BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN. Menurut dokumen internal PKBI DIY berjudul Profil PKBI DIY (2013: 3),

BAB II RUANG LINGKUP KLINIK PKBI-ASA

MELINDUNGI SECARA UTUH : Layanan Sinergitas. Gama Triono

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

ASK Laporan Analisis Kebijakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berbincang Kesehatan Reproduksi PKBI DIY

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS

31 MARET 2 APRIL 2015 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

Penguatan Sektor Komunitas

Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi dalam perspektif gender. By : Fanny Jesica, S.ST

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB V PENUTUP. ini. pemberdayaan digunakan sebagai alternatif pembangunan yang bersifat

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEJARAH PKBI : Visi. Nilai dan Misi PKBI

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

Judul Survei: Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan OMS HIV di Indonesia

IKATAN PEREMPUAN POSITIF INDONESIA - IPPI Jaringan Nasional Perempuan yang hidup dengan HIV dan AIDS

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia

Latar Belakang LOGO. Meningkatkan kesehatan ibu dengan menurunkan AKI sebesar ¾ (target MDGs)

SITUASI PENDANAAN PROGRAM HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta 2013

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan insidens dan penyebaran infeksi menular seksual (IMS) di seluruh dunia,

Kebijakan Program PMTS Paripurna KPA Nasional Dibawakan pada Lecture Series: Overview PMTS Kampus Atmajaya Jakarta, 7 November 2012

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

Pendidikan seksualitas remaja. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

KEBIJAKAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) DALAM JAMPERSAL

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELATIHAN RULE MODEL SUPPORT GROUP DAN HOME BASE CARE DI 2 KABUPATEN (TEMANGGUNG DAN BANYUMAS)

BAB I PENDAHULUAN , , ,793

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

Strategi Mengelola RELAWAN PKBI DIY

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. serta proses-prosesnya, termasuk dalam hal ini adalah hak pria dan

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

Catatan Awal Riset Aksi 2007 Bersama Komunitas Mitra Strategis PKBI DIY 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. baik fisik, psikologis, intelektual maupun sosial. Baik buruknya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum CSO PKBI Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA N 3 SURAKARTA

KERANGKA ACUAN KLINIK MS DAN VCT PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

PROFIL. PendidiKAn dan KeSEHatan PeremPUAN Woman s Health and Education

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun tersebut usia produktif penduduk Indonesia paling banyak dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap seksualitas dan

Program Peningkatan Cakupan Tes HIV, Inisiasi Dini ART dan Kelangsungan ODHA Minum ARV pada Populasi Berisiko Tinggi di Kota Denpasar,

BAB V HASIL. Jakarta Pusat. Layanan yang tersedia adalah layanan kesehatan dasar untuk. Kelompok Dukungan Sebaya untuk ODHA pengguna NAPZA suntik

KUESIONER DATA PRIBADI DAN DATA PENUNJANG KATA PENGANTAR. adalah menyusun skripsi. Adapun judul skripsi ini adalah Studi Deskriptif tentang

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

Lintasan terpusat penelitian operasional ASK:

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

PERANAN PROGRAM LENTERA SAHAJA DI YOUTH CENTRE PKBI DIY DALAM PEMBERIAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI BAGI REMAJA DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ANTARA KEBUTUHAN DAN PEMENUHAN HAK PEMBIAYAAN PENANGGULANGAN AIDS DALAM SKEMA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. dr Endang Sri Rahayu

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah perempuan yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

Latar Belakang Masalah

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yayasan Vesta Indonesia merupakan salah satu lembaga swadaya masyarakat

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Youth Center PKBI DIY 1. Sejarah Singkat Youth Center PKBI DIY PKBI atau yang biasa dikenal dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1957. Berdirinya organisasi ini dilandasi dengan adanya kepedulian terhadap keselamatan ibu dan anak. Pada waktu itu, Dr. Soeharto sebagai dokter pribadi Bung Karno bersama kawan-kawannya melihat suatu keadaan dimana angka kematian Ibu dan anak sangat tinggi hingga akhirnya pada tahun 1967, PKBI diterima menjadi Federasi Keluarga Berencana Internasional atau IPPF (International Planned Parenthood Federation) yang berada di London. Dua tahun kemudian, tepatnya 1969 PKBI DIY didirikan dengan semangat dan kepedulian yang sama. Pada bulan Oktober 1993, para pendiri PKBI DIY membuka tiga klinik Keluarga Berencana di BKIA Pakualaman, RS Bersalin Mangkuyudan, dan di BKIA Bantul. Ketiga klinik ini lambat laun mendapat perhatian yang cukup luas dari masyarakat, sehingga mencapai kurang lebih 300 klien yang terdaftar di tiga klinik tersebut saat itu. 143

