaikan harga) atau indeks profitabilitas indeks perbaikan h arg a Indeks produktivitas (David Sumanth, 1984, P 105-106) Indeks perbaikan harga menunjukkan perubahan dalam biaya input terhadap harga output perusahaan. Dalam model APC biaya per unit tenaga kerja, material, dan energi dihitung atau ditentukan secara langsung, sedangkan perhitungan input modal ditentukan berdasarkan depresiasi total ditambah keuntungan relatif terhadap harta total (harta tetap + modal kerja) yang dipergunakan. Dengan demikian input modal untuk periode itu ditambah (ROA periode dasar) dikalikan harta sekarang yang dipergunakan. (Arman Hakim, 2006, P 432). Model Mundel Marvin E. Mundel (1976) mengemukakan dua bentuk pengukuran indeks produktivitas, yaitu: AOMP / RIMP x100 IP AOMB / RIBP AOMP / AOBP x100 IP RIMP / RIBP Dimana: IP indeks produktivitas AOMP output agregat untuk periode yang diukur AOBP output agregat untuk periode dasar RIMP input-input untuk periode yang diukur RIBP input-input untuk periode dasar (sumanth, 1984, P 110). 65

Dari dua bentuk indeks produktivitas yang dikemukakan oleh marvin E. Mundel tampak bahwa pada dasarnya kedua bentuk pengukuran itu adalah serupa, dimana kita dapat menggunakan salah satu formula dalam penerapan pengukuran produktivitas pada tingkat perusahaan. Formula (1) pada dasarnya merupakan rasio antara indeks performansi untuk periode dasar, sedangkan formula (2) pada dasarnya merupakan rasio antara indeks output dan indeks input. Dengan demikian dapat pula dinyatakan sebagai berikut: AOMP / RIMP Indeks performansi periode pengukuran x100 x100 IP AOMB / RIBP Indeks performansi periode dasar AOMP / AOBP Indeks output x100 x100 IP RIMP / RIBP Indeks input Metodologi Penelitian Flow chart metodologi penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini: 66

A B Indeks Produktivitas Mundel Uji Validitas Indeks Produktivitas APC ( American Productivity Centre) Reduksi A nalisis P roduktivitas Analisis Perbandingan Model APC dan Mundel A nalisis D eskriptif Kesimpulan Rekomendasi Gambar 1. Metodologi Penelitian PEMBAHASAN Biaya Produksi Tabel 1. Biaya produksi tahun 2004 dan 2005 biaya produksi 67

Perhitungan Biaya Produksi dengan menggunakan Metode Mundel Tabel 2. Summary Hasil Produktivitas Berdasarkan Teori Mundel No Indeks Produktivitas Produktivitas Peningkatan / Penurunan 1 IP F-900 103.9533961 3.95 2 IP P-200 103.9552545 3.96 3 IP E-900 103.9533961 3.95 4 IP Chemical 103.9282619 3.93 5 IP Packing Material 34.60809196-65.39 6 IP Nitrogen 103.7513787 3.75 7 IP Pure Water 103.9556134 3.96 8 IP Steam 104.2925051 4.29 9 IP Refrigerator 103.9560497 3.96 10 IP Air Compressor 103.3161228 3.32 11 IP Electric 103.728893 3.73 12 IP Tenaga Kerja 109.5128739 9.51 13 IP Modal 93.61772813-6.38 model mundel Model APC (The American Productivity Centre) Output Tabel 3. Perhitungan Produktivitas Berdasarkan Teori APC Periode 1(Periode Dasar) Periode 2 Kuantitas (Rp) Nilai Kuantitas (Rp) Nilai Total Output 22,292,000 12,800 285,337,600,000 22,810,500 13,000 296,536,500,000 Input Tenaga Kerja 98 1,199,909 117,591,082 93 1,199,901 111,590,793 Material F-900 355,445 9,873 3,509,309,867 355,383 9,872 3,508,344,150 P-200 18,957,074 8,392 159,087,766,099 18,953,777 8,391 159,041,143,982 E-900 1,421,781 9,873 14,037,239,469 1,421,533 9,872 14,033,376,599 Chemical (Kg) 59,938 2,995 179,514,310 59,896 2,997 179,508,312 Packing material (sheet) 11,988 998 11,963,625 11,979 2,999 35,925,621 Total Material 176,825,793,370 176,798,298,664 Energi (KWH) 23,937 998 23,889,326 23,958 999 23,934,442 Modal (Rp) Nitrogen (Nm 3 ) 12,012 598 7,183,158 12,012 599 7,195,164 Pure water (kg) 37,011 1,547 57,256,017 37,120 1,542 57,239,040 Steam (kg) 12,337 155 1,912,235 12,373 154 1,905,493 Refrigerator (Nm 3 ) 18,506 309 5,718,200 18,560 308 5,716,480 Air compressor (Nm 3 ) 23,937 149 3,566,613 23,918 150 3,587,625 Total Modal 75,636,223 75,643,802 Total Input 177,042,910,000 177,009,467,700 68

