Erniaty Herlinda. F. 270254. Studi Konsumsi Energi dan Ke7ayakan Ekonomi Penggunakan A7at Pengering Tipe Sirkular di Perkebunan RajamandaTa, PTP XI1 Bandung. Dibawah bimbingan Ir. A Kohar Irwanto,MSc dan Dr.Ir. Armansyah H. Tambunan. Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan komoditi ekspor perkebunan Indonesia yang potensial untuk dikembangkan. Salah satu cara untuk meningkatkan ekspor adalah meningkatkan mutu kakao. Di Perkebunan Rajamandala, pengeringan sebagian besar dilakukan dengan alat pengering sirkular. Penggunaan e- nergi terbesar pada alat pengering sirkular adalah untuk pemanasan. Sumber energinya adalah kayu bakar yang perse- diaannya terbatas. Untuk itu perlu dipikirkan usaha- usaha penghematan energi. Tujuan dari percobaan ini adalah: untuk menghitung konsumsi energi, kehilangan panas dan efisiensi alat serta mencari biaya pokok pengeringan dan menganalisa kelayakan ekonomi. Konsumsi energi dihitung dari jumlah energi yang terpakai oleh input energi lalu dikonversikan menjadi kilojoule perjam menggunakan nilai kalornya. Beban pemanasan adalah banyaknya panas yang pindah ke lingkungan. Efisiensi energi didapat dari perbandingan antara output energi dengan input energi. Efisiensi akan diukur
pada tiga bagian alat pengering sirkular yaitu tungku, pipa penyalur dan bak pengering secara terpisah kemudian dicari efisiensi total dari sistem pengering. Untuk mencari biaya pokok pengeringan, dicari biaya tetap, biaya tidak tetap dan kapasitas alat. Analisa kelayakan menggunakan metode NPV, B/C Ratio dan IRR. Pengujian proses pengeringan biji kakao dilakukan sebanyak tiga kali yaitu: uji 1 dilakukan pada proses pengeringan 7073 kg kakao basah pada satu bak pengering dengan waktu pengeringan 29 jam dan diperoleh 2530 kg kakao kering, uji 2 dilakukan pada proses pengeringan 8757 kg kakao basah pada dua bak pengering dengan waktu pengeringan 28 jam dan dipoleh hasil 3294 kg kakao kering, dan uji 3 dilakukan pada proses pengeringan 12232 kg kakao basah pada dua bak pengering dengan waktu pengeringan 36 jam dan diperoleh 4160 kg kakao kering. Jumlah energi kayu balcar adalah: 29933,965 kj/kg atau 2611480,41 kj/jam(uji I), 22991,175 kj/kg atau 2704747,SG kj/jam (uji 2) dan 22903,07 kj/kg atau 2646576,56 kj/jam (uji 3). Jumlah energi listrik adalah: 62,6 kj/kg atau 5462 kj/jam (uji I), 48,l kj/kg atau 5657 kj/jam (uji 2) dan 60,6 kj/kg atau 7000 kj/jam (uji 3). Kehilangan panas pada tungku rata-rata adalah: 27111,22 kj/jam (uji l), 27192,37 kj/jam (uji 2) dan 32911,08 kj/jam (uji 3).
Kehilangan panas infiltrasi 1 rata-rata adalah: 135350,39 kj/jam (uji I), 120401,631 kj/jam (uji 2) dan 123315,123 kj/jam (uji 3). Kehilangan panas infiltrasi 2 rata-rata adalah: 16954,481 kj/jam (uji I), 10071,972 kj/jam (uji 2) dan 20177,844 kj/jam (uji 3). Kehilangan panas rata-rata pada pipa penyalur A adalah: 336,574 kj/jam (uji 1), 366,637 kj/jam (uji 2) dan 364,2 kj/jam (uji 3). Kehilangan panas rata-rata pada pipa penyalur B adalah 360,454 kj/jam (uji 2) dan 370,418 kj/jam (uji 3). Kehilangan panas rata-rata pada bak pengering A adalah: 841,373 kj/jam (uji I), 611,837 kj/jam (uji 2) dan 884,81 kj/jam (uji 3). Kehilangan panas pada bak pengering B adalah 561,856 kj/jam (uji 2) dan 601,587 kj/jam (uji 3). Efisiensi rata-rata pada tungku adalah: 75,87% (uji I), 66,63% (uji 2) dan 66,08% (uji 3). Hasil uji statis- tik adalah beda tidak nyata. Efisiensi rata-rata pada pipa penyalur A adalah: 55,01% (uji I), 65,99% (uji 2) dan 62,75% (uji 3). Hasil uji statistik adalah beda tidak nyata. Efisiensi rata- rata pada pipa penyalur B adalah: 67,36% (uji 2) dan 62,75% (uji 3). Hasil uji statistik adalah beda tidak nyata. Efisiensi rata-rata pemanasan udara pengering pada bak pengering A adalah: 76,47% (uji 1), 51,68% (uji 2)
dan 63,012 (uji 3). Hasil uji statistik adalah beda nya- ta pada taraf alpha 5%. Efisiensi rata-rata pemanasan udara pengering pada bak pengering B adalah: 49,73% (uji 2) dan 57,98% (uji 3). Hasil uji statistik adalah beda tidak nyata. Efisiensi rata-rata penggunaan panas untuk menguapkan air pada bak pengering A adalah: 73,95% (uji I), 72,03% (uji 2) dan 74,86% (uji 3). Hasil uji statistik adalah beda tidak nyata. Efisiensi rata-rata pengqunaan panas untuk menguapkan air pada bak pengering B adalah: 67,49% (uji 2) dan 69,35% (uji 3 Hasil uji statistik adalah beda tidak nyata. Efisiensi total dari sistem pengering sirkular ada- lah: 11% (uji I), 13,2% (uji 2) dan!5,16% (uji 3). sil uji statistik adalah beda nyata. Ha- Biaya pokok pengeringan (Rp/kg kakao kering) adalah: 232,67 (tahun ke O), 140,72 (tahun k.2 l), 133,12 (tahun ke 2), 136,39 (tahun ke 3), 142,951 (tahun ke 4) dan 128,83 (tahun ke 5-10). Nilai NPV adalah 114160114. Nilai nett B/C ratio adalah 2,2. IRR 64,76%. Berlaku untuk pengeringan ratarata 12 ton dengan waktu pengeringan rat:a-rata 35 jam.
STUD1 KONSUMSI ENERGI DAN KELAYAKAN EKONOMI PENGGUNAAN ALAT PENGERING TIPE SIRKULAR DI PERKEBUNAN RAJAMANDALA, PTP XI1 BANDUNG SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusan Mekanisasi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor oleh : Erniaty Herlinda F. 270254 1995 JURUSAN MEKANISASI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR