Jurnal Reka Karsa Teknik Arsitektur Itenas No. 3 Vol. 2 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

Pengembangan RS Harum

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

Foam Concrete Sebagai Alternatif Material Dinding Terkait Perencanaan Kenyamanan Termal Pada Rumah Hunian

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

Orientasi Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal pada Rumah Susun Leuwigajah Cimahi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

Evaluasi Kualitas Pencahayan Alami Pada Rumah Susun Sebelum dan Setelah Mengalami Perubahan Denah Ruang Dalam

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN UMUM

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

PERANCANGAN APARTEMEN MENGGUNAKAN DOUBLE SKIN FACADE

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Universitas Kristen Maranatha - Abstract ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

BENTUK DAN TATA MASSA BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL CIHAMPELAS WALK DALAM KONTEKS SUSTAINABLE DESIGN

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

Pengembangan RS Harum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

IMPLEMENTASI DESAIN FASADE BANGUNAN ASRAMA MAHASISWA YANG MEMPADUKAN TUNTUTAN VISUAL DAN KENYAMANAN TERMAL DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS?

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BABI PENIJAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. 5tudi Kenyamanan Thermal Bangunan Di Perumahan Griya Taman Asri Yogyakarta BABIPENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI ABSTRAK PRAKATA DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DALAM RUMAH TINGGAL DI MEDAN (STUDI KASUS KOMPLEK PERUMAHAN EVERGREEN)

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB V KAJIAN TEORI. Menurut Frick (1997), Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang. mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan

Optimalisasi Kinerja Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember Penulis

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:

ARSITEKTURA Vol 16, No.1, 2018; halaman 5-14

Transkripsi:

Jurnal Reka Karsa Teknik Arsitektur Itenas No. 3 Vol. 2 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Kajian Manfaat Material Botol Bekas sebagai Elemen Dinding terhadap Kenyamanan Thermal & Visual Ditinjau dari Aspek Sustainable Studi Kasus: RUMAH BOTOL Ir. RIDWAN KAMIL MAHESHA INDRAGUNA, LUTHER CARLOS, LUTHFI ZULKIFLI, DENY ROHSADY, I PUTU WIDJAJA THOMAS BRUNNER Jurusan Tenkik Arsitektur Fakultas Teknis Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Email: Maheshaindraguna@gmail.com ABSTRAK Pemanfaatan limbah barang bekas (Reuse) untuk mengurangi pemakaian barang baru, atau penghematan kebutuhan untuk mengurangi proses daur ulang (Recycle) menjadi alternatif untuk mengurangi (Reduce) exploitasi sumber daya alam, sehingga penggunaan energi tak terbarukan berupa minyak, gas, batu bara, uranium dapat ditekan. Sustainable Design adalah sebuah gerakan berkelanjutan dalam perancangan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian material yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Penggunaan botol kaca bekas pada bangunan Rumah Botol, memiliki pengaruh terhadap kenyamanan termal dan visual. Objek penelitian adalah Rumah Botol yang berada di jalan Cigadung Raya Selatan, Kota Bandung. Kajian terhadap termal dan visual serta orientasi bangunan ini diharapkan dapat menjadi rujukan saat mendesain bangunan dan memperhatikan penggunaan bahan baku yang bisa di Re-Cycle, Re-use, dan Re-duse, agar lebih menjaga potensi alam dan lingkungan serta menunjang ke arah pembangunan yang ramah lingkungan. Kata kunci : sustainable, material botol bekas, termal & visual, orientasi bangunan ABSTRACT Utilization of waste used material goods (Reuse) to reduce the use of new items, or saving the need to reduce the recycled goods (Recycle) can be an alternative to reduce (reduse) the exploitation of natural resources, so the use of non-renewable energy such as oil, gas, coal, uranium can be suppressed. Sustainable Design is an ongoing movement in the design of the planning, implementation and uses environmentall friendly sustainable materials. The use of used glass bottles at "Rumah Botol", has an influence on the thermal and visual comfort. The object of research is the "Rumah Botol" which is located of Cigadung Raya Selatan, Bandung. The study of thermal and visual as well as the orientation of the building is expected to be a reference while designing buildings and attention to the use of raw materials that can be Re-Cycled, Re-used and Re-Duced, taking in order to better preserve the environment and nature and to support the development towards environmentally friendly. Keywords: sustainable, used bottles, thermal and visual, building orientation. Reka Karsa - 1