Pada perkembangan selanjutnya, PKBI DIY bisa mengukuhkan diri sebagai organisasi yang memiliki komitmen kuat pada kesehatan reproduksi dan juga HIV/AIDS. Keberhasilan yang dicapai oleh berbagai program yang dikembangkan menjadikan PKBI cukup diperhitungkan berbagai kalangan. Setelah memperoleh keberhasilan-keberhasilan, refleksi yang dilakukan menunjukkan perlunya pergeseran gerakan dan hal ini memang membutuhkan waktu yang cukup untuk menempatkan diri dalam proses perubahan sosial yang lebih luas. Salah satu hal penting yang direkomendasikan dalam MUNAS PKBI 2003, adalah upaya mendorong kerja-kerja yang dilakukan dalam kerangka nalar advokasi. Rumusan yang sama juga mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan MUNAS PKBI 2006. Dalam MUSDA PKBI DIY 2006, persoalan advokasi juga mendapatlkan perhatian penting untuk dijadikan sebagai salah satu strategi pencapaian tujuan Perkumpulan. Bagi PKBI DIY sendiri, sesungguhnya secara parsial sudah melakukan kerja-kerja dengan strategi advokasi, baik dalam kerangka kelembagaan (waktu itu diwadahi dalam bentuk divisi advokasi), dan dalam implementasi proyek-proyek yang merupakan kerjasama dengan lembaga lain. Tetapi, dalam kerangka Perkumpulan pilihan strategi advokasi menjadi sesuatu yang menyeluruh dalam sistem kerja, setidaknya, mulai diperkuat sejak tahun 2004. 144

Youth Center merupakan salah satu program dari PKBI DIY (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta). Youth Center adalah sekelompok orang dari berbagai kalangan yang peduli terhadap HIV / AIDS, IMS, KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan), dan Kesehatan Reproduksi / Seksual yang melakukan berbagai kegiatan secara sukarela dalam rangka pencegahan dan perlindungan HIV / AIDS, IMS, dan KTD terutama untuk remaja. Embrio program ini sudah dimulai sejak tahun 1987 sebagai proyek layanan konseling untuk remaja bernama Sahabat Remaja (SAHAJA) yang dalam perkembangannya memfokuskan diri pada pendidikan kesehatan reproduksi / seksual dan pencegahan / perlindungan KTD bagi remaja. Lalu pada tahun 1993 berdiri proyek Youth Center yang lebih memfokuskan pada program pencegahan HIV/ AIDS, IMS bagi kelompok dan perilaku beresiko dengan sasaran terbesarnya mereka yang berusia remaja. Sasaran utama program ini adalah remaja berusia 10 24 tahun, yang minim pengetahuannya tentang kesehatan reproduksi / seksual karena rendahnya akses informasi, rentan perilaku seksual beresiko, tersubordinasi karena status gender, orientasi seksual, dan sosial ekonomi. 145

Kegiatan yang dilakukan sekarang ini dibagi menjadi 4 (empat) divisi yaitu : 1. Divisi Konseling 2. Divisi Pendampingan Remaja Jalanan 3. Divisi Pendampingan Gay 4. Divisi Pendampingan Sekolah 2. Visi dan Misi Organisasi a. VISI Terwujudnya masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi (kespro) dan seksual serta hak-hak kespro dan seksual yang berkesetaraan dan berkeadilan gender b. MISI 1) Memberdayakan anak dan remaja agar mampu mengambil keputusan dan berperilaku yang bertanggung jawab dalam hal kespro dan seksual serta hak-hak kespro dan seksual 2) Mendorong partisipasi masyarakat terutama masyarakat miskin dan marginal yang tidak terlayani untuk memperoleh akses informasi, pelayanan dan hak-hak kespro dan seksual yang berkualitas dan berkesetaraan gender 3) Berperan aktif mengurangi IMS (Infeksi Menular Seksual) dan menanggulangi HIV dan AIDS serta mengurangi stigma dan 146