Tabel 4. Hasil Perhitungan Indeks Produktivitas Model APC Atas Dasar Konstan Periode 1 Periode 2 Total Output 285,337,600,000.00 291,974,400,000.00 1.02 Input Tenaga Kerja 117,591,082.00 111,591,537.00 0.95 Input Material 176,825,793,370.00 176,794,939,186.00 1 Input Energi 23,889,326.00 23,910,483.00 1 Input Modal 75,636,223.00 75,824,412.00 1 Total Input 177,042,910,000.00 177,006,265,612.00 1 Produktivitas Tenaga Kerja 2,426.52 2,616.46 1.08 Produktivitas Material 1.61 1.65 1.02 Produktivitas Energi 11,944.15 12,211.15 1.02 Produktivitas Modal 3,772.50 3,850.67 1.02 Produktivitas Total 1.61 1.65 1.02 Contoh perhitungan indeks produktivitas: Total Output 1 Perhitungan produktivitas tenaga kerja berdasarkan harga konstan: Periode 1 (periode dasar) L 1 (98 x 1.199.909) Rp 117.591.082 Periode 2 (menggunakan harga tahun dasar) L 2 (93 x 1.199.909) Rp 111.591.537 L2 Rp111.591.537 0.95 L 117.591.082 Indeks produktivitas tenaga kerja 1 Rp Total Input 2 Perhitungan produktivitas tenaga kerja Periode 1: Total Output 285.337.600.000 2.426,52 Input Tenaga Kerja 117.591.082 Periode 2: Total Output 291.974.400.000 2.616,46 Input Tenaga Kerja 111.591.537 2.616,46 1.08 Indeks produktivitas tenaga kerja: 2.426,52 69

Tabel 5. Hasil Perhitungan Indeks Profitabilitas Model APC Atas Dasar yang Berlaku Periode 1 Periode 2 Output 285,337,600,000.00 296,536,500,000.00 1.04 Input Tenaga Kerja 117,591,082.00 111,590,793.00 0.95 1.09 Material 176,825,793,370.00 176,798,298,664.00 1 1.04 Energi 23,889,326.00 23,934,442.00 1 1.04 Modal 75,636,223.00 75,643,802.00 1 1.04 Total Input 177,042,910,000.00 177,009,467,700.00 1 1.04 L L Indeks input tenaga kerja IL Indeks output Indeks IPF-L input tenaga 2 1 Rp111.590.793 0.95 Rp 117.591.082 ( IO) ker ja ( IL) 1.04 0.95 1.09 Tabel 6. Hasil Perhitungan Indeks Perbaikan Model APC Input IPF IP IPH Tenaga Kerja 1.09 1.08 1.01 Material 1.04 1.02 1.02 Energi 1.04 1.02 1.02 Modal 1.04 1.02 1.02 Total 1.04 1.02 1.02 Contoh perhitungan indeks perbaikan harga: Perhitungan indeks perbaikan harga untuk input tenaga kerja (IPH-L): IPF L 1.09 1.01 IPH- L IPL 1.08 Perbandingan Model APC dan Mundel 70