Indraguna, et al 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan limbah atau pemakaian barang bekas (Reuse) untuk mengurangi pemakaian barang baru atau penghematan kebutuhan untuk mengurangi proses daur ulang (Recycle) menjadi alternatif untuk mengurangi (Reduse) exploitasi sumber daya alam, sehingga energi tak terbarukan berupa minyak, gas, batu bara, uranium dapat ditekan. Kemudian alternatif lain dengan penggunaan energi terbarukan berupa pemanfaatan angin, matahari (solar) sebagai energi, dan perawatan berulang merupakan upaya dari keterlanjutan proses kehidupan (sustainable) untuk generasi sekarang dan yang akan datang, baik dalam segala bidang kehidupan yang ditekuni oleh manusia dan salah satunya dalam bidang Arsitektur. Studi kasus yang diambil untuk menentukan layak tidaknya suatu bangunan yang memenuhi syarat arsitektur sustainable, untuk itu peneliti mengambil objek desain rumah botol milik Ir. Ridwan Kamil sebagai objek observasi (pengamatan) untuk mengetahui tolak ukur desain, guna pengumpulan data terbaru berkaitan dengan waktu dan kondisi iklim dan lingkungan yang berubah. Adapun objek yang akan diobservasi (diamati) dan pengambilan data yaitu Material botol bekas (reuse) sebagai elemen dinding, Penerapan botol bekas terhadap kenyamanan, Orientasi masa bangunan yang akan mempengaruhi penempatan/penggunaan material. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimanana dampak pemanfaatan botol bekas yang digunakan sebagai elemen dinding pada rumah botol, dari segi kenyamanan termal dan visual, jika ditinjau dari aspek sustainable? Dan apakah orientasi bangunan "Rumah Botol" berpengaruh pada kenyamanan termal dan visual? 1.3 Tujuan Penelitian Menganalisa dampak pemanfaatan botol bekas yang digunakan sebagai elemen dinding pada rumah botol, terhadap kenyamanan termal dan visual jika ditinjau dari aspek sustainable. Serta menganalisa dampak orientasi bangunan Rumah Botol terhadap kenyamanan termal dan visual. 2. TINJAUAN UMUM DAN TEORI DASAR Tujuan dari konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainability) adalah untuk menciptakan hubungan yang optimal dari konsep bangunan oleh manusia terhadap lingkungan. Rumah tinggal adalah pengguna energi terbesar kedua setelah industri. Sustainable Design adalah sebuah gerakan berkelanjutan dalam perancangan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian material yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Penggunaan dan pemilihan material pada suatu bangunan baik secara bentuk maupun warna, harus dilakukan secara cermat dengan pertimbangan dari aspek klimatologis, orientasi bangunan, serta massa bangunan itu sendiri, dengan komponen material yang bervariasi. Karena nantinya akan mempunyai dampak pada masalah kenyamanan terhadap termal dari akitifitas pengguna bangunan (manusia) yang menghasilkan konduksi, radiasi, evaporasi, dan pengaruh, serta tanggapan terhadap visualisasi manusia pada lingkungan luar dan dalam bangunan terhadap kenyamanan visual, yaitu cahaya alami, cahaya buatan dan bunyi dari penggunaan material apabila tidak dilakukan dengan cermat. Reka Karsa - 2

Kajian Manfaat Material Botol Bekas sebagai Elemen Dinding terhadap Kenyamanan Thermal & Visual Ditinjau dari Aspek Sustainable 2.1 Sustainable Sustainable adalah kata sifat yang menjelaskan suatu obyek yang mendapat dukungan, pertolongan, makanan bergizi, atau suplai makanan dan tetap hidup secara terus menerus/ berkelanjutan. Arsitektur berkelanjutan adalah rumah dan bangunan komersial yang ramah lingkungan, dimana didesain dan dibangun menggunakan teknologi bangunan berkelanjutan, material bangunan berkelanjutan, dan sistem energi berkelanjutan yang tidak membebani generasi mendatang dengan hutang lingkungan dan keuangan. 2.2 Rumah Tinggal Rumah dapat berfungsi sebagai: tempat untuk menikmati kehidupan yang nyaman, tempat untuk beristirahat, tempat berkumpulnya keluarga dan tempat untuk menunjukkan tingkat sosial dalam masyarakat. Gambar 1. Rumah botol- Ridwan Kamil 2.3 Material Anorganik Material anorganik adalah material yang bersumber dari alam selain makhluk hidup dan untuk mendapatkannya harus melalui proses kimia antara unsur alam yang satu dan lain terlebih dahulu. 2.4 Kenyamanan Termal ASHERE (1989), mendefinisikan kenyamanan termal sebagai suatu pemikiran dimana kepuasan didapati.oleh karena itu, kenyamanan adalah suatu pemikiran mengenai persamaan empiric. Meskipun digunakan untuk mengartikan tanggapan tubuh, kenyamanan termal merupakan kepuasan yang dialami oleh manusia yang menerima suatu keadaan termal, keadaan ini alami baik secara sadar ataupun tidak sadar. 2.5 Kualitas Visual Kualitas visual secara pencahayaan yang baik pada suatu bangunan, sangat di perlukan untuk mendapatkan kenyamanan secara visual bagi pengguna nya. Pencahayaan yang diperlukan pada suatu bangunan ada 2 jenis, yaitu pencahayaan alami serta pencahayaan buatan. Reka Karsa - 3

Indraguna, et al 2.5.1 Pencahayaan alami Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari.sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. 2.5.2 Pencahayaan buatan Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari.sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. 2.6 Orientasi Bangunan Orientasi bangunan harus sesuai dengan faktor-faktor lain, agar memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya dari teknik pemanasan dan penyejukan alami (James C. Snyder, Anthony J. Catanese, Introduction to Architecture. Gambar 2. Orientasi matahari 3. METODA PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan yang telah ada yaitu dengan menggunakan metode deskriptif baik kualitatif maupun kuantitatif. Proses penelitian dilakuakan melalui Pendekatan Studi, Metoda Penelitian, Penetapan Studi Kasus, Penetapan Unit Variabel, dan Prosedur Penelitian Metode kualitatif untuk memperoleh gamabaran obyek sesuai dengan kenyataan melalui pengamatan (observasi). Metoda kuantitatif yang digunakan berupa pendekatan dengan alat ukur dan mengolah data hasil pengukuran tersebut ke dalam grafik. 4. ANALISIS KAJIAN Analisa yang dilakukan bertujuan agar dapat mengetahui dampak apa yang terjadi dari pemakaian botol kaca bekas sebagai elemen dinding terhadap kenyamanan termal dan visual pada bangunan Rumah Botol. Serta mengetahui, apakah pemakaian botol kaca bekas sebagai elemen dinding pada rumah botol dapat memberikan fungsi yang optimal pada bangunan Rumah Botol, jika dilihat dari arah orientasi massa bangunan. Dalam analisa ini, dilakukan observasi dengan cara pengukuran langsung di lapangan, agar dapat mengetahui tingkat kuat penerangan serta kondisi suhu di dalam ruangan Rumah Botol. Pengukuran untuk kuat penerangan dilakukan dengan menggunakan alat Reka Karsa - 4

Kajian Manfaat Material Botol Bekas sebagai Elemen Dinding terhadap Kenyamanan Thermal & Visual Ditinjau dari Aspek Sustainable Luxmeter, sedangkan untuk mengetahui kondisi suhu dan kelembaban udara di dalam ruangan, menggunakan Humidity / Temperatur meter. 4.1 Analisis Material Kaca Material kaca merupakan elemen yang umumnya mendominasi pada fasade bangunanbangunan komersil dan bangunan publik. Kaca menghadirkan fungsi sebagai jembatan visual antara ruang luar dan dalam bangunan. Hal ini akan lebih mengundang orang yang melalui bangunan untuk lebih tertarik melihat isi dalam bangunan sebelum memutuskan untuk mendatangi/ memasukinya. Untuk itu diperlukan perencanaan fasade kaca yang memenuhi prinsip-prinsip estetika dan selaras dengan fungsi utama bangunan. Jenis Kaca: a. Kaca rayban Kaca Absorber mampu membatasi pandangan dari salah satu arah, sehingga baik untuk di jadikan sebagai material fasade pada bangunan, khususnya bangunan rumah tinggal yang membutuhkan privasi. Kaca Rayband yang memang masuk dalam kriteria jenis kaca absorber juga mampu untuk mengurangi efek sinar matahari dan panas yang masuk ke dalam ruangan. Kemampuan nya menyaring intensitas cahaya, tergantung dari tebal nya kaca tersebut b. Kaca Bening Kaca Bening merupakan kaca murni. Kaca murni mampu untuk menghangatkan ruangan. Kaca murni juga baik untuk pencahayaan, sehingga mampu menghemat penggunaan daya listrik (lampu). Botol kaca bekas pada Rumah Botol ini menggunakan botol kaca bekas minuman berenergi dengan jenis kaca jenis Rayban. Botol kaca ini digunakan pada dua jenis bukaan yang ada. Pada lantai 1, yaitu pada Ruang Tamu (Main-Entrance), botol bekas digunakan sebagai dinding partisi sekaligus menjadi celah ventilasi, dimana fungsi botol bekas ini untuk menyaring cahaya matahari sore yang masuk ke dalam ruangan, serta dapat menyalurkan udara untuk masuk ke dalam ruangan karena terdapatnya celah-celah ventilasi di antara susunan botol tersebut. Gambar 3. Dinding partisi pada area Barat bangunan Reka Karsa - 5

Indraguna, et al Sedangkan pada lantai 2, Botol Bekas digunakan sebagai Secondary Skin yang melindungi kaca bening pada dinding dari intensitas cahaya matahari berlebih. Secondary Skin dipasang secara bermodul dan disusun secara silang, guna memperhatikan intensitas cahaya matahari yang akan masuk ke dalam bangunan, serta untuk memperhatikan bukaan untuk sirkulasi udara yang masuk ke dalam bangunan. Karena pada lantai 2 adalah zona ruangan privat seperti, ruang keluarga, ruang makan, dan kamar tidur, maka di butuhkan pengaturan bukaan sirkulasi udara. Sirkulasi udara pada lantai 2, dapat diatur melalui jendela yang ada di belakang Secondary Skin tersebut. Gambar 4. Secondary Skin botol bekas 4.2 Analisa Termal & Visual Untuk standar kuat penerangan serta suhu di dalam ruangan sendiri, didapatkan data sebagai berikut : Tabel 1. Standarisasi kuat penerangan No. Jenis kegiatan Lux Contoh 1. 2. 3. Penerangan untuk daerah yang terus menerus dipergunakan Penerangan untuk bekerja dalam ruangan Penerangan setempat untuk pekerjaan yang teliti 20 50 100 200 350 400 750 1000 2000 Iluminansi minimum Parkir dan daerah sirkulasi di dalam ruangan Kamar tidur hotel Membaca dan menulis yang tidak terus menerus Pencahayaan umum untuk perkantoran, pertokoan, membaca, menulis Ruang gambar Pembacaan untuk koreksi tulisan Gambar yang sangat teliti Pekerjaan secara rinci dan presisi Syarat kondisi ruang agar tercapai kenyamanan Thermal, untuk iklim tropis lembab. dibagi menjadi 4 jenis, yaitu kriteria Sejuk Nyaman, berada pada temperatur efektif 20,50 o C~22,80 o C. Untuk temperatur Nyaman Optimal, berada pada temperatur efektif 22,80 o C~25,8 o C. Untuk temperatur Hangat Nyaman, berada pada temperatur Reka Karsa - 6

Kajian Manfaat Material Botol Bekas sebagai Elemen Dinding terhadap Kenyamanan Thermal & Visual Ditinjau dari Aspek Sustainable efektif 25,80 o C~27,10 o C. Sedangkan untuk temperatur Ambang Atas, berada pada temperatur efektif 27,10 o C~31 o C. Untuk dapat mengetahui tingkat kenyamanan termal dan visual di dalam Rumah Botol, diperlukan observasi untuk pengukuran langsung kondisi di lapangan. Baik pengukuran kuat penerangan di dalam ruangan, maupun pengukuran suhu ruangan. Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 11/11/2013 pada pukul 09.27 WIB pada beberapa titik, maka didapatkan hasil sebagai berikut : C D E A B U Gambar 5. Denah Lantai 1 F U Gambar 6. Denah Lantai 2 Tabel 2. Tabel hasil pengukuran kuat penerangan / tingkat cahaya No. Lokasi Pengukuran TUU (Lux) 1 Zona A (Ruang Tamu) 73 2 Zona B (Ruang Keluarga) 93 3 Zona C (Tempat Wudhu) 150 4 Zona D (Toilet) 200 5 Zona E (Musholla) 122 6 Zona F (Dapur Bersih) 132 Reka Karsa - 7

Indraguna, et al Tabel 3. Tabel hasil pengukuran suhu di dalam ruangan No. Lokasi Pengukuran Suhu Ruang Kategori Kondisi 1 Zona A (Ruang Tamu) 27,4 o C Ambang Atas 2 Zona B (Ruang Keluarga) 27,1 o C Hangat Nyaman 3 Zona C (Tempat Wudhu) 27 o C Hangat Nyaman 4 Zona D (Toilet) 27 o C Hangat Nyaman 5 Zona E (Musholla) 27 o C Hangat Nyaman 6 Zona F (Dapur Bersih) 27,1 o C Hangat Nyaman Dari data yang diperoleh setelah dilakukannya observasi, maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya, hampir seluruh ruangan di dalam Rumah Botol berada pada kategori Hangat Nyaman. Dari data yang diperoleh setelah dilakukannya observasi, maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya, hampir seluruh ruangan di dalam Rumah Botol berada pada kategori hangat nyaman. Pengendalian Termal dan Visual pada bangunan Rumah Botol juga, dibantu dengan adanya Inner Court dan kolam renang pada area tengah bangunan. Inner Court yang ditempatkan pada area tengah bangunan dapat membantu masuknya cahaya matahari ke dalam bangunan, serta berfungsi juga sebagai pendistribusian aliran udara ke dalam bangunan. Kolam renang yang di tempatkan pada daerah Inner Court, juga dapat membantu penghawaan udara ke dalam bangunan. Uap air yang terkena hembusan angin akan ikut masuk ke dalam bangunan, menjadikan bangunan terasa sangat sejuk walaupun kondisi cuaca di luar sangat panas. Beberapa faktor di atas, dapat menyebabkan kenyamanan Termal dan Visual di dalam bangunan rumah botol terasa cukup nyaman bagi penggunanya. Gambar 7. Inner Court Reka Karsa - 8

Kajian Manfaat Material Botol Bekas sebagai Elemen Dinding terhadap Kenyamanan Thermal & Visual Ditinjau dari Aspek Sustainable 4.3 Analisa Orientasi Bangunan Orientasi bangunan Rumah Botol ini mengarah ke arah Utara dan Selatan sehingga radiasi panas matahari langsung memapari bagian Timur bangunan pada pagi hari dan bagian Barat bangunan pada sore hari. Cahaya matahari sore yang menjadi kendala pada bangunan ini dapat disikapi dengan baik, dengan penggunaan modul botol bekas pada dinding area Barat. Karena penggunaan botol bekas dengan jenis kaca rayban sebagai elemen dinding, mampu untuk menyaring panasnya radiasi dari cahaya matahari sore yang masuk ke dalam bangunan. Sehingga kondisi kenyamanan termal dan visual di dalam ruangan tetap terasa nyaman meski intensitas cahaya matahari sore yang mengenai bangunan pada sisi Barat cukup tinggi. Gambar 8. Arah radiasi matahari sore hari Besarnya luas bukaan kaca pada Rumah Botol ini menyebabkan tingginya intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan, namun hal ini dapat ditanggulangi dengan penggunaan Secondary Skin yang terbuat dari rangkaian modul botol bekas yang dipasang secara berjarak. Secondary Skin ini berfungsi untuk menyaring intensitas cahaya matahari berlebih yang akan masuk ke dalam bangunan. Selain itu, pemasangan modul yang berjarak dapat membantu sirkulasi pergerakan udara yang akan masuk ke dalam bangunan melalui modul yang kosong. Hal ini membuat tingkat kenyamanan termal dan visual di dalam ruangan yang terpasang Secondary Skin cukup baik untuk dirasakan oleh penggunanya. Gambar 9. Kondisi ruangan dalam yang memakai Secondary Skin Reka Karsa - 9

