ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN KREDIT PADA KPRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG. Disusun Oleh: HERLINA VANESSA VITARADIAZ NIM.

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR AKUNTANSI ATAS PENDANAAN DERABAH ASRI (DEPOSITO MUDHARABAH ASRI) PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) ASRI JEMBER

SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS (Studi Pada Perusahaan Daerah, BPR Bank Daerah Kota Madiun)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat

ANALISIS PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PIUTANG SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN INTERN PADA KSU SRI LESTARI BLITAR SKRIPSI

PROSEDUR AKUNTANSI PEMBAYARAN GAJI PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. UNIT GAJAH MADA CABANG JEMBER

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

JURNAL ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN KAS UNTUK MENILAI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DINAR MAS NGANJUK

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB I PENDAHULUAN. vital bagi kelangsungan hidup organisasi bisnis. Setiap hari dalam bisnis,arus

BAB V PENUTUP. perusahaan khususnya pada PT. Dian Mega Kurnia Surabaya.Dari hasil penelitian

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA UNIT SIMPAN PINJAM KUD KARYA MINA KOTA TEGAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS DALAM MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN YANG EFEKTIF (Studi Pada PT.

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGELUARAN KAS PADA PT. CITRA BUMI SUMATERA PALEMBANG

JURNAL PENELITIAN ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA CV. SAKINAH FARMINDO MAKMUR

PROSEDUR PENJUALAN UNIT PRIMER PADA KOPERASI PT. SUZUKI MANUFACTURING PLANT CAKUNG. Nama : Errika Muharrani NPM : Pembimbing : Dr.

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif, efisien dan ekonomis untuk tetap mempertahankan eksistensinya

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT DALAM MENCAPAI PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. Bank Perkrditan Rakyat Terusan Jaya Mojokerto)

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut berbagai

SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT BABA RAFI INDONESIA DI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PROSES PEMBERIAN PEMBIAYAAN (Studi Kasus Pada KSU Al-Ikhlas Malang) Nurmalika Ratna Sari.

BAB II BAHAN RUJUKAN

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS (Studi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KP-RI) Harapan Plumpang - Tuban)

BAB II LANDASAN TEORI

M. Setiadi. Hartoko, SE.MM ProDi Komputerisasi Akuntansi Politeknik LP3I Jakarta

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Kualitas keputusan yang diambil sangat berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan awal yang. telah direncanakan. Seperti yang kita ketahui dalam suatu keadaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. sebelumnya dan hasil penelitian yang diperoleh pada PT. Bank Rakyat Indonesia

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG KEDIRI TAHUN

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Sistem akuntansi penjualan yang diterapkan pada UD Karinda Timur Raya

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

DAFTAR PUSTAKA. Baridwan, Zaki, (2002), Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 2. Cetakan Pertama. Yogyakarta : BPFE.

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PT BINTANG PUTRA MOBILINDO HONDA SOLO BARU

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PIUTANG UNTUK MENILAI PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI WANITA SEJAHTERA DESA GAYAM KEC.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGENDALIAN INTERN DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT UNTUK MENGURANGI RESIKO PIUTANG PADA UD.MULUR JAYA SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT STAR MULTIMEDIA ABADI MAKASSAR. SULTAN ISKANDAR STIE-YPUP Makassar

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini sudah semakin pesat. Banyak. perusahaan semakin memperluas usahanya untuk meraih pangsa pasar.

FAKULTAS EKONOMI (FE) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

BAB II BAHAN RUJUKAN

"EFEKTIVITAS SISTEM PENGGAJIAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KEBUMEN" Dwi Suprajitno. Abstrak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PADA BUMDes MAJU BERSAMA DESA BATANG KUMU

ANALISIS SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA UD. SUMBER MUTIARA RANTAUPRAPAT

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN PADA PERUSAHAAN DAGANG DI DEALER YAMAHA ASLI MOTOR II ROZANA ( ) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

ANALISIS IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PERUM BULOG SURABAYA UTARA

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TECOM TECHNOLOGY PASIR PENGARAIAN. Nurhamidah Fakulatas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian

PENERAPAN SISTEM PENGELUARAN KAS PADA RUMAH SAKIT SRI PAMELA

Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT Star Multimedia Abadi Makassar

ekonomis. Di bidang ritel, penjualan tunai dan penjualan kredit merupakan aktivitas