Tabel 7. Tabulasi Perbandingan Model APC dan Mundel Tabulasi Perbandingan Model APC dan Mundel Model APC Keterangan Indeks Produktivitas Model Mundel Keterangan Indeks Produktivitas Material 1.02 IP F-900 3.95 IP P-200 3.96 IP E-900 3.95 IP Chemical 3.93 IP Packing Material -65.39 IP Nitrogen 3.75 IP Pure Water 3.96 IP Steam 4.29 IP Refrigerator 3.96 IP Air Compressor 3.32 Tenaga Kerja 1.08 9.51 Modal 1.02-6.38 Energi 1.02 3.73 Sumber: hasil produktivitas model APC dan model Mundel Hasil Analisis Mundel dan APC Berikut ini merupakan hasil analisis terhadap Indeks produktivitas dengan menggunakan Model Mundek dan APC Implikasi Hasil dengan Model Mundel 1. Indeks produktivitas F-900 F-900 9873.2 9873 9872.8 9872.6 9872.4 9872.2 9872 9871.8 9871.6 9871.4 Gambar 2. Grafik F-900 IP F-900 3.95%. Terlihat pada tabel 7, hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari F-900 pada periode 2005 meningkat sebesar 3.95% dibandingkan keadaan pada periode 2004. Tetapi terjadi penurunan harga pada periode 2004 ke periode 2005 sebanyak 1 rupiah, terlihat pada tabel 6 dan gambar 3. Hal ini disebabkan karena di proses spinning dilakukan shutdown, dengan otomatis tidak ada produksi yang berjalan pada mesin spinning sehingga F-900 tidak diproduksi untuk spinning. 71

2. Indeks produktivitas P-200 P-200 8392.2 8392 8391.8 8391.6 8391.4 8391.2 8391 8390.8 8390.6 8390.4 Gambar 3: Grafik P-200 IP P-2003.96% Terlihat pada tabel 7, hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari P-200 pada periode 2005 meningkat sebesar 3.96% dibandingkan keadaan pada periode 2004. Tetapi terjadi penurunan harga pada periode 2004 ke periode 2005 sebanyak 1 rupiah, terlihat pada tabel 6, dan gambar 3. Hal ini disebabkan karena di proses spinning dilakukan shutdown, dengan otomatis tidak ada produksi yang berjalan pada mesin spinning oleh sebab itu material P-200 tidak diproduksi untuk mesin spinning. 3. Indeks produktivitas E-900 E-900 9873.2 9873 9872.8 9872.6 9872.4 9872.2 9872 9871.8 9871.6 9871.4 Gambar 4. Grafik E-900 IP E-9003.95% Terlihat pada tabel 7, hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari E-900 pada periode 2005 meningkat sebesar 3.95% dibandingkan keadaan pada periode 2004. Tetapi terjadi penurunan harga pada periode 2004 ke periode 2005 sebanyak 1 rupiah, terlihat pada tabel 6, dan gambar 4 Hal ini disebabkan karena di proses spinning dilakukan shutdown, dengan otomatis tidak ada produksi yang berjalan pada mesin spinning, oleh sebab itu material E-900 tidak diproduksi untuk mesin spinning. 72

Implikasi Hasil dengan Model APC 1. Tenaga kerja Tenaga Kerja Nilai 119000000 118000000 117000000 116000000 115000000 114000000 113000000 112000000 111000000 110000000 109000000 108000000 N ila i Gambar 5. Grafik Nilai Tenaga Kerja Terlihat pada tabel 7, produktivitas dari tenaga kerja meningkat sebesar 8% ( 108%-100%) pada periode 2005. hal ini dikarenakan terjadinya kenaikan tingkat upah yang ditunjukkan oleh IPH tenaga kerja 101% (Tabel 6) dengan efek bersih meningkatkan profitabilitas sebesar 9% (109%-100%). 2. Material M a te ria l Nilai 176,830,000,000 176,825,000,000 176,820,000,000 176,815,000,000 176,810,000,000 176,805,000,000 176,800,000,000 176,795,000,000 176,790,000,000 176,785,000,000 176,780,000,000 N ila i Gambar 6. Grafik Nilai Material Terlihat pada tabel 7, produktivitas dari material meningkat sebesar 2% (102%-100%) pada periode 2005. hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan material yang ditunjukkan oleh IPH material 102% (Tabel 6) dengan efek bersih meningkatkan profitabilitas sebesar 4% (104%- 100%). Hal ini juga dapat dilihat dari nilai total pada periode 2004 176,825,793,370 mengalami penurunan yang cukup berarti pada periode ke 2005 yakni 176,798,298,664. F-900 9873.2 9873 9872.8 9872.6 9872.4 9872.2 9872 9871.8 9871.6 9871.4 Gambar 7. Grafik F-900 Terlihat pada tabel 3 dan gambar 7, material F-900 pada periode 2004 9,873 dan pada periode 2005 menjadi 9,872. Penurunan ini terjadi karena di proses spinning dilakukan shutdown, dengan otomatis tidak ada produksi yang berjalan pada mesin spinning sehingga F-900 tidak diproduksi untuk spinning. 73