Indraguna, et al 5. KESIMPULAN Analisa kajian manfaat penggunaan material botol kaca bekas pada rumah botol milik Ridwan Kamil sebagai elemen dinding, terhadap kenyamanan thermal dan visual jika ditinjau dari aspek Sustainable, yaitu: Ditinjau dari aspek material bangunan, penggunaan material botol bekas pada rumah botol sangat bermanfaat bagi kenyaman thermal dan visual di dalam ruangan. Karena adanya penempatan material botol bekas yang tepat, sesuai dengan kendala pada orientasi bangunan. Ditinjau dari aspek orientasi bangunan, bangunan rumah botol mendapatkan kendala dari besarnya intensitas cahaya matahari sore yang datang dari arah barat. Namun hal ini dapat di tanggulangi dengan penempatan botol bekas pada muka bangunan di sisi barat. Material dari botol bekas itu sendiri menggunakan jenis kaca riben berwarna gelap, sehingga dapat berkontribusi untuk menyerap panas dan besarnya intensitas cahaya matahari sore yang masuk ke dalam bangunan. Ditinjau dari aspek kenyaman thermal dan visual, untuk lantai 1, penggunaan material botol bekas sebagai dinding partisi menyebabkan angin dapat masuk ke dalam ruangan tanpa terhalang oleh apapun. Angin masuk ke dalam ruangan melalui celah-celah ventilasi yang terdapat pada susunan botol bekas. Ditambah, banyak nya bukaan lain dan adanya inner court di tengah bangunan, membuat kenyamanan secara thermal pada rumah botol sangat baik. Sehingga tidak diperlukan lagi pendingin udara di rumah ini. Sedangkan untuk lantai 2, penggunaan material botol bekas sebagai secondary skin menimbulkan kenyamanan secara visual, karena dapat menyerap intensitas cahaya matahari berlebih yang masuk ke dalam bangunan. DAFTAR PUSTAKA Ching D.K.,Francis Adamas, Cassandra;2001; Ilustrasi Konstruksi Bangunan (Terjemahan); Edisi Ketiga; Erlangga, Jakarta. Snyder C,James;Catanese J,Antoni;1979; Pengantar Arsitektur (Terjemahan); Erlangga; Jakarta. Badan Standar Nasional Indonesia ;1993; Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi Pada Bangunan Gedung;;Jakarta;BSNI Badan standar Nasional Indonesia;1996; Petunjuk Pelaksanaan Konservasi Energi untuk Sistem Pencahayaan Pada Bangunan Gedung;Jakarta;BSNI http://en.wikipwedia.org/wiki/sustainable_architecture;diakses 16 november 2013 http://ghozyal.blogspot.com/2013/12/rumah-botol-ridwan-kamil.html http://id.wikipedia.org/wiki/kaca. http://damzone89.wordpress.com/2013/06/17/pengetahuan-umum-tentang-kaca http://tyasfeenabil.blogspot.com/2013/09/kenyamanan-thermal.html http://www.cuacajateng.com/suhuudara.html http://id.termwiki.com/id:air_velocity Reka Karsa - 10

Kajian Manfaat Material Botol Bekas sebagai Elemen Dinding terhadap Kenyamanan Thermal & Visual Ditinjau dari Aspek Sustainable http://id.wikipedia.org/wiki/radiasi. http://abebe08.blogspot.com/2010/10/dampak-cahaya-terhadap-efektifitas.html Reka Karsa - 11