BAB III METODE PENELITIAN. yakni Koperasi Mahasiswa Padang Bulan UIN Maliki Malang, yang

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PENERIMAAN KAS ATAS PENJUALAN TUNAI PADA CV. PERMATA DEWI TOUR & TRAVEL BATAM

BAB II LANDASAN TEORI

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL (Studi Kasus Pada Toko Buku Uranus Surabaya)

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT. SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA SPBU ( STASIUN PENGISISAN BAHAN BAKAR UMUM ) CABANG SUKMAJAYA

SISTEM PENJUALAN TUNAI PADA TOKO PAKAN TERNAK VITACHICKS DI WONOSOBO Oleh: PRIYO PUJI LAKSONO (B )

PENDAHULUAN Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Ol

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT JAYA GRAHA ABADI BALI SKRIPSI

Transkripsi:

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN KREDIT PADA KPRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Disusun Oleh: HERLINA VANESSA VITARADIAZ NIM. 0603009 JURNAL JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 03

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tentang penerapan sistem pengendalian intern penjualan kredit di KPRI-UB, kendala yang dihadapi oleh KPRI-UB, dan memberikan rekomendasi atas permasalahaan kepada KPRI-UB. Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah kualitatif deskriptif dengan metode analisis yang digunakan dari COSO. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem pengendalian intern untuk penjualan kredit di KPRI-UB sudah baik, namun ada celah dalam sistem ini yang dapat menjadi kendala di kemudian hari. Adapun kendala yang penulis temukan, antara lain: mudahnya bagi KPRI-UB dalam memberikan otorisasi penjualan kredit dan lama angsuran pembayaran piutang ditentukan sendiri oleh anggota KPRI-UB. Sedangkan untuk penerapan sistem pengendalian intern untuk pembayaran dan pelunasan piutang anggota di KPRI-UB juga sudah baik. Dimana pembayaran dilakukan dengan sistem pemotongan gaji. Namun, kemungkinan keterlambatan dalam membayar piutang, terjadinya penunggakan piutang oleh anggota, dan gaji anggota yang tidak mencukupi untuk membayar piutang merupakan hal-hal dapat mengakibatkan kemungkinan terjadinya piutang yang tak dapat ditagih di kemudian hari. Kata Kunci : Pengendalian intern, penjualan kredit, koperasi

PENDAHULUAN. Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini telah memasuki sebuah era baru dalam berbagai bidang dan sendi kehidupan masyarakat yang kita sebut sebagai era globalisasi. Pada era ini, masyarakat semakin mudah dalam mendapatkan informasi yang diinginkan. Salah satu ciri dari era globalisasi ini adalah munculnya istilah perdagangan bebas, dimana masing-masing individu dipermudah dalam hal melakukan hubungan dagang antara satu sama lainnya tanpa adanya batasan atau halangan yang berarti. Hal ini mengakibatkan bermunculannya perusahaan-perusahaan baru baik yang berskala besar maupun berskala kecil sehingga meningkat pula laju persaingan perusahaan-perusahaan tersebut khususnya persaingan dalam menghasilkan pendapatan yang optimal. Perusahaanperusahaan yang bersaing pun bukan hanya perusahaan yang bergerak di bidang jasa saja tetapi juga perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan industri. Di tengah persaingan ketat antar perusahaan yang berorientasi pada laba yang besar, Indonesia memiliki bentuk usaha yang memiliki ciri khas perekonomian di Indonesia. Dalam hal ini pemerintah Indonesia mengatur bentuk usaha tersebut yang dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar 945 khususnya pasal 33 ayat () menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Salah satu bentuk usaha yang melandaskan kegiatannya sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan pada asas kekeluargaan dan mengutamakan pada kemakmuran masyarakat ialah koperasi. Secara sederhana koperasi merupakan perkumpulan yang beranggotakan orangorang atau badan hukum berlandaskan pada azas perikemanusiaan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat dan anggota. Nilai-nilai dasar seperti kekeluargaan, 3