P-200 8392.2 8392 8391.8 8391.6 8391.4 8391.2 8391 8390.8 8390.6 8390.4 Gambar 8. P-200 Terlihat pada Tabel 3 dan Gambar 8, material P-200 pada periode 2004 8,392 dan pada periode 2005 menjadi 8,391. Penurunan ini terjadi karena di proses spinning dilakukan shutdown, dengan otomatis tidak ada produksi yang berjalan pada mesin spinning. oleh sebab itu material P-200 tidak diproduksi untuk mesin spinning. E-900 9873.2 9873 9872.8 9872.6 9872.4 9872.2 9872 9871.8 9871.6 9871.4 Gambar 9. E-900 Terlihat pada Tabel 3 dan Gambar 9, material E-900 pada periode 2004 9,873 dan pada periode 2005 menjadi 9,872. Penurunan ini juga terjadi karena di proses spinning dilakukan shutdown, dengan otomatis tidak ada produksi yang berjalan pada mesin spinning, oleh sebab itu material E-900 tidak diproduksi untuk mesin spinning. Analisis Perbandingan Model Mundel dan APC (American Productivity Centre) Terdapat perbedaan hasil perhitungan indeks produktivitas pada kedua model dikarenakan model APC (American Productivity Centre) melihat secara total dari masing-masing input, sedangkan model mundel melihat input secara mandiri atau masing-masing. Dengan perbandingan dari kedua model diatas dapat diketahui dengan menggunakan model mundel dapat dilihat dengan jelas terjadi penurunan pada packing material dan modal, sedangkan dengan menggunakan model APC (American Productivity Centre) tidak terjadi penurunan tetapi semua input meningkat. Dalam perbandingan kedua model tersebut juga dapat dilihat kelebihan dan kekurangan dari masingmasing model yaitu: 1 Model Mundel Kelebihan: kelebihan yang dimiliki model mundel adalah dapat melihat peningkatan atau penurunan produktivitas secara spesifik atau melihat input secara masing-masing Kekurangan: kekurangan yang dimiliki model mundel adalah tidak dapat mengetahui secara cepat apakah produktivitas mengalami penurunan atau peningkatan karena model mundel ini melihat input secara masing-masing. 2 Model APC (American Productivity Centre) Kelebihan: kelebihan yang dimiliki model APC adalah dapat lebih cepat mengetahui apakah produktivitas mengalami penurunan atau peningkatan, karena model APC ini melihat seluruh total setiap input. 74