diskriminasi terhadap ODHA (Orang dengan HIV&AIDS) dan OHIDA (Orang Hidup dengan ODHA). 4) Memperjuangkan hak-hak reproduksi dan seksual perempuan diakui dan dihargai terutama berkaitan dengan berbagai alternatif penanganan KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan) 5) Mendapatkan dukungan dari pengambil kebijakan, statakeholder, media dan masyarakat terhadap program kespro dan seksual 6) Mempertahankan peran PKBI sebagai LSM pelopor, profesional, kredibel, berkelanjutan, dan mandiri dalam bidang kespro dan seksual dengan dukungan relawan dan staf yang profesional. 3. Nilai Nilai yang dianut organisasi 1) Menghargai harkat dan martabat manusia dari segi jenis kelamin, umur, orientasi seksual, warna kulit, fisik, agama, aliran politik, status sosial dan ekonomi 2) Menjunjung tinggi nilai - nilai kesetaraan, demokratisasi, dan keadilan sosial, pengelolaan yang baik 3) Melakukan pelayanan kespro dengan pendekatan Hak Asasi Manusia 4) Berpegang teguh pada semangat kerelawanan, kepeloporan. Profesionalisme, kemandirian. 147

4. Tujuan Program a. Tujuan Umum Program 1) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja idaman dalam hal HIV / AIDS, IMS, KTD dan KESREP. 2) Mendorong dan mendukung adanya sikap dan perilaku seksual yang sehat dan bertanggung jawab di kalangan remaja. 3) Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran remaja tentang hak hak reproduksi remaja di kalangan remaja itu sendiri 4) Memberikan dorongan dan dukungan kepada remaja untuk memperjuangkan hak hak reproduksi (berdasarkan ICPD, Beijing plus) b. Tujuan Spesifik Program 1) Pemberian informasi kesehatan reproduksi, HIV / AIDS, IMS, KTD kepada remaja dan pengorganisasian remaja. 2) Pendekatan pelayanan kesehatan reproduksi, HIV/ AIDS dan IMS kepada Remaja 3) Membantu remaja menyelesaikan permasalahan sehari hari 4) Berjaring dengan lembaga lain 5) Peningkatan SDM 6) Monitoring program 7) Evaluasi 148

B. Divisi Pendampingan Gay di Youth Center PKBI-DIY Pendampingan terhadap kelompok Gay mulai dirintis sejak 1995 dengan kegiatan antara lain outreach atau penjangkauan langsung ke beberapa kelompok Gay yang ada di Yogyakarta dengan metode pendekatan perorangan. Dalam metode ini diberikan informasi tentang HIV / AIDS, IMS dan Kesehatan Reproduksi/ seksual, distribusi kondom, dan rujukan pemeriksaan. Selain itu kegiatan pendukung lainnya adalah pertemuan rutin kelompok, diskusi, pengayaan, bulletin dan pelatihan daar HIV / AIDS, IMS & Kesehatan Reproduksi / seksual. Adapun kegiatan yang baru dirintis adalah Outreach Channel. Kegiatan ini merupakan wadah diskusi / tukar informasi yang dilakukan dengan cara chatting di channel channel chatting yang ada dan para relawan divisi Pendampingan Gay siap menjadi teman diskusi. Kegiatan yang lainnya adalah penguatan kelompok. Hal ini dilakukan dengan membentuk Peer Educator (PE) dengan pendidikan sebaya yang diperuntukkan pada kelompok yang sudah terorganisir. Maksud dari pembentukan PE pada kelompok Gay adalah agar teman tema Gay dapat lebih mandiri dan menjadi kelompok yang mampu memperjuangka hak hak reproduksi/ seksualnya sendiri. Selain kegiatan kegiata inti di atas, Youth Center juga mensupport kebutuhan pengembangan bakat dalam bentuk seni atau apapun yang dapat membantu pengembangan diri dari teman teman gay. 149