kesetiakawanan (solidaritas), keadilan, gotong-royong, demokrasi, dan kebersamaan dapat dijadikan sebagai faktor kekuatan koperasi dalam keberadaannya di tengah masyarakat. Koperasi juga merupakan wadah demokrasi ekonomi milik bersama para anggota, pengurus maupun pengelola. Tujuan utama pendirian koperasi karyawan yaitu untuk melayani dan membantu keperluan anggotanya dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. Salah satu bentuk bantuan koperasi terhadap anggotanya ialah dengan melalui penjualan, baik penjualan tunai maupun penjualan kredit. Namun pada dasarnya penjualan yang merupakan bentuk bantuan koperasi terhadap anggotannya untuk meringankan beban anggotanya ialah penjualan kredit. Penjualan kredit merupakan bentuk penjualan yang memberikan kelonggaran bagi pelanggan untuk melakukan pembayaran, yakni dengan tidak membayar pada saat terjadi transaksi penyerahan barang atau jasa melainkan pembayaran bisa dilakukan kemudian, yaitu dengan cara mengangsur dengan jangka waktu yang telah disepakati. Penjualan kredit yang diberikan oleh koperasi harus memberikan manfaat bagi koperasi itu sendiri dan juga bagi anggotanya. Manfaat tersebut yaitu salah satunya meningkatkan jumlah penjualan bagi koperasi yang akan meningkatkan pula pada jumlah laba yang di dapat. Salah satu koperasi aktif di Indonesia adalah Koperasi Pegawai Republik Indonesia Universitas Brawijaya Malang (KPRI-UB). KPRI-UB merupakan koperasi yang kegiatannya berdasarkan pada prinsip-prinsip koperasi. KPRI-UB mempunyai dua divisi utama yaitu divisi perdagangan yang menyediakan produk kebutuhan anggota dan masyarakat, antara lain: bahan pokok, elektronik, kosmetik, aneka sandang, aksesoris, perlengakapan rumah tangga, fotocopy serta alat tulis kantor; dan divisi simpan pinjam. 4

Salah satu bidang usaha yang merupakan ujung tombak dari pelayanan koperasi kepada anggotanya adalah pengadaan barang kebutuhan pokok dan kebutuhan rumah tangga. KPRI-UB memiliki divisi perdagangan yang kegiatannya memberikan pelayanan dan kesejahteraan langsung kepada anggota dalam memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan rumah tangganya. Penjualan kebutuhan pokok dan kebutuhan rumah tangga tersebut dapat dilakukan secara tunai dan secara kredit. Penjualan secara tunai dilakukan bagi masyarakat umum sedangkan penjualan secara kredit diberikan khusus kepada karyawan Universitas Brawijaya Malang yang sudah terdaftar menjadi anggota di KPRI-UB Malang. Penjualan kredit merupakan salah satu bentuk kegiatan yang diupayakan oleh KPRI-UB untuk membantu meringankan beban para anggotanya dalam memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan akan rumah tangganya. Oleh sebab itu penjualan kredit lebih disukai para anggota KPRI-UB dibandingkan penjualan tunai. Selain itu, penjualan kredit merupakan salah satu bentuk upaya KPRI-UB agar dapat meningkatkan volume penjualan kebutuhan pokok sehari-hari dan juga kebutuhan rumah tangga. Hal ini dilakukan agar KPRI-UB mencapai target yang telah ditetapkan. Tidak seperti penjualan tunai, pada prakteknya penjualan kredit selain dapat memberikan keuntungan bagi koperasi juga menyebabkan masalah bagi koperasi. Beberapa permasalahan yang kemungkinan terjadi dari penjualan secara kredit adalah kemungkinan adanya keterlambatan pembayaran piutang oleh anggota, sulitnya dalam penagihan piutang bagi anggota yang menunggak, dan kemungkinan tidak terbayarnya piutang oleh anggota sehingga terjadi piutang tak tertagih dikemudian hari. Dalam pelaksanaannya, KPRI-UB telah menggunakan sistem terkomputerisasi, dimana semua bagian yang terkait akan terhubung satu sama lain sehingga dapat 5