Kekurangan: kekurangan yang dimiliki model APC adalah model ini tidak mengetahui secara spesifik atau masing-masing input, apakah produktivitas mengalami penurunan atau peningkatan karena model APC ini melihat dari total setiap input. KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan 1. Perhitungan produktivitas dengan menggunakan model mundel dapat dilihat terjadi penurunan pada beberapa indeks produktivitas yaitu packing material dan modal. Pada packing material terjadi penurunan indeks produktivitas yang sangat signifikan sebesar 65,39%, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: Tepi packing material yang berwarna (pp. cloth) tidak dijahit, hal ini disebabkan tercemarnya staple fibre sehingga packing material harus diganti Laminating yang dilakukan tidak baik hal ini di tunjukkan dengan jika laminating meningkat maka temperaturnya pun naik hal ini juga dapat mengakibatkan kenaikan harga dua kali lipat dan kenaikan dari kuantiti atau jumlah barang itu sendiri. Suplier dari material ada perubahan warna, perubahan dari anyamannya, perubahan denier contoh: panjang filamen 9000 meter beratnya sekitar 1 gram dimana ketebalan atau lebar sudah ditentukan oleh denier itu sendiri, kecepatan dan temperatur juga sangat berpengaruh dengan temperatur 80 derajat dan speed/kecepatan 150 maka jika melakukan laminating temperatur yang ada tetap, tetapi speednya berubah menjadi 140 atau sebaliknya jika temperaturnya naik akan menyebabkan waste (pembuangan), sehingga dapat mengurangi produksi, dengan demikian dapat menyebabkan kenaikan biaya yang cukup banyak Sedangkan indeks produktivitas dari modal menurun sebesar 6,38% disebabkan oleh perbedaan antara nilai kurs mata uang dollar dengan rupiah, karena modal yang ditanam oleh perusahaan ini berdasarkan mata uang dollar Amerika. 2. Dari hasil perhitungan produktivitas dengan menggunakan model APC (American Productivity Centre) dapat dilihat indeks produktivitas dari total masing-masing input mengalami peningkatan yaitu: Produktivitas tenaga kerja meningkat sebesar 8% Produktivitas material meningkat 2% Produktivitas energi meningkat 2% Produktivitas modal meningkat 2% 3. Dalam kedua model ini juga terdapat perbedaan perhitungan, dengan menggunakan model mundel produktvitas dilihat secara masing-masing atau mandiri, sedangkan dengan menggunakan model APC (American Productivity Centre) produktivitas melihat total dari masingmasing input. Dan juga terdapat perhitungan yang berbeda pada modal, jika perhitungan produktivitas model mundel, modal yang digunakan adalah modal dari hasil penanaman modal perusahaan, sedangkan perhitungan produktivitas model APC (American Productivity Centre) modal yang digunakan adalah berdasarkan depresiasi total ditambah keuntungan relatif terhadap harta total (harta tetap + modal kerja). 4. Manfaat bagi perusahaan dengan adanya produktivitas biaya produksi maka akan menimbulkan biaya rendah (low cost) dan perusahaan akan menjadi lebih efisien dengan makin tingginya produktivitas makin tinggi efisiensi dengan sendirinya. Saran 1. Dari perbandingan kedua model yang digunakan maka diusulkan bagi perusahaan untuk menggunakan model mundel karena dengan menggunakan model ini perusahaan dapat melihat penurunan atau peningkatan produktivitas secara spesifik. 2. Terdapat beberapa input pada model mundel yang tidak produktif yaitu pada bagian packing material. Dengan adanya penelitian ini maka perusahaan harus lebih memperhatikan hal-hal berikut yaitu: Tepi packing material harus dijahit dengan rapi sehingga pada waktu barang dikirim dan diterima oleh customer tidak mengalami kerusakan/cacat. Perusahaan harus memberikan masukan kepada supplier agar lebih memperhatikan pada proses laminatingnya. Perusahaan harus lebih memperhatikan lebih detail jika ingin melakukan pemesanan barang. 75

3. Agar produktivitas modal tidak turun maka modal tidak dihitung sesuai kurs rupiah tetapi tetap dalam kurs dollar 4. Perusahaan diharapkan untuk tetap mempertahankan produktivitas biaya produksi ini dengan baik 5. Perusahaan sebaiknya melakukan pengecekan produktivitas pada biaya produksi minimal satu kali setahun agar produktivitas biaya produksi dapat diketahui kenaikan atau penurunannya. 6. Perusahaan menyediakan kotak saran untuk memberi kesempatan pada karyawan untuk menyampaikan masukan-masukan untuk dapat meningkatkan produktivitas biaya produksi. DAFTAR PUSTAKA Blocher, E.J, Chen K.H, Lin T.W. (2000) Manajemen Biaya, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Christopher William F., Thor Carl, G. (1993). Handbook For Productivity Measurement and Improvement, Productivity Press, USA. Herjanto, E. (1997). Manajemen Operasi, Edisi 3, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Nasution, A. (2006). Manajemen Industri. Andi, Yogyakarta. Santoso, S. (2006). Mengukur Sikap dan Kepuasan Konsumen, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Santoso, S. (2002). SPSS Statistik Multivariat, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Santoso, S. (1999). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Schroeder Roger, G. (1989). Manajemen Operasi pengambilan keputusan dalam suatu fungsi Operasi, Edisi 3, jilid 2, Erlangga Jakarta. Sinungan, M. (2005). Produktivitas Apa dan Bagaimana, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Sumanth David, J. (1984). Productivity Engineering and Management, McGraw-Hill, USA. Sinungan, M. (2005). Produktivitas Apa dan Bagaimana, PT. Bumi Aksara, Jakarta. 76