1. Visi dan Misi a. Visi Keberadaan kelompok Gay di Yogyakarta yang sehat dan tidak tertular IMS dan HIV / AIDS b. Misi Pencegahan IMS dan HIV/ AIDS di kelompok gay di Yogyakarta 2. Program Pendampingan Pada Youth Center, Program Pendampingan dapat diartikan sebagai suatu bentuk upaya untuk melakukan pendampingan pada suatu kelompok masyarakat tertentu dengan tujuan dapat mengarahkan sesuatu kearah yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh Lembaga ini. Lebih spesifik, pengertian Program Pendampingan merupakan penyederhanaan /. Penyimpulan dari pengertian intervensi dan outreach. a. Intervensi Intervensi adalah suatu aktivitas masuk secara aktif pada komunitas tertentu yang memiliki tujuan melakukan suatu atau beberapa perubahan pada komunitas yang dimasuki. Kegiatan intervensi bisa diimplementasikan dengan berbagai metode / cara misalnya ceramah, penyuluhan, pelatihan melalui 150

media cetak, penjangkauan dan pendampingan intensif (outreach), dll. Dalam konteks program intervensi pada kelompok gay yang dijalankan oleh Youth Center PKBI DIY, proyek ini memilih outreach sebagai strategi utama yang dikembangkan dalam program intervensinya dan beberapa, metode / cara lain sebagai strategi pendukung. b. Outreach Penjangkauan dan pendampingan pada kelompok masyarakat tertentu secara intensif dan berkesinambungan dengan tujuan terjadinya perubahan perilaku pada kelompok masyarakat tersebut. a. Intensif : intensitas tinggi melakukan kontak dengan masyarakat. b. Berkesinambungan : terus menerus, berkelanjutan dan tidak terputus. c. Untuk kemudian selanjutnya Youth Center PKBI DIY menyebut masyarakat yang dijangkau dan didampingi sengan istilah KD (Kelompok Dampingan) 151

3. Tentang Kelompok Dampingan (KD) a. Pengertian KD Semua gay yang ada di tempat tempat yang dipilih Youth Center PKBI DIY sebagai lokasi kerja program intervensi pada kelompok gay. b. Karakteristik umum KD Youth Center PKBI PKBI DIY 1. Jenis kelamin laki laki 2. Gay di Yogyakarta 3. Sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual (terutama HIV / AIDS dan IMS) 4. Sebagian besar melakukan perilaku beresiko tertular IMS terutama dari perilaku seksual 5. Tingkat pendidikan beragam 6. Tingkat ekonomi beragam 7. Tingkat sosial beragam 8. Hanging out di lokasi tertentu di Yogyakarta 9. Menggunakan internet sebagai sarana komunikasi antar sesama gay 10. Mobilitas rendah, cenderung berada di lokasi outreach dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun. 152

4. Tentang Community Organized (CO) Orang yang melakukan kegiatan pejangkauan dan pendampingan pada kelompok gay di Yogyakarta secara intensif dan berkesinambungan dengan tujuan yang ditetapkan oleh Youth Center PKBI DIY yaitu memberikan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual (terutama HIV/AIDS dan IMS) dan memberikan dukungan terhadap perubahan perilaku di kalangan gay di Yogyakarta dari perilaku yang tidak aman (beresiko tertular IMS dan atau HIV) menjadi perilaku yang aman (tidak beresiko tertular IMS dan atau HIV) 5. Aktivitas Pendukung a. Penerbitan bulletin i. Media pendukung proses diseminasi pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual (terutama tentang IMS dan HIV/AIDS) ii. Media pendukung promosi program kesehatan Youth Center PKBI-DIY. b. Pertemuan Rutin KD i. Media pendukung proses diseminasi pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual (terutama tentang IMS dan HIV / AIDS) 153

ii. Media pendukung penguatan kelompok dan kemandirian KD c. Pelatihan penurunan resiko dan pelatihan organisasi i. Media pendukung proses diseminasi pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual (terutama tentang IMS dan HIV / AIDS) ii. Media pendukung dalam menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya berperilaku aman iii. Media pendukung upaya penguatan kelompok kemandirian KD d. Pengembangan sistem rujukan layanan kesehatan reproduksi dalam kesehatan seksual (klinik IMS dan Test HIV) Dimaksudkan untuk mendekatkan diri ke KD pada akses layanan kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual (Klinik IMS dan Test HIV) 154