memperoleh informasi sesuai yang dibutuhkan. Untuk penjualan kredit, divisi perdagangan akan memperoleh informasi yang dibutuhkan dari bagian simpan pinjam. Namun, kasir unit harus memahami mengenai kebijakan penjualan kredit dan lama maksimal angsuran yang diperbolehkan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat mengurangi kelancaran jalannya penagihan atas piutang anggota di kemudian hari. Namun, suatu sistem yang sudah dijalankan tersebut tentu tidak selalu berjalan dengan lancar, ada kalanya sistem tersebut juga terdapat kelemahan dan mengalami permasalahan mengenai informasi dari sistem tersebut yang dibutuhkan oleh perusahaan. Kurangnya pengendalian terhadap suatu fungsi dalam proses penjualan kredit seperti adanya perangkapan tugas dalam suatu fungsi juga dapat menghambat jalannya proses kegiatan di perusahaan ataupun kemungkinan tidak berjalannya peran fungsi tersebut dengan baik. Selain itu, lemahnya pengendalian intern juga akan memberikan peluang bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan kecurangan yang pada akhirnya akan sangat merugikan perusahaan. Untuk itu diperlukan pengendalian intern yang memadai. Pengendalian intern yang memadai harus didukung oleh adanya komponen-komponen pengendalian yang meliputi: lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, dan pengawasan. Semua hal tersebut akan mendukung tercapainya tujuan pengendalian intern. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan sistem pengendalian internal yang digunakan dalam penjualan secara kredit di koperasi. Oleh karena itu, penulis memilih judul: Analisis Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit pada KPRI Universitas Brawijaya Malang. 6

LANDASAN TEORI. Koperasi Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (009:7.), definisi koperasi adalah: Badan usaha yang mengorganisir pemanfataan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi pada kaidah ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya,dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.. Sistem Informasi Akuntansi Menurut Zaki Baridwan (998: 3), definisi sistem adalah: Suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Jadi sistem terdiri dari unsur-unsur yang berbeda, unsur tersebut merupakan bagian terpadu dari sistem yang bersangkutan tetapi dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan. 3. Penjualan Kredit Menurut Mulyadi (00:0), Penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun tunai. Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. (Mulyadi, 00:0) 4. Sistem Pengendalian Intern Menurut Krismiaji (00:8), Pengendalian Intern adalah rencana dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen. 7

5. Kerangka Pikir Perusahaan Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Bagian yang terkait Dokumen Narasi Flowchart Komponen SPI menurut COSO: Lingkungan Pengendalian Aktivitas Pengendalian Penilaian Resiko Informasi dan Komunikasi Pemantauan Metode Analisis Metode Deskriptif Rekomendasi Sumber: Peneliti, 03 METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai sistem pengendalian intern penjualan kredit pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Universitas Brawijaya yang berada di Jalan Mayjen Haryono No. 69, Desa Ketawanggede Kec. Lowokwaru Malang Jawa Timur. 8

. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif deskriptif yaitu penelitian dengan studi kasus. Menurut Sekaran (006:63) studi kasus yang bersifat kualitatif adalah berguna dalam hal menerapkan solusi pada sebuah masalah terkini berdasarkan pengalaman pemecahan masalah di masa lalu. 3. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, kemudian menganalisis dan menginterpretasikan data dan fakta yang diperoleh untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi dengan membandingkan data yang ada dengan teori yang relevan. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap penerapan sistem pengendalian intern terhadap penjualan kredit pada koperasi dengan menggunakan teori dari COSO. Adapun analisis yang dilakukan antara lain:. Lingkungan Pengendalian Analisis lingkungan pengendalian yang dapat dilakukan antara lain: a. Mengetahui dan menganalisa struktur organisasi koperasi apakah sudah sesuai dengan standar struktur organisasi yang baik. b. Mengetahui dan menganalisa tugas dan tanggung jawab karyawan apakah terdapat pemisahan antara tiap-tiap fungsi yang ada. Terutama yang berkaitan dengan fungsi kredit. c. Mengetahui dan menganalisa kesesuaian mengenai kebijakan dan prosedur kepegawaian yang berhubugan dengan penjualan secara kredit di KPRI. 9

. Aktivitas-aktivitas pengendalian Analisis aktivitas-aktivitas pengendalian dapat dilakukan dengan cara: a. Mengetahui dan menilai kecukupan prosedur penjualan secara kredit yang diterapkan koperasi ini apakah sudah sesuai dengan standar yang ada. b. Mengetahui dan menilai kelengkapan berkas (laporan yang dibutuhkan, formulir-formulir yang dibutuhkan, serta dokumen yang dibutuhkan) yang berkaitan dengan penjualan secara kredit yang diterapkan koperasi apakah sudah sesuai dengan standar formulir yang ada. c. Melihat kecukupan pemvalidasian dan pemverifikasian formulir-formulir yang berkaitan dengan penjualan secara kredit dengan melihat siapa saja yang memberi otorisasi. d. Menganalisa proses penjualan secara kredit yang dilakukan oleh koperasi ini. e. Mengetahui dan menilai mengenai penyimpanan dan pemeliharaan file debitur di koperasi ini. f. Menganalisis mengenai pengendalian hak akses, khususnya dalam mengakses informasi kegiatan kredit. 3. Penilaian risiko Mengidentifikasi dan menilai/mengukur risiko-risiko atau kendala-kendala serta kelemahan-kelemahan dalam penjualan secara kredit oleh koperasi ini. 4. Informasi dan komunikasi a. Mengetahui dan menilai sistem informasi manajemen yang digunakan perusahaan. Misalnya: mengenai sistem aplikasi yang digunakan koperasi untuk pengelolaan data, serta kemampuan dalam memproduksi laporan dan menghasilkan laporan apakah sudah akurat, tepat waktu dan relevan. 0

b. Menganalisis bagaimana pemanfaatan informasi dan komunikasi di perusahaan apakah sudah berjalan maksismal. 5. Pengawasan Mengetahui dan menilai kinerja manajemen dalam melakukan pengawasan proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern dan seluruh staf yang terlibat didalamnya.

HASIL PENELITIAN. Sistem Penjualan Kredit a. Sistem penjualan Prosedur Penjualan di KPRI UB Pelanggan (Anggota) Kasir Unit Kasir Induk Mulai Memilih barang Inventory Mengetik Nama Anggota Struk Penjualan Laporan per Shift A C Inventory Melakukan barcode dan mengentry jumlah penjualan Membayar sejumlah uang Tunai Pembayaran? Kredit Mencetak StrukPenjualan Ya Uang Muka? Tidak Mengencek Laporan per Shift, Struk Penjualan dan Uang hasil penjualan Struk Penjualan Mengentry jumlah uang muka dan mencetak Struk Penjualan Mencetak Struk Penjualan Cocok? Tidak Struk Penjualan Inventory Struk Penjualan Inventory Menyerahkan barang dan Struk Penjualan Menyerahkan Barang dan Struk Penjualan Pada akhir shift membuat Laporan per Shif Struk Struk Penjualan Penjualan Meminta pelanggan menulis nama, jumlah angsuran, dan tanda tangan pd Struk Penjualan lembar Struk Penjualan Struk Penjualan Ya Melakukan pengecekan ulang Membuat Bukti Setoran per Shift (BSS) BSS BSS Ditandatang ani kasir induk & kasir unit Laporan per Shift Menyerahkan Laporan per Shift, Struk Penjualan, dan Uang hasil penjualan Struk Penjualan Laporan per Shift BSS BSS C BSS Selesai Sumber: KPRI Universitas Brawijaya

b. Sistem Pencairan Uang atas Transaksi Penjualan Kredit Prosedur Pencairan Kas atas Transaksi Penjualan Kredit Kasir Induk Bag. Simpan Pinjam Kasir Simpan Pinjam Mulai Struk Penjualan Struk Penjualan A BKK BKK Menyerahkan Struk Penjualan Menginput ke data anggota dan mencetak Bukti Kas Keluar Memberikan stempel dan paraf BKK BKK BKK (di paraf) BKK (di paraf) N BKK (di paraf) Memberikan ke kasir simpan pinjam Mencairkan sejumlah uang sesuai yg tertera di BKK N Selesai Menyerahkan BKK dan uang Sumber: KPRI Universitas Brawijaya 3

. Sistem Pembayaran dan Pelunasan Piutang a. Sistem Penagihan Piutang Anggota kepada Juru Bayar Fakultas Prosedur Penagihan Piutang kepada Juru Bayar Fakultas Bag. Simpan Pinjam Manager Juru Bayar Fakultas Mulai STP Membuat Surat Tagihan Pinjaman STP STP Memberi tanda tangan STP Meminta tanda tangan ke Manajer Selesai STP Membuat Surat Setoran Bank Menyerahkan STP dan ke Juru Bayar Fakultas Sumber: KPRI Universitas Brawijaya 4

b. Sistem Pembayaran Piutang Anggota melalui Juru Bayar Fakultas Prosedur Pembayaran Piutang Anggota melalui Juru Bayar Fakultas Juru Bayar Fakultas Teller Bank Bag. Simpan Pinjam Kasir Simpan Pinjam Mulai Menyetorkan uang ke Bank Menandatangani dan memberi stempel Diarsip bank Mengencek setoran dari Juru Bayar Fakultas Menginput Data dan mencetak Bukti Kas Masuk Melakukan kroscek Cocok? Melakukan angsuran tunai dan memberikan i ke Bag. Simpan Pinjam Ya Tidak Melakukan pengecekan ulang Menandatangani N Selesai Sumber: KPRI Universitas Brawijaya 5

c. Sistem Pelunasan Piutang Anggota Umum yang Membayar Langsung Prosedur Pelunasan Piutang Anggota Umum yang Membayar Langsung Anggota Bag. Simpan Pinjam Kasir Simpan Pinjam Mulai Mencetak saldo Meminta pencetakan saldo Saldo Mencetak Bukti Kas Masuk Mengecek dan menandatangani Memberi tandatangan Menyerahkan pd anggota untuk ditandatangani N Menyerahkan dan uang Selesai Sumber: KPRI Universitas Brawijaya 6

PEMBAHASAN. Analisis Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit a. Lingkungan Pengendalian ) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab secara tegas Dilihat dari struktur organisasi KPRI-UB, telah dilakukan pemisahan fungsi dalam hubungannya dengan proses penjualan kredit. ) Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Pelimpahan tugas, wewenang, dan tanggung jawab diwujudkan secara tertulis dalam uraian tugas (job description) yang ditetapkan oleh organisasi/perusahaan sesuai dengan kedudukan dalam struktur organisasi. 3) Kebijakan yang berhubungan dengan penjualan kredit Kebijakan Akuntansi - Metode akuntansi yang digunakan adalah akrual. - Metode pencatatan persediaan yang digunakan adalah perpetual. - Metode penilaian persediaan yang digunakan adalah FIFO. Kebijakan Manajemen Kebijakan manajemen di KPRI-UB yang berhubungan dengan penjulan kredit telah diuraikan secara terperinci. b. Aktivitas-aktivitas Pengendalian ) Kecukupan atas prosedur penjulan kredit Di KPRI-UB, setiap karyawan yang terdaftar sebagai anggota yang dapat melakukan pembelian secara kredit di toserba KPRI-UB dengan maksimal plafond sesuai dengan golongan kepangkatannya. 7

Sederhananya otorisasi kredit untuk transaksi penjualan secara kredit di toserba KPRI dapat menjadi salah satu kendala, dimana anggota dapat terus melakukan pembelian secara kredit selama piutang anggota belum melebihi plafond pinjaman dan anggota rutin membayar. Selain itu, lama waktu angsuran pinjaman ditentukan sendiri oleh anggota dengan kebijakan manajemen dengan maksimal sebanyak 0X untuk transaksi pembelian bahan kebutuhan pokok. ) Kelengkapan dokumen atas penjulan kredit Dokumen atas proses penjualan kredit dinilai sudah cukup, yaitu struk penjualan lembar kedua yang ditandatangani anggota dan bukti kas keluar sebanyak (dua) rangkap yang ditandatangani dan distempel. 3) Sistem otorisasi dan pencatatan Otorisasi penjualan kredit diberikan oleh kasir hanya dengan melihat informasi dari komputer toserba dengan memasukkan nama anggota. Hanya saja untuk penentuan lama waktu angsuran disesuaikan dengan keinginan anggota dengan maksimal 0x angsuran. Untuk pencatatan atas piutang anngota akan dientry ke komputer oleh bagian simpan pinjam. 4) Penyimpanan dan pemeliharaan file anggota Penyimpanan dan pemeliharaan file anggota yang melakukan piutang dilakukan oleh bagian simpan pinjam. Dimana penyimpanan file anggota di KPRI-UB sudah menggunakan sistem terkomputerisasi. File anggota disimpan berdasarkan nama keanggotannya. 8