6. Wilayah Outreach a. Wilayah Outreach Wilayah yang menjadi cakupan kerja program pendampingan pada kelompok gay ini di wilayah provinsi D.I.Yogyakarta. Meliputi : 1. 1 (satu) Lokasi Utama 2. 2 (dua) lokasi kecil sekitar lokasi utama 3. 2 (dua) Channel Chatting dimana sebagian besar gay di Yogyakarta mengunakan 2 (dua) channel chatting ini sebagai media komunikasi antar sesama gay. 155

b. Gambaran Peta Wilayah Outreach dan Kelompok Gay di DIY Gay yang hanging out di Lokasi alun alun utara Kraton Yogyakarta dan sekitarnya Gay yang menggunakan 2 (dua) channel chatting sebagai media komunikasi antar sesama gay Gay yang hanging out di lokasi alun alun Yogyakarta dan sekitarnya yang juga menggunakan 2 (dua) channel chatting sebagai media komunikasi antar sesama gay 156

C. Program kerja organisasi dan kegiatan yang pernah atau sedang dijalankan 1. Lentera Sahaja Adalah program pencegahan dan perlindungan HIV dan AIDS, IMS dan KTD untuk remaja sekolah, kota dan desa. Sasaran program ini adalah remaja berusia 10-24 tahun yang rentan karena perilaku seksual bergantiganti pasangan dan tidak menggunakan kondom, rendahnya akses terhadap layanan dan informasi kesehatan reproduksi/ seksual dan subordinasi karena status sosial dan ekonomi. Program ini terdiri dari Divisi Konseling, Divisi Peer Educator (pendampingan remaja sekolah, remaja perkotaan dan remaja desa). 2. Program Pengorganisasian Komunitas (Youth Center) Pengorganisasian komunitas merupakan program intervensi untuk pencegahan IMS, HIV dan AIDS. Sasaran program ini adalah komunitas gay, waria, Pekerja Seks Laki-laki dan perempuan, Remaja Jalanan dari segala rentang usia, rendahnya akses terhadap informasi serta layanan kesehatan reproduksi dan seksual, subordinasi karena status gender/ orientasi seks dan pekerjaan. 3. Pengembangan Media dan Pelatihan (PMP) Program ini melakukan kerja-kerja kampanye, pendidikan dan pelatihan. Kampanye dilakukan melalui talkshow rutin di radio dan Televisi lokal, 157

leaflet, booklet, poster, stiker, ILM dalam bentuk audio dan audio visual mengenai isu yang sedang diperjuangkan oleh PKBI DIY. Kerja pendidikan dan pelatihan dilakukan melalui ceramah dan pelatihan yang bertujuan untuk peningkatan pengetahuan dan kapasitas internal dan eksternal. Pelatihan dan ceramah didukung oleh fasilitator-fasilitator yang ahli dalam bidang Kesehatan Reproduksi dan seksual. Gender, HIV dan AIDS, dan Pengorganisasian. Program ini terdiri dari Divisi Media, Divisi Radio dan TV. Divisi Pendidikan dan Pelatihan. 4. Pusat Studi Seksualitas (PSS) Program ini melakukan kerja-kerja riset dan manajemen database PKBI DIY. Awalnya PSS menjadi ruang pendalaman wacana melalui diskusidiskusi internal dan pengalaman PKBI DIY dalam perjuangan hak kesehatan reproduksi dan seksual dan berkeadilan gender. Dari wadah inilah kemudian lahirlah PSS pada tahun 2005, PSS diarahkan tidak saja untuk pengembangan wacana, tetapi lebih serius untuk melakukan penyediaan data, penelitian dan penerbitan. Program ini terdairi dari Divisi perpustakaan, Divisi Penelitian dan Penerbitan 158

D. Struktur Organisasi dan Kepengurusannya Struktur organisasi PKBI berbentuk vertikal dari tingkat pusat, daerah/propinsi dan cabang/kabupaten. Terdiri dari 2 kelompok pelaku organisasi yaitu kelompok pengambil kebijakan umum (Governing Body) dan kelompok staf pelaksana (Executive Team). Untuk membantu tugas mengambil kebijakan umum dalam pengambilan kebijakan Perkumpulan, dibentuk pula Panitia Ahli yang terdiri dari para Pakar dibidangnya dan sudah memahami PKBI dan dunia LSM. Struktur organisasi staf pelaksana dipimpin oleh Direktur Pelaksana Pusat. Direktur Pelaksana diangkat dan bertanggung jawab kepada Pengurus Nasional. Khusus untuk mengelola Wisma PKBI, Pengurus menunjuk langsung seorang Manajer Wisma dan bertanggung jawab kepada PHN. (gambar struktur organisasi terlampir) 159