5) Pengendalian hak akses Yang dapat melakukan akses atas data dari anggota yang melakukan piutang hanya operator bagian simpan pinjam saja. Dan untuk masuk dalam program, operator unit pinjaman harus memasukkan password terlebih dahulu. c. Penilaian Risiko Dalam sistem penjualan kredit terdapat beberapa kendala pada prosedurnya, antara lain: Mudahnya KPRI-UB memberikan otorisasi dalam penjualan kredit dimana penjualan kredit akan terus dilakukan selama piutang anggota belum melebihi batas plafod pinjaman. Lama waktu angsuran ditentukan sendiri oleh anggota dengan batas maksimal untuk pembelian bahan kebutuhan pokok maksimal 0X angsuran dan kasir hanya memberi saran. d. Informasi dan Komunikasi Dalam hal ini, KPRI-UB menggunakan software valid soft untuk semua divisi yang ada. Sedangkan, informasi mengenai data riwayat anggota yang melakukan pinjaman di KPRI-UB baik dari pembelian secara kredit di toserba, pinjaman uang tunai, maupun dari pembiayaan akan dicatat dan disimpan oleh bagian simpan pinjam. e. Pemantauan Manajer KPRI-UB telah memberikan tugas, tanggung jawab, dan wewenang kepada masing-masing bagian yang terkait dengan transaksi penjualan kredit secara jelas. 9

. Analisis Sistem Pembayaran dan Pelunasan Piutang a. Lingkungan Pengendalian ) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab secara tegas Dilihat dari struktur organisasi dari KPRI-UB, telah dilakukan pemisahan fungsi dalam hubungannya dengan proses pembayaran dan pelunasan piutang. ) Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Pelimpahan tugas, wewenang, dan tanggung jawab diwujudkan secara tertulis dalam uraian tugas yang ditetapkan oleh organisasi/perusahaan sesuai dengan kedudukan dalam struktur organisasi. 3) Kebijakan yang berhubungan dengan penjualan kredit Kebijakan Akuntansi - Metode akuntansi yang digunakan adalah akrual. Kebijakan Manajemen Kebijakan manajemen di KPRI-UB yang berhubungan dengan pembayaran dan pelunasan piutang telah diuraikan secara terperinci. b. Aktivitas-aktivitas Pengendalian ) Kecukupan atas prosedur penjulan kredit Prosedur atas pembayaran dan pelunasan piutang dinilai cukup. ) Kelengkapan dokumen atas penjulan kredit Untuk dokumen yang terkait atas pembayaran dan pelunasan piutang dinilai cukup dan untuk dokumen-dokumen tersebut telah dibuat lebih dari satu rangkap kecuali Surat Tagihan Pinjaman. 0

3) Sistem otorisasi dan pencatatan Dalam proses pembayaran dan pelunasan piutang dokumen yang digunakan adalah Surat Tagihan Pinjaman (STP), Surat Setoran Bank (), dan Bukti Kas Masuk () dan setiap dokumen yang ada telah mendapatkan otorisasi dari bagian-bagian yang terkait. 4) Penyimpanan dan pemeliharaan file anggota Penyimpanan dan pemeliharaan file anggota yang melakukan piutang dilakukan oleh bagian simpan pinjam. Dimana penyimpanan file anggota di KPRI-UB sudah menggunakan sistem terkomputerisasi. File anggota disimpan berdasarkan nama keanggotannya. 5) Pengendalian hak akses Yang dapat melakukan akses atas data dari anggota yang melakukan piutang hanya operator bagian simpan pinjam saja. Dan untuk masuk dalam program, operator unit pinjaman harus memasukkan password terlebih dahulu. c. Penilaian Risiko Dalam sistem pembayaran dan pelunasan piutang, jika anggota tidak melakukan pembayaran/pelunasan piutang sebelum tanggal 0 setiap bulannya ke KPRI-UB maka bagian simpan pinjam akan mengirimkan STP ke juru bayar masingmasing fakultas untuk dilakukan pemotongan gaji. d. Informasi dan Komunikasi KPRI-UB menggunakan software valid soft untuk semua divisi yang ada. Dimana semua divisi akan terhubung satu sama lain sehingga informasi yang

dibutuhkan oleh bagian yang terkait dalam pembayaran dan pelunasan piutang anggota dapat diperoleh. e. Pemantauan Manajer KPRI-UB telah memberikan tugas, tanggung jawab, dan wewenang kepada masing-masing bagian yang terkait dengan transaksi pembayaran dan pelunasan piutang anggota secara jelas. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit Pada dasarnya untuk penerapan sistem pengendalian intern penjualan kredit di KPRI-UB sudah cukup baik, namun ada celah yang menjadi kendala dalam sistem ini antara lain: Mudahnya KPRI-UB memberikan otorisasi dalam penjualan kredit dimana penjualan kredit akan terus dilakukan selama piutang anggota belum melebihi batas plafod pinjaman. Lama angsuran pembayaran piutang yang ditentukan sendiri oleh anggota dengan kebijakan pemberian batasan maksimal 0X angsuran untuk bahan kebutuhan pokok. Terlalu mudahnya pemberian otorisasi atas penjualan kredit tentu dapat merugikan pihak KPRI, jika kemudian hari terjadi keterlambatan anggota dalam membayar piutang dan sulitnya dalam penagihan piutang bagi anggota yang

menunggak sehingga kemungkinan terjadi piutang tak tertagih karena tidak terbayarnya piutang oleh anggota dikemudian hari dapat saja terjadi. b. Sistem Pengendalian Intern Pembayaran dan Pelunasan Piutang Untuk penerapan sistem pengendalian intern pada siklus pembayaran dan pelunasan piutang di KPRI-UB sudah baik, dimana jika anggota tidak melakukan pelunasan piutang sebelum tanggal 0 tiap bulannya, maka bagian simpan pinjam akan membuat surat tagihan pinjaman yang telah mendapat otorisasi dari manager KPRI-UB untuk kemudian diberikan kepada juru bayar masing-masing fakultas untuk dilakukan pemotongan gaji. Namun, bagaimana baiknya suatu sistem yang telah dijalankan, pasti ada risiko bawaan yang dapat mengahalangi sistem itu berjalan dengan baik. Kemungkinan keterlambatan dalam membayar piutang, terjadinya penunggakan piutang oleh anggota, dan gaji anggota yang tidak mencukupi untuk membayar piutang merupakan hal-hal dapat mengakibatkan kemungkinan terjadinya piutang yang tak dapat ditagih di kemudian hari. SARAN Setelah melihat beberapa fakta diatas di KPRI-UB mempunyai sistem pengendalian intern yang baik, meski bagaimanapun baiknya suatu sistem itu dibuat, pasti ada celah kelemahan yang dapat mengahalangi sistem itu berjalan dengan baik. Adapun saran dari penulis untuk memperbaiki adanya celah kelemahan yang ada antara lain: a. Untuk plafond pinjaman khusus penjualan kredit seharusnya dibatasi sebesar 0-5% dari total plafond pinjaman yang diberikan oleh KPRI-UB pada tiap anggota. Dengan perincian misalnya: maksimal 0% untuk bahan kebutuhan pokok sehari- 3

hari dan maksimal 5% untuk barang kebutuhan lainnya (misal: furniture dan elektronik). b. Untuk lama waktu angsuran pinjaman seharusnya ditentukan oleh kasir unit dengan kebijakan dari manajemen dan bukan ditentukan sendiri oleh pelanggan/anggota KPRI-UB. DAFTAR PUSTAKA Ardiyos. 007. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima. Baridwan, Zaki. 998. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Bodnar, Goeorge H. dan Hopwood, William S. 003. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Kasmir. 000. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Krismiaji. 00. Sistem Informasi akuntansi, Jilid. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Lexy J. Moleong. 00. Metodologi Penelitian Kualitati. Bandung: PT Remaja Rosdakarya (Anggota IKAPI). Midjan, La dan Susanto, Azhar. 999. Sistem Informasi Akuntansi I (Pendekatan Sistem, Pratika, Penyususnan, Metode dan Prosedur). Edisi 6. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mulyadi. 00. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga. Yogyakarta: Salemba Empat. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Per Juli 009. Romney, Marshall B. dan Steinbart, Paul John. 004. Accounting Information Systems 9 th Edition, (Sistem Informasi Akuntansi. Buku ), (Fitriasari, Dewi dan Kwary, Deny Arnos). Jakarta: Salemba Empat. Sekaran, Uma. 006. Evaluasi Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Sumadji, dkk. 006. Kamus Ekonomi Lengkap. Wipress. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 99 tentang Perkoperasian. 4